Ying Bu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ying Bu (Hanzi: 英布, ?-195 SM) adalah seorang jenderal pada awal Dinasti Han yang turut membantu Liu Bang mempersatukan Tiongkok dan menjadi kaisar. Belakangan ia menjadi korban pembersihan Liu yang mulai curiga pada orang-orang yang membantunya naik tahta. Ying melakukan pemberontakan yang gagal tahun 196 SM dan dibunuh dalam pelarian pada tahun berikutnya.

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Ying Bu dilahirkan di Kabupaten Liu’an, Provinsi Anhui pada masa Dinasti Qin. Pada masa muda ia pernah melakukan perbuatan melanggar hukum sehingga mendapat hukuman tato pada wajahnya (黥刑, qing xing), karena itulah ia juga dikenal dengan panggilan Qing Bu (黥布). Ying terpilih sebagai buruh yang dipekerjakan membangun mausoleum Kaisar Qin Shihuang di Gunung Lishan. Namun ia memimpin beberapa orang kabur dari proyek itu dan hidup sebagai bandit.

Ying memengaruhi Chen Sheng dan Wu Guang, petani yang direkrut sebagai tentara di perbatasan untuk memberontak. Pada tahun 209 SM, Chen Sheng melakukan pemberontakan terhadap Dinasti Qin yang diktaktor. Setelah kekalahan Cheng Sheng tahun berikutnya, Ying Bu bersama pasukannya mengabdi pada pemimpin anti-Qin lainnya, Xiang Liang, bangsawan dari Chu.

Mengabdi pada Xiang Yu[sunting | sunting sumber]

Ying menyertai Song Yi, seorang jenderal Chu, menuju ke utara dalam rangka membantu negara Zhao. Sebelum mencapai Zhao, Song Yi dibunuh oleh Xiang Yu, keponakan Xiang Liang, yang terlibat perselisihan dengannya. Xiang Yu mengambil alih komando atas pasukan Chu dan Ying Bu menjadi salah satu orang kepercayaannya.

Pada tahun 207 SM, dalam Pertempuran Julu, Xiang memerintahkan Ying Bu memimpin pasukan menyeberangi Sungai Zhang untuk memotong jalur perbekalan pasukan Qin. Mereka memperoleh kemenangan berturut-turut atas pasukan Qin sehingga Jenderal Zhang Han dari Qin terpaksa menyerah. Ying Bu bertanggung jawab atas pembantaian massal terhadap 200.000an tawanan perang Qin di Xin’an (sekarang Yima, Henan). Ia juga menjadi komandan garis depan pasukan Chu ketika Xiang Yu menyerang ibu kota Qin, Xianyang, Provinsi Shaanxi.

Tahun 206 SM, Xiang menganugerahinya gelar Pangeran Jiujiang. Wilayah kekuasaan Ying meliputi Jiujiang (sekarang Shouchun, Anhui) dan Lujiang (sekarang wilayah barat daya Lujiang, Anhui). Tahun itu juga, Xiang Yu menproklamirkan Raja Huai dari Chu sebagai Kaisar Yi, dalam kenyataannya Kaisar Yi hanya dijadikan boneka oleh Xiang yang saat itu sedang di puncak kekuasaannya. Xiang secara diam-diam mengutus Ying untuk membunuh Kaisar Yi dalam perjalanannya ke Changsha.

Mengabdi pada Liu Bang[sunting | sunting sumber]

Dalam upayanya mempersatukan Tiongkok, saingan terbesar Xiang Yu adalah Liu Bang, Raja Han. Pada tahun 205 SM, ketika Xiang sedang berperang dengan Liu di Qi, ia meminta Ying Bu mengirim bala bantuan. Namun Ying hanya mengirim beberapa ribu pasukan saja dan ketika Xiang meminta tambahan pasukan lagi, ia bahkan tidak mengirim pasukan sama sekali. Sejak itulah Xiang kesal pada Ying, tetapi karena masih ada musuh lain yang harus didahulukan, ia menunda penyerangan terhadap Ying. Setelah mengalahkan Peng Yue, salah satu jenderal Xiang, Liu mengirim orang untuk menghasut Ying agar berontak. Xiang mengirim pasukannya mengalahkan Ying sehingga ia menyerahkan diri pada Liu Bang. Kekuatan Liu semakin bertambah dengan menyerahnya Ying Bu dan Peng Yue beserta pasukan mereka.

Tahun 203 SM, Liu menganugerahi Ying gelar Pangeran Huainan. Tahun 202 SM, Ying memimpin pasukannya membantu Liu dalam Pertempuran Gaixia, pertempuran yang merupakan klimaks dari perseteruan Liu dan Xiang. Dalam pertempuran itu Xiang kalah dan memilih bunuh diri daripada ditangkap musuh. Setelah mengalahkan Xiang Yu, Liu mengangkat dirinya sebagai Kaisar Han Gaozu. Ying menjadi salah satu yang bukan bermarga Liu, wilayahnya meliputi Jiujiang, Lujiang, Hengshan, dan Yuzhang.

Setelah menjadi kaisar dan mempersatukan negara, Liu Bang yang diprovokasi permaisurinya, Lu Zhi, yang kejam, mulai curiga terhadap orang-orang yang pernah membantunya, terutama dari kalangan militer. Setelah pemberontakan Chen Xi, salah seorang jenderal yang berjasa mendirikan dinasti, satu-persatu jenderal pendiri kekaisaran mulai dihabisi mulai dari Han Xin yang adalah sahabat Chen, lalu Peng Yue. Ying Bu merasa cepat atau lambat gilirannya akan segera tiba. Tahun 196 SM, Ying menyatakan berontak setelah Permaisuri Lu mengiriminya saus daging yang ternyata dibuat dari daging Peng Yue yang dibunuh dengan kejam.

Pasukannya kalah oleh pasukan kekaisaran yang dipimpin sendiri oleh Kaisar Gaozu. Ying Bu melarikan diri ke Jiangxi, wilayah kekuasaan adik iparnya, Wu Chen, untuk meminta perlindungan. Namun Wu Chen malah mengkhianatinya dan membunuhnya di Poyang (sekarang Jingdezhen, Jiangxi) lalu mempersembahkan kepalanya pada kaisar.