Lompat ke isi

Triwarna Melayu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Triwarna Melayu Semenanjung Malaka
Triwarna Melayu Riau

Triwarna Melayu adalah kombinasi tiga warna yaitu hijau, kuning, dan merah yang biasanya terdapat dalam berbagai rancangan simbol-simbol yang melambangkan masyarakat Suku Melayu.[1]

Perlambangan

[sunting | sunting sumber]

Ketiga warna ini masing-masing melambangkan nilai-nilai penting yang dihormati oleh masyarakat Melayu.

Hijau melambangkan nilai kerohanian dan kepatuhan, dimana warna ini identik dengan agama Islam yang dianut oleh masyarakat Melayu.[2]

Kuning melambangkan nilai monarki dan kebesaran, yang berlatar pada sistem pemerintahan masyarakat Melayu yang dikepalai oleh para raja raja Melayu, dimana warna kuning adalah warna keluarga raja.[3]

Merah melambangkan nilai keberanian dan kepahlawanan, dimana warna ini dikaitkan dengan darah serta masyarakat umum, dan juga paling sering disebut dalam kesusasteraan Melayu.[4]

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Walau hijau, kuning, dan merah mempunyai akar dalam tradisi Melayu, ketiga warna ini baru mulai digunakan sebagai suatu simbolisme kolektif di tahun 1933, melalui pendirian Resimen Tentara Kerajaan Melayu. Baik bendera maupun jambul resimen tersebut menggunakan triwarna Melayu, dimana tentaranya bersumpah setia kepada para sultan dari negara-negara Melayu yang saat itu merupakan protektorat dari Imperium Britania.[5] Di tahun 1946, ketika pergerakan Nasionalisme Melayu awal berada di titik puncak, sayap kanan dari UMNO menggunakan triwarna ini di benderanya, juga menambahkan jalur putih yang melambangkan kesucian.[6]

Di provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang terletak di seberang Selat Malaka, triwarna ini juga memegang falsafah yang sama dengan falsafah yang dianut di Semenanjung Malaka. Triwarna di daerah ini terdiri dari warna yang lebih spesifik, yaitu hijau lumut, kuning emas, dan merah darah burung, yang digunakan secara meluas sebagai simbol adat dan perayaan di kota-kota dan desa-desa.[7] Triwarna ini juga turut menjadi pilihan utama pasangan pengantin yang akan melakukan upacara pernikahan dengan adat Melayu.[8][9]

  1. ^ Team, Riau Hits. "Ornamen di Flyover Sudirman Dibongkar Habis PUPR Riau, Gantinya Tetap Bermotif Melayu - riauhits.com". www.riauhits.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2022-07-14. 
  2. ^ M.S.I, H. Mulyadi, S. Ag (2021-12-23). ISLAM DAN TAMADUN MELAYU: IDENTITAS PUNCAK KEAGUNGAN TAMADUN MELAYU. CV. DOTPLUS Publisher. ISBN 978-623-6428-33-7. 
  3. ^ Siregar, Raja Adil. "Jangan Salah, Ini Arti Warna Umbul-umbul Khas Riau untuk 17 Agustus". detiksumut. Diakses tanggal 2023-05-13. 
  4. ^ Pemetaan adat masyarakat Melayu Riau kabupaten/kota se-Provinsi Riau. Kerjasama Lembaga Adat Melayu Riau dengan UNRI Press. 2006. ISBN 978-979-792-070-8. 
  5. ^ Ramli, Dol (1965). "HISTORY OF THE MALAY REGIMENT 1933-1942". Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 38 (1 (207)): 199–243. ISSN 0126-7353. 
  6. ^ "UMNO Flag and Logo | UMNO" (dalam bahasa Inggris). 2019-06-18. Diakses tanggal 2022-07-14. 
  7. ^ "Warna Pakaian Tradisional Melayu Riau". Diakses tanggal 2022-07-14. 
  8. ^ "Filosofi Warna pada Pakaian Adat Melayu Pulau Penyengat - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2022-07-14. 
  9. ^ www.riauonline.co.id. "Identik dengan Warna Kuning, Merah dan Hijau, Ini Filosfi Pelaminan Melayu Riau". RiauOnline. Diakses tanggal 2022-07-14. 
  10. ^ Rejimen Askar Melayu Diraja 2015