Lompat ke isi

Titthiya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:


* Kata ''tittha'', yang secara literal bermakna "penyeberangan-di-sungai," merujuk kepada agama-agama, bermakna bahwa agama tersebut memberikan “penyeberangan” untuk menyeberangi arus kekotoran dan mencapai Pantai Seberang (Nibbāna).
* Kata ''tittha'', yang secara literal bermakna "penyeberangan-di-sungai," merujuk kepada agama-agama, bermakna bahwa agama tersebut memberikan “penyeberangan” untuk menyeberangi arus kekotoran dan mencapai Pantai Seberang (Nibbāna).
* ''Tittha,'' dalam konteks Buddhisme, juga merujuk kepada 62 pandangan-salah (''micchā-diṭṭhi'').
* ''Tittha,'' dalam konteks Buddhisme, juga merujuk kepada agama dengan 62 pandangan-salah (''micchā-diṭṭhi'').
* ''Titthakara'' adalah para pendiri agama tersebut, yaitu mereka yang memformulakan pandangan-pandangan itu.
* ''Titthakara'' adalah para pendiri agama tersebut, yaitu mereka yang memformulakan pandangan-pandangan itu.
* ''Titthāyatanāni'' adalah landasan atau doktrin agama tersebut.
* ''Titthāyatanāni'' adalah landasan atau doktrin agama tersebut.

Revisi per 19 Mei 2024 06.35

Titthiya (Pāli; Sanskerta: tīrthika, "penyeberang-sungai," artinya "yang-berusaha-menyeberangi-arus-saṁsāra"[1]) adalah istilah yang mengacu pada para pengikut agama selain Buddhisme, yaitu kaum yang tidak berlindung pada Tiga Permata.[2][3][4] Istilah "kaum titthiya" ditujukan untuk mereka yang meyakini setidaknya satu dari 62 pandangan salah (micchā-diṭṭhi), seperti meyakini adanya diri atau roh, sehingga sering juga disebut sebagai kaum micchā.

Dalam Tipitaka Pāli, istilah titthiya sering merujuk secara khusus pada penganut Brahmanisme dan Jainisme. Jika seorang Buddhis berlindung pada Tiga Permata dan menempuh Jalan Tengah di antara dua ekstrem, seorang titthiya tidak. Istilah yang sering digunakan adalah:[5]

  • Kata tittha, yang secara literal bermakna "penyeberangan-di-sungai," merujuk kepada agama-agama, bermakna bahwa agama tersebut memberikan “penyeberangan” untuk menyeberangi arus kekotoran dan mencapai Pantai Seberang (Nibbāna).
  • Tittha, dalam konteks Buddhisme, juga merujuk kepada agama dengan 62 pandangan-salah (micchā-diṭṭhi).
  • Titthakara adalah para pendiri agama tersebut, yaitu mereka yang memformulakan pandangan-pandangan itu.
  • Titthāyatanāni adalah landasan atau doktrin agama tersebut.
  • Titthiya adalah mereka yang menyetujui landasan atau doktrin tersebut (titthāyatanāni) dengan menganutnya.

Menurut Asoka Avadhana, para titthiya yang iri dengan ajaran Buddha yang dipromosikan oleh Asoka berkumpul dan berkata satu sama lain, "Jika raja Asoka ini terus menjadi pemuja Buddha, semua orang yang didorong olehnya juga akan menjadi pengikut Buddha." Mereka kemudian mendatangi rumah-rumah penduduk dan menyatakan bahwa agama mereka adalah agama yang benar dan agama Buddha tidak mengarah kepada Kecerahan.[6]

Istilah titthiya dikaitkan dengan istilah Jain, yaitu tirthankara, yang artinya "pembuat-arungan/sungai".[7] Pada kamus Wisdom Library, titthiya didefinisikan sebagai "seorang guru sesat" dan "penganut agama lain".[8]

Referensi

  1. ^ Keown, Damien. Oxford Dictionary of Buddhism (2004), p. 307
  2. ^ Brancaccio, Pia (1991). "The Buddha and the Naked Ascetics in Gandharan Art A New Interpretation". East and West. 41 (1/4): 123. ISSN 0012-8376. JSTOR 29756972. 
  3. ^ Jaini, Padmanabh S. (2000). Collected Papers on Jaina Studies (dalam bahasa Inggris). Motilal Banarsidass Publ. ISBN 978-81-208-1691-6. 
  4. ^ Dhammajoti, KL (2007). Sarvāstivāda Abhidharma. Hong Kong: Centre of Buddhist Studies at the University of Hong Kong. hlm. 259. ISBN 978-988-99296-1-9. 
  5. ^ "AN 3.61: Titthāyatana Sutta". DhammaCitta. Diakses tanggal 2024-05-19. 
  6. ^ P. 245 Buddha by Manmatha Nath Dutt
  7. ^ Parpola, Asko, 2003. Sacred bathing place and transcendence: Dravidian kaTa(vuL) as the source of Indo-Aryan ghâT, tîrtha, tîrthankara and (tri)vikrama. Pp. 523-574 in: Olle Qvarnström (ed.), Jainism and early Buddhism: Essays in honor of Padmanabh S. Jaini, I-II. Fremont, California: Asian Humanities Press.
  8. ^ www.wisdomlib.org (2014-08-03). "Titthiya: 3 definitions". www.wisdomlib.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-19.