Didi Sunardi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k ganti infobox, replaced: Infobox artis indonesia → subst:infobox artis indonesia
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6: Baris 6:
| birth_name = Didi Sunardi
| birth_name = Didi Sunardi
| birth_date = {{birth date and age|1982|7|26}}
| birth_date = {{birth date and age|1982|7|26}}
| birth_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Cianjur]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| birth_place = [[Cianjur]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| baptised =
| baptised =
| disappeared_date =
| disappeared_date =
Baris 71: Baris 71:
| footnotes =
| footnotes =
}}
}}
{{#if:Kang_didi.jpg||[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|{{PAGENAME}}]]}}
{{#if:Kang_didi.jpg||
}}


'''Didi Sunardi''' ({{lahirmati|[[Cianjur]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]|26|7|1982}}) adalah seorang [[pelawak tunggal]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Didi, begitu ia kerap disapa, merupakan salah satu pelawak tunggal atau komika yang memberikan warna baru dalam dunia komedi di Indonesia khususnya ''stand up comedy'' di mana ia datang dari latar belakang yang berbeda. Sehari-harinya, Didi bekerja sebagai seorang kuli atau [[Buruh|pekerja bangunan]]. Kehidupannya sebagai seorang pekerja bangunan inilah yang ia angkat sebagai keresahannya dalam membawakan materi ''stand up comedy''.
'''Didi Sunardi''' ({{lahirmati|[[Cianjur]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]|26|7|1982}}) adalah seorang [[pelawak tunggal]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Didi, begitu ia kerap disapa, merupakan salah satu pelawak tunggal atau komika yang memberikan warna baru dalam dunia komedi di Indonesia khususnya ''stand up comedy'' di mana ia datang dari latar belakang yang berbeda. Sehari-harinya, Didi bekerja sebagai seorang kuli atau [[Buruh|pekerja bangunan]]. Kehidupannya sebagai seorang pekerja bangunan inilah yang ia angkat sebagai keresahannya dalam membawakan materi ''stand up comedy''.
Baris 79: Baris 80:
Berawal dari menonton sebuah acara ''stand up comedy'' di [[Kota Cimahi|Cimahi]] yang juga merupakan kota tempat tinggalnya pada awal tahun 2016, Didi yang hobi menulis ini pun tertarik dan mulai mencoba ''open mic'' bersama komunitas [[Stand Up Indo]] [[Kota Cimahi|Cimahi]]. Sampai akhirnya setahun kemudian, Didi mengikuti audisi [[Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV|Stand Up Comedy Indonesia]] season 7 (SUCI 7) yang diadakan [[Kompas TV]] di [[Jakarta]]. Didi ternyata berhasil memukau juri dan mendapatkan ''golden ticket'' serta juga berhasil lolos sebagai finalis SUCI 7,<ref>{{Cite web |url=http://www.kompas.tv/standupcomedy |title=Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV Season 7 |access-date=2017-08-13 |archive-date=2016-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160329113218/http://www.kompas.tv/standupcomedy/ |dead-url=yes }}</ref><ref>[https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20170319/282144996161762 Kompas: Adu Lucu di SUCI 7]</ref> sekaligus menjadikannya finalis tertua di SUCI 7.
Berawal dari menonton sebuah acara ''stand up comedy'' di [[Kota Cimahi|Cimahi]] yang juga merupakan kota tempat tinggalnya pada awal tahun 2016, Didi yang hobi menulis ini pun tertarik dan mulai mencoba ''open mic'' bersama komunitas [[Stand Up Indo]] [[Kota Cimahi|Cimahi]]. Sampai akhirnya setahun kemudian, Didi mengikuti audisi [[Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV|Stand Up Comedy Indonesia]] season 7 (SUCI 7) yang diadakan [[Kompas TV]] di [[Jakarta]]. Didi ternyata berhasil memukau juri dan mendapatkan ''golden ticket'' serta juga berhasil lolos sebagai finalis SUCI 7,<ref>{{Cite web |url=http://www.kompas.tv/standupcomedy |title=Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV Season 7 |access-date=2017-08-13 |archive-date=2016-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160329113218/http://www.kompas.tv/standupcomedy/ |dead-url=yes }}</ref><ref>[https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20170319/282144996161762 Kompas: Adu Lucu di SUCI 7]</ref> sekaligus menjadikannya finalis tertua di SUCI 7.


Di panggung SUCI 7, Didi membawa suara para masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam berkomedi. Didi membawakan materi mengenai sudut pandangnya sebagai seorang pekerja bangunan dalam menghadapi kehidupan, mulai dari keluarga, lingkungan kerja, hingga berbagai tema spesifik yang bahkan tidak ada yang menyangka bahwa pekerja bangunan juga memiliki pandangan yang cerdas dalam mengamati keadaan sekitar, seperti misalnya pandangannya terhadap tren media sosial dan menghadapi situasi ketika anaknya ingin diajak pergi liburan. Hal tersebut membuatnya konsisten selama penampilannya dan dicap oleh penonton serta juri sebagai "komika miskin tetapi cerdas", karena cara pandangnya yang cerdas inilah yang mampu membuatnya bertahan lama di kompetisi SUCI 7 dan mampu menyingkirkan beberapa finalis yang bahkan menjadi favorit juara macam [[Arya Novrianus]] dan [[Rere Rassofyan|Rere]].<ref>[http://entertainment.kompas.com/read/2017/05/14/154700310/.suci.7.lebih.matang Kompas.com: SUCI 7 "Lebih Matang"]</ref><ref>[http://blog.batikindonesia.com/65869/#.WZDWsS5NCds Komika Didi Jelaskan Pengalamannya Sebagai "Kuli Bangunan"]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Akan tetapi, Didi harus mengalami ''close mic'' saat babak 8 besar membawakan tema makanan, karena sempat ''blank'' saat di panggung dan terakhir diketahui bahwa ia sedang menunggu kelahiran anak ketiganya. Karena penampilannya yang selalu dinantikan, akhirnya Didi kembali mendapat kesempatan melalui babak ''callback'' dan ia mendapat voting tertinggi dari masyarakat Indonesia untuk kembali ke kompetisi. Hasilnya, Didi mampu tampil sangat baik dan kembali ke kompetisi sebagai finalis 5 besar SUCI 7. Namun, Didi kurang memanfaatkan kesempatan ini karena ia kembali mengalami ''blank'' di tengah penampilannya sehingga ia kembali mengalami ''close mic'', walaupun ia tetap diberi predikat ''"Kompor Gas"'' oleh [[Indro (Warkop)|Indro Warkop]] sebagai penghormatan untuk penampilannya. Meskipun begitu, berkat penampilannya selama di SUCI 7, ayah dari tiga orang anak ini telah membuka mata masyarakat bahwa tidak selamanya orang susah itu tidak peka terhadap hal-hal yang modern, karena masih ada beberapa yang peka bahkan kritis dan cerdas dalam menilai hal-hal tersebut.
Di panggung SUCI 7, Didi membawa suara para masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam berkomedi. Didi membawakan materi mengenai sudut pandangnya sebagai seorang pekerja bangunan dalam menghadapi kehidupan, mulai dari keluarga, lingkungan kerja, hingga berbagai tema spesifik yang bahkan tidak ada yang menyangka bahwa pekerja bangunan juga memiliki pandangan yang cerdas dalam mengamati keadaan sekitar, seperti misalnya pandangannya terhadap tren media sosial dan menghadapi situasi ketika anaknya ingin diajak pergi liburan. Hal tersebut membuatnya konsisten selama penampilannya dan dicap oleh penonton serta juri sebagai "komika miskin tetapi cerdas", karena cara pandangnya yang cerdas inilah yang mampu membuatnya bertahan lama di kompetisi SUCI 7 dan mampu menyingkirkan beberapa finalis yang bahkan menjadi favorit juara macam [[Arya Novrianus]] dan [[Rere Rassofyan|Rere]].<ref>[http://entertainment.kompas.com/read/2017/05/14/154700310/.suci.7.lebih.matang Kompas.com: SUCI 7 "Lebih Matang"]</ref><ref>[http://blog.batikindonesia.com/65869/#.WZDWsS5NCds Komika Didi Jelaskan Pengalamannya Sebagai "Kuli Bangunan"]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Akan tetapi, Didi harus mengalami ''close mic'' saat babak 8 besar membawakan tema makanan, karena sempat ''blank'' saat di panggung dan terakhir diketahui bahwa ia sedang menunggu kelahiran anak ketiganya. Karena penampilannya yang selalu dinantikan, akhirnya Didi kembali mendapat kesempatan melalui babak ''callback'' dan ia mendapat voting tertinggi dari masyarakat Indonesia untuk kembali ke kompetisi. Hasilnya, Didi mampu tampil sangat baik dan kembali ke kompetisi sebagai finalis 5 besar SUCI 7. Namun, Didi kurang memanfaatkan kesempatan ini karena ia kembali mengalami ''blank'' di tengah penampilannya sehingga ia kembali mengalami ''close mic'', walaupun ia tetap diberi predikat ''"Kompor Gas"'' oleh [[Indro (pelawak)|Indro Warkop]] sebagai penghormatan untuk penampilannya. Meskipun begitu, berkat penampilannya selama di SUCI 7, ayah dari tiga orang anak ini telah membuka mata masyarakat bahwa tidak selamanya orang susah itu tidak peka terhadap hal-hal yang modern, karena masih ada beberapa yang peka bahkan kritis dan cerdas dalam menilai hal-hal tersebut.


Pasca SUCI 7, pada tahun berikutnya Didi mencoba kembali mengikuti kompetisi ''stand up comedy'' yaitu [[Stand Up Comedy Academy]] yang diadakan oleh [[Indosiar]] dan telah memasuki musim keempat penyelenggaraan. Di kompetisi bertajuk SUCA 4 tersebut, Didi kembali bersaing bersama [[Boah Sartika]] yang juga merupakan alumni SUCI 7. Sama seperti di kompetisi sebelumnya, Didi tetap membawakan sisi lain kehidupannya sebagai seorang pekerja bangunan. Tak disangka, Didi yang dimentori oleh [[David Nurbianto]] selama SUCA 4 mengalami perkembangan yang sangat pesat.<ref>[https://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/indonesia/intip-kesederhanaan-didi-suca-4-si-kuli-pemalu-yang-kini-lucu.html Kapanlagi: Intip Kesederhanaan Didi SUCA 4 si Kuli Pemalu yang Kini Lucu]</ref> Bahkan lewat keuletannya dalam mengulik materi komedi akhirnya sukses mengantarnya ke ''grand final'' SUCA 4. Di babak ''grand final'', Didi bersaing dengan [[Oki Daeng Mabone]] asal [[Kota Palu|Palu]] dan [[Ebel Castanyo]], komika komunitas [[Stand Up Indo]] [[Jakarta Pusat]] asal [[Palangka Raya]] yang dikenal berkemampuan ''act out'' luar biasa. Hasilnya Didi unggul atas Ebel namun harus mengakui Oki sebagai juara dan meraih juara kedua di SUCA 4. Hasil ini membayar perjuangan Didi sebelumnya di SUCI 7 setahun sebelumnya dan membuatnya tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat kebanyakan bahwa seorang pekerja bangunan bisa sukses apabila berusaha dengan keras dan konsisten.
Pasca SUCI 7, pada tahun berikutnya Didi mencoba kembali mengikuti kompetisi ''stand up comedy'' yaitu [[Stand Up Comedy Academy]] yang diadakan oleh [[Indosiar]] dan telah memasuki musim keempat penyelenggaraan. Di kompetisi bertajuk SUCA 4 tersebut, Didi kembali bersaing bersama [[Boah Sartika]] yang juga merupakan alumni SUCI 7. Sama seperti di kompetisi sebelumnya, Didi tetap membawakan sisi lain kehidupannya sebagai seorang pekerja bangunan. Tak disangka, Didi yang dimentori oleh [[David Nurbianto]] selama SUCA 4 mengalami perkembangan yang sangat pesat.<ref>[https://www.kapanlagi.com/foto/berita-foto/indonesia/intip-kesederhanaan-didi-suca-4-si-kuli-pemalu-yang-kini-lucu.html Kapanlagi: Intip Kesederhanaan Didi SUCA 4 si Kuli Pemalu yang Kini Lucu]</ref> Bahkan lewat keuletannya dalam mengulik materi komedi akhirnya sukses mengantarnya ke ''grand final'' SUCA 4. Di babak ''grand final'', Didi bersaing dengan [[Oki Daeng Mabone]] asal [[Kota Palu|Palu]] dan [[Ebel Castanyo]], komika komunitas [[Stand Up Indo]] [[Jakarta Pusat]] asal [[Palangka Raya]] yang dikenal berkemampuan ''act out'' luar biasa. Hasilnya Didi unggul atas Ebel namun harus mengakui Oki sebagai juara dan meraih juara kedua di SUCA 4. Hasil ini membayar perjuangan Didi sebelumnya di SUCI 7 setahun sebelumnya dan membuatnya tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat kebanyakan bahwa seorang pekerja bangunan bisa sukses apabila berusaha dengan keras dan konsisten.
Baris 103: Baris 104:
{{Authority control}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|Didi Sunardi]]
[[Kategori:Komika Indonesia]]
[[Kategori:Komika Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
Baris 108: Baris 110:
[[Kategori:Tokoh dari Cianjur]]
[[Kategori:Tokoh dari Cianjur]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]


{{Indo-bio-stub}}

Revisi terkini sejak 6 Januari 2023 11.46

Didi
LahirDidi Sunardi
26 Juli 1982 (umur 41)
Cianjur, Jawa Barat, Indonesia
Nama lainKang Didi
PekerjaanPelawak tunggal, Pekerja bangunan
Tahun aktif2016—sekarang
Suami/istriVerawati (Istri)
AnakGalang Rahmanda
Qalesya Azzahra


Didi Sunardi (lahir 26 Juli 1982) adalah seorang pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia. Didi, begitu ia kerap disapa, merupakan salah satu pelawak tunggal atau komika yang memberikan warna baru dalam dunia komedi di Indonesia khususnya stand up comedy di mana ia datang dari latar belakang yang berbeda. Sehari-harinya, Didi bekerja sebagai seorang kuli atau pekerja bangunan. Kehidupannya sebagai seorang pekerja bangunan inilah yang ia angkat sebagai keresahannya dalam membawakan materi stand up comedy.

Karier[sunting | sunting sumber]

Berawal dari menonton sebuah acara stand up comedy di Cimahi yang juga merupakan kota tempat tinggalnya pada awal tahun 2016, Didi yang hobi menulis ini pun tertarik dan mulai mencoba open mic bersama komunitas Stand Up Indo Cimahi. Sampai akhirnya setahun kemudian, Didi mengikuti audisi Stand Up Comedy Indonesia season 7 (SUCI 7) yang diadakan Kompas TV di Jakarta. Didi ternyata berhasil memukau juri dan mendapatkan golden ticket serta juga berhasil lolos sebagai finalis SUCI 7,[1][2] sekaligus menjadikannya finalis tertua di SUCI 7.

Di panggung SUCI 7, Didi membawa suara para masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam berkomedi. Didi membawakan materi mengenai sudut pandangnya sebagai seorang pekerja bangunan dalam menghadapi kehidupan, mulai dari keluarga, lingkungan kerja, hingga berbagai tema spesifik yang bahkan tidak ada yang menyangka bahwa pekerja bangunan juga memiliki pandangan yang cerdas dalam mengamati keadaan sekitar, seperti misalnya pandangannya terhadap tren media sosial dan menghadapi situasi ketika anaknya ingin diajak pergi liburan. Hal tersebut membuatnya konsisten selama penampilannya dan dicap oleh penonton serta juri sebagai "komika miskin tetapi cerdas", karena cara pandangnya yang cerdas inilah yang mampu membuatnya bertahan lama di kompetisi SUCI 7 dan mampu menyingkirkan beberapa finalis yang bahkan menjadi favorit juara macam Arya Novrianus dan Rere.[3][4] Akan tetapi, Didi harus mengalami close mic saat babak 8 besar membawakan tema makanan, karena sempat blank saat di panggung dan terakhir diketahui bahwa ia sedang menunggu kelahiran anak ketiganya. Karena penampilannya yang selalu dinantikan, akhirnya Didi kembali mendapat kesempatan melalui babak callback dan ia mendapat voting tertinggi dari masyarakat Indonesia untuk kembali ke kompetisi. Hasilnya, Didi mampu tampil sangat baik dan kembali ke kompetisi sebagai finalis 5 besar SUCI 7. Namun, Didi kurang memanfaatkan kesempatan ini karena ia kembali mengalami blank di tengah penampilannya sehingga ia kembali mengalami close mic, walaupun ia tetap diberi predikat "Kompor Gas" oleh Indro Warkop sebagai penghormatan untuk penampilannya. Meskipun begitu, berkat penampilannya selama di SUCI 7, ayah dari tiga orang anak ini telah membuka mata masyarakat bahwa tidak selamanya orang susah itu tidak peka terhadap hal-hal yang modern, karena masih ada beberapa yang peka bahkan kritis dan cerdas dalam menilai hal-hal tersebut.

Pasca SUCI 7, pada tahun berikutnya Didi mencoba kembali mengikuti kompetisi stand up comedy yaitu Stand Up Comedy Academy yang diadakan oleh Indosiar dan telah memasuki musim keempat penyelenggaraan. Di kompetisi bertajuk SUCA 4 tersebut, Didi kembali bersaing bersama Boah Sartika yang juga merupakan alumni SUCI 7. Sama seperti di kompetisi sebelumnya, Didi tetap membawakan sisi lain kehidupannya sebagai seorang pekerja bangunan. Tak disangka, Didi yang dimentori oleh David Nurbianto selama SUCA 4 mengalami perkembangan yang sangat pesat.[5] Bahkan lewat keuletannya dalam mengulik materi komedi akhirnya sukses mengantarnya ke grand final SUCA 4. Di babak grand final, Didi bersaing dengan Oki Daeng Mabone asal Palu dan Ebel Castanyo, komika komunitas Stand Up Indo Jakarta Pusat asal Palangka Raya yang dikenal berkemampuan act out luar biasa. Hasilnya Didi unggul atas Ebel namun harus mengakui Oki sebagai juara dan meraih juara kedua di SUCA 4. Hasil ini membayar perjuangan Didi sebelumnya di SUCI 7 setahun sebelumnya dan membuatnya tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat kebanyakan bahwa seorang pekerja bangunan bisa sukses apabila berusaha dengan keras dan konsisten.

Acara Televisi[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]