Suma Oriental: Perbedaan antara revisi
Kembangraps (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Badak Jawa (bicara | kontrib) Dikembalikan ke revisi 23025684 oleh 116.206.40.34 (bicara): Penambahan kalimat yang dilakukan oleh Miminsastra tanpa adanya referensi (Kedip) Tag: Pembatalan |
||
(33 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{judul|''Suma Oriental''}} |
|||
'''Suma Oriental''' adalah |
'''''Suma Oriental que trata do Mar Roxo até aos Chins''''' ("Ikhtisar Wilayah Timur, dari Laut Merah hingga Negeri Cina") adalah [[kompendium]] (''[[summa]]'') yang ditulis oleh [[Tomé Pires]] pada tahun 1512-1515, berisi informasi tentang kehidupan di wilayah [[Asia Timur]] dan [[Asia Tenggara]] pada abad ke-16. Naskah ini sebenarnya merupakan laporan resmi yang ditulis Tomé Pires kepada [[Emanuel dari Portugal|Raja Emanuel]] tentang potensi peluang ekonomi di wilayah yang baru dikenal oleh [[Portugis]] saat itu sehingga tidak pernah diterbitkan. |
||
[[Buku]] ini terdiri |
[[Buku]] ini terdiri dari enam jilid, dua jilid pertama berisi informasi tentang wilayah antara [[Mesir]] dan [[Malabar]], dan sisanya berisi informasi tentang wilayah [[Bengali]], [[Indocina]], [[Malaysia]], [[Indonesia]], [[Cina]], dan [[Jepang]]. Tentang Indonesia, ''Suma Oriental'' memuat informasi terutama tentang [[Pulau Jawa]] dan [[Pulau Sumatra]]. |
||
Setelah sempat "menghilang" berabad-abad, pada tahun [[1944]], |
Setelah sempat "menghilang" berabad-abad, pada tahun [[1944]], Armando Z. Cortesão menerbitkan terjemahan ''Suma Oriental'' ke dalam [[bahasa Inggris]], berdasarkan versi salinannya yang ditemukan di Perpustakaan Chambre des Deputes di [[Paris]]. |
||
== Kesultanan Delhi di [[India]] == |
== Kesultanan Delhi di [[India]] == |
||
Tomé Pires menulis tentang [[Kesultanan Delhi]] (atau [[Moghul]]?) yang beragama Islam di India, antara tahun 1512-1515. |
Tomé Pires menulis tentang [[Kesultanan Delhi]] (atau [[Moghul]]?) yang beragama Islam di India, antara tahun 1512-1515. |
||
Perdagangan dengan [[Pantai Koromandel|Koromandel]], [[Malabar]], atau [[Benggala]], disebutkannya tidak menguntungkan |
Perdagangan dengan [[Pantai Koromandel|Koromandel]], [[Malabar]], atau [[Benggala]], disebutkannya tidak menguntungkan. Disebutkan contohnya di [[pelabuhan]] Masulipatnam hanya melibatkan perdagangan [[garam]], [[cabe]], [[opium]]. |
||
Disebutkan bahwa [[Kain]] dari Benggala amat bermutu tinggi dan mendapat permintaaan yang banyak. Ia juga menceritakan tentang Kerajaan [[Hindu]] di [[Orissa]] dan [[Tippera]]. Juga terdapat uraian mengenai ibu kota Benggala. |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
== Cina ke Borneo == |
|||
=== Jepang === |
|||
Pulau [[Jepang]] (''Jampon''), menurut apa yang dikatakan semua orang [[Republik Rakyat Tiongkok|Cina]], lebih besar dari ''Lequios'', dan raja lebih kuat dan lebih besar, dan tidak diadakan untuk berdagang, juga rakyatnya. Dia adalah raja penyembah berhala, pengikut raja Cina. Mereka tidak sering berdagang di Cina karena jauh dan mereka tidak memiliki [[Kapal jung|jung]], juga mereka bukan pelaut.<ref group="n">Pulau [[Jepang]] (Jampon).</ref> |
|||
''Lequjos'' pergi ke Jepang dalam tujuh atau delapan hari dan mengambil barang dagangan tersebut, dan menukarnya dengan [[emas]] dan [[tembaga]]. Semua yang berasal dari ''Lequeos'' dibawa oleh mereka dari Jepang. Dan perdagangan ''Lequeos'' dengan orang-orang Jepang dalam [[pakaian]], [[jaring ikan]] dan barang dagangan lainnya. |
|||
=== Borneo === |
|||
[[Kalimantan|Borneo]] terdiri dari banyak pulau, besar dan kecil. Mereka hampir semuanya dihuni oleh penyembah berhala, hanya satu kepala yang dihuni oleh bangsa [[Moor]]; tidak lama sejak raja menjadi bangsa Moor. Mereka sepertinya adalah orang yang berdagang. Para pedagang adalah orang-orang dari perawakan sedang, tidak terlalu cerdas. Mereka berdagang langsung dengan [[Kesultanan Melaka|Malaka]] setiap tahun. Ini adalah negeri dengan banyak [[daging]], [[ikan]], [[beras]], dan [[sagu]].<ref group="n">Pulau [[Kalimantan|Borneo]] (Burney).</ref> |
|||
Mereka membawa [[emas]], yang memiliki nilai uji rendah, lebih rendah daripada emas lainnya di bagian ini; mereka membawa setiap tahun hingga dua atau tiga [[:wikt:id:bahar|bahar]] [[kapur barus]] yang sangat berharga. [[Kati]] dari ini bervariasi nilainya sesuai dengan ukuran [benjolan]: ''cate'' [bernilai] dari dua belas sampai tiga puluh atau empat puluh ''cruzados'' sesuai dengan jenis dan kualitasnya. Mereka memiliki banyak sekali ''chebulic myrobalan'' yang mereka bawa untuk dijual.<ref group="n">Barang dagangan yang dibawa orang [[Kalimantan|Borneo]] ke [[Kesultanan Melaka|Malaka]].</ref> |
|||
=== Filipina === |
|||
''Luções'' berjarak sekitar sepuluh hari berlayar di luar [[Kalimantan|Borneo]]. Mereka hampir semuanya penyembah berhala; mereka tidak memiliki raja, tetapi mereka diperintah oleh kelompok tetua. Mereka adalah orang-orang yang kuat, sedikit dipikirkan di [[Kesultanan Melaka|Malaka]]. Mereka memiliki dua atau tiga [[Kapal jung|jung]], paling banyak. Mereka membawa barang dagangan ke Borneo dan dari sana mereka datang ke Malaka.<ref group="n">Kepulauan Luções.</ref> |
|||
Orang-orang Borneo pergi ke tanah ''Luções'' untuk membeli [[emas]], dan bahan [[makanan]] juga, dan emas yang mereka bawa ke Malaka adalah berasal dari ''Luções'' dan dari pulau-pulau sekitarnya yang tak terhitung jumlahnya; dan mereka semua memiliki perdagangan kurang lebih satu sama lain. Dan emas dari pulau-pulau tempat mereka berdagang ini berkualitas rendah—memang berkualitas sangat rendah. |
|||
== Kepulauan India == |
|||
=== Sumatra === |
|||
Deskripsi atau laporan kebesaran, kekayaan dan kepadatan penduduk Pulau [[Sumatra]] (''Camotora'') dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya, dan itu akan dijelaskan sepanjang jalan, mulai dari ''Gamispola'' di sepanjang [[bandar]] dengan mengitari ''Pamchur'' kembali ke ''Gamispola''. |
|||
Dan pertama-tama Tomé Pires akan memberi tahu berapa banyak kerajaan yang dimilikinya, dan kemudian seperti apa masing-masing dan perdagangan serta jenis barang dagangan yang ada di pulau ini dan seberapa besar itu dan apa yang menghalangi [[Lancaran (kapal)|lancaran]] dan [[Kapal jung|jung]]-nya. |
|||
Mulai dari ''Gamispola'' ada [[Kesultanan Aceh|kerajaan Aceh]] (''Achei'') dan ''Biar Lambry'', [[kerajaan Pedir]], kerajaan ''Pirada'', [[Kesultanan Samudera Pasai|kerajaan Pasai]] (''Paçee''), kerajaan ''Bata'', [[kerajaan Aru]], kerajaan ''Arcat'', kerajaan Rupat, [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|kerajaan Siak]] (''Ciac''), kerajaan Kampar (''Campar''), kerajaan Tongkal (''Tuncall''), [[kerajaan Indragiri]] (''Amdargery''), kerajaan ''Capocam'', kerajaan ''Trimtall'' [Tongkal?], kerajaan Jambi, kerajaan [[Kota Palembang|Palembang]] (''Palimbão''), tanah Sekampung (''Çaçanpom''), [[Kabupaten Tulang Bawang|Tulang Bawang]] (''Tulimbavam''), Andalas (''Andallos''), [[Kota Pariaman|Pariaman]] (''Pirjaman''), [[Tanjung Mutiara, Agam|Tiku]] (''Tiquo''), ''Panchur'', [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]] (''Baruez''), [[Singkil, Aceh Singkil|Singkil]] (''Chinqele''), [[Meulaboh]] (''Mancopa''), ''Daya'', ''Pirim'' [Pedir?]—ini berbatasan dengan [[Suku Aceh|Lambri]] dan pulau yang berada di ''Gamispola''. Dan dari Siak ke Jambi, dan dari Pariaman ke ''Panchur'' di sisi lain, adalah tanah [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] (''Menamcabo''), yang memiliki tiga raja. Mereka berada di pedalaman pulau, dan ada danau air manis di negeri Minangkabau ini, seperti yang akan diceritakan ketika Minangkabau diuraikan.<ref group="n">Kerajaan di Pulau [[Sumatra]]</ref> |
|||
Pulau Pisang (''Pullo Piçam''), [[Kabupaten Karimun|Karimun]] (''Carimam''), pulau Celates yang disebut ''Çelağuym gum'', [[Pulau Kundur|Kundur]] (''Sabam''), Buaya, [[Pulau Lingga|Linga]], Tiga (''Tigua''), [[Selat Berhala|Pulau Berhala]] (''Pullo Baralam''), [[Pulau Bangka|Banka]] (''Bamca'') dan ''Monomby''. Ini akan dijelaskan di tempatnya.<ref group="n">Pulau-pulau yang membentuk bandar dari [[Kabupaten Kampar|Kampar]] ke [[Kota Palembang|Palembang]], di mana seseorang berlayar ke [[Jawa]], [[Banda Neira|Banda]] dan [[Maluku]].</ref> |
|||
Sumatra memiliki [[emas]] dalam kuantitas besar, [[kapur barus]] yang dapat dimakan dari dua jenis, [[lada]], [[sutra]], asam [[kemenyan]], [[gaharu]] apoteker; pulau ini memiliki [[madu]], [[lilin]], ''pitch'', [[Belerang|sulfur]], [[kapas]], [[rotan]] yang banyak, yang merupakan tongkat tempat mereka membuat [[tikar]]. Ini digunakan seperti [[sabut]] atau ''esparto'' dan berfungsi sebagai tali yang dengannya mereka mengikat semuanya.<ref group="n">Ini adalah barang dagangan yang diproduksi di Pulau [[Sumatra]] sendiri.</ref> |
|||
Ada banyak [[beras]]—putih dan di kulitnya; memiliki banyak [[daging]] dan [[ikan]], termasuk ''shad'' dalam jumlah besar seperti di Azamor; memiliki [[minyak]], banyak jenis [[anggur]], termasuk ''tampoy'', yang hampir seperti anggur [[Eropa]]; mereka memiliki [[buah]] dalam kuantitas besar, termasuk [[durian]], tentu lebih manis dan lebih enak dari semua buah lainnya.<ref group="n">Makanan negeri.</ref> |
|||
Di pulau Sumatra sebagian besar raja adalah bangsa [[Moor]] dan beberapa penyembah berhala; dan di negeri penyembah berhala beberapa orang melakukan kebiasaan memakan musuh mereka ketika mereka menangkapnya. Raja-raja di sisi bandar dari Aceh ke Palembang adalah bangsa Moor, dan dari Palembang mengitari ''Gamispola'' kebanyakan penyembah berhala, dan orang-orang dari pedalaman dan yang tinggal di pedalaman juga penyembah berhala.<ref group="n">Sekte dan kepercayaan di Pulau [[Sumatra]].</ref> |
|||
Pulau-pulau yang disebut ''Gamispola'' adalah dua atau tiga dan lebih, dekat tanah Aceh dan ''Lambry''. Harus ada sekitar sepuluh atau lima belas pulau di sekitar tiga atau empat liga dan laut di antara mereka adalah dua, tiga dari empat liga, dan itu adalah dua puluh atau tiga puluh depa di dekat daratan.<ref group="n">Pulau di depan [[Kesultanan Samudera Pasai|Pasai]] dan [[Kesultanan Aceh|Aceh]] di dekat ujung Pulau [[Sumatra]].</ref> |
|||
Beberapa pulau ini dihuni oleh beberapa orang. Mereka memiliki air dan banyak ikan dan kayu bakar. Mereka semua memiliki kuantitas sulfur, yang menyuplai Pasai dan Pedir. |
|||
Pulau-pulau ini termasuk jenis Aceh dan penghuninya—sedikit saja—mematuhinya, terutama [yang satu itu] terbesar [pulau], yang memiliki lebih banyak penduduk (?); dan ada beberapa perdagangan di pulau-pulau ini. Mereka datang dari Pulau Sumatra untuk memancing dan mereka menangkap banyak atau ikan yang diperdagangkan di beberapa bagian Sumatera. |
|||
=== Jawa === |
|||
Mengenai kehidupan di Jawa, Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di Jawa pada masa paruh pertama abad ke-16. Ia menyebut lima pelabuhan utama [[Kerajaan Sunda]], adanya pelabuhan di Cirebon, pengaruh Demak terhadap wilayah barat Pulau Jawa. Timnya berlayar hingga ke bagian timur Jawa. |
|||
== Kesultanan Melaka == |
== Kesultanan Melaka == |
||
Tomé Pires menulis tentang [[Kesultanan Melaka]], antara tahun 1402-1511. Ia menceritakan pula tentang aktivitas perdagangan berbagai negara dan kota di [[Asia Tenggara]], serta pelabuhan-pelabuhannya: |
Tomé Pires menulis tentang [[Kesultanan Melaka]], antara tahun 1402-1511. Ia menceritakan pula tentang aktivitas perdagangan berbagai negara dan kota di [[Asia Tenggara]], serta pelabuhan-pelabuhannya: |
||
* Pendiri Melaka ialah [[Parameswara]] seorang pangeran dari [[Palembang]]. Palembang merupakan pusat kerajaan [[Sriwijaya]], sebuah kerajaan terkenal yang memiliki kekerabatan dengan [[Wangsa Syailendra|Syailendra]]. |
* Pendiri Melaka ialah [[Parameswara]] seorang pangeran dari [[Palembang]]. |
||
* Pada masa itu, Palembang merupakan pusat kerajaan [[Sriwijaya]], sebuah kerajaan terkenal yang memiliki kekerabatan dengan [[Wangsa Syailendra|Syailendra]]. |
|||
* 1377 Sriwijaya ditaklukkan oleh [[Majapahit]], dan saat itu Parameswara telah menikah dengan seorang puteri dari Majapahit, [[Jawa Timur]]. |
* Pada 1377, Kerajaan Sriwijaya ditaklukkan oleh [[Majapahit]], dan saat itu Parameswara telah menikah dengan seorang puteri dari Majapahit, [[Jawa Timur]]. |
||
* Parameswara enggan membayar upeti kepada Majapahit, lalu mendeklarasikan kemerdekaannya. Ia melarikan diri saat |
* Parameswara enggan membayar upeti kepada Majapahit, lalu mendeklarasikan kemerdekaannya. Ia melarikan diri saat tentara Majapahit menyerang dan memusnahkan Palembang. |
||
* Di [[Temasek|Temasik]], Parameswara membunuh Tamagi, seorang wakil kerajaan [[Siam]]. |
|||
* 1398 kerajaan [[Kerajaan |
* Pada 1398, muncul pasukan kerajaan [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]] menyerang Singapura dan Parameswara melarikan diri ke [[Sungai Muar]] dan seterusnya [[Sungai Bertam]]. |
||
* 1400 [[Suku Laut|Orang laut]] yang menjadi pengikutnya setuju Sungai Bertam dijadikan perkampungan yang akhirnya menjadi kerajaan [[Melaka]]. |
* Pada 1400 [[Suku Laut|Orang laut]] yang menjadi pengikutnya setuju Sungai Bertam dijadikan perkampungan yang akhirnya menjadi kerajaan [[Melaka]]. |
||
Buku Suma Oriental telah diterjemahkan dan diterbitkan pada tahun 1944 dengan judul Hakluyat Society, |
Buku Suma Oriental telah diterjemahkan dan diterbitkan pada tahun 1944 dengan judul Hakluyat Society, tetapi bukanlah tulisan asli yang sebenarnya dari Tomé Pires. |
||
== Pranala luar == |
|||
* https://www.academia.edu/26639223/The_Suma_Oriental_of_Tome_Pires.pdf |
|||
== Catatan kaki == |
|||
{{reflist|group="n"}} |
|||
[[Kategori:Buku]] |
[[Kategori:Buku]] |
Revisi terkini sejak 10 September 2023 13.00
Suma Oriental que trata do Mar Roxo até aos Chins ("Ikhtisar Wilayah Timur, dari Laut Merah hingga Negeri Cina") adalah kompendium (summa) yang ditulis oleh Tomé Pires pada tahun 1512-1515, berisi informasi tentang kehidupan di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara pada abad ke-16. Naskah ini sebenarnya merupakan laporan resmi yang ditulis Tomé Pires kepada Raja Emanuel tentang potensi peluang ekonomi di wilayah yang baru dikenal oleh Portugis saat itu sehingga tidak pernah diterbitkan.
Buku ini terdiri dari enam jilid, dua jilid pertama berisi informasi tentang wilayah antara Mesir dan Malabar, dan sisanya berisi informasi tentang wilayah Bengali, Indocina, Malaysia, Indonesia, Cina, dan Jepang. Tentang Indonesia, Suma Oriental memuat informasi terutama tentang Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.
Setelah sempat "menghilang" berabad-abad, pada tahun 1944, Armando Z. Cortesão menerbitkan terjemahan Suma Oriental ke dalam bahasa Inggris, berdasarkan versi salinannya yang ditemukan di Perpustakaan Chambre des Deputes di Paris.
Kesultanan Delhi di India
[sunting | sunting sumber]Tomé Pires menulis tentang Kesultanan Delhi (atau Moghul?) yang beragama Islam di India, antara tahun 1512-1515.
Perdagangan dengan Koromandel, Malabar, atau Benggala, disebutkannya tidak menguntungkan. Disebutkan contohnya di pelabuhan Masulipatnam hanya melibatkan perdagangan garam, cabe, opium.
Disebutkan bahwa Kain dari Benggala amat bermutu tinggi dan mendapat permintaaan yang banyak. Ia juga menceritakan tentang Kerajaan Hindu di Orissa dan Tippera. Juga terdapat uraian mengenai ibu kota Benggala.
Ia melakukan hubungan dengan berbagai pihak, khususnya dengan para ahli pelayaran, pedagang, dan administrator di negara-negara yang disinggahinya. Pelayarannya yang mewakili Portugis ini melibatkan budak dari Abesinia.
Cina ke Borneo
[sunting | sunting sumber]Jepang
[sunting | sunting sumber]Pulau Jepang (Jampon), menurut apa yang dikatakan semua orang Cina, lebih besar dari Lequios, dan raja lebih kuat dan lebih besar, dan tidak diadakan untuk berdagang, juga rakyatnya. Dia adalah raja penyembah berhala, pengikut raja Cina. Mereka tidak sering berdagang di Cina karena jauh dan mereka tidak memiliki jung, juga mereka bukan pelaut.[n 1]
Lequjos pergi ke Jepang dalam tujuh atau delapan hari dan mengambil barang dagangan tersebut, dan menukarnya dengan emas dan tembaga. Semua yang berasal dari Lequeos dibawa oleh mereka dari Jepang. Dan perdagangan Lequeos dengan orang-orang Jepang dalam pakaian, jaring ikan dan barang dagangan lainnya.
Borneo
[sunting | sunting sumber]Borneo terdiri dari banyak pulau, besar dan kecil. Mereka hampir semuanya dihuni oleh penyembah berhala, hanya satu kepala yang dihuni oleh bangsa Moor; tidak lama sejak raja menjadi bangsa Moor. Mereka sepertinya adalah orang yang berdagang. Para pedagang adalah orang-orang dari perawakan sedang, tidak terlalu cerdas. Mereka berdagang langsung dengan Malaka setiap tahun. Ini adalah negeri dengan banyak daging, ikan, beras, dan sagu.[n 2]
Mereka membawa emas, yang memiliki nilai uji rendah, lebih rendah daripada emas lainnya di bagian ini; mereka membawa setiap tahun hingga dua atau tiga bahar kapur barus yang sangat berharga. Kati dari ini bervariasi nilainya sesuai dengan ukuran [benjolan]: cate [bernilai] dari dua belas sampai tiga puluh atau empat puluh cruzados sesuai dengan jenis dan kualitasnya. Mereka memiliki banyak sekali chebulic myrobalan yang mereka bawa untuk dijual.[n 3]
Filipina
[sunting | sunting sumber]Luções berjarak sekitar sepuluh hari berlayar di luar Borneo. Mereka hampir semuanya penyembah berhala; mereka tidak memiliki raja, tetapi mereka diperintah oleh kelompok tetua. Mereka adalah orang-orang yang kuat, sedikit dipikirkan di Malaka. Mereka memiliki dua atau tiga jung, paling banyak. Mereka membawa barang dagangan ke Borneo dan dari sana mereka datang ke Malaka.[n 4]
Orang-orang Borneo pergi ke tanah Luções untuk membeli emas, dan bahan makanan juga, dan emas yang mereka bawa ke Malaka adalah berasal dari Luções dan dari pulau-pulau sekitarnya yang tak terhitung jumlahnya; dan mereka semua memiliki perdagangan kurang lebih satu sama lain. Dan emas dari pulau-pulau tempat mereka berdagang ini berkualitas rendah—memang berkualitas sangat rendah.
Kepulauan India
[sunting | sunting sumber]Sumatra
[sunting | sunting sumber]Deskripsi atau laporan kebesaran, kekayaan dan kepadatan penduduk Pulau Sumatra (Camotora) dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya, dan itu akan dijelaskan sepanjang jalan, mulai dari Gamispola di sepanjang bandar dengan mengitari Pamchur kembali ke Gamispola.
Dan pertama-tama Tomé Pires akan memberi tahu berapa banyak kerajaan yang dimilikinya, dan kemudian seperti apa masing-masing dan perdagangan serta jenis barang dagangan yang ada di pulau ini dan seberapa besar itu dan apa yang menghalangi lancaran dan jung-nya.
Mulai dari Gamispola ada kerajaan Aceh (Achei) dan Biar Lambry, kerajaan Pedir, kerajaan Pirada, kerajaan Pasai (Paçee), kerajaan Bata, kerajaan Aru, kerajaan Arcat, kerajaan Rupat, kerajaan Siak (Ciac), kerajaan Kampar (Campar), kerajaan Tongkal (Tuncall), kerajaan Indragiri (Amdargery), kerajaan Capocam, kerajaan Trimtall [Tongkal?], kerajaan Jambi, kerajaan Palembang (Palimbão), tanah Sekampung (Çaçanpom), Tulang Bawang (Tulimbavam), Andalas (Andallos), Pariaman (Pirjaman), Tiku (Tiquo), Panchur, Barus (Baruez), Singkil (Chinqele), Meulaboh (Mancopa), Daya, Pirim [Pedir?]—ini berbatasan dengan Lambri dan pulau yang berada di Gamispola. Dan dari Siak ke Jambi, dan dari Pariaman ke Panchur di sisi lain, adalah tanah Minangkabau (Menamcabo), yang memiliki tiga raja. Mereka berada di pedalaman pulau, dan ada danau air manis di negeri Minangkabau ini, seperti yang akan diceritakan ketika Minangkabau diuraikan.[n 5]
Pulau Pisang (Pullo Piçam), Karimun (Carimam), pulau Celates yang disebut Çelağuym gum, Kundur (Sabam), Buaya, Linga, Tiga (Tigua), Pulau Berhala (Pullo Baralam), Banka (Bamca) dan Monomby. Ini akan dijelaskan di tempatnya.[n 6]
Sumatra memiliki emas dalam kuantitas besar, kapur barus yang dapat dimakan dari dua jenis, lada, sutra, asam kemenyan, gaharu apoteker; pulau ini memiliki madu, lilin, pitch, sulfur, kapas, rotan yang banyak, yang merupakan tongkat tempat mereka membuat tikar. Ini digunakan seperti sabut atau esparto dan berfungsi sebagai tali yang dengannya mereka mengikat semuanya.[n 7]
Ada banyak beras—putih dan di kulitnya; memiliki banyak daging dan ikan, termasuk shad dalam jumlah besar seperti di Azamor; memiliki minyak, banyak jenis anggur, termasuk tampoy, yang hampir seperti anggur Eropa; mereka memiliki buah dalam kuantitas besar, termasuk durian, tentu lebih manis dan lebih enak dari semua buah lainnya.[n 8]
Di pulau Sumatra sebagian besar raja adalah bangsa Moor dan beberapa penyembah berhala; dan di negeri penyembah berhala beberapa orang melakukan kebiasaan memakan musuh mereka ketika mereka menangkapnya. Raja-raja di sisi bandar dari Aceh ke Palembang adalah bangsa Moor, dan dari Palembang mengitari Gamispola kebanyakan penyembah berhala, dan orang-orang dari pedalaman dan yang tinggal di pedalaman juga penyembah berhala.[n 9]
Pulau-pulau yang disebut Gamispola adalah dua atau tiga dan lebih, dekat tanah Aceh dan Lambry. Harus ada sekitar sepuluh atau lima belas pulau di sekitar tiga atau empat liga dan laut di antara mereka adalah dua, tiga dari empat liga, dan itu adalah dua puluh atau tiga puluh depa di dekat daratan.[n 10]
Beberapa pulau ini dihuni oleh beberapa orang. Mereka memiliki air dan banyak ikan dan kayu bakar. Mereka semua memiliki kuantitas sulfur, yang menyuplai Pasai dan Pedir.
Pulau-pulau ini termasuk jenis Aceh dan penghuninya—sedikit saja—mematuhinya, terutama [yang satu itu] terbesar [pulau], yang memiliki lebih banyak penduduk (?); dan ada beberapa perdagangan di pulau-pulau ini. Mereka datang dari Pulau Sumatra untuk memancing dan mereka menangkap banyak atau ikan yang diperdagangkan di beberapa bagian Sumatera.
Jawa
[sunting | sunting sumber]Mengenai kehidupan di Jawa, Pires memberikan informasi mengenai keadaan ekonomi dan politik di Jawa pada masa paruh pertama abad ke-16. Ia menyebut lima pelabuhan utama Kerajaan Sunda, adanya pelabuhan di Cirebon, pengaruh Demak terhadap wilayah barat Pulau Jawa. Timnya berlayar hingga ke bagian timur Jawa.
Kesultanan Melaka
[sunting | sunting sumber]Tomé Pires menulis tentang Kesultanan Melaka, antara tahun 1402-1511. Ia menceritakan pula tentang aktivitas perdagangan berbagai negara dan kota di Asia Tenggara, serta pelabuhan-pelabuhannya:
- Pendiri Melaka ialah Parameswara seorang pangeran dari Palembang.
- Pada masa itu, Palembang merupakan pusat kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan terkenal yang memiliki kekerabatan dengan Syailendra.
- Pada 1377, Kerajaan Sriwijaya ditaklukkan oleh Majapahit, dan saat itu Parameswara telah menikah dengan seorang puteri dari Majapahit, Jawa Timur.
- Parameswara enggan membayar upeti kepada Majapahit, lalu mendeklarasikan kemerdekaannya. Ia melarikan diri saat tentara Majapahit menyerang dan memusnahkan Palembang.
- Di Temasik, Parameswara membunuh Tamagi, seorang wakil kerajaan Siam.
- Pada 1398, muncul pasukan kerajaan Majapahit menyerang Singapura dan Parameswara melarikan diri ke Sungai Muar dan seterusnya Sungai Bertam.
- Pada 1400 Orang laut yang menjadi pengikutnya setuju Sungai Bertam dijadikan perkampungan yang akhirnya menjadi kerajaan Melaka.
Buku Suma Oriental telah diterjemahkan dan diterbitkan pada tahun 1944 dengan judul Hakluyat Society, tetapi bukanlah tulisan asli yang sebenarnya dari Tomé Pires.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Pulau Jepang (Jampon).
- ^ Pulau Borneo (Burney).
- ^ Barang dagangan yang dibawa orang Borneo ke Malaka.
- ^ Kepulauan Luções.
- ^ Kerajaan di Pulau Sumatra
- ^ Pulau-pulau yang membentuk bandar dari Kampar ke Palembang, di mana seseorang berlayar ke Jawa, Banda dan Maluku.
- ^ Ini adalah barang dagangan yang diproduksi di Pulau Sumatra sendiri.
- ^ Makanan negeri.
- ^ Sekte dan kepercayaan di Pulau Sumatra.
- ^ Pulau di depan Pasai dan Aceh di dekat ujung Pulau Sumatra.