Yuli Ismartono
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Yuli Ismartono | |
---|---|
Lahir | 4 Oktober 1946 Yogyakarta, Indonesia |
Pekerjaan | Jurnalis |
Suami/istri | John McBeth |
Anak | 2 |
Yuli Ismartono (lahir 4 Oktober 1946) adalah seorang jurnalis Indonesia yang semasa kariernya pernah menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi Tempo English. Ia lahir di Yogyakarta pada 4 Oktober 1946 dan terlahir sebagai anak seorang diplomat. Ia menyelesaikan kuliah S-1nya di Universitas Delhi, India jurusan ilmu politik.[1]
Karier
[sunting | sunting sumber]Selesai menamatkan studi, ia kembali ke Indonesia, dan bertemu dengan Ibu Herawati Diah yang menawarinya bergabung di harian Indonesian Observer. Sejak saat itu, ia tidak pernah mengenal pekerjaan lain, selain kegiatan jurnalistik yang ia tekuni sejak 1969. Di media yang satu ini, ia melewati karier jurnalistiknya selama satu tahun karena kemudian ia meneruskan studinya ke Amerika Serikat di Universitas Firencius, New York. Setelah itu, ia kembali lagi ke Indonesia dan menjadi editor untuk Jurnal Prisma edisi bahasa Inggris sekitar tahun 1977–1982.
Selepas dari Prisma, ia menjadi koresponden Majalah Tempo di Bangkok. Awalnya memang ia tidak bekerja untuk Majalah Tempo. Kepergiannya ke Bangkok dalam rangka mengikuti tugas suami. John McBeth, demikian nama suaminya, adalah salah seorang pejabat UNICEF yang ditugaskan di Bangkok. Karena kebetulan di Thailand dan sepanjang perbatasannya penuh daerah konflik sementara Tempo membutuhkan jurnalis yang bisa meliput, maka jadilah Yuli ditawari oleh Tempo untuk menjadi koresponden di sana yang ternyata banyak melahirkan pengalaman menarik baginya.
Semangat dirinya untuk meliput wilayah konflik cukup besar. Namun, cita-cita itu harus berhenti sejenak. Bersama dengan sejumlah karyawan Tempo lainnya pada tahun 1993, Yuli harus berhenti bekerja karena Tempo diberedel pemerintah Indonesia pada zaman Orde Baru. Majalah Tempo diberedel bersama majalah Editor dan tabloid Detik yang memberitakan masalah pembelian kapal perang oleh Habibie semasa menjabat Menteri Riset dan Teknologi. Ketika tidak lagi di Tempo, Yuli pernah bergabung di SCTV pada divisi pemberitaan dan kehumasan. Sebelum kembali ke Tempo tahun 1999 ketika Tempo diperbolehkan terbit lagi, ia pernah menjadi staf kehumasan PT Freeport Indonesia di Papua.
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Yuli adalah ibu dari dua anak, yang pertama perempuan bernama Atika Shubert yang saat ini adalah wartawan CNN International untuk Berlin dan James Lowai.[2]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Yuli Ismartono". World Economic Forum. Diakses tanggal 2019-09-03.
- ^ "Yuli Ismartono: Jurnalis Perempuan, Menantang Perang". Jurnal Perempuan. Diakses tanggal 2016-12-08.