Lompat ke isi

Tiberius Gemellus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Patung Tiberius Gemellus
Tiberius Gemellus

Tiberius Julius Caesar Nero Gemellus, dikenal sebagai Tiberius Gemellus (10 Oktober 19 M37 M atau 38) merupakan putra Drusus dan Livilla, cucu Kaisar Tiberius, dan sepupu Kaisar Caligula. Gemellus adalah nama panggilan yang berarti "kembar". Saudara kembarnya, Tiberius Claudius Caesar Germanicus II Gemellus, meninggal sewaktu kecil pada tahun 23 M.

Ayah Gemellus Drusus mati secara misterius ketika Gemellus hanya berusia 4 tahun. Dipercaya bahwa Drusus tewas di tangan Prefek Praetorian, Lucius Aelius Sejanus. Ibunya Livilla dihukum mati karena ia berkomplot dengan Sejanus untuk menggulingkan Tiberius, dan juga karena ia mungkin bekerjasama dengan Sejanus untuk meracuni suaminya.

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan Gemellus, karena ia banyak diacuhkan oleh kebanyakan keluarga kekaisaran, sebegitu rupa hingga satu dari puncak utama dari masa mudanya, toga virilis, tidak dirayakan sampai ia berusia 18 tahun. Batas usia normal untuk merayakan ini biasanya pada usia 14 tahun.

Pada usia 12 tahun Gemellus dipanggil ke pulau Capri dimana Tiberius tinggal, bersama dengan sepupunya Caligula. Tiberius membuat baik Caligula dan Gemellus pewaris-gabungan, tetapi terlihat jelas bahwa Tiberius menyayangi Caligula daripada cucunya sendiri. Livilla adalah kekasih Sejanus selama beberapa tahun sebelum kematian mereka, dan banyak yang percaya bahwa kedua Gemelli tersebut adalah benar-benar keturunan Sejanus.

Tiberius wafat pada tanggal 16 Maret, 37 M, dan Caligula menjadi Kaisar. Caligula membuat Gemellus sebagai anak angkatnya tak lama setelah itu, tetapi memerintahkan untuk membunuhnya pada akhir tahun 37 M atau awal tahun 38 M dengan dugaan berkomplot melawan Caligula ketika ia sedang sakit.

Tidak banyak yang dituliskan tentang Gemellus. Kebanyakan informasi yang diketahui tentangnya berhubungan dengan material tentang Caligula.

Silsilah Keluarga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Josephus, Antiquities of the Jews, XVIII ch.6, is invaluable.