Jenderal Soedirman (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(15 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
| name = Jenderal Soedirman
| name = Jenderal Soedirman
| image = Jenderal Soedirman (poster).jpg
| image = Jenderal Soedirman (poster).jpg
| image size =
| alt =
| alt =
| caption = Poster film
| caption = Poster rilis teatrikal
| director = [[Viva Westi]]
| director = [[Viva Westi]]
| producer = [[Sekar Ayu Asmara]]<br>[[Handi Ilfat]]<br>Nolizam
| producer = [[Sekar Ayu Asmara]]<br>Handi Ilfat<br>Nolizam
<br>Ratna Syahnakri
<br>Ratna Syahnakri
| writer = Tubagus Deddy<br>[[Viva Westi]]
| writer = Tubagus Deddy<br>Viva Westi
| narrator =
| starring = [[Adipati Dolken]]<br />[[Ibnu Jamil]]<br />[[Mathias Muchus]]<br />[[Baim Wong]]<br />[[Nugie]]<br />[[Lukman Sardi]]<br />[[Annisa Hertami]]<br />[[Landung Simatupang]]
| starring = [[Adipati Dolken]]<br />[[Ibnu Jamil]]<br />[[Mathias Muchus]]<br />[[Baim Wong]]<br />[[Nugie]]<br />[[Lukman Sardi]]<br />[[Annisa Hertami]]<br />[[Landung Simatupang]]
| music = Iwang Noorsaid
| music = Iwang Noorsaid
| maintheme =
| opentheme =
| endtheme =
| cinematography = [[Muhammad Firdaus]]
| cinematography = [[Muhammad Firdaus]]
| editing = [[Sastha Sunu]]
| editing = [[Sastha Sunu]]
| studio = [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Markas Besar TNI AD]]<br>[[Padma Pictures]]<br>Yayasan Kartika Eka Paski
| studio = [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Markas Besar TNI AD]]<br>[[Padma Pictures]]<br>Yayasan Kartika Eka Paski
| distributor = [[Padma Pictures]]<br>[[Netflix]]
| distributor = [[Padma Pictures]]
| released = {{start date|2015|08|27}}
| released = {{start date|2015|08|27}}
| released year = <!-- {{start year|YYYY}} -->
| film of location =
| runtime = 126 menit
| runtime = 126 menit
| country = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
| country = [[Indonesia]]
| language = [[Bahasa Indonesia]]<br />[[Bahasa Inggris]]<br />[[Bahasa Belanda]]<br />[[Bahasa Jawa]]
| language = [[Bahasa Indonesia]]<br />[[Bahasa Inggris]]<br />[[Bahasa Belanda]]<br />[[Bahasa Jawa]]
| budget = 10-15 Milliar <ref name=":0">{{Cite web|last=Warman Adam|first=Asvi|date=2 September 2015|title=Kontroversi Film Jenderal Soedirman|url=https://kolom.tempo.co/read/1001786/kontroversi-film-jenderal-soedirman|website=[[Tempo]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>
| budget = 10-15 Milliar <ref name=":Budget">{{Cite news|last=Warman Adam|first=Asvi|date=2 September 2015|title=Kontroversi Film Jenderal Soedirman|url=https://kolom.tempo.co/read/1001786/kontroversi-film-jenderal-soedirman|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>
| gross =
| gross =
| network =
| preceded by =
| followed by =
| awards =
}}
}}
'''''Jenderal Soedirman''''' adalah film [[biopik]] Indonesia tahun 2015 yang menceritakan tentang [[Soedirman|Jendral Soedirman]], pemimpin [[perang gerilya]] yang mempertahankan kemerdekaan bangsa [[Indonesia]] walaupun menderita penyakit paru-paru. Film ini disutradarai oleh [[Viva Westi]] dan dibintangi oleh [[Adipati Dolken]], [[Ibnu Jamil]], [[Mathias Muchus]], [[Baim Wong]], dan [[Nugie]].


Film ini rilis di bioskop Indonesia tepat 10 hari setelah peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 pada 27 Agustus 2015.<ref name=":Perilisan">{{Cite web|last=Fikri|first=Chairul|date=25 Agustus 2015|title=Film Jenderal Soedirman Siap Dirilis|url=https://www.beritasatu.com/hiburan/301536-film-jenderal-soedirman-siap-dirilis|website=[[Berita Satu]]|access-date=30 Juni 2020}}</ref>
'''Jenderal Soedirman''' adalah film [[biopik]] yang menceritakan tentang [[Soedirman|Jendral Soedirman]], pemimpin [[perang gerilya]] yang mempertahankan kemerdekaan bangsa [[Indonesia]] walaupun menderita penyakit paru-paru. Film ini disutradarai oleh [[Viva Westi]] dan dibintangi oleh [[Adipati Dolken]], [[Ibnu Jamil]], [[Mathias Muchus]], [[Baim Wong]], dan [[Nugie]].

Film ini tayang di bioskop Indonesia tepat 10 hari setelah peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 pada 27 Agustus 2015.<ref name=":1">{{Cite web|last=Fikri|first=Chairul|date=25 Agustus 2015|title=Film Jenderal Soedirman Siap Dirilis|url=https://www.beritasatu.com/hiburan/301536-film-jenderal-soedirman-siap-dirilis|website=[[Berita Satu]]|access-date=30 Juni 2020}}</ref>


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==
Baris 43: Baris 31:
[[Soekarno]]-[[Mohammad Hatta|Hatta]] ditangkap dan diasingkan ke [[Pulau Bangka]]. Jenderal Soedirman yang sedang didera sakit berat melakukan perjalanan ke arah selatan dan memimpin perang gerilya selama tujuh bulan.
[[Soekarno]]-[[Mohammad Hatta|Hatta]] ditangkap dan diasingkan ke [[Pulau Bangka]]. Jenderal Soedirman yang sedang didera sakit berat melakukan perjalanan ke arah selatan dan memimpin perang gerilya selama tujuh bulan.


Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada. Dari kedalaman hutan, Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat.
Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada. Dari kedalaman hutan Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat.


Soedirman membuat Jawa menjadi medan perang gerilya yang luas, membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.
Soedirman membuat Jawa menjadi medan perang gerilya yang luas, membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.


Kemanunggalan TNI dan rakyat lah akhirya memenangkan perang. Dengan ditanda tangani [[Perjanjian Roem-Roijen|Perjanjian Roem-Royen]], Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RI seutuhnya.<ref>{{Cite web|last=Irwansyah|first=Ade|date=02 September 2015|title=4 Hal yang Jadi Alasan Film Jenderal Soedirman Wajib Tonton|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/2308027/4-hal-yang-jadi-alasan-film-jenderal-soedirman-wajib-tonton|website=[[Liputan 6]]|access-date=30 Juni 2020}}</ref>
Kemanunggalan TNI dan rakyat lah akhirya memenangkan perang. Dengan ditanda tangani [[Perjanjian Roem-Roijen|Perjanjian Roem-Royen]], Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RI seutuhnya.<ref>{{Cite news|last=Irwansyah|first=Ade|date=2 September 2015|title=4 Hal yang Jadi Alasan Film Jenderal Soedirman Wajib Tonton|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/2308027/4-hal-yang-jadi-alasan-film-jenderal-soedirman-wajib-tonton|work=[[Liputan6.com]]|access-date=30 Juni 2020|editor-last=Riantrisnanto|editor-first=Ruly|language=id}}</ref>


== Pemeran ==
== Pemeran ==
Baris 70: Baris 58:


== Produksi ==
== Produksi ==

=== Praproduksi ===
[[Berkas:Sudirman.jpg|jmpl|247x247px|[[Soedirman|Jendral Soedirman]]]]
[[Berkas:Sudirman.jpg|jmpl|247x247px|[[Soedirman|Jendral Soedirman]]]]
Berawal dari pertanyaan sederhana sang sutradara [[Viva Westi]] tentang alasan mengapa seluruh daerah mempunyai jalan Soedirman, ia memiliki ide untuk mengangkat kisah [[Soedirman|Jenderal Soedirman]] dalam sebuah film. Sayangnya, idenya ditolak di berbagai [[rumah produksi]] dengan alasan tema yang kurang diminati masyarakat. Westi mengaku film yang akan digarapnya memang tidak ada [[Film percintaan|drama percintaan]]. Justru film ini akan memberikan inspirasi soal cinta yang besar yang ditunjukan oleh Jenderal Soedirman kepada [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=Amelia|first=Rizky|date=21 Januari 2015|title=Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD|url=https://www.beritasatu.com/mutia-nugraheni/hiburan/242410/cerita-sutradara-film-jenderal-soedirman-dapat-dukungan-tni-ad|website=[[Berita Satu]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>
Berawal dari pertanyaan sederhana sang sutradara [[Viva Westi]] tentang alasan mengapa seluruh daerah mempunyai jalan Soedirman, ia memiliki ide untuk mengangkat kisah [[Soedirman|Jenderal Soedirman]] dalam sebuah film. Sayangnya, idenya ditolak di berbagai [[rumah produksi]] dengan alasan tema yang kurang diminati masyarakat. Westi mengaku film yang akan digarapnya memang tidak ada [[Film percintaan|drama percintaan]]. Justru film ini akan memberikan inspirasi soal cinta yang besar yang ditunjukan oleh Jenderal Soedirman kepada [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=Amelia|first=Rizky|date=21 Januari 2015|title=Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD|url=https://www.beritasatu.com/mutia-nugraheni/hiburan/242410/cerita-sutradara-film-jenderal-soedirman-dapat-dukungan-tni-ad|website=[[Berita Satu]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>


Saat Westi bertemu dengan Mantan Wakil Kepala Staf [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Angkatan Darat]] [[Kiki Syahnakri]], ia mengungkapkan keinginannya untuk membuat film Jenderal Soedirman dan mendapatkan sambutan baik dari Kiki. Markas Besar Angkatan Darat melalui Yayasan Kartika Eka Paski mau mendanai film tersebut dengan dana 10-15 miliar. Tidak hanya dana, Yayasan tersebut juga memberi akses senjata dan lokasi syuting di hutan milik [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]].<ref name=":0" />
Saat Westi bertemu dengan Mantan Wakil Kepala Staf [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Angkatan Darat]] [[Kiki Syahnakri]], ia mengungkapkan keinginannya untuk membuat film Jenderal Soedirman dan mendapatkan sambutan baik dari Kiki. Markas Besar Angkatan Darat melalui Yayasan Kartika Eka Paski mau mendanai film tersebut dengan dana 10-15 miliar. Tidak hanya dana, Yayasan tersebut juga memberi akses senjata dan lokasi syuting di hutan milik [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]].<ref name=":Budget" />


Westi memilih [[Adipati Dolken]] sebagai pemeran Soedirman. Ia menyatakan tak tahu lagi siapa yang pantas memerankan Jenderal Soedirman.<ref name=":2">{{Cite web|last=Faiz|first=Dhio|date=26 SAgustus 2015|title=Jenderal Soedirman, Kalau Bukan Adipati Dolken Siapa Lagi?|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150826115644-220-74572/jenderal-soedirman-kalau-bukan-adipati-dolken-siapa-lagi|website=[[CNN Indonesia]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref> Westi menuturkan popularitas Adipati Dolken dinilai dapat menarik minat anak muda untuk menyaksikan film sejarah. Usia Adipati Dolken yang masih muda juga mewakili sosok Jenderal Soedirman yang saat melakukan perang gerilya masih dengan usia muda.<ref name=":3">{{Cite web|last=Nur Alfi|first=Azizah|date=25 Agustus 2015|title=Ini Alasan Pemilihan Adipati Dolken dalam Film Jenderal Soedirman {{!}} Lifestyle|url=https://lifestyle.bisnis.com/read/20150825/254/465518/ini-alasan-pemilihan-adipati-dolken-dalam-film-jenderal-soedirman|website=bisnis.com|access-date=26 September 2020}}</ref>
Westi memilih [[Adipati Dolken]] sebagai pemeran Soedirman. Ia menyatakan tak tahu lagi siapa yang pantas memerankan Jenderal Soedirman.<ref name=":CNN Adipati">{{Cite news|last=Faiz|first=Dhio|date=26 SAgustus 2015|title=Jenderal Soedirman, Kalau Bukan Adipati Dolken Siapa Lagi?|url=https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150826115644-220-74572/jenderal-soedirman-kalau-bukan-adipati-dolken-siapa-lagi|work=[[CNN Indonesia]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref> Westi menuturkan popularitas Adipati Dolken dinilai dapat menarik minat anak muda untuk menyaksikan film sejarah. Usia Adipati Dolken yang masih muda juga mewakili sosok Jenderal Soedirman yang saat melakukan perang gerilya masih dengan usia muda.<ref name=":Bisnis.com">{{Cite news|last=Dinisari|first=Mia Chitra|date=25 Agustus 2015|title=Ini Alasan Pemilihan Adipati Dolken dalam Film Jenderal Soedirman|url=https://lifestyle.bisnis.com/read/20150825/254/465518/ini-alasan-pemilihan-adipati-dolken-dalam-film-jenderal-soedirman|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|access-date=26 September 2020|editor-last=Alfi|editor-first=Azizah Nur}}</ref>


Adipati mengaku hanya sekedar mengetahui Jendral Soedirman sebagai nama jalan. Hal itu membuatnya cukup sulit untuk memerankan karakter tersebut. Ia mengakui sulit untuk mengetahui cara berbicara pak Dirman. Beruntung, ia mendapat bantuan dari Pak Teguh yang merupakan anak dari Soedirman. Adi juga banyak mencari referensi sendiri di buku-buku dan berbagai situs di internet. Sampai syuting berlangsung pun ia masih melakukan proses itu.<ref name=":2" />
Adipati mengaku hanya sekedar mengetahui Jendral Soedirman sebagai nama jalan. Hal itu membuatnya cukup sulit untuk memerankan karakter tersebut. Ia mengakui sulit untuk mengetahui cara berbicara pak Dirman. Beruntung, ia mendapat bantuan dari Pak Teguh yang merupakan anak dari Soedirman. Adi juga banyak mencari referensi sendiri di buku-buku dan berbagai situs di internet. Sampai syuting berlangsung pun ia masih melakukan proses itu.<ref name=":CNN Adipati" />


Proses syuting dan pendalaman karakter yang Adipati lalui selama kurang lebih enam bulan, membuat pandangannya terhadap Jenderal Soedirman berubah. Ia kini sangat mengagumi jenderal yang dikenal dengan taktik perang gerilya itu.<ref name=":2" /> Westi mengaku mengapresiasi pendalaman karakter Adipati Dolken dan memuji Adi karena memerankan tokoh Jenderal Soedirman dengan sangat baik.<ref name=":3" />
Proses syuting dan pendalaman karakter yang Adipati lalui selama kurang lebih enam bulan, membuat pandangannya terhadap Jenderal Soedirman berubah. Ia kini sangat mengagumi jenderal yang dikenal dengan taktik perang gerilya itu.<ref name=":CNN Adipati" /> Westi mengaku mengapresiasi pendalaman karakter Adipati Dolken dan memuji Adi karena memerankan tokoh Jenderal Soedirman dengan sangat baik.<ref name=":Bisnis.com" />


Proses syuting dilakukan selama 43 hari dimulai pada 25 Januari 2015 dan berlangsung di [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Situ Lembang]] dan [[Kota Bandung|Bandung]].<ref name=":Perilisan" />
=== Syuting ===
Proses syuting dilakukan selama 43 hari dimulai pada 25 Januari 2015 dan berlangsung di [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Situ Lembang]] dan [[Kota Bandung|Bandung]].<ref name=":1" />


== Penayangan ==
== Penayangan ==
Film ini tayang di bioskop Indonesia tepat 10 hari setelah peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 yaitu pada 27 Agustus 2015.<ref name=":1" /> Dalam sepekan perilisannya, film ini berhasil mendapatkan jumlah penonton sebanyak 82.776 orang. Di minggu kedua penyangan, jumlah penonton berhasil sampai di angka 152.425 orang.<ref>{{Cite web|last=|first=Henry|date=10 September 2015|title=Data Penonton 10 September 2015, Gangster-Soedirman Masih Berjaya|url=https://www.fimela.com/news-entertainment/read/2314303/data-penonton-10-september-2015-gangster-soedirman-masih-berjaya|website=Fimela|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>
Film ini tayang di bioskop Indonesia tepat 10 hari setelah peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 yaitu pada 27 Agustus 2015.<ref name=":Perilisan" /> Dalam sepekan perilisannya, film ini berhasil mendapatkan jumlah penonton sebanyak 82.776 orang. Di minggu kedua penyangan, jumlah penonton berhasil sampai di angka 152.425 orang.<ref>{{Cite web|last=|first=Henry|date=10 September 2015|title=Data Penonton 10 September 2015, Gangster-Soedirman Masih Berjaya|url=https://www.fimela.com/news-entertainment/read/2314303/data-penonton-10-september-2015-gangster-soedirman-masih-berjaya|website=[[Fimela.com|Fimela]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>


Film Jenderal Soedirman juga kerap ditayangkan di televisi nasional setiap memperingati [[Hari Kemerdekaan Indonesia]]. Film ini juga ditayangkan di situs streaming [[Netflix]].<ref>{{Cite web|last=Widiyani|first=Rosmha|date=10 Agustus 2015|title=Di Netflix, 5 Film Bertema Kemerdekaan Indonesia Ini Bisa Ditonton|url=https://wolipop.detik.com/entertainment-news/d-5126584/di-netflix-5-film-bertema-kemerdekaan-indonesia-ini-bisa-ditonton|website=[[Detik]]|language=id-ID|access-date=26 September 2020}}</ref>
Film Jenderal Soedirman juga kerap ditayangkan di televisi nasional setiap memperingati [[Hari Kemerdekaan Indonesia]]. Film ini juga ditayangkan di situs streaming [[Netflix]].<ref>{{Cite news|last=Widiyani|first=Rosmha|date=10 Agustus 2015|title=Di Netflix, 5 Film Bertema Kemerdekaan Indonesia Ini Bisa Ditonton|url=https://wolipop.detik.com/entertainment-news/d-5126584/di-netflix-5-film-bertema-kemerdekaan-indonesia-ini-bisa-ditonton|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=26 September 2020}}</ref>


== Kontroversi ==
== Kontroversi ==
Setelah ditayangkan di bioskop, film ini mendapat tanggapan baik dari penonton. Namun muncul protes besar dari [[Didi Mahardika]], cucu dari presiden pertama Indoensia [[Soekarno]]. Ia menganggap terdapat banyak kekeliruan sejarah dalam film ini.<ref>{{Cite web|last=Palupi|first=Amrikh|date=9 September 2015|title=Cucu Bung Karno Protes Keras Film `Jenderal Soedirman`|url=https://www.dream.co.id/lifestyle/cucu-bung-karno-protes-keras-film-jenderal-soedirman-1509099.html|website=[[Dream.co.id]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>
Setelah ditayangkan di bioskop, film ini mendapat tanggapan baik dari penonton. Namun muncul protes besar dari [[Didi Mahardika]], cucu dari presiden pertama Indonesia, [[Soekarno]]. Ia menganggap terdapat banyak kekeliruan sejarah dalam film ini.<ref>{{Cite web|last=Palupi|first=Amrikh|date=9 September 2015|title=Cucu Bung Karno Protes Keras Film `Jenderal Soedirman`|url=https://www.dream.co.id/lifestyle/cucu-bung-karno-protes-keras-film-jenderal-soedirman-1509099.html|website=[[Dream.co.id|Dream]]|language=id|access-date=26 September 2020}}</ref>


Beberapa hal yang ia permasalahkan adalah:
Beberapa hal yang ia permasalahkan adalah:
Baris 101: Baris 86:
# Adegan tentang peran Tan Malaka beserta tentaranya memberi kesan bertentangan dengan status Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional.
# Adegan tentang peran Tan Malaka beserta tentaranya memberi kesan bertentangan dengan status Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional.
# Adegan Pak Dirman membanting tongkat keris (tak sesuai dengan aslinya sebagai orang Jawa yang santun). Pak Dirman memakai kopiah ditodong senapan, dibentak Belanda, itu tidak jelas sumber sejarahnya.
# Adegan Pak Dirman membanting tongkat keris (tak sesuai dengan aslinya sebagai orang Jawa yang santun). Pak Dirman memakai kopiah ditodong senapan, dibentak Belanda, itu tidak jelas sumber sejarahnya.
# Peran [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengkubowobo lX]] dan figur Pak [[Soeharto|Harto]] sebagai orang dekat Pak Dirman tidak digambarkan dalam film tersebut.
# Peran [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengkubowono lX]] dan figur Pak [[Soeharto|Harto]] sebagai orang dekat Pak Dirman tidak digambarkan dalam film tersebut.


Menanggapi protes tersebut, Westi selaku sutradara sangat terbuka dengan segala pujian termasuk kritikan yang masuk untuk film ini. ia memastikan semua hal dalam film ini telah melalui berbagai pertimbangan dan dasar-dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.<ref>{{Cite web|last=Baso Djaya|first=Andi|date=9 September 2015|title=Jawaban atas kritik terhadap film Jenderal Soedirman|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/jawaban-atas-kritik-terhadap-film-jenderal-soedirman|website=beritagar.id|access-date=26 September 2020}}</ref>
Menanggapi protes tersebut, Westi selaku sutradara sangat terbuka dengan segala pujian termasuk kritikan yang masuk untuk film ini. ia memastikan semua hal dalam film ini telah melalui berbagai pertimbangan dan dasar-dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.<ref>{{Cite web|last=Baso Djaya|first=Andi|date=9 September 2015|title=Jawaban atas kritik terhadap film Jenderal Soedirman|url=https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/jawaban-atas-kritik-terhadap-film-jenderal-soedirman|website=beritagar|access-date=26 September 2020|archive-date=2017-06-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20170628215123/https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/jawaban-atas-kritik-terhadap-film-jenderal-soedirman|dead-url=yes}}</ref>


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
Baris 136: Baris 121:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{IMDb title|tt5581630}}
* {{IMDb title|tt5581630}}
* [https://filmindonesia.or.id filmindonesia.or.id]
* [https://filmindonesia.or.id filmindonesia.or.id] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210118072414/http://filmindonesia.or.id/ |date=2021-01-18 }}

[[Kategori:Film Indonesia tahun 2015]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2015]]
[[Kategori:Film biografi Indonesia]]
[[Kategori:Film biografi]]
[[Kategori:Film perang Indonesia]]
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film perang]]
[[Kategori:Film yang berlatar di Yogyakarta]]
[[Kategori:Film yang berlatar di Yogyakarta]]

Revisi terkini sejak 16 Juni 2023 20.18

Jenderal Soedirman
Poster rilis teatrikal
SutradaraViva Westi
ProduserSekar Ayu Asmara
Handi Ilfat
Nolizam
Ratna Syahnakri
Ditulis olehTubagus Deddy
Viva Westi
PemeranAdipati Dolken
Ibnu Jamil
Mathias Muchus
Baim Wong
Nugie
Lukman Sardi
Annisa Hertami
Landung Simatupang
Penata musikIwang Noorsaid
SinematograferMuhammad Firdaus
PenyuntingSastha Sunu
Perusahaan
produksi
Markas Besar TNI AD
Padma Pictures
Yayasan Kartika Eka Paski
DistributorPadma Pictures
Tanggal rilis
27 Agustus 2015 (2015-08-27)
Durasi126 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Bahasa Belanda
Bahasa Jawa
Anggaran10-15 Milliar [1]

Jenderal Soedirman adalah film biopik Indonesia tahun 2015 yang menceritakan tentang Jendral Soedirman, pemimpin perang gerilya yang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia walaupun menderita penyakit paru-paru. Film ini disutradarai oleh Viva Westi dan dibintangi oleh Adipati Dolken, Ibnu Jamil, Mathias Muchus, Baim Wong, dan Nugie.

Film ini rilis di bioskop Indonesia tepat 10 hari setelah peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 pada 27 Agustus 2015.[2]

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Belanda menyatakan secara sepihak sudah tidak terikat dengan perjanjian Renville, sekaligus menyatakan penghentian gencatan senjata. Pada tanggal 19 Desember 1948, Jenderal Simons Spoor Panglima Tentara Belanda memimpin Agresi militer ke II menyerang Yogyakarta yang saat itu menjadi ibu kota Republik.

Soekarno-Hatta ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Jenderal Soedirman yang sedang didera sakit berat melakukan perjalanan ke arah selatan dan memimpin perang gerilya selama tujuh bulan.

Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada. Dari kedalaman hutan Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat.

Soedirman membuat Jawa menjadi medan perang gerilya yang luas, membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.

Kemanunggalan TNI dan rakyat lah akhirya memenangkan perang. Dengan ditanda tangani Perjanjian Roem-Royen, Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RI seutuhnya.[3]

Pemeran[sunting | sunting sumber]

Produksi[sunting | sunting sumber]

Jendral Soedirman

Berawal dari pertanyaan sederhana sang sutradara Viva Westi tentang alasan mengapa seluruh daerah mempunyai jalan Soedirman, ia memiliki ide untuk mengangkat kisah Jenderal Soedirman dalam sebuah film. Sayangnya, idenya ditolak di berbagai rumah produksi dengan alasan tema yang kurang diminati masyarakat. Westi mengaku film yang akan digarapnya memang tidak ada drama percintaan. Justru film ini akan memberikan inspirasi soal cinta yang besar yang ditunjukan oleh Jenderal Soedirman kepada Indonesia.[4]

Saat Westi bertemu dengan Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Kiki Syahnakri, ia mengungkapkan keinginannya untuk membuat film Jenderal Soedirman dan mendapatkan sambutan baik dari Kiki. Markas Besar Angkatan Darat melalui Yayasan Kartika Eka Paski mau mendanai film tersebut dengan dana 10-15 miliar. Tidak hanya dana, Yayasan tersebut juga memberi akses senjata dan lokasi syuting di hutan milik TNI Angkatan Darat.[1]

Westi memilih Adipati Dolken sebagai pemeran Soedirman. Ia menyatakan tak tahu lagi siapa yang pantas memerankan Jenderal Soedirman.[5] Westi menuturkan popularitas Adipati Dolken dinilai dapat menarik minat anak muda untuk menyaksikan film sejarah. Usia Adipati Dolken yang masih muda juga mewakili sosok Jenderal Soedirman yang saat melakukan perang gerilya masih dengan usia muda.[6]

Adipati mengaku hanya sekedar mengetahui Jendral Soedirman sebagai nama jalan. Hal itu membuatnya cukup sulit untuk memerankan karakter tersebut. Ia mengakui sulit untuk mengetahui cara berbicara pak Dirman. Beruntung, ia mendapat bantuan dari Pak Teguh yang merupakan anak dari Soedirman. Adi juga banyak mencari referensi sendiri di buku-buku dan berbagai situs di internet. Sampai syuting berlangsung pun ia masih melakukan proses itu.[5]

Proses syuting dan pendalaman karakter yang Adipati lalui selama kurang lebih enam bulan, membuat pandangannya terhadap Jenderal Soedirman berubah. Ia kini sangat mengagumi jenderal yang dikenal dengan taktik perang gerilya itu.[5] Westi mengaku mengapresiasi pendalaman karakter Adipati Dolken dan memuji Adi karena memerankan tokoh Jenderal Soedirman dengan sangat baik.[6]

Proses syuting dilakukan selama 43 hari dimulai pada 25 Januari 2015 dan berlangsung di Magelang, Yogyakarta, Situ Lembang dan Bandung.[2]

Penayangan[sunting | sunting sumber]

Film ini tayang di bioskop Indonesia tepat 10 hari setelah peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-70 yaitu pada 27 Agustus 2015.[2] Dalam sepekan perilisannya, film ini berhasil mendapatkan jumlah penonton sebanyak 82.776 orang. Di minggu kedua penyangan, jumlah penonton berhasil sampai di angka 152.425 orang.[7]

Film Jenderal Soedirman juga kerap ditayangkan di televisi nasional setiap memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Film ini juga ditayangkan di situs streaming Netflix.[8]

Kontroversi[sunting | sunting sumber]

Setelah ditayangkan di bioskop, film ini mendapat tanggapan baik dari penonton. Namun muncul protes besar dari Didi Mahardika, cucu dari presiden pertama Indonesia, Soekarno. Ia menganggap terdapat banyak kekeliruan sejarah dalam film ini.[9]

Beberapa hal yang ia permasalahkan adalah:

  1. Adegan dialog antara Presiden Soekarno dengan Jenderal Soedirman atau Pak Dirman, yang mendramatisasi perbedaan antara perjuangan melalui perundingan dengan melalui perang frontal. Hal itu, disebut oleh Didi, berpotensi menghilangkan makna persatuan dan kesatuan bangsa.
  2. Adegan Presiden dan Wakil Presiden mengaku berbohong, berdosa atas janji dengan tidak bergerilya. Hal itu bisa menimbulkan kontroversi.
  3. Adegan tentang Bung Karno yang meminta difoto ulang ketika berangkulan dengan Pak Dirman juga bertentangan dengan fakta sejarah
  4. Adegan tentang peran Tan Malaka beserta tentaranya memberi kesan bertentangan dengan status Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional.
  5. Adegan Pak Dirman membanting tongkat keris (tak sesuai dengan aslinya sebagai orang Jawa yang santun). Pak Dirman memakai kopiah ditodong senapan, dibentak Belanda, itu tidak jelas sumber sejarahnya.
  6. Peran Sri Sultan Hamengkubowono lX dan figur Pak Harto sebagai orang dekat Pak Dirman tidak digambarkan dalam film tersebut.

Menanggapi protes tersebut, Westi selaku sutradara sangat terbuka dengan segala pujian termasuk kritikan yang masuk untuk film ini. ia memastikan semua hal dalam film ini telah melalui berbagai pertimbangan dan dasar-dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.[10]

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

Penghargaan Tahun Kategori Penerima Hasil
Festival Film Indonesia 2015 Penata Suara Terbaik Yusuf Patawari Nominasi
Piala Maya Aktor Pendatang Baru Terpilih Gogot Suryanto Nominasi
Festival Film Bandung 2016 Pemeran Utama Pria Terpuji Film Bioskop Adipati Dolken Nominasi

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Warman Adam, Asvi (2 September 2015). "Kontroversi Film Jenderal Soedirman". Tempo.co. Diakses tanggal 26 September 2020. 
  2. ^ a b c Fikri, Chairul (25 Agustus 2015). "Film Jenderal Soedirman Siap Dirilis". Berita Satu. Diakses tanggal 30 Juni 2020. 
  3. ^ Irwansyah, Ade (2 September 2015). Riantrisnanto, Ruly, ed. "4 Hal yang Jadi Alasan Film Jenderal Soedirman Wajib Tonton". Liputan6.com. Diakses tanggal 30 Juni 2020. 
  4. ^ Amelia, Rizky (21 Januari 2015). "Cerita Sutradara Film "Jenderal Soedirman" Dapat Dukungan TNI AD". Berita Satu. Diakses tanggal 26 September 2020. 
  5. ^ a b c Faiz, Dhio (26 SAgustus 2015). "Jenderal Soedirman, Kalau Bukan Adipati Dolken Siapa Lagi?". CNN Indonesia. Diakses tanggal 26 September 2020. 
  6. ^ a b Dinisari, Mia Chitra (25 Agustus 2015). Alfi, Azizah Nur, ed. "Ini Alasan Pemilihan Adipati Dolken dalam Film Jenderal Soedirman". Bisnis.com. Diakses tanggal 26 September 2020. 
  7. ^ "Data Penonton 10 September 2015, Gangster-Soedirman Masih Berjaya". Fimela. 10 September 2015. Diakses tanggal 26 September 2020. 
  8. ^ Widiyani, Rosmha (10 Agustus 2015). "Di Netflix, 5 Film Bertema Kemerdekaan Indonesia Ini Bisa Ditonton". detikcom. Diakses tanggal 26 September 2020. 
  9. ^ Palupi, Amrikh (9 September 2015). "Cucu Bung Karno Protes Keras Film `Jenderal Soedirman`". Dream. Diakses tanggal 26 September 2020. 
  10. ^ Baso Djaya, Andi (9 September 2015). "Jawaban atas kritik terhadap film Jenderal Soedirman". beritagar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-28. Diakses tanggal 26 September 2020. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]