Lompat ke isi

Rosmalina Pramono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(12 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5: Baris 5:
|caption =
|caption =
|birth_name =
|birth_name =
|birth_date = <!-- {{Birth date and age|YYYY|MM|DD}} -->
|birth_date = {{Birth date|1923|5|13}}
|birth_place = {{negara|Indonesia}} [[Sumatera Tengah]]
|birth_place = [[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]
|death_date = {{Death date and age|2018|7|3|1923|5|13}}<ref>https://dream.co.id/news/innalilahi-polwan-pertama-indonesia-tutup-usia-180705m.html</ref><ref>https://hotfokus.com/2018/07/05/rosmalina-pramono-perintis-polwan-berpulang/</ref><ref>http://www.memoonline.co.id/read/1861/20180705/082101/innalillahi-wainna-ilaihi-rojiun-polwan-pertama-indonesia-tutup-usia/</ref>
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->
|death_place =
|death_place = [[Jakarta]]
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|nationality = {{flag|Indonesia}}
|other_names =
|other_names =
|alma_mater = Sekolah Polisi Negara (SPN), [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], Sumatera Tengah
|alma_mater = Sekolah Polisi Negara (SPN), [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], Sumatra Tengah
|occupation = [[Polisi]]
|occupation = [[Polisi]]
|known_for = [[Polwan]] [[Indonesia]] yang pertama
|known_for = [[Polwan]] [[Indonesia]] yang pertama
Baris 19: Baris 19:
|parents =
|parents =
}}
}}

'''[[Kolonel]] [[Polisi|Pol.]] (Purn.) Rosmalina Pramono''' (lahir di [[Sumatera Tengah]]) adalah seorang anggota [[Polwan]] (Polisi Wanita) [[Indonesia]]. Ia bersama lima orang koleganya, yaitu [[Mariana Saanin Mufti]], [[Nelly Pauna Situmorang]], [[Dahniar Sukotjo]], [[Djasmainar Husein]], dan [[Rosnalia Taher]] merupakan perempuan Indonesia pertama yang menjadi Polwan dan juga tercatat sebagai wanita [[ABRI]] pertama di Tanah Air.<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2013/09/02/173509355/6-Polwan-Pertama-Indonesia-Berdarah-Minang ''6 Polwan Pertama Indonesia Berdarah Minang''] TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>
'''[[Komisaris Besar Polisi]] (Purn.) Rosmalina Pramono''' ({{lahirmati|[[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]|13|5|1923|[[Jakarta]]|3|7|2018}}) adalah seorang anggota [[Polwan]] (Polisi Wanita) [[Indonesia]]. Ia bersama lima orang koleganya, yaitu [[Mariana Saanin Mufti]], [[Nelly Pauna Situmorang]], [[Dahniar Sukotjo]], [[Djasmainar Husein]], dan [[Rosnalia Taher]] merupakan perempuan Indonesia pertama yang menjadi Polwan dan juga tercatat sebagai wanita [[ABRI]] pertama di Tanah Air.<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2013/09/02/173509355/6-Polwan-Pertama-Indonesia-Berdarah-Minang ''6 Polwan Pertama Indonesia Berdarah Minang''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131030050843/http://www.tempo.co/read/news/2013/09/02/173509355/6-Polwan-Pertama-Indonesia-Berdarah-Minang |date=2013-10-30 }} TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>


== Riwayat ==
== Riwayat ==
Secara resmi pada tanggal 1 September 1948, Rosmalina bersama kelima orang koleganya yang ketika itu sama-sama gadis remaja merupakan perempuan Indonesia angkatan pertama yang masuk Pendidikan Inspektur Polisi pada SPN (Sekolah Polisi Negara) di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], Sumatera Tengah pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) ketika terjadinya [[Agresi Militer Belanda II]]. Pendidikan Inspektur Polisi itu diadakan karena terjadinya pengungsian besar-besaran penduduk untuk menghindari wilayah peperangan yang dibombardir militer [[Belanda]].<ref>[http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/08/30/1/182351/Mengenang-Sejarah-Lahirnya-Polwan-di-RI ''Mengenang Sejarah Lahirnya Polwan di RI''] Metrotvnews.com, 30 Agustus 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>
Secara resmi pada tanggal 1 September 1948, Rosmalina bersama kelima orang koleganya yang ketika itu sama-sama gadis remaja merupakan perempuan Indonesia angkatan pertama yang masuk Pendidikan Inspektur Polisi pada SPN (Sekolah Polisi Negara) di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], Sumatra Tengah pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI) ketika terjadinya [[Agresi Militer Belanda II]]. Pendidikan Inspektur Polisi itu diadakan karena terjadinya pengungsian besar-besaran penduduk untuk menghindari wilayah peperangan yang dibombardir militer [[Belanda]].<ref>[http://www.metrotvnews.com/metronews/video/2013/08/30/1/182351/Mengenang-Sejarah-Lahirnya-Polwan-di-RI ''Mengenang Sejarah Lahirnya Polwan di RI'']{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Metrotvnews.com, 30 Agustus 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>


Untuk mengantisipasi penyusupan atau pelaku kriminal yang masuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai republik, semua pengungsi harus melalui pemeriksaan bahkan penggeledahan. Namun kaum perempuan ketika itu menolak untuk digeledah oleh polisi pria, sehingga Pemerintah Indonesia menginstruksikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Bukittinggi untuk membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum perempuan. Setelah melalui seleksi yang ketat, maka terpilihlah enam orang yang semuanya merupakan perempuan [[Orang Minang|Minangkabau]], dan resmi menjalani pendidikan sejak 1 September 1948. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya polisi wanita.<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2013/09/02/173509354/Begini-Sejarah-Polwan-di-Indonesia ''Begini Sejarah Polwan di Indonesia''] TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>
Untuk mengantisipasi penyusupan atau pelaku kriminal yang masuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai republik, semua pengungsi harus melalui pemeriksaan bahkan penggeledahan. Namun kaum perempuan ketika itu menolak untuk digeledah oleh polisi pria, sehingga Pemerintah Indonesia menginstruksikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Bukittinggi untuk membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum perempuan. Setelah melalui seleksi yang ketat, maka terpilihlah enam orang yang semuanya merupakan perempuan [[Orang Minang|Minangkabau]], dan resmi menjalani pendidikan sejak 1 September 1948. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya polisi wanita.<ref>[http://www.tempo.co/read/news/2013/09/02/173509354/Begini-Sejarah-Polwan-di-Indonesia ''Begini Sejarah Polwan di Indonesia''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131030052803/http://www.tempo.co/read/news/2013/09/02/173509354/Begini-Sejarah-Polwan-di-Indonesia |date=2013-10-30 }} TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==


{{Reflist}}
{{Reflist}}

{{Polri-stub}}
{{DEFAULTSORT:Pramono, Rosmalina}}
{{DEFAULTSORT:Pramono, Rosmalina}}
[[Kategori:Polisi Republik Indonesia]]
[[Kategori:Polisi Republik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Polri]]
[[Kategori:Tokoh Polri]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh kepolisian Minangkabau]]


{{Polri-stub}}

Revisi terkini sejak 29 September 2023 03.00

Rosmalina Pramono
Lahir(1923-05-13)13 Mei 1923
Bukittinggi, Sumatera Barat
Meninggal3 Juli 2018(2018-07-03) (umur 95)[1][2][3]
Jakarta
Kebangsaan Indonesia
AlmamaterSekolah Polisi Negara (SPN), Bukittinggi, Sumatra Tengah
PekerjaanPolisi
Dikenal atasPolwan Indonesia yang pertama

Komisaris Besar Polisi (Purn.) Rosmalina Pramono (13 Mei 1923 – 3 Juli 2018) adalah seorang anggota Polwan (Polisi Wanita) Indonesia. Ia bersama lima orang koleganya, yaitu Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmorang, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein, dan Rosnalia Taher merupakan perempuan Indonesia pertama yang menjadi Polwan dan juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di Tanah Air.[4]

Secara resmi pada tanggal 1 September 1948, Rosmalina bersama kelima orang koleganya yang ketika itu sama-sama gadis remaja merupakan perempuan Indonesia angkatan pertama yang masuk Pendidikan Inspektur Polisi pada SPN (Sekolah Polisi Negara) di Bukittinggi, Sumatra Tengah pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika terjadinya Agresi Militer Belanda II. Pendidikan Inspektur Polisi itu diadakan karena terjadinya pengungsian besar-besaran penduduk untuk menghindari wilayah peperangan yang dibombardir militer Belanda.[5]

Untuk mengantisipasi penyusupan atau pelaku kriminal yang masuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai republik, semua pengungsi harus melalui pemeriksaan bahkan penggeledahan. Namun kaum perempuan ketika itu menolak untuk digeledah oleh polisi pria, sehingga Pemerintah Indonesia menginstruksikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Bukittinggi untuk membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum perempuan. Setelah melalui seleksi yang ketat, maka terpilihlah enam orang yang semuanya merupakan perempuan Minangkabau, dan resmi menjalani pendidikan sejak 1 September 1948. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya polisi wanita.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]