Lompat ke isi

Kucing putih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariefz (bicara | kontrib)
Bajinra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Angoraturco.jpg|thumb|Kucing ras [[Anggora]] berwarna putih dengan mata yang berbeda dengan sebelahnya.]]
[[Berkas:Angoraturco.jpg|jmpl|Kucing ras [[Anggora]] berwarna putih dengan mata yang berbeda dengan sebelahnya.]]
'''Kucing putih''' adalah [[kucing domestik]] yang memiliki warna putih murni diseluruh bulu pada tubuhnya.<ref name=r>{{en}} S. K. Bosher dan C. S. Hallpike (13 April 1965). [http://rspb.royalsocietypublishing.org/content/162/987/147.abstract Observations on the Histological Features, Development and Pathogenesis of the Inner Ear Degeneration of the Deaf White Cat]. [http://rspb.royalsocietypublishing.org/ The Royal Society]. Diakses 27 Juni 2014.</ref> Kucing putih bukanlah kucing [[albino]]. Kucing albino memiliki warna mata merah muda dan sensitif terhadap [[sinar matahari]].<ref name=k>{{id}} drh. Neno WS. [http://www.kucingkita.com/genetik-kucing/benarkah-kucing-putih-itu-tuli Benarkah Kucing Putih itu Tuli ?]. [http://www.kucingkita.com/ Kucingkita.com]. Diakses 27 Juni 2014.</ref> Beberapa kucing putih menderita penyakit [[tuli]] bawaan yang disebabkan oleh [[degenerasi]] dari [[telinga]] bagian dalam. Ketulian pada kucing putih ini berhubungan dengan adanya warna biru pada [[mata]]nya ([[iris]]). Pada kucing putih dengan warna mata yang berbeda dengan sebelahnya ([[kucing bermata aneh]]), telah ditemukan bahwa ketulian lebih mungkin terjadi karena adanya warna mata biru.<ref name=r/>
'''Kucing putih''' adalah [[kucing domestik]] yang memiliki warna putih murni di seluruh bulu pada tubuhnya.<ref name=r>{{en}} S. K. Bosher dan C. S. Hallpike (13 April 1965). [http://rspb.royalsocietypublishing.org/content/162/987/147.abstract Observations on the Histological Features, Development and Pathogenesis of the Inner Ear Degeneration of the Deaf White Cat]. [http://rspb.royalsocietypublishing.org/ The Royal Society]. Diakses 27 Juni 2014.</ref> Kucing putih bukanlah kucing [[albino]]. Kucing albino memiliki warna mata merah muda dan sensitif terhadap [[sinar matahari]].<ref name=k>{{id}} drh. Neno WS. [http://www.kucingkita.com/genetik-kucing/benarkah-kucing-putih-itu-tuli Benarkah Kucing Putih itu Tuli ?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140701084823/http://kucingkita.com/genetik-kucing/benarkah-kucing-putih-itu-tuli |date=2014-07-01 }}. [http://www.kucingkita.com/ Kucingkita.com]. Diakses 27 Juni 2014.</ref> Beberapa kucing putih menderita penyakit [[tuli]] bawaan yang disebabkan oleh [[degenerasi]] dari [[telinga]] bagian dalam. Ketulian pada kucing putih ini berhubungan dengan adanya warna biru pada [[mata]]nya ([[iris]]). Pada kucing putih dengan warna mata yang berbeda dengan sebelahnya ([[kucing bermata ganjil]]), telah ditemukan bahwa ketulian lebih mungkin terjadi karena adanya warna mata biru.<ref name=r/>


Kucing putih murni diseluruh dunia jumlahnya hanya sekitar 5% dari populasi kucing dengan sekitar 15-40% memiliki satu/dua warna mata biru dengan sekitar 60-80% dua mata berwarna biru tuli dan 30-40% satu mata berwarna biru tuli. Berarti, dari 5% kucing putih diseluruh dunia sebanyak 0,25-1,5% memiliki satu mata berwarna biru adalah tuli dan 0,75-2% memiliki dua mata berwarna biru adalah tuli.<ref name=k/> Kucing putih bermata aneh dapat memiliki warna mata biru, emas, hijau, atau tembaga.<ref name=r/>
Kucing putih murni di seluruh dunia jumlahnya hanya sekitar 5% dari populasi kucing dengan sekitar 15-40% memiliki satu/dua warna mata biru dengan sekitar 60-80% dua mata berwarna biru tuli dan 30-40% satu mata berwarna biru tuli. Berarti, dari 5% kucing putih diseluruh dunia sebanyak 0,25-1,5% memiliki satu mata berwarna biru adalah tuli dan 0,75-2% memiliki dua mata berwarna biru adalah tuli.<ref name=k/> Kucing putih bermata aneh dapat memiliki warna mata biru, emas, hijau, atau tembaga.<ref name=r/>


== Studi penelitian ==
== Studi penelitian ==
Dalam satu studi tahun 1997, kucing putih dengan berbagai tingkat kekurangan pendengaran, 72% kucing putih yang ditemukan benar-benar tuli. Ketika kucing putih lahir setelah beberapa minggu pertama, seluruh [[organ Korti]] pada [[anak kucing]] putih ditemukan telah mengalami [[degenerasi]]. <!--However, even during these weeks no brain stem responses could be evoked by auditory stimuli, suggesting that these animals had never experienced any auditory sensations.--> Ditemukan bahwa beberapa bulan setelah [[organ Korti]] mengalami kerusakan atau [[degenerasi]], [[spiral ganglion]] juga akan mulai mengalami [[degenerasi]].<ref>{{en}} Silvia Heid, Rainer Hartmann, dan Rainer Klinke. [http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378595597001822 A model for prelingual deafness, the congenitally deaf white cat – population statistics and degenerative changes]. [http://www.sciencedirect.com/ ScienceDirect]. Diakses 27 Juni 2014.</ref>
Dalam satu studi tahun 1997, kucing putih dengan berbagai tingkat kekurangan pendengaran, 72% kucing putih yang ditemukan benar-benar tuli. Ketika kucing putih lahir setelah beberapa minggu pertama, seluruh [[organ Korti]] pada [[anak kucing]] putih ditemukan telah mengalami [[degenerasi]].<!--However, even during these weeks no brain stem responses could be evoked by auditory stimuli, suggesting that these animals had never experienced any auditory sensations.--> Ditemukan bahwa beberapa bulan setelah [[organ Korti]] mengalami kerusakan atau [[degenerasi]], [[spiral ganglion]] juga akan mulai mengalami [[degenerasi]].<ref>{{en}} Silvia Heid, Rainer Hartmann, dan Rainer Klinke. [http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378595597001822 A model for prelingual deafness, the congenitally deaf white cat – population statistics and degenerative changes]. [http://www.sciencedirect.com/ ScienceDirect]. Diakses 27 Juni 2014.</ref>


== Genetik ==
== Genetik ==
{{periksaterjemahan|date=2014}}
Gen yang menyebabkan kucing memiliki warna putih pada bulunya adalah gen dominan masking. Akibatnya, kucing akan memiliki warna bulu dan pola yang mendasari. Ketika gen dominan putih hadir, pola bulu tidak dapat terjadi/terbentuk. Seekor kucing yang memiliki [[homozigot]] (WW) atau [[heterozigot]] (Ww) untuk gen ini akan memiliki warna bulu putih meskipun mendasari pola/warna. Seekor kucing yang tidak memiliki gen dominan masking (ww) akan menunjukkan warna bulu/pola. Ada beberapa sumber mengatakan bahwa kucing putih akan memiliki mata berwarna biru. Jika pola bulu yang mendasari adalah salah satu kucing point (juga disebut sebagai pola [[Siamese (kucing)|Siamese]]), mata biru dapat berasal dari genetik gen pointed. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua kucing putih dengan mata berwarna biru itu adalah tuli.<ref>{{en}} {{cite book|author=George M. Strain|title=Deafness in Dogs and Cats|url=http://books.google.com/books?id=clmDR0wFtKkC|year=2011|publisher=CABI|isbn=978-1-84593-764-5|pages=[http://books.google.com.ph/books?id=clmDR0wFtKkC&pg=PA68 68]}} Diakses 27 Juni 2014.</ref> <!--It is possible to have a cat with a naturally white coat without this gene, as an extreme form of white spotting, although this is rare – some small non-white patch usually remains.-->
Gen yang menyebabkan kucing memiliki warna putih pada bulunya adalah gen dominan masking. Akibatnya, kucing akan memiliki warna bulu dan pola yang mendasari. Ketika gen dominan putih hadir, pola bulu tidak dapat terjadi/terbentuk. Seekor kucing yang memiliki [[homozigot]] (WW) atau [[heterozigot]] (Ww) untuk gen ini akan memiliki warna bulu putih meskipun mendasari pola/warna. Seekor kucing yang tidak memiliki gen dominan masking (ww) akan menunjukkan warna bulu/pola. Ada beberapa sumber mengatakan bahwa kucing putih akan memiliki mata berwarna biru. Jika pola bulu yang mendasari adalah salah satu kucing point (juga disebut sebagai pola [[Siamese (kucing)|Siamese]]), mata biru dapat berasal dari genetik gen pointed. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua kucing putih dengan mata berwarna biru itu adalah tuli.<ref>{{en}} {{cite book|author=George M. Strain|title=Deafness in Dogs and Cats|url=http://books.google.com/books?id=clmDR0wFtKkC|year=2011|publisher=CABI|isbn=978-1-84593-764-5|pages=[http://books.google.com.ph/books?id=clmDR0wFtKkC&pg=PA68 68]}} Diakses 27 Juni 2014.</ref> <!--It is possible to have a cat with a naturally white coat without this gene, as an extreme form of white spotting, although this is rare – some small non-white patch usually remains.-->


Baris 15: Baris 14:


{{kucing domestik}}
{{kucing domestik}}
{{kucing-stub}}


[[Kategori:Jenis bulu kucing]]
[[Kategori:Jenis bulu kucing]]

Revisi terkini sejak 26 Januari 2023 00.07

Kucing ras Anggora berwarna putih dengan mata yang berbeda dengan sebelahnya.

Kucing putih adalah kucing domestik yang memiliki warna putih murni di seluruh bulu pada tubuhnya.[1] Kucing putih bukanlah kucing albino. Kucing albino memiliki warna mata merah muda dan sensitif terhadap sinar matahari.[2] Beberapa kucing putih menderita penyakit tuli bawaan yang disebabkan oleh degenerasi dari telinga bagian dalam. Ketulian pada kucing putih ini berhubungan dengan adanya warna biru pada matanya (iris). Pada kucing putih dengan warna mata yang berbeda dengan sebelahnya (kucing bermata ganjil), telah ditemukan bahwa ketulian lebih mungkin terjadi karena adanya warna mata biru.[1]

Kucing putih murni di seluruh dunia jumlahnya hanya sekitar 5% dari populasi kucing dengan sekitar 15-40% memiliki satu/dua warna mata biru dengan sekitar 60-80% dua mata berwarna biru tuli dan 30-40% satu mata berwarna biru tuli. Berarti, dari 5% kucing putih diseluruh dunia sebanyak 0,25-1,5% memiliki satu mata berwarna biru adalah tuli dan 0,75-2% memiliki dua mata berwarna biru adalah tuli.[2] Kucing putih bermata aneh dapat memiliki warna mata biru, emas, hijau, atau tembaga.[1]

Studi penelitian

[sunting | sunting sumber]

Dalam satu studi tahun 1997, kucing putih dengan berbagai tingkat kekurangan pendengaran, 72% kucing putih yang ditemukan benar-benar tuli. Ketika kucing putih lahir setelah beberapa minggu pertama, seluruh organ Korti pada anak kucing putih ditemukan telah mengalami degenerasi. Ditemukan bahwa beberapa bulan setelah organ Korti mengalami kerusakan atau degenerasi, spiral ganglion juga akan mulai mengalami degenerasi.[3]

Gen yang menyebabkan kucing memiliki warna putih pada bulunya adalah gen dominan masking. Akibatnya, kucing akan memiliki warna bulu dan pola yang mendasari. Ketika gen dominan putih hadir, pola bulu tidak dapat terjadi/terbentuk. Seekor kucing yang memiliki homozigot (WW) atau heterozigot (Ww) untuk gen ini akan memiliki warna bulu putih meskipun mendasari pola/warna. Seekor kucing yang tidak memiliki gen dominan masking (ww) akan menunjukkan warna bulu/pola. Ada beberapa sumber mengatakan bahwa kucing putih akan memiliki mata berwarna biru. Jika pola bulu yang mendasari adalah salah satu kucing point (juga disebut sebagai pola Siamese), mata biru dapat berasal dari genetik gen pointed. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua kucing putih dengan mata berwarna biru itu adalah tuli.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c (Inggris) S. K. Bosher dan C. S. Hallpike (13 April 1965). Observations on the Histological Features, Development and Pathogenesis of the Inner Ear Degeneration of the Deaf White Cat. The Royal Society. Diakses 27 Juni 2014.
  2. ^ a b (Indonesia) drh. Neno WS. Benarkah Kucing Putih itu Tuli ? Diarsipkan 2014-07-01 di Wayback Machine.. Kucingkita.com. Diakses 27 Juni 2014.
  3. ^ (Inggris) Silvia Heid, Rainer Hartmann, dan Rainer Klinke. A model for prelingual deafness, the congenitally deaf white cat – population statistics and degenerative changes. ScienceDirect. Diakses 27 Juni 2014.
  4. ^ (Inggris) George M. Strain (2011). Deafness in Dogs and Cats. CABI. hlm. 68. ISBN 978-1-84593-764-5.  Diakses 27 Juni 2014.