Lompat ke isi

Sirisori Islam, Saparua Timur, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 22: Baris 22:
== Geografi ==
== Geografi ==
Sirisori Islam adalah negeri pesisir yang terletak di Jazirah Tenggara dan berada di tepian [[Teluk Saparua]]. Negeri ini tidak memiliki klaim terhadap wilayah pantai timur, yang merupakan bagian dari [[pertuanan (Maluku)|pertuanan]] Ullath dan Ouw. Pesisir di muka negeri terdiri dari labuhan karang.
Sirisori Islam adalah negeri pesisir yang terletak di Jazirah Tenggara dan berada di tepian [[Teluk Saparua]]. Negeri ini tidak memiliki klaim terhadap wilayah pantai timur, yang merupakan bagian dari [[pertuanan (Maluku)|pertuanan]] Ullath dan Ouw. Pesisir di muka negeri terdiri dari labuhan karang.

=== Batas-batas ===
Negeri ini memiliki batas-batas sebagai berikut.
# Sebelah utara dengan Negeri [[Sirisori Amalatu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Sirisori Amalatu]].
# Sebelah timur dengan Negeri [[Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ullath]].
# Sebelah selatan dengan [[Teluk Saparua]].
# Sebelah barat dengan Negeri [[Sirisori Amalatu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Sirisori Amalatu]].


== Adat dan pemerintahan ==
== Adat dan pemerintahan ==

Revisi per 22 Mei 2024 15.32

Siri-Sori islam
Louhata
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenMaluku Tengah
KecamatanSaparua Timur

Sirisori Islam, dikenal pula sebagai Sirisori Salam adalah salah satu dari sepuluh negeri yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.

Etimologi

Nama Sirisori diduga berasal dari kata sir yang artinya berkumpul. Saat ini ada dua negeri yang menggunakan nama Sirisori, menyusul perpecahan Negeri Sirisori berdasarkan agama, masing-masing Sirisori Islam (SSI) dan Sirisori Amalatu (SSA). Sirisori Amalatu beragama [[Kristen Protestan], oleh karenanya dikenal pula sebagai Sirisori Kristen atau Sirisori Sarane (SSS). Menurut cerita, sebelum bernama Sirisori, daerah yang mereka diami sekarang ini dulunya bernama Hunimua.

Ada pun teun dari Negeri Sirisori Islam masih diperdebatkan karena negeri ini dan Sirisori Amalatu sama-sama mengklaim nama Louhata Amalatu sebagai teun mereka. Namun, kelihatannya klaim Sirisori Amalatu atau Sirisori Kristen yang lebih kuat, karena pasca perpecahan Negeri Sirisori, pihak Kristen-lah yang memegang pemerintah di bawah pimpinan matarumah parentah Kesaulya. Matarumah Kesaulya diakui oleh Belanda sebagai Raja Sirisori. Ada pun pihak yang beragama Islam berada di bawah perintah raja yang beragama Kristen tanpa pemerintahan sendiri. Sejak perpecahan Negeri Sirisori, pihak Islam melakukan beberapa lobi agar dapat memiliki pemerintah tersendiri dan baru dikabulkan pada awal 1800an, dengan dipimpin oleh orang kaya. Status orang kaya setara dengan patih atau patti, lebih rendah daripada latu atau raja sebenarnya. Walaupun sekarang, baik latu, patti, maupun orang kaya semuanya disebut raja, tanpa pembeda. Atas dasar inilah, Sirisori Amalatu mengklaim bahwa merekalah Louhata Amalatu, sementara Sirisori Islam yang memiliki pemerintahan kemudian ber-teun Louhata Amapatti.

Geografi

Sirisori Islam adalah negeri pesisir yang terletak di Jazirah Tenggara dan berada di tepian Teluk Saparua. Negeri ini tidak memiliki klaim terhadap wilayah pantai timur, yang merupakan bagian dari pertuanan Ullath dan Ouw. Pesisir di muka negeri terdiri dari labuhan karang.

Batas-batas

Negeri ini memiliki batas-batas sebagai berikut.

  1. Sebelah utara dengan Negeri Sirisori Amalatu.
  2. Sebelah timur dengan Negeri Ullath.
  3. Sebelah selatan dengan Teluk Saparua.
  4. Sebelah barat dengan Negeri Sirisori Amalatu.

Adat dan pemerintahan

Matarumah Salatalohy di Sirisori Islam bertindak sebagai amanupunjo atau tuan tanah. Mereka termasuk salah satu keluarga terawal yang mendiami Sirisori dan memiliki banyak tanah. Sementara itu, pemerintahan adat dijalankan oleh raja yang secra turun-temurun merupakan hak bagi matarumah parentah Pattisahusiwa. Pemerintahan adat di Sirisori Islam mengakomodasi pula pemerintahan sipil yang diakui oleh negara. Oleh karenanya, raja dipandang bukan hanya sebagai kepala negeri, melainkan pula sebagai kepala adat dan bahkan kepala agama. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Raja Sirisori Islam dibantu oleh lembaga legislatif semacam DPR. Lembaga ini dikenal sebagai saniri negeri. Sebagai sebuah badan perwakilan masyarakat di tingkat negeri, saniri terbentuk dari musyawarah antar soa yang terdapat di Sirisori Islam. Ada lima soa yang dikenal di Sirisori Islam, masing-masing kecuali satu soa yaitu Namaulu, mengirimkan dua orang perwakilannya untuk duduk sebagai anggota saniri. Soa yang disebutkan terakhir diwakili oleh tiga orang dalam struktur saniri.

Berikut adalah soa yang ada di Sirisori Islam.

  • Soa Seilehu

Terdiri dari satu matarumah, yakni Salatalohy selaku tuan tanah.

  • Soa Titasomi

Terdiri dari matarumah-matarumah berikut.

  1. Saimima
  2. Kaplale
  3. Hehakaya
  4. Masahelupical, sebagian
  5. Paria
  6. Papulwa
  7. Polhaupessy
  • Soa Hauwoni

Terdiri dari matarumah-matarumah berikut.

  1. Pelupessy
  2. Toisuta
  3. Tuhepaly
  • Soa Samasuru

Terdiri dari matarumah-matarumah berikut.

  1. Holle
  2. Sopaheluwakan
  3. Sopamena
  4. Wattiheluw
  • Soa Namaulu
  1. Patiisahusiwa
  2. Assagaf
  3. Can
  4. Lauw
  5. Masahelupikal, sebagian
  6. Matahelumual
  7. Patty
  8. Riupassa
  9. Sanaky
  10. Satri

Secara umum, adat yang menyangkut pemerintahan masih hidup hingga hari ini di Sirisori Islam. Negeri ini memiliki mahkamah syariah, yakni semacam badan yang mengurusi kegiatan keagamaan negeri dan berpusat di Masjid Baiturrahman, masjid terbesar di Pulau Saparua. Mahkamah syariah terdiri dari imam, modin, marbot, dan khatib, mereka dilantik oleh raja dan bertanggung jawab kepadanya. Sejak lama dan turun-temurun, mahkamah syariah dan urusan keagamaan merupakan domain atau ranah matarumah Kaplale. Imam negeri pun dijabat oleh matarumah ini. Dahulu, saat musim cengkih, sebagian hasil panen masyarakat dibagikan kepada imam, modin, marbot, dan khatib sebagai sedekah dan bentuk terima kasih atas dedikasi dan pengabdian menjaga nilai-nilai di Sirisori Islam.

Lembaga kewang juga masih ada di Sirisori Islam. Beberapa kali diadakan sasi atau pelarangan memanen akan hasil-hasil alam tertentu. Saat diadakan sasi, bukan hanya masyarakat Sirisori Islam yang menjadi objek penegakan aturan, melainkan pula masyarakat dari negeri-negeri tetangga yang berbatasan wilayah dengan negeri ini. Tidak diketahui matarumah mana yang secara turun-temurun menjabat sebagai kepala kewang.

Hubungan sosial

Negeri ini memiliki hubungan gandong dengan Negeri Tamilouw (Islam) di Pulau Seram, Hutumuri (Kristen Protestan) di Pulau Ambon, dan Sirisori Amalatu (Kristen Protestan) yang bertetangga. Pemerintah Sirisori Islam juga mengakui bahwa Haria dan Waai adalah gandong, karena Kapitan Manuhutu dari Haria telah mengawini Nyai Intan atau Okiwanda dan Kapitan Bakarbessy dari Waai telah mengawini Nyai Mas atau Okawanda. Kedua nyai ini menurut cerita merupakan bungsu dari lima bersaudara. Tiga saudara yang tertua semuanya laki-laki. Mereka adalah Kora atau Timanole yang berdiam di Tamilouw, Katkora atau Simanole yang berdiam di Hutumuri, dan Korale atau Silaloi yang berdiam di Sirisori. Silaloi sendiri memiliki nama lain sebagai Lohilo Manuputty dan merupakan moyang yang menurunkan matarumah Salatalohy.

Hubungan pela dijalin dengan Negeri Haria (Kristen Protestan), dengan jenis pela minum darah.[1] Selain itu, ada yang mengatakan bahwa Sirisori Islam juga ber-pela dengan Ouw, Leinitu, dan Sameth. Ouw menurut sejarah merupakan musuh Negeri Sirisori dan untuk memisahkan pertentangan keduanya, di antara kedua negeri Belanda memerintahkan orang-orang di Gunung Momolono untuk turun ke pantai dan membangun negeri. Kelak negeri itu dikenal sebagai Ullath yang berada di antara Sirisori Islam dan Ouw. Nantinya, Ouw dan Sirisori mengadakan perdamaian dan mengangkat pela satu sama lain.

Hubungan dengan negeri-negeri tetangga terbilang harmonis, walaupun pada akhir 1990an ternodai dengan kerusuhan atau konflik bernuasa sektarian yang membuat Sirisori Islam di satu pihak berhadapan dengan negeri-negeri Kristen di pihak lain. Sirisori Islam terlibat beberapa bentrokan dengan Ullath, dan penyerangan dari arah Sirisori Amalatu ke Sirisori Islam dibalas dengan keras, karena Sirisori Amalatu habis dibakar dan rata dengan tanah. Gereja, baileo, sekolah, semuanya terbakar.

Referensi