Benteng VOC (Jepara): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AnsyahF (bicara | kontrib)
Memperbarui informasi Tack
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
 
(16 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
{{Infobox tempat wisata|image=BentengVOCJepara2020.jpg|caption=Gerbang depan Benteng VOC Jepara|name=Fort Japara XVI|map_type=|map_size=|latitude=|longitude=|lokasi=[[Ujungbatu, Jepara, Jepara|Ujungbatu]], [[Jepara, Jepara|Jepara]], [[Kabupaten Jepara|Jepara]].|negara={{flag|Indonesia}}|arsitek=|pengelola=Pemkab Jepara|pembuat=VOC|mulai_dibangun=|selesai_dibangun=|ditutup=|biaya=|jenis_wisata=Wisata Sejarah|gaya=Benteng|luas=|fasilitas={{*}}Benteng<br>{{*}}Taman Bunga<br>{{*}}Taman Buah<br>{{*}}Taman Makam Pahlawan}}
|Nama = Benteng VOC Jepara
'''Fort Japara XVI'''<ref>http://www.vocsite.nl/geschiedenis/handelsposten/javano.html</ref> atau lebih dikenal dengan '''Benteng VOC Jepara''' dan dikenal oleh masyarakat [[Jepara]] sebagai '''Lodji Gunung''' adalah sebuah benteng yang diperkirakan dibangun pada pertengahan kedua abad ke-17 oleh Belanda yang menjadi pusat kekuasaan [[VOC]] di pantai timur [[Laut Jawa]].<ref>{{Cite journal|last=Supriyono|first=Agustinus|date=2015-01-31|title=TINJAUAN HISTORIS BENTENG VOC DI JEPARA|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/3419|journal=Paramita: Historical Studies Journal|language=id|volume=25|issue=1|doi=10.15294/paramita.v25i1.3419|issn=2407-5825}}</ref> Benteng ini mengatasnamakan kepentingan penguasa Jepara pada masa itu.<ref>{{Cite web|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc|title=Benteng VOC - Fort Japara|last=ticjepara|first=|date=2017|website=TIC Jepara|access-date=26 Juli 2020}}</ref>
|Name = Benteng VOC Jepara
|Image = Berkas:Pintu Masuk Benteng VOC Jepara, 16 Mei 2021.jpg
|caption = Pintu masuk benteng yang bertuliskan "Fort Japara XVI"
|Criteria = Bangunan
|ID = Belum ada<br>(Verifikasi 7 September 2017)
|map_location = Jawa Tengah#Jawa#Indonesia
|map_caption = Lokasi di Jawa dan Indonesia
|coordinates = {{coord|-6.586004|110.666597|display=title,inline}}
|ownership = Pemerintah Kabupaten Jepara
|management = * Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
* Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Jepara
|Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015100500434/benteng-voc-jepara
|Location=Bukit Danareja, Dusun Ujungbatu, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah}}


'''Benteng VOC Jepara,''' juga dikenal sebagai '''Fort Japara (XVI)''' dan '''Loji Gunung''',<ref>{{Cite web|title=Benteng VOC - Fort Japara|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc|website=Tourism Information Center (TIC) Jepara|publisher=Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara|language=id}}</ref><ref>[https://disparbud.jepara.go.id/wp-content/uploads/sites/72/2020/02/DATA-OBYEK-WISATA-dikonversi.pdf Data Objek Daya Tarik Wisata]{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara</ref> adalah sebuah benteng peninggalan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] yang berdiri di [[Kabupaten Jepara]], [[Jawa Tengah]]. Benteng ini merupakan bagian dari kawasan yang terdiri dari benteng itu sendiri, kompleks permakaman (yang diantaranya adalah [[TMP|Taman Makam Pahlawan]] Giri Dharma), dan stebuah hutan buah.<ref name=":0">{{Cite news|date=2018-02-06|editor-last=Mustofa|editor-first=Ali|title=Lokasi Penyerahan Pantai Utara Jawa kepada VOC|url=https://radarkudus.jawapos.com/read/2018/02/06/46627/lokasi-penyerahan-pantai-utara-jawa-kepada-voc|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]|language=id|access-date=2021-05-16|archive-date=2021-05-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210516145924/https://radarkudus.jawapos.com/read/2018/02/06/46627/lokasi-penyerahan-pantai-utara-jawa-kepada-voc|dead-url=yes}}</ref> Benteng ini diperkirakan berdiri pada abad ke-17 dan ditinggalkan pada awal abad ke-18 karena faktor keamanan.<ref name=":0" />
== Letak ==
Benteng ini terletak di sebuah bukit sekitar 0,5&nbsp;km arah utara [[Alun-Alun 1 Jepara|alun-alun Jepara]] dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut. Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri Dharma.<ref name="ticjepara.com">http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc</ref>


Pada September 2013, [[Balai Pelestarian Cagar Budaya]] (BPCB) Yogyakarta melakukan pemugaran dan perawatan terhadap benteng ini.<ref>{{Cite news|last=Oliez|first=Muhammad|date=2013-09-17|title=Pemugaran Benteng VOC libatkan ahli arkeologi|url=https://daerah.sindonews.com/berita/783949/22/pemugaran-benteng-voc-libatkan-ahli-arkeologi|work=[[Sindonews.com]]|language=id|access-date=2021-05-16}}</ref> Penataan terhadap benteng ini dilakukan setiap tahunnya oleh Pemerintah [[Kabupaten Jepara]] sejak tahun 2014, yang setidaknya masih dilakukan pada 2019.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=2019-09-16|editor-last=Mustofa|editor-first=Ali|title=Usai Penataan Gardu Pandang Benteng VOC, Lanjut Penataan Taman|url=https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/16/155995/usai-penataan-gardu-pandang-benteng-voc-lanjut-penataan-taman|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]|language=id|access-date=2021-05-16|archive-date=2021-05-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210516145928/https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/16/155995/usai-penataan-gardu-pandang-benteng-voc-lanjut-penataan-taman|dead-url=yes}}</ref>
Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan "Fort Japara XVI".

== Lokasi ==
Secara [[Pembagian administratif|administratif]], benteng ini terletak di Dusun Ujungbatu, [[Ujungbatu, Jepara, Jepara|Kelurahan Ujungbatu]], [[Jepara, Jepara|Kecamatan Jepara]], Kabupaten Jepara. Letaknya di atas sebuah bukit yang dinamakan Bukit Danareja atau Bukit Jepara, dengan ketinggian 35,05 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]]. Jaraknya hanya sekitar 0,5 [[Kilometer|km]] ke arah utara dari pusat Jepara.<ref>{{Cite web|title=Benteng VOC Jepara|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/benteng-voc-jepara/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Gezicht op Jepara Japara (titel op object), NG-400-W.jpg|kiri|jmpl|339x339px|Sebuah gambar yang dibuat pada abad ke-18 yang menampilkan pemandangan Jepara saat itu. Benteng dapat dilihat di atas bukit dengan [[Bendera Belanda]].]]
Pada tahun 1613, [[Pieter Both]], [[Gubernur Jenderal VOC]] pertama, mendirikan kantor dagangnya di Jepara. Pendirian tersebut dikarenakan kantor VOC di [[Gresik]] selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.
Tidak diketahui dengan pasti kapan benteng ini didirikan. Menurut Indrahti & Rochwulaningsih (2011), adanya [[batu karang]] dalam konstruksi benteng ini adalah ciri-ciri benteng yang dibangun oleh [[Imperium Portugal|Portugal]].{{Sfn|Indrahti|Rochwulaningsih|2011|p=47}}


Catatan sejarah selanjutnya hanya menunjukkan aktivitas penggunaan benteng pada abad ke-17, ketika kantor dagang VOC didirikan di sana pada 1613. VOC mendirikannya di Jepara karena kantornya yang ada di [[Kabupaten Gresik|Gresik]] selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.{{Sfn|Supriyono|2013|pp=35-36}}
Dua tahun kemudian, [[Sultan Agung dari Mataram]] memberi izin kepada VOC untuk mendirikan sebuah [[loji]] disana sebagai kantor pewakilan dagang VOC. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618. Sebuah konsesi dalam bentuk sewa diberikan [[Amangkurat II]] kepada VOC untuk mendirikan benteng disana pada tahun 1680-an sebagai imbalan atas usaha VOC dalam menumpas [[Pemberontakan Trunajaya]]. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa hingga [[Semarang]] menggantikan fungsinya pada abad ke-18.<ref>{{Cite journal|last=Supriyono|first=Agustinus|date=2013-01-15|title=TINJAUAN HISTORIS JEPARA SEBAGAI KERAJAAN MARITIM DAN KOTA PELABUHAN|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/2494|journal=Paramita: Historical Studies Journal|language=en|volume=23|issue=1|doi=10.15294/paramita.v23i1.2494|issn=2407-5825}}</ref>


Pada 1615, [[Sultan Agung dari Mataram]] memberikan izin kepada VOC untuk mendirikan [[loji]] sebagai kantor pewakilan dagang di Jepara. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618.{{Sfn|Supriyono|2013|pp=35-36}} Sumber lain mengatakan bahwa lojinya didirkan pada tahun 1651.{{Sfn|Abbas|1997|p=16}}
Masyarakat sekitar juga ada yang mengenal benteng ini sebagai "Benteng Portugis". Menurut pemahaman mereka, benteng ini pertama kali dibangun oleh [[Portugis]], tetapi belum selesai, hingga akhirnya Belanda yang menyelesaikan pembangunan benteng ini.<ref>{{Cite journal|last=Dra. Sri|first=Indrahti|date=2010-01|title=POTENSI KEBAHARIAN JEPARA SEBAGAI SATU LANDASAN MEWUJUDKAN MODEL REVITALISASI KOTA PELABUHAN|url=http://eprints.undip.ac.id/3263/|journal=Citra Leka dan Sabda}}</ref>


Ketika [[Pemberontakan Trunajaya]] meletus, Letnan VOC Martinus van Ingen membuat peta daerah Jepara dan merencanakan penempatan 100 [[infanteri]] di Benteng VOC Jepara. Pemimpin Jepara saat itu, Ngabehi Wangsadipa, memberi VOC berupa lima pucuk meriam yang salah satunya dipasang di benteng itu.{{Sfn|Abbas|1994|p=17}} Konon, pasukan Trunajaya berkali-kali menyerang benteng, tetapi selalu berakhir gagal.{{Sfn|Abbas|1994|p=17}}
Pada tahun 2008, Pemerintah [[Kabupaten Jepara]] melakukan pemugaran dan renovasi terhadap benteng ini.


Sumber lainnya mengatakan bahwa benteng didirikan pada tahun 1680-an sebagai konsesi dalam bentuk sewa yang diberikan [[Hamengkurat II|Amangkurat II]] kepada VOC atas usahanya dalam menumpas Pemberontakan Trunajaya. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa.{{Sfn|Supriyono|2013|p=36}}
== Keberadaan François Tack ==

Benteng ini kemudian ditinggalkan perlahan pada 1697, ketika [[Kota Semarang|Semarang]] mulai menggantikan fungsi Jepara sebagai pusat perdangangan. Alasannya adalah karena pelabuhan Jepara mengalami pendangkalan yang disebabkan oleh sedimentasi lumpur yang dibawa oleh arus sungai dan binatang-binatang karang yang semakin berkembang. VOC juga mempertimbangkan keunggulan pelabuhan Semarang yang memiliki akses ke pedalaman [[Kesultanan Mataram|Mataram]]. Pada 1707, VOC secara resmi memindahkan pusat kekuasaannya dari Jepara ke Semarang. Hal itu didasarkan pada perjanjian tanggal 31 Oktober 1707 antara VOC dengan [[Pangeran Puger|Pakubuwana I]] selaku raja Kesultanan Mataram.{{Sfn|Supriyono|2013|p=37}}

Pada pertengahan abad ke-20, tepatnya pada 1960-an, benteng tersebut masih terlihat kuat dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Pada 1960, ditemukan tiga buah [[menara]] dalam benteng dengan bentuk seperti segitiga. Sekitar 1964, saat terjadi [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]], [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI AL]] pernah memasang [[radar]] di ujung benteng untuk aktivitasnya.{{Sfn|Indrahti|Rochwulaningsih|2011|p=47}}

== Galeri ==
<gallery>
Berkas:AMH-5474-NA Map of the fort at Japara.jpg|Denah benteng pada tahun 1709
Berkas:AMH-4667-NA Map of the fort and mountain at Japara.jpg|Peta lokasi benteng dan bukit Jepara pada tahun 1719
</gallery><!--
== Keberadaan Tack ==
[[Berkas:Graf van commandant Tack te Djapara.jpg|jmpl|261x261px|Makam Tack di Jepara pada tahun 1911. Foto oleh [[KITLV]]]]
[[Berkas:Graf van commandant Tack te Djapara.jpg|jmpl|261x261px|Makam Tack di Jepara pada tahun 1911. Foto oleh [[KITLV]]]]
[[François Tack]] (seorang perwira VOC yang berjasa dalam penumpasan [[Pemberontakan Trunajaya]]) pernah singgah di Jepara ketika dalam perjalanan ke [[Kartasura]]. Waktu itu, ia melihat layaknya pemindahan aktivitas VOC dari Jepara ke Semarang.<ref name=":0">{{Cite book|url=http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w8h12p.12|title=Islamic States in Java 1500-1700|last=PIGEAUD|first=THEODORE G. Th.|last2=DE GRAAF|first2=H. J.|date=1976|publisher=Brill|series=Eight Dutch Books and Articles by Dr. H.J. de Graaf|pages=93–104|doi=10.1163/j.ctt1w8h12p.12#metadata_info_tab_contents}}</ref>
Menurut [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Theo Pigeaud]] dan [[H.J. de Graaf|de Graaf]], [[François Tack]] (seorang perwira VOC yang berjasa dalam penumpasan [[Pemberontakan Trunajaya]]) pernah singgah di Jepara ketika dalam perjalanan ke [[Kartasura]]. Waktu itu, ia melihat layaknya pemindahan aktivitas VOC dari Jepara ke Semarang.<ref name=":0">{{Cite book|url=http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w8h12p.12|title=Islamic States in Java 1500-1700|last=PIGEAUD|first=THEODORE G. Th.|last2=DE GRAAF|first2=H. J.|date=1976|publisher=Brill|series=Eight Dutch Books and Articles by Dr. H.J. de Graaf|pages=93–104|doi=10.1163/j.ctt1w8h12p.12#metadata_info_tab_contents}}</ref>


Menurut masyarakat sekitar, Tack dimakamkan di benteng ini. Mereka memaparkan analisisnya sebagai berikut:<ref>{{Cite web|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc|title=Benteng VOC - Fort Japara|last=ticjepara|website=tic.jepara.go.id|language=en-gb|access-date=2020-07-28}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://satriamuria.wordpress.com/2009/03/04/menyingkap-tabir-makam-kapten-tack-di-jepara/|title=Menyingkap Tabir Makam Kapten Tack di Jepara|date=2009-03-04|website=Satriamuria's Blog|language=id-ID|access-date=2020-07-28}}</ref>
Kemudian, beberapa orang mengatakan bahwa Tack dimakamkan di benteng ini, dengan analisis:<ref>{{Cite web|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc|title=Benteng VOC - Fort Japara|last=ticjepara|website=tic.jepara.go.id|language=en-gb|access-date=2020-07-28}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://satriamuria.wordpress.com/2009/03/04/menyingkap-tabir-makam-kapten-tack-di-jepara/|title=Menyingkap Tabir Makam Kapten Tack di Jepara|date=2009-03-04|website=Satriamuria's Blog|language=id-ID|access-date=2020-07-28}}</ref>


# Begitu meninggal, Tack langsung dibawa ke [[Semarang]], karena [[Kartasura]] pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana. Kondisi Kartasura yang hancur akibat perang membuat jenazah Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer. (Mungkin ini benar adanya, karena VOC kemudian berangkat ke Semarang dan benteng Kartasura ditinggalkan begitu saja).<ref name=":0" />
# Begitu meninggal, Tack langsung dibawa ke [[Semarang]], karena [[Kartasura]] pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana. Kondisi Kartasura yang hancur akibat perang membuat jenazah Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer.
# Dari Semarang, jenazah Tack dibawa ke [[Jepara]] di benteng VOC untuk dimakamkan.
# Dari Semarang, jenazah Tack dibawa ke [[Jepara]] di benteng VOC untuk dimakamkan.
# Jika jenazah Tack dibawa ke [[Batavia]], ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, diantaranya:
# Jika jenazah Tack dibawa ke [[Batavia]], ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, diantaranya:
Baris 29: Baris 56:
## Jarak Kartasura ke Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah Tack yang matinya dalam keadaan luka-luka.
## Jarak Kartasura ke Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah Tack yang matinya dalam keadaan luka-luka.
## Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya.
## Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya.
Poin pertama mungkin benar adanya, karena VOC kemudian diberangkatkan ke Semarang dan benteng Kartasura ditinggalkan begitu saja.<ref name=":0" />
Sejarahwan [[Lilie Suratminto]] memaparkan dugaan bahwa Tack pernah dimakamkan di benteng ini, kemudian makamnya dipindahkan ke Batavia pada masa pemerintahan [[Joan van Hoorn]] (saudara ipar laki-lakinya). Buktinya, nama Tack terukir di sebuah nisan keluarga [[Pieter van Hoorn]] (ayah Joan) yang sekarang terletak di [[Museum Taman Prasasti]].<ref>{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13287565/selisik-makam-kapten-tack-perwira-voc-abad-ke-17|title=Selisik Makam Kapten Tack, Perwira VOC Abad Ke-17 - National Geographic|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2020-07-28}}</ref>

Ada pula dugaan bahwa Tack pernah dimakamkan di benteng ini, kemudian makamnya dipindahkan ke Batavia pada masa pemerintahan [[Joan van Hoorn]] (saudara ipar laki-lakinya). Dugaan ini didasarkan pada nama Tack yang terukir di sebuah nisan keluarga [[Pieter van Hoorn]] (ayah Joan) yang kini terletak di [[Museum Taman Prasasti]].<ref>{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13287565/selisik-makam-kapten-tack-perwira-voc-abad-ke-17|title=Selisik Makam Kapten Tack, Perwira VOC Abad Ke-17 - National Geographic|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2020-07-28}}</ref>

<ref>{{Cite journal|last=Abbas|first=Novida|date=1994-05-30|title=Kajian Tentang Rancang Bangun Benteng Kompeni di Jepara|url=https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/626|journal=Berkala Arkeologi|language=id|volume=14|issue=1|pages=16–27|doi=10.30883/jba.v14i1.626|issn=2548-7132}}</ref>
-->

== Referensi ==
<references />


== Fasilitas ==
== Daftar pustaka ==
* Kawasasan Benteng
* Hotspot Area
* Taman Bunga
* Taman Buah-Buahan
* Taman Makam Pahlawan
* Bangunan untuk melihat pemandangan Jepara


* {{Cite journal|last=Abbas|first=Novita|date=1994|title=Kajian Tentang Rancang Bangun Benteng Kompeni di Jepara|url=https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/626|journal=Berkala Arkeologi|volume=14|issue=1|doi=10.30883/jba.v14i1.626|issn=2548-7132|ref=harv}}
== Catatan kaki ==
* {{Cite journal|last=Indrahti|first=Sri|last2=Rochwulaningsih|first2=Yety|date=2011|title=Potensi Budaya Bahari Sebagai Landasan Untuk Revitalisasi Kota Pelabuhan Di Kabupaten Jepara
{{reflist}}{{Commonscat|Jepara VOC Fort}}
|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/cilekha/article/view/3414|journal=Citra Lekha|volume=XV|issue=1|issn=1410-4538|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Supriyono|first=Agustinus|date=2013|title=Tinjauan Historis Jepara Sebagai Kerajaan Maritim Dan Kota Pelabuhan|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/2494|journal=Paramita: Historical Studies Journal|language=en|volume=23|issue=1|doi=10.15294/paramita.v23i1.2494|issn=2407-5825|ref=harv}}
{{Commonscat|Jepara VOC Fort}}
{{Wisata Jepara}}
{{Wisata Jepara}}



Revisi terkini sejak 6 November 2022 01.58

Benteng VOC Jepara
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Pintu masuk benteng yang bertuliskan "Fort Japara XVI"
Cagar budaya Indonesia
KategoriBangunan
No. RegnasBelum ada
(Verifikasi 7 September 2017)
Lokasi
keberadaan
Bukit Danareja, Dusun Ujungbatu, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
PemilikPemerintah Kabupaten Jepara
Pengelola
  • Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
  • Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Jepara
Koordinat6°35′10″S 110°40′00″E / 6.586004°S 110.666597°E / -6.586004; 110.666597Koordinat: 6°35′10″S 110°40′00″E / 6.586004°S 110.666597°E / -6.586004; 110.666597
Benteng VOC (Jepara) di Jawa Tengah
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia
Benteng VOC (Jepara) di Jawa
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia
Benteng VOC (Jepara) di Indonesia
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia

Benteng VOC Jepara, juga dikenal sebagai Fort Japara (XVI) dan Loji Gunung,[1][2] adalah sebuah benteng peninggalan VOC yang berdiri di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Benteng ini merupakan bagian dari kawasan yang terdiri dari benteng itu sendiri, kompleks permakaman (yang diantaranya adalah Taman Makam Pahlawan Giri Dharma), dan stebuah hutan buah.[3] Benteng ini diperkirakan berdiri pada abad ke-17 dan ditinggalkan pada awal abad ke-18 karena faktor keamanan.[3]

Pada September 2013, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta melakukan pemugaran dan perawatan terhadap benteng ini.[4] Penataan terhadap benteng ini dilakukan setiap tahunnya oleh Pemerintah Kabupaten Jepara sejak tahun 2014, yang setidaknya masih dilakukan pada 2019.[3][5]

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Secara administratif, benteng ini terletak di Dusun Ujungbatu, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara. Letaknya di atas sebuah bukit yang dinamakan Bukit Danareja atau Bukit Jepara, dengan ketinggian 35,05 mdpl. Jaraknya hanya sekitar 0,5 km ke arah utara dari pusat Jepara.[6]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sebuah gambar yang dibuat pada abad ke-18 yang menampilkan pemandangan Jepara saat itu. Benteng dapat dilihat di atas bukit dengan Bendera Belanda.

Tidak diketahui dengan pasti kapan benteng ini didirikan. Menurut Indrahti & Rochwulaningsih (2011), adanya batu karang dalam konstruksi benteng ini adalah ciri-ciri benteng yang dibangun oleh Portugal.[7]

Catatan sejarah selanjutnya hanya menunjukkan aktivitas penggunaan benteng pada abad ke-17, ketika kantor dagang VOC didirikan di sana pada 1613. VOC mendirikannya di Jepara karena kantornya yang ada di Gresik selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.[8]

Pada 1615, Sultan Agung dari Mataram memberikan izin kepada VOC untuk mendirikan loji sebagai kantor pewakilan dagang di Jepara. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618.[8] Sumber lain mengatakan bahwa lojinya didirkan pada tahun 1651.[9]

Ketika Pemberontakan Trunajaya meletus, Letnan VOC Martinus van Ingen membuat peta daerah Jepara dan merencanakan penempatan 100 infanteri di Benteng VOC Jepara. Pemimpin Jepara saat itu, Ngabehi Wangsadipa, memberi VOC berupa lima pucuk meriam yang salah satunya dipasang di benteng itu.[10] Konon, pasukan Trunajaya berkali-kali menyerang benteng, tetapi selalu berakhir gagal.[10]

Sumber lainnya mengatakan bahwa benteng didirikan pada tahun 1680-an sebagai konsesi dalam bentuk sewa yang diberikan Amangkurat II kepada VOC atas usahanya dalam menumpas Pemberontakan Trunajaya. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa.[11]

Benteng ini kemudian ditinggalkan perlahan pada 1697, ketika Semarang mulai menggantikan fungsi Jepara sebagai pusat perdangangan. Alasannya adalah karena pelabuhan Jepara mengalami pendangkalan yang disebabkan oleh sedimentasi lumpur yang dibawa oleh arus sungai dan binatang-binatang karang yang semakin berkembang. VOC juga mempertimbangkan keunggulan pelabuhan Semarang yang memiliki akses ke pedalaman Mataram. Pada 1707, VOC secara resmi memindahkan pusat kekuasaannya dari Jepara ke Semarang. Hal itu didasarkan pada perjanjian tanggal 31 Oktober 1707 antara VOC dengan Pakubuwana I selaku raja Kesultanan Mataram.[12]

Pada pertengahan abad ke-20, tepatnya pada 1960-an, benteng tersebut masih terlihat kuat dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Pada 1960, ditemukan tiga buah menara dalam benteng dengan bentuk seperti segitiga. Sekitar 1964, saat terjadi Konfrontasi Indonesia–Malaysia, TNI AL pernah memasang radar di ujung benteng untuk aktivitasnya.[7]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Benteng VOC - Fort Japara". Tourism Information Center (TIC) Jepara. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. 
  2. ^ Data Objek Daya Tarik Wisata[pranala nonaktif permanen]. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara
  3. ^ a b c Mustofa, Ali, ed. (2018-02-06). "Lokasi Penyerahan Pantai Utara Jawa kepada VOC". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-16. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  4. ^ Oliez, Muhammad (2013-09-17). "Pemugaran Benteng VOC libatkan ahli arkeologi". Sindonews.com. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  5. ^ Mustofa, Ali, ed. (2019-09-16). "Usai Penataan Gardu Pandang Benteng VOC, Lanjut Penataan Taman". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-16. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  6. ^ "Benteng VOC Jepara". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. 
  7. ^ a b Indrahti & Rochwulaningsih 2011, hlm. 47.
  8. ^ a b Supriyono 2013, hlm. 35-36.
  9. ^ Abbas 1997, hlm. 16.
  10. ^ a b Abbas 1994, hlm. 17.
  11. ^ Supriyono 2013, hlm. 36.
  12. ^ Supriyono 2013, hlm. 37.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]