Wikipedia:Artikel Pilihan/34 2020: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi '{{TFAempty}} {{TFAfooter||Jerman Nazi|Mitologi Mesir)}}' |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{HU/Tepigambar|Bandung Pillbox.png|100|Sebuah benteng pengintai Belanda di perlintasan Ciater|{{{selular|}}}}} |
|||
{{TFAempty}} |
|||
'''[[Pertempuran Perlintasan Ciater]]''' adalah sebuah pertempuran yang berlangsung dari 5 hingga 7 Maret 1942 sebagai bagian dari [[kampanye Hindia Belanda]] antara pasukan invasi Jepang melawan pasukan kolonial Belanda yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur dari [[Angkatan Udara Britania Raya]]. Pertempuran ini memperebutkan Perlintasan Ciater yang memiliki peranan strategis dalam upaya pertahanan kota [[Bandung]]. Setelah pasukan Jepang mendarat di Pulau Jawa dan merebut [[Lapangan Udara Kalijati]], tentara Belanda mundur dari kota [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] (kini Jakarta) dan [[Bogor|Buitenzorg]] (Bogor). Mereka juga mempersiapkan garis pertahanan di perlintasan gunung menuju Bandung guna menunda pasukan Jepang hingga satuan-satuan tentara Belanda yang mundur beserta sekutu Australia dapat bergabung. Tentara Jepang yang dipimpin Kolonel [[Toshinari Shōji]] memutuskan untuk menyerbu garis tersebut untuk mencegah serangan balik, saat tentara Belanda masih terpencar. '''([[Pertempuran Perlintasan Ciater|Selengkapnya...]])''' |
|||
⚫ | |||
⚫ |
Revisi terkini sejak 30 Juni 2020 00.26
Pertempuran Perlintasan Ciater adalah sebuah pertempuran yang berlangsung dari 5 hingga 7 Maret 1942 sebagai bagian dari kampanye Hindia Belanda antara pasukan invasi Jepang melawan pasukan kolonial Belanda yang didukung oleh pesawat-pesawat tempur dari Angkatan Udara Britania Raya. Pertempuran ini memperebutkan Perlintasan Ciater yang memiliki peranan strategis dalam upaya pertahanan kota Bandung. Setelah pasukan Jepang mendarat di Pulau Jawa dan merebut Lapangan Udara Kalijati, tentara Belanda mundur dari kota Batavia (kini Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Mereka juga mempersiapkan garis pertahanan di perlintasan gunung menuju Bandung guna menunda pasukan Jepang hingga satuan-satuan tentara Belanda yang mundur beserta sekutu Australia dapat bergabung. Tentara Jepang yang dipimpin Kolonel Toshinari Shōji memutuskan untuk menyerbu garis tersebut untuk mencegah serangan balik, saat tentara Belanda masih terpencar. (Selengkapnya...)