Prasasti Muara Cianten: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Prasasti Muara Cianten Cianten Inscription Sanskrit-Pallava.jpg|jmpl|Aksara Pallawa pada Prasasti Muara Cianten]] |
|||
'''Prasasti Muara Cianten''' atau '''Prasasti Pasir Muara''' adalah salah satu prasasti peninggalan [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]]. |
'''Prasasti Muara Cianten''' atau '''Prasasti Pasir Muara''' adalah salah satu prasasti peninggalan [[Tarumanagara|Kerajaan Tarumanagara]]. |
||
Revisi per 22 Juni 2021 10.27
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/38/Prasasti_Muara_Cianten_Cianten_Inscription_Sanskrit-Pallava.jpg/220px-Prasasti_Muara_Cianten_Cianten_Inscription_Sanskrit-Pallava.jpg)
Prasasti Muara Cianten atau Prasasti Pasir Muara adalah salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara.
Lokasi
Prasasti Muara Cianten terletak di tepi(sungai) Cisadane dekat Muara Cianten yang dahulu dikenal dengan sebutan prasasti Pasir Muara (Pasiran Muara) karena memang masuk ke wilayah Kampung Pasirmuara, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbuang, Kabupaten Bogor.
Bahan
Prasasti Muara Cianten dipahatkan pada batu besar dan alami dengan ukuran 2.70 x 1.40 x 140 m3. Peninggalan sejarah ini disebut prasasti karena memang ada goresan tetapi merupakan pahatan gambar sulur-suluran (pilin) atau ikal yang keluar dari umbi.
Penemuan
Prasasti ini pertamakali ditemukan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864.
Lihat pula
Rujukan
- H.P. Hoepermans "Hindoe-Oudheden va Java (1864)" ROD 1913:74
- J.F.G. Brumund “Bijdragen tot de kennis va het Hindoeisme op Java” VBG.XXXIII 1868:63-64
- H. Kern “Eenige Oude Sanskrit-Opschrifte n van ‘t Maleische-schiereil and” VMKAWL 3(1).1884:9
- N.J. Krom “Inventaris der Hindoe-oudheden” ROD. 1914, l915:28-29 (di dalam keterangan atau catatan nomor 59)
- P.J. Veth, Java II. 1878:46
- R.D.M. Verbeek “Oudheden van Java” VBG. XLVI. 1891:30-31.
- Bambang Soemadio (et.al. editor) Sejarah Nasional Indonesia II, Zaman Kuno. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan l975:39-40; l984:40