Lompat ke isi

Wiranatakusumah II: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Erik E VestBot (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k clean up
 
(25 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{disambig info|R.A.A Wiranatakusumah|R.A.A Wiranatakusumah}}
'''R.A. Wiranatakusumah II''' atau yang sering dijuluki "Dalem Kaum I" adalah seorang [[bupati]] untuk [[kabupaten]] [[Bandung]] yang keenam. Ia menjadi bupati sejak tahun [[1794]] hingga tahun [[1829]]. Dalam pandangan masyarakat pribumi, ia adalah “Bapak Pendiri Kota Bandung”. Ia pun juga termasuk seorang bupati Bandung yang pada masa kolonial kepemimpinan dan kinerjanya cukup menonjol selain [[R.A. Wiranatakusumah IV]] ([[1846]]-[[1874]]), [[R.A. Kusumadilaga]] ([[1874]]-[[1893]]), dan [[R.A.A. Martanagara]] ([[1893]]-[[1918]]).


Raden Adipati<ref>[https://www.ayobandung.com/baheula/amp/pr-79715161/r-a-wiranatakusumah-ii-dalem-kaum-i-ldquo-pendiri-kota-bandung-rdquo]</ref> '''Wiranatakusumah II''' atau yang sering dijuluki "Dalem Kaum I" adalah seorang [[Bupati Bandung|Bupati]] untuk [[kabupaten]] [[Kabupaten Bandung|Bandung]] yang keenam. Ia menjadi bupati sejak tahun [[1794]] hingga tahun [[1829]]. Dalam pandangan masyarakat pribumi, ia adalah “Bapak Pendiri Kota Bandung”. Ia pun juga termasuk seorang bupati Bandung yang pada masa kolonial kepemimpinan dan kinerjanya cukup menonjol selain [[Wiranatakusumah IV|R.A. Wiranatakusumah IV]] ([[1846]]-[[1874]]), [[Kusumahdilaga|R.A. Kusumadilaga]] ([[1874]]-[[1893]]), dan [[Martanegara|R.A.A. Martanagara]] ([[1893]]-[[1918]]).
[[Berkas:Herman Willem Daendels.png|200px|left|thumb|Herman Willem Daendels]]


Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh beliau, kekuasaan di [[Nusantara]] yang awalnya dikuasai [[VOC]] diambil alih ke pemerintahan [[Hindia Belanda]], dengan gubernur jenderal pertama [[Herman Willem Daendels]] ([[1808]]-[[1811]]).
Ketika kabupaten Bandung dipimpin olehnya, kekuasaan di [[Nusantara]] yang awalnya dikuasai [[VOC]] diambil alih ke pemerintahan [[Hindia Belanda]], dengan Gubernur Jenderal pertama [[Herman Willem Daendels]] ([[1808]]-[[1811]]).
Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di [[Jawa]], Daendels pun membangun sebuah [[Jalan Raya Pos]] dari [[Anyer]] ke [[Panarukan]] (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.Di daerah Bandung, jalan tersebut mulai dibangun pertengahan tahun [[1808]] dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels (dengan melalui surat) pada tanggal [[25 Mei]] [[1810]] meminta bupati Bandung dan bupati [[Parakanmuncang]] untuk memindahkan ibukota kabupaten ke daerah [[Cikapundung]] dan Andawadak ([[Tanjungsari]]).Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.


Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di [[Jawa]], Daendels pun membangun sebuah [[Jalan Raya Pos]] dari [[Anyer]] ke [[Panarukan]] (kira-kira 1000&nbsp;km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing. Di daerah Bandung, jalan tersebut mulai dibangun pada pertengahan tahun [[1808]] dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels (dengan melalui surat) pada tanggal [[25 Mei]] [[1810]] meminta bupati Bandung dan bupati [[Parakanmuncang]] untuk memindahkan ibu kota kabupaten ke daerah [[Cikapundung]] dan Andawadak ([[Tanjungsari]]). Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibu kota kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.
Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti berapa lama kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal [[25 September]] 1810.


Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti berapa lama kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibu kota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal [[25 September]] 1810.
{{indo-bio-stub}}
== Rujukan ==
<References/>
== Pranala luar ==
{{s-start}}
{{s-off}}
{{succession box|title=[[Daftar Bupati Bandung|Bupati Bandung]]|years=[[1794]] – [[1829]]|before=[[Wiranatakusumah I|R. Wiranatakusumah I]]|after=[[Wiranatakusumah III|R. Wiranatakusumah III]]}}
{{s-end}}

{{Bupati Bandung}}

[[Kategori:Bupati Bandung]]
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]


{{Indo-politikus-stub}}

Revisi terkini sejak 24 Januari 2023 03.46

Raden Adipati[1] Wiranatakusumah II atau yang sering dijuluki "Dalem Kaum I" adalah seorang Bupati untuk kabupaten Bandung yang keenam. Ia menjadi bupati sejak tahun 1794 hingga tahun 1829. Dalam pandangan masyarakat pribumi, ia adalah “Bapak Pendiri Kota Bandung”. Ia pun juga termasuk seorang bupati Bandung yang pada masa kolonial kepemimpinan dan kinerjanya cukup menonjol selain R.A. Wiranatakusumah IV (1846-1874), R.A. Kusumadilaga (1874-1893), dan R.A.A. Martanagara (1893-1918).

Ketika kabupaten Bandung dipimpin olehnya, kekuasaan di Nusantara yang awalnya dikuasai VOC diambil alih ke pemerintahan Hindia Belanda, dengan Gubernur Jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).

Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Jawa, Daendels pun membangun sebuah Jalan Raya Pos dari Anyer ke Panarukan (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing. Di daerah Bandung, jalan tersebut mulai dibangun pada pertengahan tahun 1808 dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels (dengan melalui surat) pada tanggal 25 Mei 1810 meminta bupati Bandung dan bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibu kota kabupaten ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari). Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibu kota kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.

Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti berapa lama kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibu kota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.

  1. ^ [1]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan politik
Didahului oleh:
R. Wiranatakusumah I
Bupati Bandung
17941829
Diteruskan oleh:
R. Wiranatakusumah III