Urinalisis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Urinalisis adalah suatu prosedur medis yang sering dilakukan di laboratorium medis untuk menganalisis urine atau air seni, yang merupakan cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melalui kandung kemih. Dengan menguji urine, dapat mendeteksi masalah kesehatan seperti infeksi kandung kemih, diabetes, atau masalah ginjal. Seiring berjalannya waktu, teknologi telah membuat tes ini lebih mudah dan akurat, sehingga membuat mesin otomatis dapat membantu mengambil sampel urine dan menganalisanya. Hal Ini membantu dalam mendiagnosis masalah kesehatan.[1]

Pengertian Urinalisis[1][sunting | sunting sumber]

Urinalisis adalah suatu teknik laboratorium yang dilakukan dengan menganalisis urine. Urine adalah cairan buangan yang dihasilkan oleh ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih. Urinalisis membantu dalam memahami kondisi kesehatan seseorang dengan memeriksa berbagai komponen dalam urine.

Tujuan Urinalisis[1][sunting | sunting sumber]

1. Diagnosis Medis: Urinalisis digunakan untuk membantu mendiagnosis berbagai kondisi medis seperti infeksi saluran kemih, diabetes, gangguan ginjal, dan penyakit lainnya.

2. Pemantauan Kesehatan: Ini juga digunakan untuk memantau kesehatan pasien yang menderita kondisi kronis, seperti diabetes, guna memastikan pengelolaan yang tepat.

3. Pemeriksaan Rutin: Urinalisis dapat menjadi bagian dari pemeriksaan rutin dalam perawatan kesehatan preventif.

Parameter yang Diukur[1][sunting | sunting sumber]

1. pH Urin: pH urine mencerminkan tingkat keasaman atau kebasaan urine dan dapat memberikan petunjuk tentang masalah metabolik atau gangguan ginjal.

2. Kepadatan Urin: Kepadatan urine mengukur konsentrasi zat-zat dalam urine, yang dapat membantu dalam menilai fungsi ginjal.

3. Glukosa: Adanya glukosa dalam urine dapat mengindikasikan diabetes atau masalah metabolisme.

4. Protein: Kadar protein yang tinggi dalam urine bisa menunjukkan kerusakan ginjal atau masalah kesehatan lainnya.

5. Bilirubin: Keberadaan bilirubin dalam urine dapat mengindikasikan masalah hati atau saluran empedu.

6. Urobilinogen: Urobilinogen dalam urine adalah indikator dalam proses pemecahan bilirubin dan dapat membantu dalam diagnosis masalah hati.

7. Nitrit: Nitrit dalam urine bisa menjadi tanda adanya infeksi saluran kemih.

8. Sel Darah Merah (Eritrosit): Keberadaan sel darah merah dalam urine dapat menunjukkan masalah ginjal, infeksi, atau masalah lainnya.

9. Sel Darah Putih (Leukosit): Jumlah sel darah putih yang tinggi dalam urine bisa mengindikasikan infeksi saluran kemih atau gangguan lainnya.

10. Kristal: Deteksi kristal dalam urine dapat memberikan informasi tentang risiko pembentukan batu ginjal.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Firdausa, Sarah; Pranawa, Pranawa; Suryantoro, Satryo Dwi (2018). "Arti Klinis Urinalisis pada Penyakit Ginjal". Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 34–43. doi:10.35324/jknamed.v1i1.5. ISSN 2615-3874.