Virus tumbuhan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gejala tanaman tembakau yang terserang virus mosaik tembakau.

Virus tumbuhan adalah virus yang menginfeksi tumbuhan.[1] Seperti virus lainnya, susunan kimia dan struktur fisik virus tumbuhan sangat sederhana, hanya terdiri dari asam nukleat dan protein.[1] Virus tumbuhan berbeda dengan patogen tumbuhan lainnya, perbedaan tersebut terdapat pada metode infeksi, translokasi di dalam inang, perbanyakan diri, penyebaran, dan gejala yang dihasilkan pada inang.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Virus yang menyerang tumbuhan pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh ilmuan berkebangasaan Belanda, Martinus Beijerinck dan ilmuan berkebangsaan Rusia, Dmitrii Iwanowski ketika meneliti penyebab penyakit pada tanaman tembakau.[2][3] Karena hanya sedikit yang diketahui tentang penyebab penyakit ini, ilmuan mencoba mengidentifikasi patogen dengan postulat Koch untuk mengisolasi bakteri dan jamur, namun usaha ini gagal.[4] Beijerinck dan Iwanowski bekerja secara terpisah dan menyatakan bahwa terdapat agen yang tidak biasa, menyebabkan penyakit mosaik pada tembakau.[3][5] Agen penyebab penyakit tersebut saat ini dikenal dengan virus mosaik tembakau.[3]

Deteksi[sunting | sunting sumber]

Apabila penyakit tumbuhan disebabkan oleh virus, partikel virus secara individu hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.[1] Gejala tumbuhan yang terkena penyakit yang disebabkan oleh virus antara lain: pola daun-oak (oak leaf pattern) pada daun, klorosis, dan nekrosis bercak cincin.[1] Gejala yang muncul sebagian besar menyerupai gejala yang disebabkan oleh mutasi, diferensiasi, atau keracuanan hara, sekresi serangga, dan penyebab oleh patogen lain.[1] Untuk menentukan bahwa gejala tertentu pada tumbuhan disebabkan oleh virus dilakukan penyingkiran setiap kemungkinan lain yang menyebabkan penyakit tersebut dan penularan virus dari tumbuhan yang sakit ke tumbuhan sehat dengan cara meniadakan agensia penyebab penyakit yang lain.[1]

Metode[sunting | sunting sumber]

Virus yang berbeda dapat memiliki gejala yang sama, untuk itu diperlukan metode yang spesifik seperti identifikasi berdasarkan sifat virus.[3] Pendekatan yang sesuai antara lain:[3]

  • Penularan patogen, cara penularan dari tanaman yang sakit ke tanaman yang sehat dapat dilakukan dengan cara okulasi, penyambungan, atau menggosok dengan sap tumbuhan.(ipt)
  • Imunologi, tes ini berdasarkan identifikasi virus melalui reaksi terhadap atibodi spesifik.[3] Salah satu metode yang paling banyak digunakan adalah Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA).[3]
  • Reaksi berantai polimerase atau lebih umum dikenal sebagai PCR (kependekan dari istilah bahasa Inggris polymerase chain reaction), Teknik PCR merupakan teknik yang sangat sensitif dan spesifik untuk mendeteksi virus berdasarkan sekuens asam nukleat dalam genomdari suatu virus.[3][6]

Pengendalian virus tumbuhan[sunting | sunting sumber]

Walaupun hampir tidak ada senyawa antivirus yang dapat menyembuhkan tanaman dari penyakit, dengan pengendalian dapat mencegah tanaman terserang penyakit.[3] Langkah pertama yang wajib dalam pengendalian penyakit oleh virus adalah identifikasi, langkah berikutnya tergantung cara infeksi virus pada inang dan bagaimana penularan penyakit. Serta bagaimana virus bertahan ketika tidak tumbuh (pada inang).[3][7] Tindakan pencegahan dapat dengan penggunaan benih atau bibit bersertifikat bebas virus, sanitasi sumber virus, dan modifikasi teknik budi daya dan pemanenan.[3] Jika virus ditularkan melalui vektor tertentu, pengendalian vektor harus dilakukan, seperti pada vektor serangga dan nematoda yang dapat dikendalikan dengan insektisida, nematisida maupun fungisida bagi jamur.[3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g (Indonesia) Agrios, George N. (1996). Plant Pathology (dalam bahasa Inggris). diterjemahkan oleh Munzir, Busnia dan disunting oleh Martoredjo, Toekidjo (edisi ke-Tiga). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ISBN 979-420-388-2. 
  2. ^ (Inggris) Scholthof, K-B.G. (2000). "Tobacco mosaic". The Plant Health Instructor. doi:10.1094/PHI-I-2000-1010-01. Periksa nilai |doi= (bantuan). 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l (Inggris) Gergerich, R.C., and V. V. Dolja (2006). "Introduction to Plant Viruses, the Invisible Foe". The Plant Health Instructor. doi:10.1094/PHI-I-2006-0414-01. 
  4. ^ (Inggris) "Exercise: Tobacco mosaic virus". The American Phytopathological Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-24. Diakses tanggal 25 April 2014. 
  5. ^ (Inggris) Zaitlin, M (1998). S.D Kung and S. F. Yang, ed. "The discovery of the causal agent of tobacco mosaic disease" (PDF). Discoveries in Plant Biology. Hong Kong: World Publishing Co. Ltd.: 105-110. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-02-04. Diakses tanggal 2014-04-24. 
  6. ^ (Inggris) Bartlett , John M.S. and Stirling, David (2003). PCR Protocol. Humana Press. ISBN 978-1-59259-384-2. ISSN 1064-3745. 
  7. ^ (Inggris) Haddidi, A., R.K. Khertarpal, and H. Koganezawa (1998). Plant Virus Disease Control. Amer Phytopathological Society. ISBN 978-0890541913.