Warna air

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perairan yang dangkal memiliki warna air biru kehijauan di hari yang cerah

Air merupakan substansi kimia atau dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air tersusun dari dua atom hidrogen yang otomatis terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Bagi makhluk hidup air sangat berperan penting pada kehidupan sekitar. Pada tubuh manusia air sangat di butuhkan untuk memenuhi nya. Air memiliki berbagai jenis warna salah satunya warna air laut atau pantai. Sering terjadi warna air laut menyerupai warna biru (biru muda, biru tua). Hal ini disebabkan adanya cara air menyerap cahaya, lalu partikel-partikel dalam air menghamburkan cahaya, serta dapat disebabkan adanya pantulan dari langit yang sebagian cahaya berwarna biru.[1]

Pembentukan warna air[sunting | sunting sumber]

Proses yang menunjukkan bahwa air memiliki warna intrinsik, dan bahwa warna ini memiliki asal yang unik. Warna intrinsik ini mudah dilihat dan telah dilihat oleh penulis di Laut Karibia dan Mediterania dan di danau pegunungan Colorado. Karena adanya penyerapan yang memberi warna pada air berada di ujung merah spektrum tampak, orang melihat biru, warna komplementer merah, ketika mengamati cahaya yang melewati beberapa meter air. Warna air ini dapat dilihat di salju dan es sebagai warna biru intens yang tersebar kembali dari lubang dalam di salju segar. Rona biru ke biru-hijau juga tersebar kembali saat cahaya menembus air terjun dan gletser yang membeku.[2]

Karakteristik cahaya[sunting | sunting sumber]

Air laut memantulkan warna kuning langit di kala matahari terbenam

Untuk melakukan sebuah bukti perlu ada nya uji coba, yang dapat diambil kesimpulan untuk mendapatkan sebuah karakter cahaya. Dapat terjadi pada cahaya yang biasanya di lihat oleh makhluk hidup dapat disebut cahaya putih, terdiri dari partikel yang sangat kecil yang disebut foton. Foton merupakan bagian yang lebih kecil dari atom. Warna tersebut berasal dari interaksi resonansi antara foton dan materi zat seperti penyerapan, emisi, dan refleksi selektif atau dari proses non-resonansi seperti hamburan Rayleigh, interferensi, difraksi, atau refraksi, tetapi dalam setiap kasus, foton berinteraksi terutama atau secara eksklusif dengan elektron[3]. Cahaya tersebut terbentuk dari foton terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda. Mulai dari foton berbentuk panjang, pendek ataupun membentuk menyerupai warna pelangi. Ketika sebuah foton terkena benda dan menimbulkan suatu pantulan dapat disebbut dengan hamburan. Hamburan akan diserap dan mengahsilkan sebuah warna.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Conversation, The (2020-06-23). Wibawa, Shierine Wangsa, ed. "Mengapa Air Laut Berwarna Biru?". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  2. ^ Sergei N. Smirnov and, Charles L. Braun (1993/August). "Why Is Water Blue?". Journal of Chemical Education. 70 (8): 613–614. 
  3. ^ "Rahasia Air Laut Berwarna Biru". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2021-12-07.