Benteng VOC (Jepara): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
 
(37 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
[[Berkas:Makam Di Benteng VOC Jepara.JPG|thumb|Makam VOC Jepara]]
|Nama = Benteng VOC Jepara
'''Fort Japara XVI'''<ref>http://www.vocsite.nl/geschiedenis/handelsposten/javano.html</ref> atau lebih dikenal '''Benteng VOC''' lebih dikenal oleh masyarakat [[Jepara]] sebagai Lodji Gunung diperkirakan dibangun pada abad XVI Masehi oleh Belanda yang mengatasnamakan kepentingan penguasa Jepara pada masa itu.<ref>http://www.ticjepara.com/2010/07/benteng-voc.html</ref>
|Name = Benteng VOC Jepara
|Image = Berkas:Pintu Masuk Benteng VOC Jepara, 16 Mei 2021.jpg
|caption = Pintu masuk benteng yang bertuliskan "Fort Japara XVI"
|Criteria = Bangunan
|ID = Belum ada<br>(Verifikasi 7 September 2017)
|map_location = Jawa Tengah#Jawa#Indonesia
|map_caption = Lokasi di Jawa dan Indonesia
|coordinates = {{coord|-6.586004|110.666597|display=title,inline}}
|ownership = Pemerintah Kabupaten Jepara
|management = * Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
* Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Jepara
|Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015100500434/benteng-voc-jepara
|Location=Bukit Danareja, Dusun Ujungbatu, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah}}


'''Benteng VOC Jepara,''' juga dikenal sebagai '''Fort Japara (XVI)''' dan '''Loji Gunung''',<ref>{{Cite web|title=Benteng VOC - Fort Japara|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc|website=Tourism Information Center (TIC) Jepara|publisher=Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara|language=id}}</ref><ref>[https://disparbud.jepara.go.id/wp-content/uploads/sites/72/2020/02/DATA-OBYEK-WISATA-dikonversi.pdf Data Objek Daya Tarik Wisata]{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara</ref> adalah sebuah benteng peninggalan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] yang berdiri di [[Kabupaten Jepara]], [[Jawa Tengah]]. Benteng ini merupakan bagian dari kawasan yang terdiri dari benteng itu sendiri, kompleks permakaman (yang diantaranya adalah [[TMP|Taman Makam Pahlawan]] Giri Dharma), dan stebuah hutan buah.<ref name=":0">{{Cite news|date=2018-02-06|editor-last=Mustofa|editor-first=Ali|title=Lokasi Penyerahan Pantai Utara Jawa kepada VOC|url=https://radarkudus.jawapos.com/read/2018/02/06/46627/lokasi-penyerahan-pantai-utara-jawa-kepada-voc|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]|language=id|access-date=2021-05-16|archive-date=2021-05-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210516145924/https://radarkudus.jawapos.com/read/2018/02/06/46627/lokasi-penyerahan-pantai-utara-jawa-kepada-voc|dead-url=yes}}</ref> Benteng ini diperkirakan berdiri pada abad ke-17 dan ditinggalkan pada awal abad ke-18 karena faktor keamanan.<ref name=":0" />
==Letak==
Benteng<ref>http://www.ticjepara.com/2010/07/benteng-voc.html</ref> ini terletak di sebuah bukit sekitar 0,5 km arah utara alun-alun [[Jepara]] dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut (mdpl). Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri Dharma.
Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan "Fort Japara XVI".


Pada September 2013, [[Balai Pelestarian Cagar Budaya]] (BPCB) Yogyakarta melakukan pemugaran dan perawatan terhadap benteng ini.<ref>{{Cite news|last=Oliez|first=Muhammad|date=2013-09-17|title=Pemugaran Benteng VOC libatkan ahli arkeologi|url=https://daerah.sindonews.com/berita/783949/22/pemugaran-benteng-voc-libatkan-ahli-arkeologi|work=[[Sindonews.com]]|language=id|access-date=2021-05-16}}</ref> Penataan terhadap benteng ini dilakukan setiap tahunnya oleh Pemerintah [[Kabupaten Jepara]] sejak tahun 2014, yang setidaknya masih dilakukan pada 2019.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|date=2019-09-16|editor-last=Mustofa|editor-first=Ali|title=Usai Penataan Gardu Pandang Benteng VOC, Lanjut Penataan Taman|url=https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/16/155995/usai-penataan-gardu-pandang-benteng-voc-lanjut-penataan-taman|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]|language=id|access-date=2021-05-16|archive-date=2021-05-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210516145928/https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/16/155995/usai-penataan-gardu-pandang-benteng-voc-lanjut-penataan-taman|dead-url=yes}}</ref>
==Sejarah==
Di perkirakan dibangun pada abad XVII Masehi oleh Kolonial Belanda dengan mengatasnamakan kepentingan penguasaan Jepara pada masa itu. Gerbang masuk menuju lokasi benteng dibuat cukup megah, dengan bertuliskan Fort Japara, di dalamnya terdapat taman dari tanaman hias dan bunga serta pohon jenis palem. Pada bagian timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Selain itu di area yang sama terhampar taman buah yang berisi tanaman mangga, belimbing, jambu, bahkan sukun yang biasa disebut taman Giri Dharma


==Kapten Francois Tack==
== Lokasi ==
Secara [[Pembagian administratif|administratif]], benteng ini terletak di Dusun Ujungbatu, [[Ujungbatu, Jepara, Jepara|Kelurahan Ujungbatu]], [[Jepara, Jepara|Kecamatan Jepara]], Kabupaten Jepara. Letaknya di atas sebuah bukit yang dinamakan Bukit Danareja atau Bukit Jepara, dengan ketinggian 35,05 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]]. Jaraknya hanya sekitar 0,5 [[Kilometer|km]] ke arah utara dari pusat Jepara.<ref>{{Cite web|title=Benteng VOC Jepara|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/benteng-voc-jepara/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah}}</ref>
Di Benteng VOC terdapat makam tua Belanda yang konon ada makam '''Kapten Francois Tack''' (perwira VOC senior yang ikut berjasa dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa). Sehingga sejarah Jepara bahkan mungkin bisa juga sejarah Nasional akan kabur jika Benteng VOC Jepara jadi dipugar.


== Sejarah ==
Yang menarik disini adalah ternyata ada berbagai versi yang menyangkut dengan keberadaan makam Kapten Tack itu sendiri. Ada yang mengatakan makamnya ada di Jakarta, namun sebagian pihak mempercayai makam Kapten Tack ada di Jepara, tepatnya di Benteng VOC. Penulis merasa tertarik untuk menelusuri jejak Kapten Tack :
[[Berkas:Gezicht op Jepara Japara (titel op object), NG-400-W.jpg|kiri|jmpl|339x339px|Sebuah gambar yang dibuat pada abad ke-18 yang menampilkan pemandangan Jepara saat itu. Benteng dapat dilihat di atas bukit dengan [[Bendera Belanda]].]]
Tidak diketahui dengan pasti kapan benteng ini didirikan. Menurut Indrahti & Rochwulaningsih (2011), adanya [[batu karang]] dalam konstruksi benteng ini adalah ciri-ciri benteng yang dibangun oleh [[Imperium Portugal|Portugal]].{{Sfn|Indrahti|Rochwulaningsih|2011|p=47}}


Catatan sejarah selanjutnya hanya menunjukkan aktivitas penggunaan benteng pada abad ke-17, ketika kantor dagang VOC didirikan di sana pada 1613. VOC mendirikannya di Jepara karena kantornya yang ada di [[Kabupaten Gresik|Gresik]] selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.{{Sfn|Supriyono|2013|pp=35-36}}
Amangkurat II berhasil naik takhta berkat bantuan VOC, namun disertai dengan perjanjian yang memberatkan pihak Kartasura. Ketika keadaan sudah tenang, Patih Nerangkusuma yang anti Belanda mendesaknya supaya mengkhianati perjanjian tersebut.


Pada 1615, [[Sultan Agung dari Mataram]] memberikan izin kepada VOC untuk mendirikan [[loji]] sebagai kantor pewakilan dagang di Jepara. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618.{{Sfn|Supriyono|2013|pp=35-36}} Sumber lain mengatakan bahwa lojinya didirkan pada tahun 1651.{{Sfn|Abbas|1997|p=16}}
Pada tahun 1685 Amangkurat II melindungi buronan VOC bernama Untung Suropati. Kapten Francois Tack datang ke Kartasura untuk menangkapnya. Amangkurat II pura-pura membantu VOC. Namun diam-diam, ia juga menugasi Pangeran Puger supaya menyamar sebagai anak buah Untung Suropati.


Ketika [[Pemberontakan Trunajaya]] meletus, Letnan VOC Martinus van Ingen membuat peta daerah Jepara dan merencanakan penempatan 100 [[infanteri]] di Benteng VOC Jepara. Pemimpin Jepara saat itu, Ngabehi Wangsadipa, memberi VOC berupa lima pucuk meriam yang salah satunya dipasang di benteng itu.{{Sfn|Abbas|1994|p=17}} Konon, pasukan Trunajaya berkali-kali menyerang benteng, tetapi selalu berakhir gagal.{{Sfn|Abbas|1994|p=17}}
Dalam pertempuran sengit yang terjadi di sekitar keraton Kartasura pada bulan Februari 1686, tentara VOC sebanyak 75 orang tewas ditumpas pasukan Untung Suropati. Pangeran Puger sendiri berhasil membunuh Kapten Tack menggunakan tombak Kyai Plered. Disini ada beberapa analisa yang mana keberadaan makam Kapten Tack lebih condong ada di Jepara :


Sumber lainnya mengatakan bahwa benteng didirikan pada tahun 1680-an sebagai konsesi dalam bentuk sewa yang diberikan [[Hamengkurat II|Amangkurat II]] kepada VOC atas usahanya dalam menumpas Pemberontakan Trunajaya. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa.{{Sfn|Supriyono|2013|p=36}}
# Jenazah Kapten Tack begitu meninggal langsung dibawa ke Semarang, karena Kartasura pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana.
# Kondisi kota Kartasura yang hancur akibat perang sehingga Jenazah Kapten Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer.
# Dari Semarang jenazah kapten Tack dibawa ke Jepara di benteng VOC untuk dimakamkan
# Jika jenazah Kapten Tack dibawa ke Batavia, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan pihak Belanda, diantaranya :
##Jalan raya Deandels waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati iring-iringan kereta berkuda, sedangkan jalan raya Semarang Solo pada era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda.
##Banyaknya pengikut Untung Suropati (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan.
##Jarak Kartasura Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah sang Kapten yang matinya dalam keadaan luka-luka.
##Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya.


Benteng ini kemudian ditinggalkan perlahan pada 1697, ketika [[Kota Semarang|Semarang]] mulai menggantikan fungsi Jepara sebagai pusat perdangangan. Alasannya adalah karena pelabuhan Jepara mengalami pendangkalan yang disebabkan oleh sedimentasi lumpur yang dibawa oleh arus sungai dan binatang-binatang karang yang semakin berkembang. VOC juga mempertimbangkan keunggulan pelabuhan Semarang yang memiliki akses ke pedalaman [[Kesultanan Mataram|Mataram]]. Pada 1707, VOC secara resmi memindahkan pusat kekuasaannya dari Jepara ke Semarang. Hal itu didasarkan pada perjanjian tanggal 31 Oktober 1707 antara VOC dengan [[Pangeran Puger|Pakubuwana I]] selaku raja Kesultanan Mataram.{{Sfn|Supriyono|2013|p=37}}
==Keindahan==
Dari tembok benteng sebelah barat, kita dapat memandang teluk Jepara yang sangat Indah sampai [[Tome Pires]] bilang semua pelabuhan dunia yang telah di singgahi Pelabuhan Jepara yang di lindungi teluk yang indah . dan selain itu kita bisa melihat kemegahan [[Stadion Gelora Bumi Kartini]] yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepara. Tempat ini cukup representative untuk wahana rekreasi keluarga khususnya warga kota Jepara dan sekitarnya karena baik di dalam maupun di luar benteng dipenuhi taman buatan. Bahkan di depan gerbang sebelah kiri terhampar taman buah yang berisi tanaman [[Mangga]], [[Belimbing]], [[Jambu]], bahkan [[Sukun]].


Pada pertengahan abad ke-20, tepatnya pada 1960-an, benteng tersebut masih terlihat kuat dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Pada 1960, ditemukan tiga buah [[menara]] dalam benteng dengan bentuk seperti segitiga. Sekitar 1964, saat terjadi [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]], [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI AL]] pernah memasang [[radar]] di ujung benteng untuk aktivitasnya.{{Sfn|Indrahti|Rochwulaningsih|2011|p=47}}
==Pemandu Wisata==
Jika anda ingin ke tempat wisata ini tetapi tidak tahu arah jalan untuk menuju tempat tersebut, maka anda bisa menghubungi agen pemandu wisata resmi kabupaten [[Jepara]] di '''081390712703'''.


==Fasilitas==
== Galeri ==
<gallery>
* Kawasasan Benteng
Berkas:AMH-5474-NA Map of the fort at Japara.jpg|Denah benteng pada tahun 1709
* Hotspot Area
Berkas:AMH-4667-NA Map of the fort and mountain at Japara.jpg|Peta lokasi benteng dan bukit Jepara pada tahun 1719
* Taman Buah-Buahan
</gallery><!--
== Keberadaan Tack ==
[[Berkas:Graf van commandant Tack te Djapara.jpg|jmpl|261x261px|Makam Tack di Jepara pada tahun 1911. Foto oleh [[KITLV]]]]
Menurut [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud|Theo Pigeaud]] dan [[H.J. de Graaf|de Graaf]], [[François Tack]] (seorang perwira VOC yang berjasa dalam penumpasan [[Pemberontakan Trunajaya]]) pernah singgah di Jepara ketika dalam perjalanan ke [[Kartasura]]. Waktu itu, ia melihat layaknya pemindahan aktivitas VOC dari Jepara ke Semarang.<ref name=":0">{{Cite book|url=http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctt1w8h12p.12|title=Islamic States in Java 1500-1700|last=PIGEAUD|first=THEODORE G. Th.|last2=DE GRAAF|first2=H. J.|date=1976|publisher=Brill|series=Eight Dutch Books and Articles by Dr. H.J. de Graaf|pages=93–104|doi=10.1163/j.ctt1w8h12p.12#metadata_info_tab_contents}}</ref>


Kemudian, beberapa orang mengatakan bahwa Tack dimakamkan di benteng ini, dengan analisis:<ref>{{Cite web|url=http://tic.jepara.go.id/component/k2/item/178-benteng-voc|title=Benteng VOC - Fort Japara|last=ticjepara|website=tic.jepara.go.id|language=en-gb|access-date=2020-07-28}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://satriamuria.wordpress.com/2009/03/04/menyingkap-tabir-makam-kapten-tack-di-jepara/|title=Menyingkap Tabir Makam Kapten Tack di Jepara|date=2009-03-04|website=Satriamuria's Blog|language=id-ID|access-date=2020-07-28}}</ref>
==Catatan kaki==
{{reflist}}


# Begitu meninggal, Tack langsung dibawa ke [[Semarang]], karena [[Kartasura]] pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana. Kondisi Kartasura yang hancur akibat perang membuat jenazah Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer.
[[Kategori: Tempat wisata]]
# Dari Semarang, jenazah Tack dibawa ke [[Jepara]] di benteng VOC untuk dimakamkan.
[[Kategori: Kabupaten Jepara]]
# Jika jenazah Tack dibawa ke [[Batavia]], ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, diantaranya:
##[[Jalan Raya Daendels]] waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati iring-iringan kereta berkuda, sedangkan Jalan Raya Semarang–Solo pada era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda.
## Banyaknya pengikut [[Untung Suropati]] (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan.
## Jarak Kartasura ke Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah Tack yang matinya dalam keadaan luka-luka.
## Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya.
Poin pertama mungkin benar adanya, karena VOC kemudian diberangkatkan ke Semarang dan benteng Kartasura ditinggalkan begitu saja.<ref name=":0" />

Ada pula dugaan bahwa Tack pernah dimakamkan di benteng ini, kemudian makamnya dipindahkan ke Batavia pada masa pemerintahan [[Joan van Hoorn]] (saudara ipar laki-lakinya). Dugaan ini didasarkan pada nama Tack yang terukir di sebuah nisan keluarga [[Pieter van Hoorn]] (ayah Joan) yang kini terletak di [[Museum Taman Prasasti]].<ref>{{Cite web|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13287565/selisik-makam-kapten-tack-perwira-voc-abad-ke-17|title=Selisik Makam Kapten Tack, Perwira VOC Abad Ke-17 - National Geographic|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2020-07-28}}</ref>

<ref>{{Cite journal|last=Abbas|first=Novida|date=1994-05-30|title=Kajian Tentang Rancang Bangun Benteng Kompeni di Jepara|url=https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/626|journal=Berkala Arkeologi|language=id|volume=14|issue=1|pages=16–27|doi=10.30883/jba.v14i1.626|issn=2548-7132}}</ref>
-->

== Referensi ==
<references />

== Daftar pustaka ==

* {{Cite journal|last=Abbas|first=Novita|date=1994|title=Kajian Tentang Rancang Bangun Benteng Kompeni di Jepara|url=https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/626|journal=Berkala Arkeologi|volume=14|issue=1|doi=10.30883/jba.v14i1.626|issn=2548-7132|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Indrahti|first=Sri|last2=Rochwulaningsih|first2=Yety|date=2011|title=Potensi Budaya Bahari Sebagai Landasan Untuk Revitalisasi Kota Pelabuhan Di Kabupaten Jepara
|url=https://ejournal.undip.ac.id/index.php/cilekha/article/view/3414|journal=Citra Lekha|volume=XV|issue=1|issn=1410-4538|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Supriyono|first=Agustinus|date=2013|title=Tinjauan Historis Jepara Sebagai Kerajaan Maritim Dan Kota Pelabuhan|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/2494|journal=Paramita: Historical Studies Journal|language=en|volume=23|issue=1|doi=10.15294/paramita.v23i1.2494|issn=2407-5825|ref=harv}}
{{Commonscat|Jepara VOC Fort}}
{{Wisata Jepara}}

[[Kategori:Tempat wisata]]
[[Kategori:Kabupaten Jepara]]

Revisi terkini sejak 6 November 2022 01.58

Benteng VOC Jepara
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Pintu masuk benteng yang bertuliskan "Fort Japara XVI"
Cagar budaya Indonesia
KategoriBangunan
No. RegnasBelum ada
(Verifikasi 7 September 2017)
Lokasi
keberadaan
Bukit Danareja, Dusun Ujungbatu, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
PemilikPemerintah Kabupaten Jepara
Pengelola
  • Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
  • Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Jepara
Koordinat6°35′10″S 110°40′00″E / 6.586004°S 110.666597°E / -6.586004; 110.666597Koordinat: 6°35′10″S 110°40′00″E / 6.586004°S 110.666597°E / -6.586004; 110.666597
Benteng VOC (Jepara) di Jawa Tengah
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia
Benteng VOC (Jepara) di Jawa
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia
Benteng VOC (Jepara) di Indonesia
Benteng VOC (Jepara)
Lokasi di Jawa dan Indonesia

Benteng VOC Jepara, juga dikenal sebagai Fort Japara (XVI) dan Loji Gunung,[1][2] adalah sebuah benteng peninggalan VOC yang berdiri di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Benteng ini merupakan bagian dari kawasan yang terdiri dari benteng itu sendiri, kompleks permakaman (yang diantaranya adalah Taman Makam Pahlawan Giri Dharma), dan stebuah hutan buah.[3] Benteng ini diperkirakan berdiri pada abad ke-17 dan ditinggalkan pada awal abad ke-18 karena faktor keamanan.[3]

Pada September 2013, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta melakukan pemugaran dan perawatan terhadap benteng ini.[4] Penataan terhadap benteng ini dilakukan setiap tahunnya oleh Pemerintah Kabupaten Jepara sejak tahun 2014, yang setidaknya masih dilakukan pada 2019.[3][5]

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Secara administratif, benteng ini terletak di Dusun Ujungbatu, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara. Letaknya di atas sebuah bukit yang dinamakan Bukit Danareja atau Bukit Jepara, dengan ketinggian 35,05 mdpl. Jaraknya hanya sekitar 0,5 km ke arah utara dari pusat Jepara.[6]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sebuah gambar yang dibuat pada abad ke-18 yang menampilkan pemandangan Jepara saat itu. Benteng dapat dilihat di atas bukit dengan Bendera Belanda.

Tidak diketahui dengan pasti kapan benteng ini didirikan. Menurut Indrahti & Rochwulaningsih (2011), adanya batu karang dalam konstruksi benteng ini adalah ciri-ciri benteng yang dibangun oleh Portugal.[7]

Catatan sejarah selanjutnya hanya menunjukkan aktivitas penggunaan benteng pada abad ke-17, ketika kantor dagang VOC didirikan di sana pada 1613. VOC mendirikannya di Jepara karena kantornya yang ada di Gresik selalu mendapat gangguan dari para pedagang Islam yang tinggal disana yang menentang sistem monopoli VOC.[8]

Pada 1615, Sultan Agung dari Mataram memberikan izin kepada VOC untuk mendirikan loji sebagai kantor pewakilan dagang di Jepara. Loji itu selesai dibangun pada tahun 1618.[8] Sumber lain mengatakan bahwa lojinya didirkan pada tahun 1651.[9]

Ketika Pemberontakan Trunajaya meletus, Letnan VOC Martinus van Ingen membuat peta daerah Jepara dan merencanakan penempatan 100 infanteri di Benteng VOC Jepara. Pemimpin Jepara saat itu, Ngabehi Wangsadipa, memberi VOC berupa lima pucuk meriam yang salah satunya dipasang di benteng itu.[10] Konon, pasukan Trunajaya berkali-kali menyerang benteng, tetapi selalu berakhir gagal.[10]

Sumber lainnya mengatakan bahwa benteng didirikan pada tahun 1680-an sebagai konsesi dalam bentuk sewa yang diberikan Amangkurat II kepada VOC atas usahanya dalam menumpas Pemberontakan Trunajaya. Benteng ini menjadi pusat perdagangannya VOC di pantai utara Jawa.[11]

Benteng ini kemudian ditinggalkan perlahan pada 1697, ketika Semarang mulai menggantikan fungsi Jepara sebagai pusat perdangangan. Alasannya adalah karena pelabuhan Jepara mengalami pendangkalan yang disebabkan oleh sedimentasi lumpur yang dibawa oleh arus sungai dan binatang-binatang karang yang semakin berkembang. VOC juga mempertimbangkan keunggulan pelabuhan Semarang yang memiliki akses ke pedalaman Mataram. Pada 1707, VOC secara resmi memindahkan pusat kekuasaannya dari Jepara ke Semarang. Hal itu didasarkan pada perjanjian tanggal 31 Oktober 1707 antara VOC dengan Pakubuwana I selaku raja Kesultanan Mataram.[12]

Pada pertengahan abad ke-20, tepatnya pada 1960-an, benteng tersebut masih terlihat kuat dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Pada 1960, ditemukan tiga buah menara dalam benteng dengan bentuk seperti segitiga. Sekitar 1964, saat terjadi Konfrontasi Indonesia–Malaysia, TNI AL pernah memasang radar di ujung benteng untuk aktivitasnya.[7]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Benteng VOC - Fort Japara". Tourism Information Center (TIC) Jepara. Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. 
  2. ^ Data Objek Daya Tarik Wisata[pranala nonaktif permanen]. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara
  3. ^ a b c Mustofa, Ali, ed. (2018-02-06). "Lokasi Penyerahan Pantai Utara Jawa kepada VOC". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-16. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  4. ^ Oliez, Muhammad (2013-09-17). "Pemugaran Benteng VOC libatkan ahli arkeologi". Sindonews.com. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  5. ^ Mustofa, Ali, ed. (2019-09-16). "Usai Penataan Gardu Pandang Benteng VOC, Lanjut Penataan Taman". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-16. Diakses tanggal 2021-05-16. 
  6. ^ "Benteng VOC Jepara". Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. 
  7. ^ a b Indrahti & Rochwulaningsih 2011, hlm. 47.
  8. ^ a b Supriyono 2013, hlm. 35-36.
  9. ^ Abbas 1997, hlm. 16.
  10. ^ a b Abbas 1994, hlm. 17.
  11. ^ Supriyono 2013, hlm. 36.
  12. ^ Supriyono 2013, hlm. 37.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]