Lompat ke isi

Yakobus 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yakobus 1
Surat Yakobus 1:15-18 yang tertulis pada sisi verso naskah Papirus 23, yang dibuat sekitar tahun 250 M.
KitabSurat Yakobus
KategoriSurat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
20
pasal 2

Yakobus 1 (disingkat Yak 1) adalah pasal pertama Surat Yakobus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1] Diyakini digubah oleh Yakobus, saudara seibu Yesus Kristus.[2] Berisi salam dan pengajaran mengenai iman, hikmat, kekayaan, pengujian, dan pelaku firman.[3]

Pembagian isi pasal:

Kisah Para Rasul 28:30-31 dan Surat Yakobus 1:1-18 pada Codex Alexandrinus (folio 76r) dari abad ke-5.
Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.[2]
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. (TB)[4]

Kata "pencobaan" (bahasa Yunani peirasmos) menunjuk kepada penganiayaan dan kesulitan yang datang dari dunia atau Iblis.

  • 1) Orang percaya harus menghadapi semuanya ini dengan sukacita (bandingkan Matius 5:11–12; Roma 5:3; 1 Petrus 1:6) karena pengujian akan mengembangkan iman yang tabah, tabiat yang mantap dan pengharapan yang dewasa (bandingkan Roma 5:3–5). Iman orang percaya hanya dapat mencapai kedewasaan penuh apabila diperhadapkan dengan kesulitan dan tantangan (Yakobus 1:3).
  • 2) Yakobus menyebutkan aneka pencobaan ini "ujian terhadap imanmu". Pencobaan kadang-kadang menimpa kehidupan orang percaya supaya Allah dapat menguji kesungguhan iman mereka. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kesulitan di dalam hidup ini selalu menandakan bahwa Allah tidak senang dengan orang itu. Kesulitan tersebut dapat menjadi tanda bahwa Allah mengakui komitmen orang tersebut kepada Dia (bandingkan Ayub 1:1–2:13).[5]
sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. (TB)[6]
Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu,
sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya.
Demikian jugalah halnya dengan orang kaya;
di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.[7]
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.[8]
Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. (TB)[9]

Tidak ada seorang pun yang berbuat dosa dapat mengabaikan kesalahannya dengan menimpakannya kepada Allah. Allah mungkin menguji seseorang supaya menguatkan imannya, tetapi tidak pernah untuk menuntun orang ke dalam dosa. Tabiat Allah menunjukkan bahwa Dia tidak dapat menjadi sumber pencobaan untuk berbuat dosa.[5]

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; (TB)[10]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ a b Yakobus 1:1
  3. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  4. ^ Yakobus 1:2 - Sabda.org
  5. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ Yakobus 1:3 - Sabda.org
  7. ^ Yakobus 1:11 - Sabda org
  8. ^ Yakobus 1:12 - Sabda org
  9. ^ Yakobus 1:13 - Sabda.org
  10. ^ Yakobus 1:19 - Sabda.org

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]