Lompat ke isi

Penaklukan Sisilia oleh Muslim: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Muslim conquest of Sicily"
 
± 5 Kategori menggunakan HotCat
 
(26 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox military conflict
{{Infobox military conflict}}Dengan '''penaklukan Muslim Sisilia''' dimulai pada bulan juni 827 dan berlangsung sampai 902, ketika besar terakhir [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] benteng di pulau itu, [[Taormina]], jatuh. Terisolasi benteng tetap di tangan Bizantium sampai 965, tapi pulau itu selanjutnya di bawah [[Muslim]] memerintah sampai [[Penaklukan Italia Selatan oleh Norman|ditaklukkan pada gilirannya]] oleh [[Bangsa Norman|Normandia]] pada abad ke-11.
| image=[[Berkas:Sicily map.svg|250px]]
| caption=Peta topografi Sisilia
| conflict=Penaklukan Muslim di Sisilia
| partof=[[Penaklukan Muslim]] dan [[Perang Arab–Bizantium]]
| date=Juni 827 – Agustus 902<ref>Peristiwa konvensional; Bizantium terus hadir di pulau ini hingga tahun 965</ref>
| place=[[Sisilia]]
| result=Penaklukan [[Aghlabiyyah]] di Sisilia
| combatant1=[[Kekaisaran Bizantium]]
| combatant2=Emirat [[Aghlabiyyah]] di [[Ifriqiya]]
| commander1="Balata"<br>[[Giustiniano Participazio]]<br>Theodotus{{KIA}}<br>[[Alexios Mosele (kaisar)|Alexios Mousele]]<br>[[Constantine Kontomytes]]
| commander2=[[Euphemius (Sisilia)|Euphemius]]{{KIA}}<br>[[Asad bin al-Furat]]<br>[[Muhammad bin Abul Jawari]]<br>[[Asbagh bin Wakil]]<br>[[Abu Fihr Muhammad bin Abdullah]]<br>[[Al-Fadhl bin Ya'qub]]<br>[[Abul Aghlab Ibrahim]]<br>[[Al-Abbas bin al-Fadhl bin Ya'qub al-Fazari|Abul Aghlab al-Abbas bin al-Fadhl]]<br>[[Khafaja bin Sufyan]]<br>[[Suwada bin Khafaja]]<br>[[Abdullah II dari Ifriqiya|Abul Abbas Abdullah (II)]]<br>[[Ibrahim II dari Ifriqiya|Ibrahim II]]
| strength1=
| strength2=
| casualties1=
| casualties2=
}}
{{Perang Arab-Bizantium}}
'''Penaklukan Muslim di Sisilia''' dimulai pada bulan Juni 827 dan berlangsung hingga tahun 902, setelah jatuhnya [[Taormina]], yaitu benteng besar [[Bizantium]] terakhir di pulau tersebut. Benteng yang terisolasi tetap berada dibawah Bizantium hingga tahun 965, tetapi pulau tersebut kini berada di bawah kekuasaan [[Muslim]] hingga peristiwa [[Penaklukan Italia Selatan oleh Norman|penaklukan Norman di selatan Italia]] yang dilakukan oleh [[Normandia]] pada abad ke-11.


Meskipun Sisilia telah diserbu oleh umat Islam sejak pertengahan abad ke-7, serangan ini tidak mengancam Bizantium kontrol atas pulau, yang tetap sebagian besar damai terpencil. Kesempatan untuk [[Aghlabiyyah|Aghlabid]] amir [[Ifriqiya]] datang di 827, ketika komandan pulau armada, Euphemius, bangkit dalam pemberontakan melawan Kaisar Bizantium Michael II. Dikalahkan oleh pasukan loyalis dan didorong dari pulau, Euphemius mencari bantuan Aghlabids. Yang terakhir ini dianggap sebagai kesempatan untuk ekspansi dan untuk mengalihkan energi mereka sendiri tersinggung pembentukan militer dan meringankan kritik dari para ulama Islam oleh memperjuangkan ''[[jihad]]'', dan mengirimkan tentara untuk membantu dia. Berikut Arab mendarat di pulau, Euphemius cepat dikesampingkan. Awal serangan di ibukota pulau ini, [[Sirakusa|Syracuse]], gagal, tetapi umat Islam mampu cuaca berikutnya Bizantium kontra-menyerang dan bertahan hingga beberapa benteng-benteng. Dengan bantuan bala bantuan dari Ifriqiya dan [[al-Andalus]], dalam 831 mereka mengambil [[Palermo]], yang menjadi ibu kota baru provinsi Muslim.
Meskipun Sisilia telah diserbu oleh orang Muslim sejak pertengahan abad ke-7, serangan ini tidak mengancam kontrol Bizantium atas pulau tersebut, yang merupakan perairan terpencil yang damai. Kesempatan emir [[Aghlabiyyah]] dari [[Ifriqiya]] datang pada tahun 827, ketika [[Euphemius (Sisilia)|Euphemius]] (komandan armada pulau tersebut), bangkit dan melakukan pemberontakan melawan Kaisar Bizantium [[Mikael II]]. Setelah dikalahkan oleh pasukan Bizantium dan diusir dari pulau tersebut, Euphemius meminta bantuan Aghlabiyyah. Pihak Aghlabiyyah menganggap hal ini sebagai kesempatan untuk ekspansi serta untuk mengalihkan energi dari pembentukan militer mereka sendiri yang rapuh dan mengurangi kritik terhadap cendekiawan Muslim dengan memperjuangkan ''[[jihad]]'', serta mengirim tentara untuk membantunya. Setelah pendaratan Arab di pulau tersebut, Euphemius segera dikesampingkan. Serangan awal di [[Sirakusa]], ibu kota pulau tersebut telah gagal, tetapi orang-orang Muslim dapat menghadapi serangan balik Bizantium selanjutnya dan berlindung du beberapa benteng. Dengan adanya bala bantuan dari Ifriqiya dan [[al-Andalus]], pada tahun 831 mereka menaklukan [[Palermo]], yang menjadi ibu kota provinsi Muslim yang baru.


Bizantium pemerintah mengirim beberapa ekspedisi untuk membantu penduduk setempat terhadap umat Islam, tetapi disibukkan dengan perjuangan melawan [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyyah]] di perbatasan timur dan dengan [[Keamiran Kreta|Kreta Saracen]] di [[Laut Aegea]], itu tidak dapat me-mount sebuah upaya berkelanjutan untuk mendorong kembali umat Islam, yang selama tiga dekade berikutnya menggerebek Bizantium harta hampir dilawan. Benteng yang kuat dari [[Enna]] di tengah pulau utama Bizantium benteng melawan ekspansi Muslim, hingga capture di 859. Setelah jatuh, umat Islam meningkatkan tekanan mereka terhadap bagian timur pulau, dan setelah pengepungan yang lama ditangkap di Syracuse 878. Bizantium masih mempertahankan kendalinya untuk beberapa benteng-benteng di pojok utara-timur pulau selama beberapa dekade setelah itu, dan meluncurkan sejumlah upaya untuk memulihkan pulau sampai dengan baik ke abad ke-11, namun tidak untuk serius tantangan Muslim kontrol atas Sisilia. Jatuhnya besar terakhir benteng Bizantium, [[Taormina]], 902, diadakan untuk menandai selesainya penaklukan Muslim Sisilia.
Pemerintah Bizantium mengirim beberapa ekspedisi untuk membantu penduduk setempat melawan kaum Muslim, tetapi sibuk dengan perjuangan melawan [[Abbasiyah]] di wilayah timur mereka dan dengan [[Keamiran Kreta]] di [[Laut Aegea]], yang tidak melakukan upaya berkelanjutan dalam mengusir orang-orang Muslim, yang dalam tiga dasawarsa ke depan merampas harta Bizantium yang nyaris tidak melakukan perlawanan. Benteng kuat [[Enna]] di tengah pulau tersebut adalah benteng perlawanan utama Bizantium dalam ekspansi Muslim, hingga penaklukannya pada tahun 859. Setelah kejatuhannya, kaum Muslim meningkatkan tekanan mereka terhadap bagian timur pulau tersebut, dan setelah sebuah pengepungan yang panjang atas Sirakusa pada tahun 878. Bizantium mempertahankan kendali beberapa benteng di sudut timur laut pulau tersebut selama beberapa dasawarsa kemudian, dan meluncurkan sejumlah upaya untuk memulihkan pulau tersebut hingga abad ke-11, tetapi tidak secara serius menantang pengontrolan Muslim atas Sisilia. Jatuhnya benteng Bizantium utama, yaitu [[Taormina]], pada tahun 902, menandai selesainya penaklukan Muslim di Sisilia.


Di bawah kekuasaan Islam, Sisilia makmur dan akhirnya terlepas sendiri dari [[Ifriqiya]] untuk membentuk [[Keamiran Sisilia|semi-independen emirat]]. Pulau komunitas Muslim selamat dari [[Penaklukan Italia Selatan oleh Norman|penaklukan Norman]] di 1060s dan bahkan menjadi makmur di bawah raja-raja Norman, melahirkan sebuah [[Budaya Norman-Arab-Bizantium|budaya yang unik campuran]], sampai akhirnya dideportasi ke Lucera di 1220s setelah pemberontakan yang gagal.
Di bawah pemerintahan Muslim, Sisilia bangkit dan akhirnya melepaskan diri dari [[Ifriqiya]] untuk membentuk sebuah. Komunitas Muslim di pulau ini selamat dari [[Penaklukan Norman atas Sisilia|Penaklukan Norman]] pada tahun 1060-an dan bahkan menjadi negara yang makmur di bawah raja-raja Norman, dengan melahirkan [[Budaya Norman-Arab-Bizantium|campuran budaya unik]], hingga [[Perjanjian Muslim di Lucera|dideportasi]] ke [[Lucera]] pada tahun 1220-an setelah gagalnya sebuah pemberontakan.


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
Di seluruh [[Kekaisaran Romawi|kekaisaran Romawi periode]], Sisilia adalah seorang yang tenang, sejahtera terpencil. Hanya pada abad ke-5 lakukan itu menderita serangan oleh [[Vandal|Pengacau]] operasi dari pantai [[Afrika Utara]]. Di 535, pulau ini berada di bawah [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] kontrol dan digerebek oleh [[Ostrogoth|Ostrogoths]] di [[Perang Goth (535–554)|Gothic Perang]], tapi tenang kembali setelah itu.<ref>Runciman (1958), pp. 2–3</ref> Dilindungi oleh laut, pulau terhindar dari kerusakan yang ditimbulkan pada Bizantium Italia melalui [[Langobardi|Lombard]] invasi dari akhir ke-6 dan awal abad ke-7, dan tetap masih berkembang kehidupan perkotaan dan pemerintahan sipil.<ref name="Brown460">Brown (2008), p. 460</ref> Itu hanya ancaman yang meningkat dari [[Penaklukan Islam|ekspansi Muslim]] yang dorong itu menjadi pusat perhatian. Sebagai John Bagnell Mengubur menulis, "berbuah tanah dan diinginkan kepemilikan dalam dirinya sendiri, Sisilia posisi sentral di antara dua cekungan Mediterania diberikan itu sebuah objek penting tertinggi ke Timur laut-kekuatan yang secara komersial atau politik agresif, sedangkan untuk yang ambisius penguasa di Afrika itu adalah batu loncatan untuk Italia dan gerbang [[Laut Adriatik|Adriatik]]."<ref name="Bury294">Bury (1912), p. 294</ref>
Sepanjang [[kekaisaran Romawi|periode kekaisaran Romawi]], Sisilia merupakan daerah terpencil yang tenang dan makmur. Hingga abad ke-5, terjadi perampasan oleh para [[Vandal]] yang beroperasi dari pantai [[Afrika Utara]]. Pada tahun 535, pulau tersebut berada di bawah kendali [[Kekaisaran Bizantium]] dan diserbu oleh [[Ostrogoth]] dalam [[Perang Gothic (535-554)|Perang Gothic]], tetapi kedamaian telah kembali setelahnya.<ref>Runciman (1958), pp. 2–3</ref> Karena dilindungi oleh laut, pulau ini terhindar dari kerusakan yang diakibatkan oleh orang-orang Bizantium Italia melalui invasi [[Lombard]] di akhir abad ke-6 dan awal abad ke-7, dengan mempertahankan kehidupan kota yang masih berkembang, serta pemerintahan sipil.<ref name="Brown460">Brown (2008), p. 460</ref> Hal ini hanya sebuah ancaman dengan meningkatnya [[Penaklukan Muslim|ekspansi Muslim]] yang menjadi pusat perhatian. Sebagaimana halnya [[John Bagnell Bury]] menulis, "Tanah yang subur dan kepemilikan yang diinginkan dengan sendirinya, menjadikan Sisilia memiliki posisi sentral antara dua cekungan Mediterania yang menjadikannya sebagai objek penting bagi kekuatan laut Timur yang agresif secara komersial atau politis, sedangkan untuk penguasa ambisius di Afrika, hal ini merupakan batu loncatan bagi Italia dan gerbang menuju [[Laut Adriatik]]."<ref name="Bury294">Bury (1912), p. 294</ref>


Akibatnya, pulau itu sejak awal ditargetkan oleh umat Islam, serangan pertama terjadi di 652, hanya beberapa tahun setelah berdirinya Muslim pertama di angkatan laut. Berikut timbulnya [[Penaklukan Maghreb oleh Muslim|serangan terhadap Muslim Afrika Utara]], menjadi penting strategis, dan untuk sementara, di 661-668, itu adalah kediaman dari istana kekaisaran di bawah [[Konstans II|Constans II]].<ref>Runciman (1958), pp. 3–4</ref> merupakan sebagai [[Thema (distrik Bizantium)|tema]] sekitar 690, yang mengatur ''[[strategos]]'' juga datang untuk mengambil kendali atas tersebar di imperial harta di selatan daratan italia.<ref>Brown (2008), pp. 460–461</ref> pulau digerebek setelah itu, terutama di paruh pertama abad ke-8, tetapi tidak berada di bawah ancaman serius sampai umat Islam menyelesaikan penaklukan Afrika Utara dan pindah ke [[Hispania]] .<ref name="Bury295">Bury (1912), p. 295</ref><ref>Vasiliev (1935), p. 63</ref> Ini adalah Abd al-Rahman al-Fihri, [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]] gubernur [[Ifriqiya]], yang pertama kali membuat rencana untuk menyerang pulau berlaku dan mencoba untuk menangkap itu dan Sardinia di 752-753, tapi ia digagalkan oleh [[Orang Berber|Berber]] pemberontakan.<ref>Vasiliev (1935), pp. 63–64</ref>
Akibatnya, pulau ini pada awalnya ditargetkan oleh kaum Muslim sebagai target serangan pertama yang terjadi pada tahun 652, di mana hanya beberapa tahun angkatan laut Muslim pertama didirikan. Setelah [[Penaklukan Maghreb oleh Muslim|serangan Muslim terhadap Afrika Utara]], Sisilia menjadi basis strategis yang penting, dan untuk sementara waktu tepatnya pada tahun 661-668, Sisilia menjadi kediaman istana kekaisaran di bawah [[Konstans II]].<ref name="Brown460"/><ref name="Bury294"/><ref>Runciman (1958), pp. 3–4</ref> yang berdiri sebagai [[Tema (distrik Bizantium)|tema]] di sekitar tahun 690, di mana pemerintahannya mengatur ''[[strategos]]'' yang juga datang untuk mengambil kendali atas kekayaan kekaisaran yang tersebar di daratan selatan Italia.<ref>Brown (2008), pp. 460–461</ref>
Pulau ini diserbu setelahnya, terutama di paruh pertama abad ke-8, tetapi tidak mendapat ancaman serius hingga kaum Muslim menyelesaikan penaklukan mereka di Afrika Utara dan juga berpindah ke [[Hispania]].<ref name="Bury295">Bury (1912), p. 295</ref><ref>Vasiliev (1935), p. 63</ref> [[Abdurrahman bin Habib al-Fihri|Abdurrahman al-Fihri]], merupakan gubernur [[Abasiyyah]] dari [[Ifriqiya]], yang pertama kali membuat rencana penyerangan pulau tersebut dan mencoba menangkapnya dan Sardinia pada tahun 752-753, tetapi digagalkan oleh pemberontakan penduduk [[Berber]].<ref name="Bury295"/><ref>Vasiliev (1935), pp. 63–64</ref>


Di 799, pendiri [[Aghlabiyyah|Aghlabid]] dinasti, Ibrahim ibn al-Aghlab, dijamin pengakuan dari posisinya sebagai otonom [[Amir|emir]] ifriqiyah oleh [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]] khalifah, [[Harun Ar-Rasyid|Harun al-Rasyid]], sehingga menandai pembentukan praktis negara merdeka yang berpusat di modern [[Tunisia]].<ref>Metcalfe (2009), p. 9</ref> Dalam 805, Ibrahim menyimpulkan sepuluh tahun gencatan senjata dengan Bizantium gubernur Sisilia, yang diperbaharui oleh Ibrahim putra dan penerus Abdallah saya di 813. Selama waktu ini, Aghlabids terlalu disibukkan dengan persaingan mereka dengan [[Idrisiyyah|Idrisids]] ke barat untuk merencanakan serangan yang serius di Sisilia. Sebaliknya, ada kesaksian dari lalu lintas komersial antara Sisilia dan Ifriqiya, dan kehadiran dari [[Bangsa Arab|Arab]] pedagang di pulau.<ref>Vasiliev (1935), p. 64</ref>
Pada tahun 799, pendiri dinasti [[Aghlabiyyah]], [[Ibrahim bin al-Aghlab]], mendapat pengakuan atas posisinya otinomnya sebagai emir [[ifriqiya]] oleh khalifah [[Abbasiyah]], [[Harun al-Rashid]], yang menandai pembentukan sebuah negara praktis yang independen yang berpusat pada [[Tunisia]] modern.<ref>Metcalfe (2009), p. 9</ref> Pada tahun 805, Ibrahim mengakhiri gencatan senjata dengan gubernur Bizantium di Sisilia, yang telah tetjadi selama sepuluh tahun; yang kemudian diperbarui oleh putra dan penerus Ibrahim [[Abdallah I]] pada tahun 813. Selama masa ini, Aghlabid disibukkan dengan persaingan dengan [[Idrisid]] ke wilayah barat untuk merencanakan serangan serius ke Sisilia. Sebaliknya, terdapat kesaksian tentang lalu lintas komersial antara Sisilia dan Ifriqiya, dan kehadiran pedagang [[Arab]] di pulau tersebut.<ref name="Bury295"/><ref>Vasiliev (1935), p. 64</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 18: Baris 37:


== Sumber ==
== Sumber ==
* {{Citation|last=Abun-Nasr|first=Jamil M.|title=A History of the Maghrib in the Islamic Period|url=https://books.google.com/books?id=jdlKbZ46YYkC|year=1987|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-33767-4|ISBN=0-521-33767-4}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]]) [[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]]
* {{citation | title = A History of the Maghrib in the Islamic Period | first = Jamil M. | last = Abun-Nasr | publisher = Cambridge University Press | year = 1987 | isbn = 0-521-33767-4 | url = https://books.google.com/books?id=jdlKbZ46YYkC}}
* {{Citation|last=Brown|first=Thomas S.|title=The Cambridge History of the Byzantine Empire c.500–1492|year=2008|pages=433–464|chapter=Byzantine Italy (680–876)|publisher=Cambridge University Press|editor-last=Sheppard|editor-first=Jonathan|isbn=978-0-521-83231-1|ISBN=978-0-521-83231-1}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]]) [[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]]
* {{citation | last = Brown | first = Thomas S. | chapter = Byzantine Italy (680–876) | pages = 433–464 | title = The Cambridge History of the Byzantine Empire c.500–1492 | editor-first = Jonathan | editor-last = Sheppard | year = 2008 | publisher = Cambridge University Press | isbn = 978-0-521-83231-1}}
* {{citation|last=Bury|first=John Bagnell|title=A History of the Eastern Roman Empire from the Fall of Irene to the Accession of Basil I (A.D. 802–867)|url=https://archive.org/details/ahistoryeastern00burygoog|year=1912|authorlink=J.B. Bury|location=London|publisher=Macmillan and Co.}}
* {{citation | last = Bury | first = John Bagnell | authorlink = J.B. Bury | title = A History of the Eastern Roman Empire from the Fall of Irene to the Accession of Basil I (A.D. 802–867) | location = London | publisher = Macmillan and Co. | year = 1912 | url=https://archive.org/details/ahistoryeastern00burygoog }}
* {{cite journal|last=Lev|first=Yaacov|year=1984|title=The Fatimid Navy, Byzantium and the Mediterranean Sea, 909–1036 CE/297–427 AH|journal=Byzantion|volume=54|pages=220–252|oclc=1188035|ref=harv}}
* {{cite journal | last = Lev | first = Yaacov | title = The Fatimid Navy, Byzantium and the Mediterranean Sea, 909–1036 CE/297–427 AH | journal = Byzantion | volume = 54 | year = 1984 | pages = 220–252 | oclc = 1188035| ref=harv }}
* {{citation|last=Metcalfe|first=Alex|title=The Muslims of Medieval Italy|url=https://books.google.com/books?id=VRXTzPOly-oC|year=2009|location=Edinburgh|publisher=Edinburgh University Press|isbn=978-0-7486-2008-1}}
* {{citation | last = Metcalfe | first = Alex | title = The Muslims of Medieval Italy | location = Edinburgh | publisher = Edinburgh University Press | year = 2009 | url = https://books.google.com/books?id=VRXTzPOly-oC | isbn = 978-0-7486-2008-1}}
* {{citation|last=Pryor|first=John H.|title=The Mediterranean in history|year=2003|authorlink=|pages=155–182|chapter=The Mediterranean breaks up, 500–1000|location=London|publisher=Thames & Hudson|editor-last=Abulafia|editor-first=David|editor-link=David Abulafia|isbn=0-89236-725-3}}
* {{citation | last = Pryor | first = John H. | authorlink = | chapter = The Mediterranean breaks up, 500–1000 | pages = 155–182 | editor-first = David | editor-last = Abulafia | editor-link = David Abulafia | title = The Mediterranean in history | location = London | publisher = Thames & Hudson | year = 2003 | isbn = 0-89236-725-3}}
* {{citation|last=Runciman|first=Steven|title=The Sicilian Vespers|year=1958|authorlink=Steven Runciman|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-43774-1}}
* {{citation | last = Runciman | first =Steven | authorlink = Steven Runciman | year = 1958 | title = The Sicilian Vespers | location = Cambridge | publisher = Cambridge University Press | isbn = 0-521-43774-1}}
* {{citation|last=Treadgold|first=Warren|title=The Byzantine Revival, 780–842|year=1988|authorlink=Warren Treadgold|publisher=Stanford University Press|isbn=0-8047-1462-2}}
* {{citation | last = Treadgold | first = Warren | authorlink = Warren Treadgold | title = The Byzantine Revival, 780–842 | publisher = Stanford University Press | year =1988 | isbn = 0-8047-1462-2}}
* {{citation|last=Vasiliev|first=A. A.|title=The Cambridge Medieval History, Vol. IV: The Eastern Roman Empire (717–1453)|url=https://archive.org/details/cambridgemedieva04buryuoft|year=1923|authorlink=Alexander Vasiliev (historian)|pages=138–150|chapter=Chapter V. (B) The Struggle with the Saracens (867–1057)|publisher=Cambridge University Press}}
* {{citation | last = Vasiliev | first = A. A. | authorlink = Alexander Vasiliev (historian) | url=https://archive.org/details/cambridgemedieva04buryuoft|title=The Cambridge Medieval History, Vol. IV: The Eastern Roman Empire (717–1453) | publisher = Cambridge University Press | year = 1923 | chapter = Chapter V. (B) The Struggle with the Saracens (867–1057) | pages = 138–150 }}
* {{citation|last=Vasiliev|first=A. A.|title=Byzance et les Arabes, Tome I: La Dynastie d'Amorium (820–867)|year=1935|authorlink=Alexander Vasiliev (historian)|others=French ed.: [[Henri Grégoire (historian)|Henri Grégoire]], [[Marius Canard]]|location=Brussels|publisher=Éditions de l'Institut de Philologie et d'Histoire Orientales|language=French}}
* {{citation | last = Vasiliev | first = A. A. | authorlink = Alexander Vasiliev (historian) | others = French ed.: [[Henri Grégoire (historian)|Henri Grégoire]], [[Marius Canard]] | title = Byzance et les Arabes, Tome I: La Dynastie d'Amorium (820–867) | year = 1935 | location = Brussels | publisher = Éditions de l'Institut de Philologie et d'Histoire Orientales | language= French}}
* {{citation|last=Vasiliev|first=A. A.|title=Byzance et les Arabes, Tome II, 1ére partie: Les relations politiques de Byzance et des Arabes à l'époque de la dynastie macédonienne (867–959)|year=1968|authorlink=Alexander Vasiliev (historian)|others=French ed.: [[Henri Grégoire (historian)|Henri Grégoire]], [[Marius Canard]]|location=Brussels|publisher=Éditions de l'Institut de Philologie et d'Histoire Orientales|language=French}}
* {{citation | last = Vasiliev | first = A. A. | authorlink = Alexander Vasiliev (historian) | others = French ed.: [[Henri Grégoire (historian)|Henri Grégoire]], [[Marius Canard]] | title = Byzance et les Arabes, Tome II, 1ére partie: Les relations politiques de Byzance et des Arabes à l'époque de la dynastie macédonienne (867–959) | year = 1968 | location = Brussels | publisher = Éditions de l'Institut de Philologie et d'Histoire Orientales | language= French}}

== Bacaan lanjutan ==
* {{citation | last = Amari | first = Michele | title = Storia dei Musulmani di Sicilia | volume = I |url = https://archive.org/details/storiadeimusulm01amargoog | year = 1854 | location = Florence | language = Italian}}
* {{citation | last = Amari | first = Michele | title = Storia dei Musulmani di Sicilia | volume = II |url = https://archive.org/stream/storiadeimusulm02amargoog | year = 1858 | location = Florence | language = Italian}}
* {{citation | last = Kreutz | first = Barbara M. | url = https://books.google.com/books?id=P-ucSSZrJ0YC | title = Before the Normans: Southern Italy in the Ninth and Tenth Centuries | year = 1996 | location = Philadelphia | publisher = University of Pennsylvania Press. | isbn = 0-8122-1587-7}}
* {{citation | last = Talbi | first = Mohamed | title = L'émirat aghlabide (184–296/800–909): Histoire politique | location = Paris | year = 1966 | language =French | publisher = Adrien-Maisonneuve}}


== Bacaan lebih lanjut ==
* {{Citation|last=Amari|first=Michele|title=Storia dei Musulmani di Sicilia|url=https://archive.org/details/storiadeimusulm01amargoog|year=1854|volume=I|location=Florence|language=Italian}} CS1 maint: Unrecognized language ([[:Kategori:CS1 maint: Unrecognized language|link]]) [[Kategori:CS1 maint: Unrecognized language]]
* {{Citation|last=Amari|first=Michele|title=Storia dei Musulmani di Sicilia|url=https://archive.org/stream/storiadeimusulm02amargoog|year=1858|volume=II|location=Florence|language=Italian}} CS1 maint: Unrecognized language ([[:Kategori:CS1 maint: Unrecognized language|link]]) [[Kategori:CS1 maint: Unrecognized language]]
* {{Citation|last=Kreutz|first=Barbara M.|title=Before the Normans: Southern Italy in the Ninth and Tenth Centuries|url=https://books.google.com/books?id=P-ucSSZrJ0YC|year=1996|location=Philadelphia|publisher=University of Pennsylvania Press.|isbn=0-8122-1587-7|ISBN=0-8122-1587-7}}More than one of <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;ISBN=</code> dan <code style="color:inherit; border:inherit; padding:inherit;">&#x7C;isbn=</code> specified ([[Bantuan:CS1 errors#redundant parameters|bantuan]]) [[Kategori:Pages with citations having redundant parameters]]
* <cite class="citation" id="CITEREFTalbi1966" style="position: relative;">Talbi, Mohamed (1966), ''L'émirat aghlabide (184-296/800-909): Histoire politique'' (dalam bahasa perancis), Paris: Adrien-Maisonneuve<div class="cx-overlay"><div class="cx-spinner"></div></div></cite><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Abook&rft.genre=book&rft.btitle=L%27%C3%A9mirat+aghlabide+%28184%E2%80%93296%2F800%E2%80%93909%29%3A+Histoire+politique&rft.place=Paris&rft.pub=Adrien-Maisonneuve&rft.date=1966&rft.aulast=Talbi&rft.aufirst=Mohamed&rfr_id=info%3Asid%2Fen.wiki-indonesia.club%3AMuslim+conquest+of+Sicily">&#x20;</span> [[Category:CS1 French-language sources (fr)|Category:CS1 French-language sources (fr)]]
[[Kategori:Eropa abad ke-10]]
[[Kategori:Abad ke-9 di Eropa]]
[[Kategori:Abad ke-9 di Eropa]]
[[Kategori:Abad ke-9 di Kerajaan Bizantium]]
[[Kategori:Konflik abad ke-9]]
[[Kategori:Abad ke-10 di Eropa]]
[[Kategori:Abad ke-10 di Kerajaan Bizantium]]
[[Kategori:Perang Arab-Bizantium|Sisilia]]
[[Kategori:Penaklukan Sisilia oleh Muslim| ]]
[[Kategori:Aghlabiyyah]]

Revisi terkini sejak 11 September 2022 20.16

Penaklukan Muslim di Sisilia
Bagian dari Penaklukan Muslim dan Perang Arab–Bizantium

Peta topografi Sisilia
TanggalJuni 827 – Agustus 902[1]
LokasiSisilia
Hasil Penaklukan Aghlabiyyah di Sisilia
Pihak terlibat
Kekaisaran Bizantium Emirat Aghlabiyyah di Ifriqiya
Tokoh dan pemimpin
"Balata"
Giustiniano Participazio
Theodotus 
Alexios Mousele
Constantine Kontomytes
Euphemius 
Asad bin al-Furat
Muhammad bin Abul Jawari
Asbagh bin Wakil
Abu Fihr Muhammad bin Abdullah
Al-Fadhl bin Ya'qub
Abul Aghlab Ibrahim
Abul Aghlab al-Abbas bin al-Fadhl
Khafaja bin Sufyan
Suwada bin Khafaja
Abul Abbas Abdullah (II)
Ibrahim II

Penaklukan Muslim di Sisilia dimulai pada bulan Juni 827 dan berlangsung hingga tahun 902, setelah jatuhnya Taormina, yaitu benteng besar Bizantium terakhir di pulau tersebut. Benteng yang terisolasi tetap berada dibawah Bizantium hingga tahun 965, tetapi pulau tersebut kini berada di bawah kekuasaan Muslim hingga peristiwa penaklukan Norman di selatan Italia yang dilakukan oleh Normandia pada abad ke-11.

Meskipun Sisilia telah diserbu oleh orang Muslim sejak pertengahan abad ke-7, serangan ini tidak mengancam kontrol Bizantium atas pulau tersebut, yang merupakan perairan terpencil yang damai. Kesempatan emir Aghlabiyyah dari Ifriqiya datang pada tahun 827, ketika Euphemius (komandan armada pulau tersebut), bangkit dan melakukan pemberontakan melawan Kaisar Bizantium Mikael II. Setelah dikalahkan oleh pasukan Bizantium dan diusir dari pulau tersebut, Euphemius meminta bantuan Aghlabiyyah. Pihak Aghlabiyyah menganggap hal ini sebagai kesempatan untuk ekspansi serta untuk mengalihkan energi dari pembentukan militer mereka sendiri yang rapuh dan mengurangi kritik terhadap cendekiawan Muslim dengan memperjuangkan jihad, serta mengirim tentara untuk membantunya. Setelah pendaratan Arab di pulau tersebut, Euphemius segera dikesampingkan. Serangan awal di Sirakusa, ibu kota pulau tersebut telah gagal, tetapi orang-orang Muslim dapat menghadapi serangan balik Bizantium selanjutnya dan berlindung du beberapa benteng. Dengan adanya bala bantuan dari Ifriqiya dan al-Andalus, pada tahun 831 mereka menaklukan Palermo, yang menjadi ibu kota provinsi Muslim yang baru.

Pemerintah Bizantium mengirim beberapa ekspedisi untuk membantu penduduk setempat melawan kaum Muslim, tetapi sibuk dengan perjuangan melawan Abbasiyah di wilayah timur mereka dan dengan Keamiran Kreta di Laut Aegea, yang tidak melakukan upaya berkelanjutan dalam mengusir orang-orang Muslim, yang dalam tiga dasawarsa ke depan merampas harta Bizantium yang nyaris tidak melakukan perlawanan. Benteng kuat Enna di tengah pulau tersebut adalah benteng perlawanan utama Bizantium dalam ekspansi Muslim, hingga penaklukannya pada tahun 859. Setelah kejatuhannya, kaum Muslim meningkatkan tekanan mereka terhadap bagian timur pulau tersebut, dan setelah sebuah pengepungan yang panjang atas Sirakusa pada tahun 878. Bizantium mempertahankan kendali beberapa benteng di sudut timur laut pulau tersebut selama beberapa dasawarsa kemudian, dan meluncurkan sejumlah upaya untuk memulihkan pulau tersebut hingga abad ke-11, tetapi tidak secara serius menantang pengontrolan Muslim atas Sisilia. Jatuhnya benteng Bizantium utama, yaitu Taormina, pada tahun 902, menandai selesainya penaklukan Muslim di Sisilia.

Di bawah pemerintahan Muslim, Sisilia bangkit dan akhirnya melepaskan diri dari Ifriqiya untuk membentuk sebuah. Komunitas Muslim di pulau ini selamat dari Penaklukan Norman pada tahun 1060-an dan bahkan menjadi negara yang makmur di bawah raja-raja Norman, dengan melahirkan campuran budaya unik, hingga dideportasi ke Lucera pada tahun 1220-an setelah gagalnya sebuah pemberontakan.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Sepanjang periode kekaisaran Romawi, Sisilia merupakan daerah terpencil yang tenang dan makmur. Hingga abad ke-5, terjadi perampasan oleh para Vandal yang beroperasi dari pantai Afrika Utara. Pada tahun 535, pulau tersebut berada di bawah kendali Kekaisaran Bizantium dan diserbu oleh Ostrogoth dalam Perang Gothic, tetapi kedamaian telah kembali setelahnya.[2] Karena dilindungi oleh laut, pulau ini terhindar dari kerusakan yang diakibatkan oleh orang-orang Bizantium Italia melalui invasi Lombard di akhir abad ke-6 dan awal abad ke-7, dengan mempertahankan kehidupan kota yang masih berkembang, serta pemerintahan sipil.[3] Hal ini hanya sebuah ancaman dengan meningkatnya ekspansi Muslim yang menjadi pusat perhatian. Sebagaimana halnya John Bagnell Bury menulis, "Tanah yang subur dan kepemilikan yang diinginkan dengan sendirinya, menjadikan Sisilia memiliki posisi sentral antara dua cekungan Mediterania yang menjadikannya sebagai objek penting bagi kekuatan laut Timur yang agresif secara komersial atau politis, sedangkan untuk penguasa ambisius di Afrika, hal ini merupakan batu loncatan bagi Italia dan gerbang menuju Laut Adriatik."[4]

Akibatnya, pulau ini pada awalnya ditargetkan oleh kaum Muslim sebagai target serangan pertama yang terjadi pada tahun 652, di mana hanya beberapa tahun angkatan laut Muslim pertama didirikan. Setelah serangan Muslim terhadap Afrika Utara, Sisilia menjadi basis strategis yang penting, dan untuk sementara waktu tepatnya pada tahun 661-668, Sisilia menjadi kediaman istana kekaisaran di bawah Konstans II.[3][4][5] yang berdiri sebagai tema di sekitar tahun 690, di mana pemerintahannya mengatur strategos yang juga datang untuk mengambil kendali atas kekayaan kekaisaran yang tersebar di daratan selatan Italia.[6] Pulau ini diserbu setelahnya, terutama di paruh pertama abad ke-8, tetapi tidak mendapat ancaman serius hingga kaum Muslim menyelesaikan penaklukan mereka di Afrika Utara dan juga berpindah ke Hispania.[7][8] Abdurrahman al-Fihri, merupakan gubernur Abasiyyah dari Ifriqiya, yang pertama kali membuat rencana penyerangan pulau tersebut dan mencoba menangkapnya dan Sardinia pada tahun 752-753, tetapi digagalkan oleh pemberontakan penduduk Berber.[7][9]

Pada tahun 799, pendiri dinasti Aghlabiyyah, Ibrahim bin al-Aghlab, mendapat pengakuan atas posisinya otinomnya sebagai emir ifriqiya oleh khalifah Abbasiyah, Harun al-Rashid, yang menandai pembentukan sebuah negara praktis yang independen yang berpusat pada Tunisia modern.[10] Pada tahun 805, Ibrahim mengakhiri gencatan senjata dengan gubernur Bizantium di Sisilia, yang telah tetjadi selama sepuluh tahun; yang kemudian diperbarui oleh putra dan penerus Ibrahim Abdallah I pada tahun 813. Selama masa ini, Aghlabid disibukkan dengan persaingan dengan Idrisid ke wilayah barat untuk merencanakan serangan serius ke Sisilia. Sebaliknya, terdapat kesaksian tentang lalu lintas komersial antara Sisilia dan Ifriqiya, dan kehadiran pedagang Arab di pulau tersebut.[7][11]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Peristiwa konvensional; Bizantium terus hadir di pulau ini hingga tahun 965
  2. ^ Runciman (1958), pp. 2–3
  3. ^ a b Brown (2008), p. 460
  4. ^ a b Bury (1912), p. 294
  5. ^ Runciman (1958), pp. 3–4
  6. ^ Brown (2008), pp. 460–461
  7. ^ a b c Bury (1912), p. 295
  8. ^ Vasiliev (1935), p. 63
  9. ^ Vasiliev (1935), pp. 63–64
  10. ^ Metcalfe (2009), p. 9
  11. ^ Vasiliev (1935), p. 64

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]