Lompat ke isi

Yaksha Prashna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Yaksha Prashna, juga dikenal sebagai Dharma Baka Upakhyana atau Akshardhama, adalah kisah dalam Mahabharata yang berisi tanya jawab antara Yudistira dan seorang yaksha yang merupakan penjelmaan dari Batara Brahma. Kisah ini terdapat dalam bagian Wanaparwa dari Mahabarata, saat Pandawa akan mengakhiri masa pengasingan mereka di hutan selama 12 tahun.

Wanaparwa

[sunting | sunting sumber]

Di akhir masa pengasingan Pandawa di hutan selama 12 tahun, sudah tiba waktunya para pandawa untuk hidup dalam penyamaran di Agyatwasa. Saat mereka sedang membuat rencana, datanglah seorang brahmana yang meminta tolong kepada para kesatria ini untuk mencari seekor rusa yang telah membawa arani (pemantik api dari kayu) miliknya, yang membuatnya tidak dapat menyalakan api untuk peribadatan. Maka para Pandawa bergegas mengikuti jejak rusa yang telah mengambil arani milik sang brahmana.

Di tengah usaha mengikuti jejak rusa misterius itu, para Pandawa merasa lelah dan kehausan. Maka Nakula beranjak mencari air untuk saudara-saudaranya, hingga dia menemukan sebuah danau yang indah. Tidak tampak ada kehidupan di danau itu, kecuali seekor bangau yang tengah bertengger di atas sebuah batu. Ketika Nakula mencoba mengambil air dari danau, bangau itu berbicara, "Wahai Nakula, air danau ini akan menjadi racun bagimu jika kau meminumnya tanpa menjawab pertanyaanku." Nakula mengabaikan bangau itu dan buru-buru meminum air danau tersebut, dan seketika dia mati. Setelah beberapa lama tidak kembali, kembaran Nakula, Sadewa, pergi mencari saudaranya dan menemukan Nakula mati tergeletak di pinggir danau. Bangau tadi memberi peringatan kepada Sadewa, tapi lagi-lagi diabaikan. Sadewa pun mati setelah meminum air danau itu. Demikian seterusnya, Arjuna dan Bima mengalami nasib yang sama.

Ketika semua saudaranya tak kunjung kembali, Yudistira mengikuti jejak mereka dan menemukan semua saudaranya terbaring mati di pinggir danau. Sebelum mencari pembunuh saudara-saudaranya, dia memutuskan untuk minum air dari danau. Bangau tadi kembali memberi peringatan, dan kali ini Yudistira mengindahkannya. Maka bangau itu kemudian mengungkapkan dirinya sebagai seorang yaksa. Sang Yaksa mulai mengajukan pertanyaan demi pertanyaan kepada Yudistira yang jumlahnya mencapai 125 pertanyaan.

Yudistira menjawab semua pertanyaan tersebut dengan memuaskan. Setelah memberi pertanyaan terakhir, Sang Yaksa memberi pilihan kepada Yudistira untuk memilih salah satu saudaranya untuk dihidupkan kembali. Yudistira memilih Nakula, adik tirinya dari Madri, dengan alasan ibunya, Kunti, masih memiliki seorang anak yang masih hidup.

Sang Yaksa terkesan dengan pilihan Yudistira tersebut sebagai keputusan yang sesuai darma, dan sebagai balasannya menghidupkan kembali semua sudaranya. Sang Yaksa kemudian membuka jati dirinya bahwa dia adalah Dewa Darma, yang juga ayah Yudistira; dan mengungkapkan bahwa dirinya lah yang menyamar sebagai rusa dan mencuri arani. Seraya memberkati Yudistira, Dewa Darma memberikan nasihat kepada Yudistira agar senantiasa mengikuti darma, dan dengan hal itu akan mereka akan selamat selamanya. Lalu semua Pandawa dihidupkan kembali.

Dialog antara Yudistira dan Yaksha ini ditemukan di Madhyaparwa dari Mahabharata, dan juga dikenal sebagai kisah Dharma-Baka Upakhyan, atau Legenda Bangau Berbudi Luhur.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

1. http://www.hindupedia.com/en/Yaksha_Prasnam

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]