Lompat ke isi

Mega Kuningan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 57: Baris 57:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Kawasan ini memulai sejarahnya pada tahun 1990, saat [[Rajawali Nusantara Indonesia]] (RNI) mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di [[Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan]], yang sebelumnya dikelola oleh [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia|Departemen Keuangan RI]].<ref name="tanah">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3461/PP%20NO%204%20TH%201990.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=23 Oktober 2021}}</ref> RNI kemudian mendirikan sebuah [[perusahaan patungan]] bersama PT Abadi Guna Papan untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi kawasan ini.<ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2020.pdf|title=Laporan Tahunan|publisher=Rajawali Nusantara Indonesia|website=rni.co.id|language=id|access-date=31 Agustus 2021}}</ref> Peternakan sapi yang berada di atas lahan tersebut pun dipindah ke lahan lain di [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur]] yang juga diserahkan oleh pemerintah ke RNI.
Kawasan ini memulai sejarahnya pada tahun 1990, saat [[Rajawali Nusantara Indonesia]] (RNI) mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di [[Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan]], yang sebelumnya dikelola oleh [[Kementerian Keuangan Republik Indonesia|Departemen Keuangan RI]].<ref name="tanah">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3461/PP%20NO%204%20TH%201990.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=23 Oktober 2021}}</ref> RNI kemudian mendirikan sebuah [[perusahaan patungan]] bersama PT Abadi Guna Papan untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi kawasan ini.<ref name="annual">{{Cite web|url=https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2020.pdf|title=Laporan Tahunan|publisher=Rajawali Nusantara Indonesia|website=rni.co.id|language=id|access-date=31 Agustus 2021|archive-date=2021-08-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20210831052357/https://www.rni.co.id/assets/uploads/document/annual-report/Annual_Report_RNI_2020.pdf|dead-url=yes}}</ref> Peternakan sapi yang berada di atas lahan tersebut pun dipindah ke lahan lain di [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur]] yang juga diserahkan oleh pemerintah ke RNI.


== Bangunan penting ==
== Bangunan penting ==
Baris 65: Baris 65:
* Kedutaan Besar:
* Kedutaan Besar:
** {{Flagicon|Armenia}} [[Armenia]]
** {{Flagicon|Armenia}} [[Armenia]]
** {{Flag|Azerbaijan}}
** {{Flagicon|Bangladesh}} [[Bangladesh]]
** {{Flagicon|China}} [[Tiongkok]]
** {{Flagicon|China}} [[Tiongkok]]
** {{Flagicon|Georgia}} [[Georgia]]
** {{Flagicon|Georgia}} [[Georgia]]
Baris 95: Baris 95:
* [[Menara Rajawali]]
* [[Menara Rajawali]]
** Kantor Pusat [[Rajawali Corpora]]
** Kantor Pusat [[Rajawali Corpora]]
** {{Flagicon|Denmark}} Kedutaan Besar [[Denmark]] (Lantai 25)
** Kedutaan Besar
** {{Flagicon|Finland}} Kedutaan Besar [[Finlandia]] (Lantai 9)
*** {{Flag|Denmark}} (Lantai 25)
** {{Flagicon|Norway}} Kedutaan Besar [[Norwegia]] (Lantai 20)
*** {{Flag|Finlandia}} (Lantai 9)
** {{Flagicon|Peru}} Kedutaan Besar [[Peru]] (Lantai 12)
*** {{Flag|Norwegia}} (Lantai 20)
*** {{Flag|Peru}} (Lantai 12)
** {{Flagicon|Sweden}} Kedutaan Besar [[Swedia]] (lantai 9)
*** {{Flag|Swedia}} (lantai 9)
* Menara Dear Towers
* Menara Dear Towers
* The Hundred
* The Hundred
Baris 114: Baris 115:
Kawasan Mega Kuningan dapat diakses dari gerbang utama di [[Jalan Profesor Dokter Satrio (Jakarta)|Jalan Profesor Dr. Satrio]] di sebelah utara dan dari [[Jalan HR Rasuna Said (Jakarta)|Jalan HR Rasuna Said]] di sebelah timur.
Kawasan Mega Kuningan dapat diakses dari gerbang utama di [[Jalan Profesor Dokter Satrio (Jakarta)|Jalan Profesor Dr. Satrio]] di sebelah utara dan dari [[Jalan HR Rasuna Said (Jakarta)|Jalan HR Rasuna Said]] di sebelah timur.

==Transportasi==
==Transportasi==
===Jalur Bus===
===Jalur Bus===

Revisi terkini sejak 18 November 2022 09.42

Mega Kuningan
Gedung-gedung di kawasan Mega Kuningan (sebelah kiri foto) terlihat dari Jalan HR Rasuna Said
Gedung-gedung di kawasan Mega Kuningan (sebelah kiri foto) terlihat dari Jalan HR Rasuna Said
Koordinat: 6°13′51″S 106°49′32″E / 6.230730°S 106.825680°E / -6.230730; 106.825680
Negara Indonesia
KotaJakarta Selatan
ProvinsiDKI Jakarta
Dinamai berdasarkanKabupaten Kuningan
Luas
 • Total0,54 km2 (0,21 sq mi)
Bahasa
 • ResmiIndonesia
Inggris
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)

Mega Kuningan adalah sebuah kawasan bisnis dengan konsep pengembangan terintegrasi yang terletak di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.[1] Mega Kuningan dikelilingi oleh beberapa jalan protokol Jakarta (Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan HR Rasuna Said, Jalan Prof. Dr. Satrio), dan berada di dalam kawasan Segitiga Emas Jakarta.[2]

Mega Kuningan dikembangkan sebagai sebuah kawasan bisnis dan diplomatik terintegrasi yang dilengkapi infrastruktur dan jaringan utilitas berstandar internasional. Selain properti komersial, juga ada beberapa kedutaan besar negara sahabat yang terletak di sini. Mega Kuningan terbagi menjadi delapan blok, yang dibagi lagi menjadi 44 subblok.[3]

Kawasan ini memulai sejarahnya pada tahun 1990, saat Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang sebelumnya dikelola oleh Departemen Keuangan RI.[4] RNI kemudian mendirikan sebuah perusahaan patungan bersama PT Abadi Guna Papan untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi kawasan ini.[5] Peternakan sapi yang berada di atas lahan tersebut pun dipindah ke lahan lain di Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur yang juga diserahkan oleh pemerintah ke RNI.

Bangunan penting

[sunting | sunting sumber]

Kedutaan besar Tiongkok, Kuwait, Mongolia, Pakistan, Qatar, dan Thailand untuk Indonesia terletak di kawasan ini. Selain kedutaan-kedutaan besar, juga terdapat Ciputra World Jakarta dan gedung-gedung yang menjadi kantor dari beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia.

Bangunan penting di Mega Kuningan antara lain:[6]

Kawasan Mega Kuningan dapat diakses dari gerbang utama di Jalan Profesor Dr. Satrio di sebelah utara dan dari Jalan HR Rasuna Said di sebelah timur.

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Jalur Bus

[sunting | sunting sumber]

Transjakarta

[sunting | sunting sumber]
Halte Kuningan Timur (atas) dan halte Patra Kuningan di Jalan HR Rasuna Said di sebelah timur kawasan Mega Kuningan

Kawasan Mega Kuningan dapat dijangkau dengan berbagai moda transportasi, seperti Transjakarta yang melewati Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Profesor Dr. Satrio. Berikut adalah rute Transjakarta yang melewati kawasan di sekitar Mega Kuningan:

Bus Lainnya

[sunting | sunting sumber]
  • Mikrolet M44 Kampung Melayu-Karet (via Tebet - Casablanca - Prof. dr. Satrio)
  • Sinar Jaya AC149 Tanah Abang-Bekasi (via KH Mas Mansyur - Prof. dr. Satrio - Kp. Melayu - UKI - Bulak Kapal)

Jalur Kereta Api

[sunting | sunting sumber]
Stasiun LRT Kuningan adalah satu satunya stasiun pemberhentian LRT Jabodebek yang terletak dekat dengan kawasan Mega Kuningan

Kawasan ini terdampak Pengeboman Hotel Marriott 2003 dan Pengeboman JW Marriott - Ritz-Carlton 2009.[8][9]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Condoms, underwear clog sewer in embassy district". The Jakarta Post. Diakses tanggal 19 July 2019. 
  2. ^ "Foreign developers eye local prospects". The Jakarta Post. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  3. ^ "Pengembang Jepang Incar Mega Kuningan". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 23 Oktober 2021. 
  5. ^ "Laporan Tahunan" (PDF). rni.co.id. Rajawali Nusantara Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-08-31. Diakses tanggal 31 Agustus 2021. 
  6. ^ "Persaingan Superblok di Mega Kuningan Makin Sengit". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  7. ^ "Jelang 2019, Tokyu Land Rilis Proyek Rp 2,2 Triliun di Mega Kuningan". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019. 
  8. ^ "FACTBOX: Five facts about Islamic militant Noordin Top | International". Reuters. 2008-12-05. Diakses tanggal 2019-06-10. 
  9. ^ "Sydney Morning Herald". Smh.com.au. 2009-09-18. Diakses tanggal 2019-06-10.