Lompat ke isi

Nugra Santana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani1603 (bicara | kontrib)
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(27 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{about|konglomerasi bisnis di Indonesia|gedung di Jalan Sudirman [[Jakarta]]|Wisma Nugra Santana}}
{{Infobox_Company |
{{Infobox_Company |
company_name = PT Nugra Santana|
company_name = PT Nugra Santana|
Baris 5: Baris 6:
former_name = |
former_name = |
company_slogan = |
company_slogan = |
foundation = 19 Mei 1973|
foundation = {{start date and age|1973|5|19}}|
founder = [[Ibnu Sutowo]]|
founder = [[Ibnu Sutowo]]|
location = [[Wisma Nugra Santana]]<br>[[Jalan Jenderal Sudirman (Jakarta)|Jl. Jend. Sudirman]] Kav. 7-8<br>''Sebelumnya'':<br>Jl. S. Parman No. 75<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=v0pXAAAAMAAJ&pg=RA22-PP83&dq=PT+Distinct+Indonesia+Cement+Enterprises&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5hYSV7PjuAhWFbX0KHZiDBh4Q6AEwAHoECAUQAg Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref><br>[[Jakarta]], [[Indonesia]]|
location = [[Wisma Nugra Santana]]<br>[[Jalan Jenderal Sudirman (Jakarta)|Jl. Jend. Sudirman]] Kav. 7-8<br>''Sebelumnya'':<br>Jl. S. Parman No. 75<ref name="books.google.co.id">[https://books.google.co.id/books?id=v0pXAAAAMAAJ&pg=RA22-PP83&dq=PT+Distinct+Indonesia+Cement+Enterprises&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5hYSV7PjuAhWFbX0KHZiDBh4Q6AEwAHoECAUQAg Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref><br>[[Jakarta]], [[Indonesia]]|
key_people = [[Adiguna Sutowo]]<br>[[Pontjo Sutowo]]<br>[[Endang Utari Mokodompit]]|
key_people = [[Pontjo Sutowo]]<br>[[Endang Utari Mokodompit]]|
industry = [[Konglomerat]]|
industry = [[Konglomerat]]|
products = [[Perkapalan]]<br>[[Pelayaran]]<br>[[Pertambangan]]<br>Lainnya|
products = [[Perkapalan]]<br>[[Pelayaran]]<br>[[Pertambangan]]<br>[[Farmasi]]<br>Lainnya|
homepage =
homepage =
}}PT '''Nugra Santana''' adalah kelompok bisnis ([[konglomerat|konglomerasi]]) yang didirikan oleh mantan [[Direktur Utama Pertamina]], [[Ibnu Sutowo]] pada 19 Mei 1973.<ref name="books.google.co.id">[https://books.google.co.id/books?id=v0pXAAAAMAAJ&pg=RA22-PP83&dq=PT+Distinct+Indonesia+Cement+Enterprises&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5hYSV7PjuAhWFbX0KHZiDBh4Q6AEwAHoECAUQAg Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref>
}}
PT '''Nugra Santana''' adalah kelompok bisnis yang didirikan oleh mantan pemimpin [[Pertamina]], [[Ibnu Sutowo]] pada 19 Mei 1973.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=v0pXAAAAMAAJ&pg=RA22-PP83&dq=PT+Distinct+Indonesia+Cement+Enterprises&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5hYSV7PjuAhWFbX0KHZiDBh4Q6AEwAHoECAUQAg Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref> Namun, sesungguhnya cikal-bakal bisnis keluarga Sutowo sendiri sudah dimulai sejak ia masih menjadi pimpinan Pertamina, yaitu pada tahun 1969. Bisnis Sutowo sendiri awalnya berkongsi dengan [[Sjarnoebi Said]] dan [[Mohammad Josoef]], yang keduanya juga sama-samapejabat tinggi di [[TNI AD|Angkatan Darat]].<reF>[https://books.google.co.id/books?id=3mmuttCrCesC&pg=PA88&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiDoNe__PjuAhVUXSsKHcYQDuEQ6AEwBHoECAIQAg The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia]</ref> Bisnis Ibnu sendiri kemudian meluas di bidang per[[hotel]]an, [[perkapalan]] (terutama minyak bumi), [[galangan kapal]], keuangan, dan peternakan.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=3mmuttCrCesC&pg=PA88&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiDoNe__PjuAhVUXSsKHcYQDuEQ6AEwBHoECAIQAg The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia]</ref> Seiring dengan menurunnya posisi dan dicopotnya Ibnu sebagai direktur Pertamina pada 1976, Ibnu kemudian mulai mengurangi perannya di kelompok bisnis ini, dan menyerahkan banyak penguasaan bisnisnya kepada anak-anaknya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA159&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiq_s3q_PjuAhWTSH0KHViwDUg4ChDoATABegQIBhAC#v=onepage&q=nugra%20sentana%20pertamina&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref>


== Sejarah ==
Dari 7 anak Ibnu, yang paling sering terdengar mengembangkan bisnis keluarga ini adalah [[Endang Utari Mokodompit]], [[Adiguna Sutowo]] dan Pontjo Nugro Susilo ([[Pontjo Sutowo]]). Pontjo bisa dikatakan paling aktif dan berhasil dalam mengelola bisnis keluarga ini. Pada 1995, tercatat Nugra Santana memiliki 19 perusahaan utama dan 15 perusahaan lainnya, dengan total aset Rp 2.125 miliar dan keuntungan Rp 925 miliar pada tahun itu,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=3mmuttCrCesC&pg=PA88&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiDoNe__PjuAhVUXSsKHcYQDuEQ6AEwBHoECAIQAg The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia]</ref> dan pada 1984 tercatat perusahaan ini memiliki 15.000 karyawan.<Ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=8XUMAQAAMAAJ&dq=nugra+sentana+pertamina&focus=searchwithinvolume&q=nugra+sentana+ Biografi politik presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto: pembangunan & partisipasi]</ref> Nugra Santana sendiri memiliki tujuan ketika didirikan sebagai alat untuk mewujudkan manajemen profesional, organisasi yang mantap, bergerak di masyarakat dengan prinsip pembeli adalah raja serta berkontribusi dalam pembangunan nasional.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=v0pXAAAAMAAJ&pg=RA22-PP83&dq=PT+Distinct+Indonesia+Cement+Enterprises&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5hYSV7PjuAhWFbX0KHZiDBh4Q6AEwAHoECAUQAg Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref>
Cikal-bakal bisnis milik keluarga Sutowo ini sendiri sudah dimulai sejak Ia masih menjadi pimpinan [[Pertamina]], yaitu pada tahun 1969. Pada awal [[Orde Baru]] sampai awal 1970-an, kelompok bisnis ini dianggap sebagai konglomerasi bisnis pribumi terbesar di Indonesia, akan tetapi perbedaannya sering dianggap tidak jelas dibandingkan dengan [[anak perusahaan]] Pertamina yang ada di bawah pimpinan Sutowo.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA350&dq=sutowo+Joesoef&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjwkYnPn_nuAhV-8HMBHRI1BIwQ6AEwAnoECAMQAg Indonesia: The Rise of Capital]</ref> Bisnis Sutowo sendiri awalnya berkongsi dengan [[Sjarnoebi Said]] dan [[Josoef Gading|Mohammad Josoef]]. Sjarnoebi sebelumnya adalah pejabat tinggi di [[TNI AD|Angkatan Darat]], layaknya Sutowo dan Josoef adalah pengusaha asal [[Sumatera Selatan]].<ref name="ReferenceA">[https://books.google.co.id/books?id=3mmuttCrCesC&pg=PA88&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiDoNe__PjuAhVUXSsKHcYQDuEQ6AEwBHoECAIQAg The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia]</ref> Bisnis Ibnu sendiri kemudian meluas di bidang per[[hotel]]an, [[perkapalan]] (terutama minyak bumi), [[galangan kapal]], keuangan, dan peternakan.<ref name="ReferenceA" /> Seiring dengan menurunnya posisi dan dicopotnya Ibnu sebagai direktur Pertamina pada 1976, Ibnu kemudian mulai mengurangi perannya di kelompok bisnis ini, dan menyerahkan banyak penguasaan bisnisnya kepada anak-anaknya.<ref name="ReferenceB">[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA159&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiq_s3q_PjuAhWTSH0KHViwDUg4ChDoATABegQIBhAC#v=onepage&q=nugra%20sentana%20pertamina&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref>


Dari 7 anak Ibnu, yang paling sering terdengar mengembangkan bisnis keluarga ini adalah [[Endang Utari Mokodompit]], [[Adiguna Sutowo]] dan Pontjo Nugro Susilo ([[Pontjo Sutowo]]). Pontjo bisa dikatakan paling aktif dan berhasil dalam mengelola bisnis keluarga ini. Pada 1995, tercatat Nugra Santana memiliki 19 perusahaan utama dan 15 perusahaan lainnya, dengan total aset Rp 2.125 miliar dan keuntungan Rp 925 miliar pada tahun itu,<ref name="ReferenceA" /> dan pada 1984 tercatat perusahaan ini memiliki 15.000 karyawan.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=8XUMAQAAMAAJ&dq=nugra+sentana+pertamina&focus=searchwithinvolume&q=nugra+sentana+ Biografi politik presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto: pembangunan & partisipasi]</ref> Nugra Santana sendiri memiliki tujuan ketika didirikan sebagai alat untuk mewujudkan manajemen profesional, organisasi yang mantap, bergerak di masyarakat dengan prinsip pembeli adalah raja serta berkontribusi dalam pembangunan nasional.<ref name="books.google.co.id" />
Bisnis Nugra Santana sempat menurun pasca [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]] yang terutama menerjang aset [[bank]] kelompok ini, yaitu Bank Pacific. Lalu, Nugra Santana juga berada pada urutan ke-18 sebagai obligor terbesar [[BPPN]] dengan total Rp 2 triliun.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=-AeQAAAAMAAJ&q=nugra+santana+bppn&dq=nugra+santana+bppn&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjVhan4kvnuAhVLWH0KHUE0D_sQ6AEwBHoECAIQAg Analisis CSIS., Volume 29]</ref> Sempat juga terjerat masalah seperti gugatan dari [[Bank Credit Lyonnais Indonesia]] mengenai dana Rp 26 miliar dan tuduhan korupsi.<ReF>[https://books.google.co.id/books?id=PvpXAAAAMAAJ&q=nugra+santana&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwik56C-k_nuAhXzjOYKHc7RAKA4HhDoATAJegQIBhAC Kapital, Volume 3]</reF> Walaupun demikian, pada akhirnya grup ini selamat dari krisis tersebut dan bangkit kembali, walaaupun mengecil karena misalnya melepas beberapa perusahaan di bidang keuangan dan namanya tidak setenar dahulu.<ReF>[https://money.kompas.com/read/2013/10/28/2044102/Inilah.Jejak.Bisnis.Adiguna.SutowoInilah Jejak Bisnis Adiguna Sutowo]</ref> Kini, tampak bahwa kelompk bisnis ini lebih memusatkan perhatian mereka pada bidang pelayaran, misalnya berencana bekerjasama dengan [[Pelabuhan Indonesia II|Pelindo II]] untuk merencanakan pengelolaan [[Pelabuhan Bojonegara]] pada 2019.<Ref>[https://selatsunda.com/pelindo-ii-dan-pt-nugra-santana-jalin-rencana-kerja-sama-operasikan-pelabuhan-bojonegara/ Pelindo II dan PT Nugra Santana Jalin Kerjasama...]</reF>

Bisnis Nugra Santana sempat menurun pasca [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]] yang terutama menerjang aset [[bank]] kelompok ini, yaitu Bank Pacific yang ditutup pemerintah. Lalu, Nugra Santana juga berada pada urutan ke-18 sebagai obligor terbesar [[BPPN]] dengan total Rp 2 triliun<ref>[https://books.google.co.id/books?id=-AeQAAAAMAAJ&q=nugra+santana+bppn&dq=nugra+santana+bppn&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjVhan4kvnuAhVLWH0KHUE0D_sQ6AEwBHoECAIQAg Analisis CSIS., Volume 29]</ref> dan sempat juga terjerat masalah seperti gugatan dari [[Bank Credit Lyonnais Indonesia]] mengenai dana Rp 26 miliar dan tuduhan korupsi dari beberapa pihak.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=PvpXAAAAMAAJ&q=nugra+santana&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwik56C-k_nuAhXzjOYKHc7RAKA4HhDoATAJegQIBhAC Kapital, Volume 3]</ref> Walaupun demikian, pada akhirnya grup ini selamat dari krisis tersebut dan bangkit kembali, walaupun mengecil karena melepas beberapa perusahaan, misalnya di bidang keuangan dan namanya tidak setenar dahulu.<ref>[https://money.kompas.com/read/2013/10/28/2044102/Inilah.Jejak.Bisnis.Adiguna.SutowoInilah Jejak Bisnis Adiguna Sutowo]</ref> Kini, tampak bahwa kelompok bisnis ini lebih memusatkan perhatian mereka pada bidang pelayaran, misalnya berencana bekerjasama dengan [[Pelabuhan Indonesia II|Pelindo II]] untuk merencanakan pengelolaan [[Pelabuhan Bojonegara]] pada 2019.<ref>[https://selatsunda.com/pelindo-ii-dan-pt-nugra-santana-jalin-rencana-kerja-sama-operasikan-pelabuhan-bojonegara/ Pelindo II dan PT Nugra Santana Jalin Kerjasama...]</ref>


==Anak-anak Ibnu Sutowo yang mengelola bisnis Nugra Santana==
==Anak-anak Ibnu Sutowo yang mengelola bisnis Nugra Santana==
* [[Endang Utari Mokodompit]], berperan dalam mengelola bisnis keuangan Nugra Santana, yaitu [[Bank Pacific]]. Bank yang berdiri pada 1958 ini diakuisisi oleh Ibnu pada 1970.<reF>[https://books.google.co.id/books?id=3mmuttCrCesC&pg=PA88&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiDoNe__PjuAhVUXSsKHcYQDuEQ6AEwBHoECAIQAg The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia]</ref> Kepemilikan sahamnya ada di keluarga Ibnu, dan bank ini awalnya sempat berada di masa-masa yang sulit karena terlalu banyak menyuntikkan dana untuk grup keluarga Sutowo. Namun, kemudian pada akhir 1980an dan 1990an, Endang yang awalnya hanya lulusan di bidang komputer kemudian tercatat berhasil mengembangkan bisnis bank ini dengan pertumbuhan yang baik dengan posisinya di Direktur Utama.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=Kg7kAAAAMAAJ&q=BANK+PACIFIC+endang&dq=BANK+PACIFIC+endang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi35MP0g_nuAhUHH7cAHVG6CnU4ChDoATAJegQIBxAC Pertiwi, Masalah 153-157]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=aQ_kAAAAMAAJ&q=BANK+PACIFIC+SUTOWO&dq=BANK+PACIFIC+SUTOWO&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiom9_R-vjuAhVOAHIKHXE4DvcQ6AEwCHoECAgQAg Femina: gaya hidup masa kini, Volume 17,Masalah 31-36]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=g4_fAAAAMAAJ&q=BANK+PACIFIC+endang&dq=BANK+PACIFIC+endang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjxrdPQgPnuAhVOWX0KHZmWAF4Q6AEwBnoECAMQAg Bila ABRI berbisnis: buku pertama yang menyingkap data dan kasus penyimpangan dalam praktik bisnis kalangan militer]</ref> Namun, layaknya manajemen sebelumnya Endang pun ikut terjebak dalam kegiatan menyuntikkan dana bagi perusahaan sendiri, seperti Cipta Paramula Sejati, Puri Selaka, Suri Muliapermai dan Jaya Forex Utama Internasional. Endang juga terjebak dalam hutang ''[[commercial paper]]'' senilai total Rp 1 triliun, kepada PT [[Wicaksana Overseas International]] Tbk dan sejumlah perusahaan asing. Akibatnya, Bank Pacific mendapat masalah berat pada 1995, dan kemudian total hutangnya mencapai Rp 2,1 T. Awalnya berusaha dibantu oleh [[BNI]], [[Bank Indonesia]] dan sejumlah perusahaan lain ditambah penjualan aset Endang, namun kemudian Bank Pacific tidak kunjung sehat dan keluarga Sutowo sudah menyatakan bahwa mereka menyerah mengelola bank sehingga dilikuidasi pemerintah pada 1 November 1997.<ref>[https://djonyedward.wordpress.com/2007/12/19/serial-blbi-bank-pacific-kesandung-bisnis-properti/ SERIAL BLBI: BANK PACIFIC KESANDUNG BISNIS PROPERTI]</ref><ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20200306/90/1210070/historia-bisnis-cendana-dan-bakrie-coba-selamatkan-keluarga-sutowo Historia Bisnis: Cendana dan Bakrie Coba Selamatkan Keluarga Sutowo]</ref> Selain berbisnis bank, Endang juga tercatat memiliki perusahaan lain di luar negeri yang ikut membuat Bank Pacific sekarat. Di [[Singapura]] Endang berinvestasi di pengembangan Bugis Junction dengan membangun properti di sana, dan memiliki 28,6% saham [[Goldman Fielder]]. Endang juga memiliki PT Pengembangan Agrowisata Prima yang merencanakan membangun [[resor]] dan kompleks hiburan mewah di [[Lido]], [[Jawa Barat]] namun gagal.<ref>[https://www.insideindonesia.org/bank-pacific-and-the-fall-of-endang Bank Pacific and the fall of Endang]</ref> Endang sempat mendapat masalah pasca kejatuhan [[Orde Baru]] karena diusut oleh [[Kejaksaan Agung]] soal pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit. Kemudian, ia dan Pontjo juga sempat dicari karena [[Bank Mandiri]] dan pendahulunya, [[Bank Exim]] punya [[piutang]] Rp 560 miliar di Bank Pacific.<Ref>[https://majalah.tempo.co/read/hukum/113276/endang-yang-luput-dari-hukuman Endang Yang Luput dari Hukuman]</ref>
* [[Endang Utari Mokodompit]], berperan dalam mengelola bisnis keuangan Nugra Santana, yaitu [[Bank Pacific]]. Bank yang berdiri pada 1958 ini diakuisisi oleh Ibnu pada 1970.<ref name="ReferenceA"/> Kepemilikan sahamnya ada di keluarga Ibnu, dan bank ini awalnya sempat berada di masa-masa yang sulit karena terlalu banyak menyuntikkan dana untuk grup keluarga Sutowo. Namun, kemudian pada akhir 1980an dan 1990an, Endang yang awalnya hanya lulusan di bidang komputer kemudian tercatat berhasil mengembangkan bisnis bank ini dengan pertumbuhan yang baik dengan posisinya di Direktur Utama.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Kg7kAAAAMAAJ&q=BANK+PACIFIC+endang&dq=BANK+PACIFIC+endang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi35MP0g_nuAhUHH7cAHVG6CnU4ChDoATAJegQIBxAC Pertiwi, Masalah 153-157]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=aQ_kAAAAMAAJ&q=BANK+PACIFIC+SUTOWO&dq=BANK+PACIFIC+SUTOWO&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiom9_R-vjuAhVOAHIKHXE4DvcQ6AEwCHoECAgQAg Femina: gaya hidup masa kini, Volume 17,Masalah 31-36]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=g4_fAAAAMAAJ&q=BANK+PACIFIC+endang&dq=BANK+PACIFIC+endang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjxrdPQgPnuAhVOWX0KHZmWAF4Q6AEwBnoECAMQAg Bila ABRI berbisnis: buku pertama yang menyingkap data dan kasus penyimpangan dalam praktik bisnis kalangan militer]</ref> Namun, layaknya manajemen sebelumnya Endang pun ikut terjebak dalam kegiatan menyuntikkan dana bagi perusahaan sendiri, seperti Cipta Paramula Sejati, Puri Selaka, Suri Muliapermai dan Jaya Forex Utama Internasional. Endang juga terjebak dalam hutang ''[[commercial paper]]'' senilai total Rp 1 triliun, kepada PT [[Wicaksana Overseas International]] Tbk dan sejumlah perusahaan asing. Akibatnya, Bank Pacific mendapat masalah berat pada 1995, dan kemudian total hutangnya mencapai Rp 2,1 T. Awalnya berusaha dibantu oleh [[BNI]], [[Bank Indonesia]] dan sejumlah perusahaan lain ditambah penjualan aset Endang, namun kemudian Bank Pacific tidak kunjung sehat dan keluarga Sutowo sudah menyatakan bahwa mereka menyerah mengelola bank sehingga dilikuidasi pemerintah pada 1 November 1997.<ref>[https://djonyedward.wordpress.com/2007/12/19/serial-blbi-bank-pacific-kesandung-bisnis-properti/ SERIAL BLBI: BANK PACIFIC KESANDUNG BISNIS PROPERTI]</ref><ref>[https://finansial.bisnis.com/read/20200306/90/1210070/historia-bisnis-cendana-dan-bakrie-coba-selamatkan-keluarga-sutowo Historia Bisnis: Cendana dan Bakrie Coba Selamatkan Keluarga Sutowo]</ref> Selain berbisnis bank, Endang juga tercatat memiliki perusahaan lain di luar negeri yang ikut membuat Bank Pacific sekarat. Di [[Singapura]] Endang berinvestasi di pengembangan Bugis Junction dengan membangun properti di sana, dan memiliki 28,6% saham [[Goodman Fielder]]. Endang juga memiliki PT Pengembangan Agrowisata Prima yang merencanakan membangun [[resor]] dan kompleks hiburan mewah di [[Lido]], [[Jawa Barat]] namun gagal.<ref>[https://www.insideindonesia.org/bank-pacific-and-the-fall-of-endang Bank Pacific and the fall of Endang]</ref> Endang sempat mendapat masalah pasca kejatuhan [[Orde Baru]] karena diusut oleh [[Kejaksaan Agung]] soal pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit. Kemudian, ia dan Pontjo juga sempat dicari karena [[Bank Mandiri]] dan pendahulunya, [[Bank Exim]] punya [[piutang]] Rp 560 miliar di Bank Pacific.<ref>[https://majalah.tempo.co/read/hukum/113276/endang-yang-luput-dari-hukuman Endang Yang Luput dari Hukuman]</ref>
* Pontjo Nugroho Susilo atau Pontjo Sutowo. Dibandingkan dengan Adiguna dan Endang, Pontjo relatif lebih sukses mengembangkan bisnis keluarga sehingga bisa dianggap penerus Ibnu sesungguhnya.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA159&dq=nugra+sentana+pertamina&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiq_s3q_PjuAhWTSH0KHViwDUg4ChDoATABegQIBhAC#v=onepage&q=nugra%20sentana%20pertamina&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref> Ia mengepalai banyak perusahaan dalam Nugra Santana Grup, yang bergerak di berbagai bidang dan pernah tercatat memiliki kekayaan [[Dolar AS|US$]] 185 juta. Pontjo sendiri awalnya adalah [[mahasiswa]] [[Institut Teknologi Bandung]],<ReF>[https://books.google.co.id/books?id=qYO0AAAAIAAJ&q=nugra+santana+1973&dq=nugra+santana+1973&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJqee7_fjuAhXFSH0KHfkvA9wQ6AEwB3oECAgQAg Indonesia's Economy: Briefing Book]</ref> namun kemudian mengembangkan bisnis keluarga ini ketika kejayaan ayahnya, Ibnu di Pertamina pada tahun 1970-an.
* Pontjo Nugro Susilo atau Pontjo Sutowo. Dibandingkan dengan Adiguna dan Endang, Pontjo relatif lebih sukses mengembangkan bisnis keluarga sehingga bisa dianggap penerus Ibnu sesungguhnya.<ref name="ReferenceB"/> Ia mengepalai banyak perusahaan dalam Nugra Santana Grup, yang bergerak di berbagai bidang dan pernah tercatat memiliki kekayaan [[Dolar AS|US$]] 185 juta. Pontjo sendiri awalnya adalah [[mahasiswa]] [[Institut Teknologi Bandung]],<ref>[https://books.google.co.id/books?id=qYO0AAAAIAAJ&q=nugra+santana+1973&dq=nugra+santana+1973&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJqee7_fjuAhXFSH0KHfkvA9wQ6AEwB3oECAgQAg Indonesia's Economy: Briefing Book]</ref> namun kemudian mengembangkan bisnis keluarga ini ketika kejayaan ayahnya, Ibnu di Pertamina pada tahun 1970-an. Saat ini, Pontjo-lah (dan seringkali keluarga Sutowo lain) yang paling aktif mengembangkan bisnis keluarga ini.
* Adiguna Sutowo, bisa dikatakan merupakan yang paling kontroversial karena pernah terlibat berbagai kasus, terutama penembakan pada Yohannes Natong pada 2005. Adiguna memulai bisnisnya dengan mendirikan PT Adiguna Mesin Tani yang menjadi penyuplai mesin pertanian. Lalu, ia mengelola juga PT Santana Petroleum Equipment dan PT Pelayaran Umum Indonesia (disingkat [[Pelumin]]), dan juga perusahaan [[farmasi]] PT Suntri Sepuri sejak 1998. Adiguna juga kemudian membangun bisnis hiburan yang terpisah dengan bisnis keluarganya, bernama [[Mugi Rekso Abadi]] bersama [[Hutomo Mandala Putra]], [[Soetikno Soedarjo]] dan [[Ongky Soemarno]]. Mugi Rekso sendiri mengelola perusahaan [[radio]] seperti [[I-Radio]], [[Cosmopolitan FM]], dan sejumlah perusahaan [[media massa]] ditambah ''franchise'' [[Hard Rock Cafe]], BC Bar, Zoom Bar dan lain-lainnya.<ref>[https://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg03378.html Adiguna, spoilt brat of famed tycoon]</ref>
* Adiguna Sutowo, bisa dikatakan merupakan yang paling kontroversial karena pernah terlibat berbagai kasus, terutama penembakan pada Yohannes Natong pada 2005. Adiguna memulai bisnisnya dengan mendirikan PT Adiguna Mesin Tani yang menjadi penyuplai mesin pertanian. Lalu, ia mengelola juga PT Santana Petroleum Equipment dan PT Pelayaran Umum Indonesia (disingkat [[Pelumin]]), dan juga perusahaan [[farmasi]] PT Suntri Sepuri sejak 1998. Adiguna juga kemudian membangun bisnis hiburan yang terpisah dengan bisnis keluarganya, bernama [[Mugi Rekso Abadi]] bersama [[Hutomo Mandala Putra]], [[Soetikno Soedarjo]] dan [[Ongky Soemarno]]. Mugi Rekso sendiri mengelola perusahaan [[radio]] seperti [[I-Radio]], [[Cosmopolitan FM]], dan sejumlah perusahaan [[media massa]] ditambah ''franchise'' [[Hard Rock Cafe]], BC Bar, Zoom Bar dan lain-lainnya.<ref name="mail-archive.com">[https://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg03378.html Adiguna, spoilt brat of famed tycoon]</ref> Pada 2018 lalu, Adiguna juga sempat tersandung dugaan korupsi [[Garuda Indonesia]] dengan diperiksa [[KPK]], mengenai posisinya sebagai petinggi Mugi Rekso.<ref>[https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180411121125-12-289994/kpk-panggil-pengusaha-adiguna-sutowo-untuk-kasus-suap-garuda KPK Panggil Pengusaha Adiguna Sutowo untuk Kasus Suap Garuda]</ref>
* Belakangan ini, anggota keluarga Sutowo lain, [[Indraguna Sutowo]] juga muncul dalam beberapa pemberitaan.<ref>[https://oceanweek.co.id/bojonegara-segera-dioperasikan-kok-bisa/ Bojonegara Segera Dioperasikan, Kok Bisa?]</ref> Namun, Indraguna lebih dikenal sebagai suami dari artis nasional, [[Dian Sastrowardoyo]]. Mereka menikah pada 2010 lalu.<ref>[https://www.kompasiana.com/maharsi/54ffc869a33311d96450fbd8/mengenal-keluarga-mertua-dian-sastro Mengenal Keluarga Mertua Dian Sastro]</ref>


==Perusahaan Nugra Santana Grup==
==Perusahaan Nugra Santana Group==
===Saat ini===
===Saat ini<ref name="mail-archive.com" />===
* PT Pelayaran Umum Indonesia ([[Pelumin]]) - Pelayaran, terutama tanker. Pada 2017 perusahaan ini memiliki kapal baru yang dinamakan atas nama almarhum istri Ibnu Sutowo, bernama MT Zuleha.<ref>
Yaitu:<ref>[https://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg03378.html Adiguna, spoilt brat of famed tycoon]</ref>
* PT Pelayaran Umum Indonesia (Adiguna) - Pelayaran, terutama tanker. Pada 2017 perusahaan ini memiliki kapal baru yang dinamakan atas nama almarhum istri Ibnu Sutowo, bernama MT Zuleha.<Ref>[https://beritatrans.com/2017/07/13/galangan-bandar-abadi-luncurkan-kapal-tanker-mt-zaleha-milik-keluarga-ibnu-sutowo/Galangan Bandar Abadi Luncurkan Kapal Tanker MT Zaleha Milik Keluarga Ibnu Sutowo https://beritatrans.com/2017/07/13/galangan-bandar-abadi-luncurkan-kapal-tanker-mt-zaleha-milik-keluarga-ibnu-sutowo/.]</ref>
[https://beritatrans.com/2017/07/13/galangan-bandar-abadi-luncurkan-kapal-tanker-mt-zaleha-milik-keluarga-ibnu-sutowo/Galangan Bandar Abadi Luncurkan Kapal Tanker MT Zaleha Milik Keluarga Ibnu Sutowo]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
</ref>
* PT Suntri Sepuri (Adiguna) - Farmasi
* PT Suntri Sepuri - Farmasi, didirikan pada 1988.<ref>[https://sunthisepuri.com/?page_id=235 About Us]</ref>
* PT FMC Santana Petroleum Equipment (Adiguna) - Pertambangan, kerjasama dengan [[FMC]]. Modal awalnya adalag US$ 6,28 juta.<ReF>[https://books.google.co.id/books?id=P39LD8PBniIC&pg=RA20-PA5&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjw5NazkPnuAhVU8HMBHStdDyAQ6AEwBnoECAcQAg#v=onepage&q=nugra%20santana&f=false Indonesia News and Views, Volume 3]</ref>
* PT United Engineer For Engineering and Construction (Unefeco)
* PT Adiguna Shipbuilding & Engineering, sebelumnya bernama PT Adiguna Shipyard (Adiguna, Pontjo dan Deli Safari Sutowo) - Galangan Kapal, minyak bumi<reF>[https://industri.kontan.co.id/news/adiguna-bangun-fasilitas-produksi-migas-us17-juta Adiguna bangun fasilitas produksi migas US$17 juta]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=qYO0AAAAIAAJ&q=In+1973+PT+Adiguna+Shipyard+underwent+big+changes.+Apart+from+new+shareholders,+his+younger+brother+...+These+include+PT+Nugraha+Santana,+NV+Nugraha,+Nugraha+Jaya,+and+Nugraha+Kencana+Jaya.+Ponco+is+an+important+and+influential+..&dq=In+1973+PT+Adiguna+Shipyard+underwent+big+changes.+Apart+from+new+shareholders,+his+younger+brother+...+These+include+PT+Nugraha+Santana,+NV+Nugraha,+Nugraha+Jaya,+and+Nugraha+Kencana+Jaya.+Ponco+is+an+important+and+influential+..&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5hsniivnuAhXEbCsKHdyeBvYQ6AEwAHoECAAQAg Indonesia's Economy: Briefing Book]</ref>
* PT Gembala Sriwijaya<ref>[https://maklumatnews.com/karyawan-pt-gembala-tuntut-thr/ Karyawan PT Gembala Tuntut THR]{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* PT Intan Sekunyit - perkapalan
* PT Nugra Santana - [[perusahaan induk]], namun bergerak juga di bidang pelayaran.
* [[Wisma Nugra Santana]], dahulu bernama Gedung Bank Pacific. Gedung di kawasan [[Jalan Jenderal Sudirman (Jakarta)|Jalan Jenderal Sudirman]], [[Jakarta Pusat]] ini merupakan kantor pusat dari bisnis perusahaan ini. Gedung ini selesai dibangun pada Maret 1990 dan saat ini dibawah manajemen PT Pura Selokamas.<ref>[http://nugrasantana.com/ Wisma Nugra Santana]</ref>
* PT FMC Santana Petroleum Equipment - Pertambangan, kerjasama dengan [[FMC Corporation]]. Modal awalnya adalah US$ 6,28 juta.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=P39LD8PBniIC&pg=RA20-PA5&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjw5NazkPnuAhVU8HMBHStdDyAQ6AEwBnoECAcQAg#v=onepage&q=nugra%20santana&f=false Indonesia News and Views, Volume 3]</ref>
* PT Adiguna Shipbuilding & Engineering, sebelumnya bernama PT Adiguna Shipyard - Galangan Kapal, minyak bumi<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/adiguna-bangun-fasilitas-produksi-migas-us17-juta Adiguna bangun fasilitas produksi migas US$17 juta]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=qYO0AAAAIAAJ&q=In+1973+PT+Adiguna+Shipyard+underwent+big+changes.+Apart+from+new+shareholders,+his+younger+brother+...+These+include+PT+Nugraha+Santana,+NV+Nugraha,+Nugraha+Jaya,+and+Nugraha+Kencana+Jaya.+Ponco+is+an+important+and+influential+..&dq=In+1973+PT+Adiguna+Shipyard+underwent+big+changes.+Apart+from+new+shareholders,+his+younger+brother+...+These+include+PT+Nugraha+Santana,+NV+Nugraha,+Nugraha+Jaya,+and+Nugraha+Kencana+Jaya.+Ponco+is+an+important+and+influential+..&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj5hsniivnuAhXEbCsKHdyeBvYQ6AEwAHoECAAQAg Indonesia's Economy: Briefing Book]</ref>
* Dan lain-lain.


Bisnis lain yang berkaitan: [[Mugi Rekso Abadi]]
Bisnis lain yang berkaitan: [[MRA Group|Mugi Rekso Abadi]]


===Pernah tercatat memiliki===
===Pernah tercatat memiliki===
Yaitu:<ref>[https://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg03378.html Adiguna, spoilt brat of famed tycoon]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=3SllAAAAMAAJ&dq=BANK+PACIFIC+SUTOWO&focus=searchwithinvolume&q=artana Pers dalam "Revolusi Mei": runtuhnya sebuah hegemoni]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA353&dq=tunas+travel+SUTOWO&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjEz7a8jfnuAhXMAnIKHeBnAl8Q6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&q=tunas%20travel%20SUTOWO&f=false Indonesia: The Rise of Capital]</reF><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=2O6DTQJMiIoC&pg=PA193&dq=nugra+sentana+sutowo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiuge_IhfnuAhVLAHIKHYHAAicQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=nugra%20sentana%20sutowo&f=false Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=2O6DTQJMiIoC&pg=PA193&dq=nugra+sentana+sutowo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiuge_IhfnuAhVLAHIKHYHAAicQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=nugra%20sentana%20sutowo&f=false The Indonesian Military After the New Order]</ref><Ref>[https://edwinhidayat25.blogspot.com/2019/01/pengusaha-adiguna-sutowo-bisnis-yang.html Profil Pengusaha Adiguna Sutowo & Bisnis yang Dikelolanya]</ref>
Yaitu:<ref name="mail-archive.com"/><ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=3SllAAAAMAAJ&dq=BANK+PACIFIC+SUTOWO&focus=searchwithinvolume&q=artana Pers dalam "Revolusi Mei": runtuhnya sebuah hegemoni]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=woSrAZ13P2IC&pg=PA353&dq=tunas+travel+SUTOWO&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjEz7a8jfnuAhXMAnIKHeBnAl8Q6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&q=tunas%20travel%20SUTOWO&f=false Indonesia: The Rise of Capital]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=2O6DTQJMiIoC&pg=PA193&dq=nugra+sentana+sutowo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiuge_IhfnuAhVLAHIKHYHAAicQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=nugra%20sentana%20sutowo&f=false Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=2O6DTQJMiIoC&pg=PA193&dq=nugra+sentana+sutowo&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiuge_IhfnuAhVLAHIKHYHAAicQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=nugra%20sentana%20sutowo&f=false The Indonesian Military After the New Order]</ref><ref>[https://edwinhidayat25.blogspot.com/2019/01/pengusaha-adiguna-sutowo-bisnis-yang.html Profil Pengusaha Adiguna Sutowo & Bisnis yang Dikelolanya]</ref>
* PT Indobuildco (Adiguna, Pontjo). Membangun dan mengelola [[Hotel Sultan Jakarta]] yang dahulu bernama Hotel Hilton. Sejak 2012, Hotel Sultan menjadi milik negara.<Ref>[https://akurat.co/ekonomi/id-590215-read-faktafakta-menarik-hotel-sultan-tempat-pertarungan-paslon-01-dan-02 Fakta-fakta Menarik Hotel Sultan, Tempat Pertarungan Paslon 01 dan 02]</ref><Ref>[https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-ali-sadikin-mengaku-tertipu-ibnu-sutowo-soal-tanah-hilton.html Cerita Ali Sadikin mengaku tertipu Ibnu Sutowo soal tanah Hilton]</reF><ReF>https://www.antaranews.com/berita/55210/pontjo-sutowo-nyatakan-indobuildco-tidak-pernah-diberitahu-soal-hpl Pontjo Sutowo Nyatakan Indobuildco Tidak Pernah Diberitahu Soal HPL]</ref> Pontjo pernah diusut atas kasus korupsi perpanjangan [[Hak Guna Bangunan]] hotel ini ini pada 2008 lalu, namun ia membantahnya dan dibebaskan pada 2008.<Ref>[https://nasional.kompas.com/read/2008/10/13/19050669/kasus.hilton.ma.bebaskan.ali.mazi.dan.pontjo.sutowo. Kasus Hilton, MA Bebaskan Ali Mazi dan Pontjo Sutowo]</ref> Selain Hotel Hilton Jakarta, mereka juga pernah mengelola Lagoon Tower Jakarta Hilton International, The Hilton Residence, Patra Surabaya Hilton International dan Bali Hilton International.
* PT Indobuildco (Adiguna, Pontjo). Membangun dan mengelola [[Hotel Sultan Jakarta]] yang dahulu bernama Hotel Hilton. Sejak 2012, Hotel Sultan menjadi milik negara.<ref>[https://akurat.co/ekonomi/id-590215-read-faktafakta-menarik-hotel-sultan-tempat-pertarungan-paslon-01-dan-02 Fakta-fakta Menarik Hotel Sultan, Tempat Pertarungan Paslon 01 dan 02]</ref><ref>[https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-ali-sadikin-mengaku-tertipu-ibnu-sutowo-soal-tanah-hilton.html Cerita Ali Sadikin mengaku tertipu Ibnu Sutowo soal tanah Hilton]</ref><ref>[https://www.antaranews.com/berita/55210/pontjo-sutowo-nyatakan-indobuildco-tidak-pernah-diberitahu-soal-hpl Pontjo Sutowo Nyatakan Indobuildco Tidak Pernah Diberitahu Soal HPL]</ref> Pontjo pernah diusut atas kasus korupsi perpanjangan [[Sertifikat hak guna bangunan|Hak Guna Bangunan]] hotel ini pada 2008 lalu, namun ia membantahnya dan dibebaskan pada 2008.<ref>[https://nasional.kompas.com/read/2008/10/13/19050669/kasus.hilton.ma.bebaskan.ali.mazi.dan.pontjo.sutowo. Kasus Hilton, MA Bebaskan Ali Mazi dan Pontjo Sutowo]</ref> Selain Hotel Hilton Jakarta, mereka juga pernah mengelola Lagoon Tower Jakarta Hilton International, The Hilton Residence, Patra Surabaya Hilton International dan Bali Hilton International.
* PT [[Bank Pacific]] (Endang, Pontjo)
* PT [[Bank Pacific]] (Endang, Pontjo)
* PT Nisdemi - kelautan
* PT Niigata Santana Diesel Manufacturing Indonesia (Nisdemi) - kelautan, pabrik [[mesin diesel]]
* PT Hendra Grahaha - Konstruksi
* PT Hendra Grahaha - Konstruksi
* PT Inggom Shipyard - perkapalan
* PT Inggom Shipyard - perkapalan
* PT Intan Sekunyit - perkapalan
* PT Bacan
* PT Bacan
* PT Santana Telekomindo - saham di [[Excelcomindo]] Pratama (XL), sebesar 10%. Dilepas pada 1997.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Jt7sAAAAMAAJ&q=nugra+santana&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjw5NazkPnuAhVU8HMBHStdDyAQ6AEwAnoECAMQAg Informasi, Masalah 203-208]</ref>
* PT Santana Telekomindo - saham di [[Excelcomindo]] Pratama (XL), sebesar 10%. Dilepas pada 1997.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Jt7sAAAAMAAJ&q=nugra+santana&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjw5NazkPnuAhVU8HMBHStdDyAQ6AEwAnoECAMQAg Informasi, Masalah 203-208]</ref>
* PT Timlico
* PT Timlico
* PT Gembala Sriwijaya
* PT Unefeco
* NV MASS - agen tunggal mobil [[Mercedes-Benz]]
* NV MASS - agen tunggal mobil [[Mercedes-Benz]]
* PT Bina Inti Muda Utama
* PT Bina Inti Muda Utama
Baris 54: Baris 62:
* PT Adivet Inspection
* PT Adivet Inspection
* Nugra Santana Air Service
* Nugra Santana Air Service
* PT Kosaido Tamarin Santana - lapangan golf di Batam, patungan dengan PT Trimitra Upayatama<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=KGlvAAAAMAAJ&q=nugra+santana&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjw5NazkPnuAhVU8HMBHStdDyAQ6AEwBHoECAAQAg Harta Habibie]</ref>
* PT Kosaido Tamarin Santana - lapangan golf di Batam, patungan dengan PT Trimitra Upayatama<ref>[https://books.google.co.id/books?id=KGlvAAAAMAAJ&q=nugra+santana&dq=nugra+santana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjw5NazkPnuAhVU8HMBHStdDyAQ6AEwBHoECAAQAg Harta Habibie]</ref>
* PT PAC Driling Company
* PT PAC Driling Company
* PT Delta Santana - perdagangan
* PT Delta Santana - perdagangan, perusahaan induk
* PT Pacific Development Finance Corp - keuangan
* PT Pacific Development Finance Corp - keuangan
* PT Tongkangmas, pernah tercatat hendak membangun hotel di [[Batam]]
* PT Adiguna Mesin Tani (Adiguna)
* PT Adiguna Mesin Tani (Adiguna)
* PT Sarana Buana Handara - kehutanan, bersama [[Bob Hasan]]
* PT Sarana Buana Handara - kehutanan, bersama [[Bob Hasan]]
* PT Tirtajaya Shipyard
* PT Tirtajaya Shipyard
* PT Alas Helau - kehutanan, bersama Bob Hasan. Kemudian diketahui menjadi milik [[Prabowo Subianto]].<ref>[https://www.jawapos.com/nasional/politik/20/02/2019/jokowi-pernah-jadi-karyawannya-prabowo-timsesnya-nggak-terima/ Jokowi Pernah Jadi Karyawannya Prabowo, Timsesnya Nggak Terima]</ref>
* PT Alas Helau - kehutanan, bersama Bob Hasan
* PT Bali Handara Country Club - pengelolaan lapangan [[golf]], ''cottage''
* PT Bali Handara Country Club - pengelolaan lapangan [[golf]], ''cottage''
* PT Tunas Tour and Travel - [[pariwisata]]
* PT Tunas Indonesia Tour and Travel - [[pariwisata]]
* PT Dharma Bakti Pelita
* PT Dharma Bakti Pelita
* PT Indonesia Petroleum
* PT Indonesia Petroleum
* PT Artana Pacific - [[asuransi]]
* PT Artana Pasific - [[asuransi]] kelautan, bisnis kelautan
* PT Delta Santana - perusahaan induk
* PT Cipta Paramuda Sejati - manajemen, penyewaan gudang
* PT Cipta Paramuda Sejati - manajemen, penyewaan gudang
* PT Asuransi Nugra Pacific - asuransi umum, ditutup oleh pemerintah pada 2005.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=VrPiAAAAMAAJ&q=PT+AsuransiNugra+Pacific&dq=PT+AsuransiNugra+Pacific&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi4sbHXxf3uAhXNzzgGHS57BM8Q6AEwAHoECAMQAg Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 18,Masalah 11-12]</ref>
* PT Asuransi Nugra Pacific - Asuransi
* PT Dwi Arimbi dan PT Antalan - pabrik [[alumunium]], bersama beberapa partner
* PT Dwi Arimbi dan PT Antalan - pabrik [[alumunium]], bersama beberapa partner
* PT Karimum - [[granit]]
* PT Karimum - [[granit]]
Baris 81: Baris 87:
* PT Nurmantara Santana - perusahaan investasi
* PT Nurmantara Santana - perusahaan investasi
* PT Daimei Santana Indonesia - pabrik plastik
* PT Daimei Santana Indonesia - pabrik plastik
* PT. Banigati Betegak, Cipta Paramula Sejati, PT. Mandara Jasindo Sena dan PT. Patra Indonesia - pengembang properti
* PT Banigati Betegak, PT Cipta Paramula Sejati, PT Mandara Jasindo Sena dan PT Patra Indonesia - pengembang properti
* PT Marineland - bersama [[Astra International]] dan PT Gading Mas
* PT Marineland - bersama [[Astra International]] dan PT Gading Mas
* PT Masari Karya - bersama Sjarnoebi Said
* PT Masari Karya - bersama Sjarnoebi Said
Baris 87: Baris 93:


Bisnis lain yang berkaitan:
Bisnis lain yang berkaitan:
* PT Mahasarana Buana (Mabua) bersama [[Hutomo Mandala Putra]], di bidang perdagangan [[dinamit]], agen [[mobil mewah]] seperti [[Ferrari]], [[Harley Davidson]], [[Ducati]] dan [[Bugatti]].<ref>[https://nakita.grid.id/read/021276720/suami-dian-sastro-masuk-majalah-begini-kerajaan-bisnisnya-yang-buatnya-kaya-raya?page=all Suami Dian Sastro Masuk Majalah, Begini Kerajaan Bisnisnya yang Buatnya Kaya Raya]</ref><Ref>[https://money.kompas.com/read/2013/10/28/2044102/Inilah.Jejak.Bisnis.Adiguna.Sutowo Inilah Jejak Bisnis Adiguna Sutowo]</ref>
* PT Mahasarana Buana (Mabua) bersama [[Hutomo Mandala Putra]], di bidang perdagangan [[dinamit]], agen [[mobil mewah]] seperti [[Ferrari]], [[Harley Davidson]], [[Ducati]] dan [[Bugatti]].<ref>[https://nakita.grid.id/read/021276720/suami-dian-sastro-masuk-majalah-begini-kerajaan-bisnisnya-yang-buatnya-kaya-raya?page=all Suami Dian Sastro Masuk Majalah, Begini Kerajaan Bisnisnya yang Buatnya Kaya Raya]</ref><ref>[https://money.kompas.com/read/2013/10/28/2044102/Inilah.Jejak.Bisnis.Adiguna.Sutowo Inilah Jejak Bisnis Adiguna Sutowo]</ref>
* PT [[Krama Yudha]], termasuk [[Krama Yudha Tiga Berlian]] yang menjadi perakit mobil [[Mitsubishi]], dimiliki bersama Sjarnoebi Said.
* PT [[Krama Yudha]], termasuk [[Krama Yudha Tiga Berlian]] yang menjadi perakit mobil [[Mitsubishi]], dimiliki bersama [[Sjarnoebi Said]].


==Lihat juga==
==Lihat juga==

Revisi terkini sejak 28 September 2023 23.33

PT Nugra Santana
Kelompok usaha
IndustriKonglomerat
Didirikan19 Mei 1973; 51 tahun lalu (1973-05-19)
PendiriIbnu Sutowo
Kantor pusatWisma Nugra Santana
Jl. Jend. Sudirman Kav. 7-8
Sebelumnya:
Jl. S. Parman No. 75[1]
Jakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Pontjo Sutowo
Endang Utari Mokodompit
ProdukPerkapalan
Pelayaran
Pertambangan
Farmasi
Lainnya

PT Nugra Santana adalah kelompok bisnis (konglomerasi) yang didirikan oleh mantan Direktur Utama Pertamina, Ibnu Sutowo pada 19 Mei 1973.[1]

Cikal-bakal bisnis milik keluarga Sutowo ini sendiri sudah dimulai sejak Ia masih menjadi pimpinan Pertamina, yaitu pada tahun 1969. Pada awal Orde Baru sampai awal 1970-an, kelompok bisnis ini dianggap sebagai konglomerasi bisnis pribumi terbesar di Indonesia, akan tetapi perbedaannya sering dianggap tidak jelas dibandingkan dengan anak perusahaan Pertamina yang ada di bawah pimpinan Sutowo.[2] Bisnis Sutowo sendiri awalnya berkongsi dengan Sjarnoebi Said dan Mohammad Josoef. Sjarnoebi sebelumnya adalah pejabat tinggi di Angkatan Darat, layaknya Sutowo dan Josoef adalah pengusaha asal Sumatera Selatan.[3] Bisnis Ibnu sendiri kemudian meluas di bidang perhotelan, perkapalan (terutama minyak bumi), galangan kapal, keuangan, dan peternakan.[3] Seiring dengan menurunnya posisi dan dicopotnya Ibnu sebagai direktur Pertamina pada 1976, Ibnu kemudian mulai mengurangi perannya di kelompok bisnis ini, dan menyerahkan banyak penguasaan bisnisnya kepada anak-anaknya.[4]

Dari 7 anak Ibnu, yang paling sering terdengar mengembangkan bisnis keluarga ini adalah Endang Utari Mokodompit, Adiguna Sutowo dan Pontjo Nugro Susilo (Pontjo Sutowo). Pontjo bisa dikatakan paling aktif dan berhasil dalam mengelola bisnis keluarga ini. Pada 1995, tercatat Nugra Santana memiliki 19 perusahaan utama dan 15 perusahaan lainnya, dengan total aset Rp 2.125 miliar dan keuntungan Rp 925 miliar pada tahun itu,[3] dan pada 1984 tercatat perusahaan ini memiliki 15.000 karyawan.[5] Nugra Santana sendiri memiliki tujuan ketika didirikan sebagai alat untuk mewujudkan manajemen profesional, organisasi yang mantap, bergerak di masyarakat dengan prinsip pembeli adalah raja serta berkontribusi dalam pembangunan nasional.[1]

Bisnis Nugra Santana sempat menurun pasca krisis ekonomi 1997-1998 yang terutama menerjang aset bank kelompok ini, yaitu Bank Pacific yang ditutup pemerintah. Lalu, Nugra Santana juga berada pada urutan ke-18 sebagai obligor terbesar BPPN dengan total Rp 2 triliun[6] dan sempat juga terjerat masalah seperti gugatan dari Bank Credit Lyonnais Indonesia mengenai dana Rp 26 miliar dan tuduhan korupsi dari beberapa pihak.[7] Walaupun demikian, pada akhirnya grup ini selamat dari krisis tersebut dan bangkit kembali, walaupun mengecil karena melepas beberapa perusahaan, misalnya di bidang keuangan dan namanya tidak setenar dahulu.[8] Kini, tampak bahwa kelompok bisnis ini lebih memusatkan perhatian mereka pada bidang pelayaran, misalnya berencana bekerjasama dengan Pelindo II untuk merencanakan pengelolaan Pelabuhan Bojonegara pada 2019.[9]

Anak-anak Ibnu Sutowo yang mengelola bisnis Nugra Santana

[sunting | sunting sumber]
  • Endang Utari Mokodompit, berperan dalam mengelola bisnis keuangan Nugra Santana, yaitu Bank Pacific. Bank yang berdiri pada 1958 ini diakuisisi oleh Ibnu pada 1970.[3] Kepemilikan sahamnya ada di keluarga Ibnu, dan bank ini awalnya sempat berada di masa-masa yang sulit karena terlalu banyak menyuntikkan dana untuk grup keluarga Sutowo. Namun, kemudian pada akhir 1980an dan 1990an, Endang yang awalnya hanya lulusan di bidang komputer kemudian tercatat berhasil mengembangkan bisnis bank ini dengan pertumbuhan yang baik dengan posisinya di Direktur Utama.[10][11][12] Namun, layaknya manajemen sebelumnya Endang pun ikut terjebak dalam kegiatan menyuntikkan dana bagi perusahaan sendiri, seperti Cipta Paramula Sejati, Puri Selaka, Suri Muliapermai dan Jaya Forex Utama Internasional. Endang juga terjebak dalam hutang commercial paper senilai total Rp 1 triliun, kepada PT Wicaksana Overseas International Tbk dan sejumlah perusahaan asing. Akibatnya, Bank Pacific mendapat masalah berat pada 1995, dan kemudian total hutangnya mencapai Rp 2,1 T. Awalnya berusaha dibantu oleh BNI, Bank Indonesia dan sejumlah perusahaan lain ditambah penjualan aset Endang, namun kemudian Bank Pacific tidak kunjung sehat dan keluarga Sutowo sudah menyatakan bahwa mereka menyerah mengelola bank sehingga dilikuidasi pemerintah pada 1 November 1997.[13][14] Selain berbisnis bank, Endang juga tercatat memiliki perusahaan lain di luar negeri yang ikut membuat Bank Pacific sekarat. Di Singapura Endang berinvestasi di pengembangan Bugis Junction dengan membangun properti di sana, dan memiliki 28,6% saham Goodman Fielder. Endang juga memiliki PT Pengembangan Agrowisata Prima yang merencanakan membangun resor dan kompleks hiburan mewah di Lido, Jawa Barat namun gagal.[15] Endang sempat mendapat masalah pasca kejatuhan Orde Baru karena diusut oleh Kejaksaan Agung soal pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit. Kemudian, ia dan Pontjo juga sempat dicari karena Bank Mandiri dan pendahulunya, Bank Exim punya piutang Rp 560 miliar di Bank Pacific.[16]
  • Pontjo Nugro Susilo atau Pontjo Sutowo. Dibandingkan dengan Adiguna dan Endang, Pontjo relatif lebih sukses mengembangkan bisnis keluarga sehingga bisa dianggap penerus Ibnu sesungguhnya.[4] Ia mengepalai banyak perusahaan dalam Nugra Santana Grup, yang bergerak di berbagai bidang dan pernah tercatat memiliki kekayaan US$ 185 juta. Pontjo sendiri awalnya adalah mahasiswa Institut Teknologi Bandung,[17] namun kemudian mengembangkan bisnis keluarga ini ketika kejayaan ayahnya, Ibnu di Pertamina pada tahun 1970-an. Saat ini, Pontjo-lah (dan seringkali keluarga Sutowo lain) yang paling aktif mengembangkan bisnis keluarga ini.
  • Adiguna Sutowo, bisa dikatakan merupakan yang paling kontroversial karena pernah terlibat berbagai kasus, terutama penembakan pada Yohannes Natong pada 2005. Adiguna memulai bisnisnya dengan mendirikan PT Adiguna Mesin Tani yang menjadi penyuplai mesin pertanian. Lalu, ia mengelola juga PT Santana Petroleum Equipment dan PT Pelayaran Umum Indonesia (disingkat Pelumin), dan juga perusahaan farmasi PT Suntri Sepuri sejak 1998. Adiguna juga kemudian membangun bisnis hiburan yang terpisah dengan bisnis keluarganya, bernama Mugi Rekso Abadi bersama Hutomo Mandala Putra, Soetikno Soedarjo dan Ongky Soemarno. Mugi Rekso sendiri mengelola perusahaan radio seperti I-Radio, Cosmopolitan FM, dan sejumlah perusahaan media massa ditambah franchise Hard Rock Cafe, BC Bar, Zoom Bar dan lain-lainnya.[18] Pada 2018 lalu, Adiguna juga sempat tersandung dugaan korupsi Garuda Indonesia dengan diperiksa KPK, mengenai posisinya sebagai petinggi Mugi Rekso.[19]
  • Belakangan ini, anggota keluarga Sutowo lain, Indraguna Sutowo juga muncul dalam beberapa pemberitaan.[20] Namun, Indraguna lebih dikenal sebagai suami dari artis nasional, Dian Sastrowardoyo. Mereka menikah pada 2010 lalu.[21]

Perusahaan Nugra Santana Group

[sunting | sunting sumber]
  • PT Pelayaran Umum Indonesia (Pelumin) - Pelayaran, terutama tanker. Pada 2017 perusahaan ini memiliki kapal baru yang dinamakan atas nama almarhum istri Ibnu Sutowo, bernama MT Zuleha.[22]
  • PT Suntri Sepuri - Farmasi, didirikan pada 1988.[23]
  • PT United Engineer For Engineering and Construction (Unefeco)
  • PT Gembala Sriwijaya[24]
  • PT Intan Sekunyit - perkapalan
  • PT Nugra Santana - perusahaan induk, namun bergerak juga di bidang pelayaran.
  • Wisma Nugra Santana, dahulu bernama Gedung Bank Pacific. Gedung di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat ini merupakan kantor pusat dari bisnis perusahaan ini. Gedung ini selesai dibangun pada Maret 1990 dan saat ini dibawah manajemen PT Pura Selokamas.[25]
  • PT FMC Santana Petroleum Equipment - Pertambangan, kerjasama dengan FMC Corporation. Modal awalnya adalah US$ 6,28 juta.[26]
  • PT Adiguna Shipbuilding & Engineering, sebelumnya bernama PT Adiguna Shipyard - Galangan Kapal, minyak bumi[27][28]
  • Dan lain-lain.

Bisnis lain yang berkaitan: Mugi Rekso Abadi

Pernah tercatat memiliki

[sunting | sunting sumber]

Yaitu:[18][29][30][31][32][33]

  • PT Indobuildco (Adiguna, Pontjo). Membangun dan mengelola Hotel Sultan Jakarta yang dahulu bernama Hotel Hilton. Sejak 2012, Hotel Sultan menjadi milik negara.[34][35][36] Pontjo pernah diusut atas kasus korupsi perpanjangan Hak Guna Bangunan hotel ini pada 2008 lalu, namun ia membantahnya dan dibebaskan pada 2008.[37] Selain Hotel Hilton Jakarta, mereka juga pernah mengelola Lagoon Tower Jakarta Hilton International, The Hilton Residence, Patra Surabaya Hilton International dan Bali Hilton International.
  • PT Bank Pacific (Endang, Pontjo)
  • PT Niigata Santana Diesel Manufacturing Indonesia (Nisdemi) - kelautan, pabrik mesin diesel
  • PT Hendra Grahaha - Konstruksi
  • PT Inggom Shipyard - perkapalan
  • PT Bacan
  • PT Santana Telekomindo - saham di Excelcomindo Pratama (XL), sebesar 10%. Dilepas pada 1997.[38]
  • PT Timlico
  • NV MASS - agen tunggal mobil Mercedes-Benz
  • PT Bina Inti Muda Utama
  • PT Petrowim - pengeboran
  • PT Piramida Esa - pengeboran
  • PT Adiguna Fibirindo Utama
  • PT Adivet Inspection
  • Nugra Santana Air Service
  • PT Kosaido Tamarin Santana - lapangan golf di Batam, patungan dengan PT Trimitra Upayatama[39]
  • PT PAC Driling Company
  • PT Delta Santana - perdagangan, perusahaan induk
  • PT Pacific Development Finance Corp - keuangan
  • PT Adiguna Mesin Tani (Adiguna)
  • PT Sarana Buana Handara - kehutanan, bersama Bob Hasan
  • PT Tirtajaya Shipyard
  • PT Alas Helau - kehutanan, bersama Bob Hasan. Kemudian diketahui menjadi milik Prabowo Subianto.[40]
  • PT Bali Handara Country Club - pengelolaan lapangan golf, cottage
  • PT Tunas Indonesia Tour and Travel - pariwisata
  • PT Dharma Bakti Pelita
  • PT Indonesia Petroleum
  • PT Artana Pasific - asuransi kelautan, bisnis kelautan
  • PT Cipta Paramuda Sejati - manajemen, penyewaan gudang
  • PT Asuransi Nugra Pacific - asuransi umum, ditutup oleh pemerintah pada 2005.[41]
  • PT Dwi Arimbi dan PT Antalan - pabrik alumunium, bersama beberapa partner
  • PT Karimum - granit
  • PT Adiguna - induk dari sejumlah perusahaan di bidang perkapalan
  • PT Pakaguna - perkapalan
  • PT John Holland
  • PT Tamarind Santana - pariwisata
  • PT Nongsa Point Marina - pariwisata
  • PT Bali Turtle Island Development - pariwisata
  • PT Nurmantara Santana - perusahaan investasi
  • PT Daimei Santana Indonesia - pabrik plastik
  • PT Banigati Betegak, PT Cipta Paramula Sejati, PT Mandara Jasindo Sena dan PT Patra Indonesia - pengembang properti
  • PT Marineland - bersama Astra International dan PT Gading Mas
  • PT Masari Karya - bersama Sjarnoebi Said
  • Dan berbagai perusahaan lainnya.

Bisnis lain yang berkaitan:

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2
  2. ^ Indonesia: The Rise of Capital
  3. ^ a b c d The Rise of the Corporate Economy in Southeast Asia
  4. ^ a b Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia
  5. ^ Biografi politik presiden Republik Indonesia kedua, Soeharto: pembangunan & partisipasi
  6. ^ Analisis CSIS., Volume 29
  7. ^ Kapital, Volume 3
  8. ^ Jejak Bisnis Adiguna Sutowo
  9. ^ Pelindo II dan PT Nugra Santana Jalin Kerjasama...
  10. ^ Pertiwi, Masalah 153-157
  11. ^ Femina: gaya hidup masa kini, Volume 17,Masalah 31-36
  12. ^ Bila ABRI berbisnis: buku pertama yang menyingkap data dan kasus penyimpangan dalam praktik bisnis kalangan militer
  13. ^ SERIAL BLBI: BANK PACIFIC KESANDUNG BISNIS PROPERTI
  14. ^ Historia Bisnis: Cendana dan Bakrie Coba Selamatkan Keluarga Sutowo
  15. ^ Bank Pacific and the fall of Endang
  16. ^ Endang Yang Luput dari Hukuman
  17. ^ Indonesia's Economy: Briefing Book
  18. ^ a b c Adiguna, spoilt brat of famed tycoon
  19. ^ KPK Panggil Pengusaha Adiguna Sutowo untuk Kasus Suap Garuda
  20. ^ Bojonegara Segera Dioperasikan, Kok Bisa?
  21. ^ Mengenal Keluarga Mertua Dian Sastro
  22. ^ Bandar Abadi Luncurkan Kapal Tanker MT Zaleha Milik Keluarga Ibnu Sutowo[pranala nonaktif permanen]
  23. ^ About Us
  24. ^ Karyawan PT Gembala Tuntut THR[pranala nonaktif permanen]
  25. ^ Wisma Nugra Santana
  26. ^ Indonesia News and Views, Volume 3
  27. ^ Adiguna bangun fasilitas produksi migas US$17 juta
  28. ^ Indonesia's Economy: Briefing Book
  29. ^ Pers dalam "Revolusi Mei": runtuhnya sebuah hegemoni
  30. ^ Indonesia: The Rise of Capital
  31. ^ Visualisasi hasil pembangunan Orde Baru Pelita I, Pelita II ..., Volume 2
  32. ^ The Indonesian Military After the New Order
  33. ^ Profil Pengusaha Adiguna Sutowo & Bisnis yang Dikelolanya
  34. ^ Fakta-fakta Menarik Hotel Sultan, Tempat Pertarungan Paslon 01 dan 02
  35. ^ Cerita Ali Sadikin mengaku tertipu Ibnu Sutowo soal tanah Hilton
  36. ^ Pontjo Sutowo Nyatakan Indobuildco Tidak Pernah Diberitahu Soal HPL
  37. ^ Kasus Hilton, MA Bebaskan Ali Mazi dan Pontjo Sutowo
  38. ^ Informasi, Masalah 203-208
  39. ^ Harta Habibie
  40. ^ Jokowi Pernah Jadi Karyawannya Prabowo, Timsesnya Nggak Terima
  41. ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 18,Masalah 11-12
  42. ^ Suami Dian Sastro Masuk Majalah, Begini Kerajaan Bisnisnya yang Buatnya Kaya Raya
  43. ^ Inilah Jejak Bisnis Adiguna Sutowo