Lompat ke isi

Tombak Takdir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tombak Takdir atau dalam Bahasa Inggris disebut Spear Of Destiny atau Holy Lance adalah sepucuk senjata berbentuk Tombak yang dipercayai milik seorang Prajurit Romawi bernama Longginus, yang dipercayai mengunakan tombak tersebut untuk menusuk lambung Yesus ketika tergantung di kayu Salib seperti yang tertulis dalam kitab Yohanes. Terdapat cerita menarik yang menyebutkan bahwa sebenarnya Yesus wafat bukan karena disalibkan, tetapi karena tusukan tombak tersebut menusuk hingga lambungnya. Beberapa gereja di dunia mengklaim menyimpan tombak tersebut.

Fresko karya Fra Angelico, biara Dominikan di San Marco, Firenze, yang menampilkan tombak tersebut menusuk sisi Yesus di atas kayu salib (c. 1440)

Menurut lagendanya Tombak Takdir adalah sebuah tombak beracun karena terbuat dari bahan logam tertentu, dan mitosnya si pemilik tombak akan mati jika kehilangan tombak tersebut. Mitologi ini datang dari Tradisi Kristen. Setelah beberapa lama, banyak cerita bermunculan. Konon, siapapun yang memegang atau memiliki Tombak Takdir, dia akan berkuasa terhadap segala hal bak raja. Terakhir kali terlihat, Tombak Takdir berada di tangan Raja Louis IX dari Prancis yang berkuasa di abad 12. Namun sayangnya saat Revolusi Prancis meletus, keberadaan tombak ini hilang. Entah dicuri atau terkubur bersama sejarah.

Konon tombak tersebut termasuk benda yang diinginkan Adolf Hitler yang menginginkan menguasai dunia di Perang Dunia II. Berdasarkan catatan sejarawan, diktator sekelas Adolf Hitler sangat tertarik pada tombak ini karena kekuatan besar yang dimilikinya.

Bahkan, Hitler diklaim mendapatkan tombak takdir pada tahun 1938 setelah menguasai Austria. Pasca mendapat tombak itu, Hitler sukses menakhlukkan kawasan Eropa lain.

Hitler kemudian menyimpan si tombak di Gereja St. Katherine. Sayang, penelitian metalurgi membuktikan bila tombak takdir milik Hitler itu palsu dan dibuat pada abad ke-7 Masehi, tentu jauh dari era Yesus. Tidak jelas apakah tombak itu ditukar atau disembunyikan aslinya. Yang pasti sejak saat itu, keberadaan tombak takdir yang asli terus menjadi buruan para arkeolog, termasuk pengaruhnya pada masa kejayaan Hitler. Sekarang ada beberapa tempat di dunia yang mengklaim memiliki benda tersebut, diantaranya sebuah gereja di Armenia.

Ada beberapa karya sastra dan film yang bertemakan kemisterian dari tombak tersebut, diantaranya Film Constantine (film) yang diperankan Keanu Reeves.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]
  • Brown, Arthur Charles Lewis. Bleeding Lance. Modern Language Association of America, 1910
  • Childress, David Hatcher. Pirates and the Lost Templar Fleet: The Secret Naval War Between the Knights Templar and the Vatican. Adventures Unlimited Press, 2003.
  • Crowley, Cornelius Joseph. The Legend of the Wanderings of the Spear Of Longinus. Heartland Book, 1972.
  • Hone, William. The Lost Books of the Bible. Bell Publishing Co., 1979.
  • Kirchweger, Franz, ed. Die Heilige Lanze in Wien. Insignie – Reliquie – Schicksalsspeer [The Holy Lance in Vienna. Insignia – Relic – Spear of Destiny]. Vienna: Kunsthistorisches Museum, 2005.
  • Kirchweger, Franz. "Die Geschichte der Heiligen Lanze vom späteren Mittelalter bis zum Ende des Heiligen Römischen Reiches (1806) [The History of the Holy Lance from the Later Middle Ages to the End of the Holy Roman Empire (1806)]." Die Heilige Lanze in Wien. Insignie – Reliquie – Schicksalsspeer. Vienna: Kunsthistorisches Museum, 2005, 71–110.
  • MacLellan, Alec. The Secret of the Spear: The Mystery of the Spear of Longinus. Souvenir Press, 2005 (Reprint).
  • Morris, Colin. "Policy and vision: The case of the Holy Lance found at Antioch", in John Gillingham & J. C. Holt, War and Government in the Middle Ages: Essays in honour of J. O. Prestwich, Boydell, 1984, pp. 33–45
  • Rutman, Leo. Spear Of Destiny: A Novel. Pinnacle Books, 1989.
  • Schier, Volker and Corine Schleif. "The Holy Lance as Late Twentieth-century Subcultural Icon." Subcultural Icons, edited by Keyan Tomaselli and David Scott. Walnut Creek: Left Coast Press, 2009, 103–134.
  • Schier, Volker and Corine Schleif. "Die heilige und die unheilige Lanze. Von Richard Wagner bis zum World Wide Web [The Holy and the Unholy Lance. From Richard Wagner to the World Wide Web]." Die Heilige Lanze in Wien. Insignie - Reliquie - Schicksalsspeer, edited by Franz Kirchweger. Vienna: Kunsthistorisches Museum, 2005, 111–144.
  • Schier, Volker and Corine Schleif. "Seeing and Singing, Touching and Tasting the Holy Lance. The Power and Politics of Embodied Religious Experiences in Nuremberg, 1424–1524." Signs of Change. Transformations of Christian Traditions and their Representation in the Arts, 1000–2000, edited by Nils Holger Petersen, Claus Cluver, and Nicolas Bell. Amsterdam – New York: Rodopi, 2004, 401–426.
  • Sheffy, Lester Fields. Use of the Holy Lance in the First Crusade. L.F. Sheffy, 1915.
  • Secrets of the Holy Lance by Jerry E. Smith & George Piccard, Copyright 2005, Published by Adventures Unlimited Press
  • The Dew of Heaven by Angelo Paratico Cactus Moon Publications, Tempe, 2016.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]