Xiao

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Xiao (孝) adalah doktrin Konfusianisme yang diciptakan oleh Konfusius. Xiao dapat diterjemahkan sebagai perbuatan yang menunjukkan bakti kepada orang tua seperti mendukung dan melayani mereka. Menurut ajaran Konfusius, xiao dianggap sebagai kewajiban mutlak bagi seseorang. Dengan berbakti kepada orang tua, maka moral akan tumbuh di sebuah keluarga. Selanjutnya tatakrama dalam keluarga akan secara langsung mempengaruhi pemerintahan di suatu negara. Bagi Konfusius, xiao adalah prinsip terpenting yang dapat menjaga fondasi suatu negara. Karena Konfusianisme menyebar ke berbagai negara seperti Korea, Jepang dan Vietnam, maka ajaran xiao berpengaruh di negara-negara tersebut.

Di Korea[sunting | sunting sumber]

Di Korea, xiao diterjemahkan menjadi hyo (효) atau hyodo. Hyo diajarkan kepada anak-anak dan pemuda sebagai pendidikan moral sejak diperkenalkannya Konfusianisme di Korea. Sejarawan Arnold Toynbee menulis tentang xiao yang dipraktikkan di Korea:

Di Korea, xiao ditanamkan dalam 9 aspek, antara lain: melindungi diri seseorang, melayani orang tua, menghormati orang tua, mendengarkan orang tua dengan patuh, mendukung orang tua, tidak membantah orang tua, menjadi orang sukses, mengingat jasa-jasa orang tua dan memberikan persembahan bagi orang tua