Masjid Rao Rao: Perbedaan antara revisi
→Arsitektur: Bupati Shadiq Pasadigoe, foto Masjid Saadah Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(7 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox religious building |
{{Infobox religious building |
||
|image = Masjid Rao Rao |
|image = Masjid Rao Rao Sep 2022.jpg |
||
|image_size = 250px |
|image_size = 250px |
||
|caption = Masjid Rao |
|caption = Masjid Rao-Rao pada 2022 |
||
|building_name = Masjid Rao |
|building_name = Masjid Rao-Rao |
||
|location = [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao |
|location = [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao-Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]] |
||
|religious_affiliation = [[Islam]] |
|religious_affiliation = [[Islam]] |
||
|leadership = |
|leadership = |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
}} |
}} |
||
'''Masjid Rao |
'''Masjid Rao-Rao''' adalah salah satu masjid tertua di [[Indonesia]] yang terletak di [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao-Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]].{{sfn|Arief|2008}} Masjid berarsitektur perpaduan [[Minangkabau]] dan [[Persia]] ini mulai dibangun pada tahun 1908 dengan atap berbahan ijuk sebelum akhirnya diganti menjadi [[seng]].{{sfn|Kementerian Agama|pp=1}} |
||
Sejak berdirinya, masjid ini sempat mengalami kerusakan yang cukup berarti akibat gempa, seperti pada tahun [[Gempa bumi Padangpanjang 1926|1926]] dan terakhir [[Gempa bumi |
Sejak berdirinya, masjid ini sempat mengalami kerusakan yang cukup berarti akibat gempa, seperti pada tahun [[Gempa bumi Padangpanjang 1926|1926]] dan terakhir [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009|2009]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Kubontubuh|Hadiwinoto|2008}} Namun sejak dibangun, masjid ini belum pernah dipugar secara besar-besaran. Renovasi yang pernah dilakukan hanya berupa pelurusan [[menara]] yang miring pada tahun 1975 dan penggantian seluruh [[keramik]] lama dengan yang baru sekitar tahun 1990-an.{{sfn|Kementerian Agama|pp=2}}{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=47}} |
||
Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat [[Islam]], masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama. Awalnya, masjid ini juga sempat dijadikan tempat penyusunan strategi perjuangan menghadapi [[penjajahan Belanda]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Arief|2008}} |
Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat [[Islam]], masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama. Awalnya, masjid ini juga sempat dijadikan tempat penyusunan strategi perjuangan menghadapi [[penjajahan Belanda]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Arief|2008}} |
||
Baris 33: | Baris 33: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Masjid Rao Rao terletak di jalan arah dari [[Batusangkar]] menuju [[Bukittinggi]], tepatnya di [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[ |
Masjid Rao Rao terletak di jalan arah dari [[Batusangkar]] menuju [[Bukittinggi]], tepatnya di [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]].{{sfn|Kementerian Agama|pp=1}} Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1908,{{sfn|Kompas.com}} sebagai pengganti Masjid Atap Ijuk di Rao Rao yang dibongkar karena kondisi bangunannya sudah tidak layak.{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=46}} Di tanah wakaf H. Mohammad Thaib Caniago, masjid ini dibangun secara bersama oleh masyarakat Nagari Rao Rao atas prakarsa Abdurrachman Datuk Majo Indo.{{sfn|Mahyuddin|pp=167}} Pada akhir tahun 1918, pembangunan masjid ini dapat diselesaikan.{{sfn|Akbar|2012}} |
||
== Arsitektur == |
== Arsitektur == |
||
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1= |
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1=Masjid Saadah 2020 03.jpg|image2=Kawasan Seribu Rumah Gadang (3).jpg|width1=252|width2=252|footer=[[Masjid Saadah]] (atas) dan [[Masjid Raya Koto Baru]] (bawah)}} |
||
Arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai corak, umumnya yaitu [[Persia]] dan [[Minangkabau]]. Seperti arsitektur masjid khas Minangkabau lainnya, atap masjid ini berbentuk limas yang terdiri dari empat undakan dengan permukaan cekung, hanya saja di tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap bergonjong mengarah ke empat penjuru [[mata angin]], sementara pada bagian menaranya terdapat ruang berbentuk [[segi delapan]] beratapkan [[kubah]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=46}} |
Arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai corak, umumnya yaitu [[Persia]] dan [[Minangkabau]]. Seperti arsitektur masjid khas Minangkabau lainnya, atap masjid ini berbentuk limas yang terdiri dari empat undakan dengan permukaan cekung, hanya saja di tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap bergonjong mengarah ke empat penjuru [[mata angin]], sementara pada bagian menaranya terdapat ruang berbentuk [[segi delapan]] beratapkan [[kubah]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=46}} |
||
Baris 42: | Baris 42: | ||
Di dalam ruang salat berdiri empat tiang utama yang terbuat dari [[beton]].{{sfn|Akbar|2012}} Di bagian mihrab masjid yang baru dibuat mimbar permanen pada tahun 1930, dihiasi hiasan berupa pecahan kaca keramik. Mimbar tersebut berukuran 3 × 1,38 meter dengan tinggi 3,1 meter.{{sfn|Akbar|2012}} |
Di dalam ruang salat berdiri empat tiang utama yang terbuat dari [[beton]].{{sfn|Akbar|2012}} Di bagian mihrab masjid yang baru dibuat mimbar permanen pada tahun 1930, dihiasi hiasan berupa pecahan kaca keramik. Mimbar tersebut berukuran 3 × 1,38 meter dengan tinggi 3,1 meter.{{sfn|Akbar|2012}} |
||
Dalam peringatan 100 tahun Masjid Rao Rao pada Oktober 2008, [[M. Shadiq Pasadigoe|Shadiq Pasadigoe]], [[Bupati Tanah Datar]] waktu itu mengatakan, terdapat dua masjid lain di seluruh [[ |
Dalam peringatan 100 tahun Masjid Rao Rao pada Oktober 2008, [[M. Shadiq Pasadigoe|Shadiq Pasadigoe]], [[Bupati Tanah Datar]] waktu itu mengatakan, terdapat dua masjid lain di seluruh [[Sumatera Barat]] yang mirip dengan masjid ini karena memang diminta dibangun serupa,{{sfn|Kementerian Agama|pp=2}}{{sfn|Arief|2008}} yakni [[Masjid Saadah]] yang letaknya juga di [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]] tepatnya di [[Gurun, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Gurun]] dan [[Masjid Raya Koto Baru]] di [[Sungai Pagu, Solok Selatan|Sungai Pagu]], [[Kabupaten Solok Selatan]].{{sfn|Nugroho|2009}} |
||
== Bangunan lain == |
== Bangunan lain == |
||
Baris 73: | Baris 73: | ||
* {{cite web|title=Refleksi 100 Tahun Masjid Rao-Rao|year=2008|first=Farid N.|last=Arief|publisher=[[Kementerian Agama Indonesia]]|url=http://www.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12609|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Arief|2008}}}} |
* {{cite web|title=Refleksi 100 Tahun Masjid Rao-Rao|year=2008|first=Farid N.|last=Arief|publisher=[[Kementerian Agama Indonesia]]|url=http://www.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12609|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Arief|2008}}}} |
||
* {{cite book|first1=Catrini Pratihari|last1=Kubontubuh|first2=Suhadi|last2=Hadiwinoto|title=Heritage Reborn: Rehabilitating The Rao-Rao Mosque|publisher=Majalah Heritage Asia|year=2008|volume=5|ISSN=1675-6924|ref={{sfnRef|Kubontubuh|Hadiwinoto|2008}}}} |
* {{cite book|first1=Catrini Pratihari|last1=Kubontubuh|first2=Suhadi|last2=Hadiwinoto|title=Heritage Reborn: Rehabilitating The Rao-Rao Mosque|publisher=Majalah Heritage Asia|year=2008|volume=5|ISSN=1675-6924|ref={{sfnRef|Kubontubuh|Hadiwinoto|2008}}}} |
||
* {{cite web|first=Joko|last=Nugroho|url=http://www.antarasumbar.com/artikel/243/dibangun-di-bawah-iringan-gendang-serunai.html|title=Dibangun di Bawah Iringan Gendang Serunai|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA]] Biro |
* {{cite web|first=Joko|last=Nugroho|url=http://www.antarasumbar.com/artikel/243/dibangun-di-bawah-iringan-gendang-serunai.html|title=Dibangun di Bawah Iringan Gendang Serunai|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA]] Biro Sumatera Barat|date=2009|accessdate=2012-07-08|ref={{sfnRef|Nugroho, Joko|2009}}}} |
||
* {{cite web|url=http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/galeri/photo/82140/82227|title=Masjid Rao-Rao|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.com]]|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Kompas.com}}|archive-date=2014-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20141104001818/http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/galeri/photo/82140/82227|dead-url=yes}} |
* {{cite web|url=http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/galeri/photo/82140/82227|title=Masjid Rao-Rao|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.com]]|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Kompas.com}}|archive-date=2014-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20141104001818/http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/galeri/photo/82140/82227|dead-url=yes}} |
||
{{refend}} |
{{refend}} |
||
Baris 83: | Baris 83: | ||
{{Masjid di Indonesia}} |
{{Masjid di Indonesia}} |
||
{{DEFAULTSORT:Rao Rao, Masjid}} |
{{DEFAULTSORT:Rao Rao, Masjid}} |
||
[[Kategori:Masjid di |
[[Kategori:Masjid di Sumatera Barat]] |
||
[[Kategori:Kabupaten Tanah Datar]] |
[[Kategori:Kabupaten Tanah Datar]] |
||
[[Kategori:Pendirian tahun 1908]] |
[[Kategori:Pendirian tahun 1908]] |
Revisi terkini sejak 29 September 2023 22.22
Masjid Rao-Rao | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Lokasi | |
Lokasi | Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Minangkabau |
Peletakan batu pertama | 1908 |
Rampung | 1918 |
Menara | 1 |
Masjid Rao-Rao adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.[1] Masjid berarsitektur perpaduan Minangkabau dan Persia ini mulai dibangun pada tahun 1908 dengan atap berbahan ijuk sebelum akhirnya diganti menjadi seng.[2]
Sejak berdirinya, masjid ini sempat mengalami kerusakan yang cukup berarti akibat gempa, seperti pada tahun 1926 dan terakhir 2009.[3][4] Namun sejak dibangun, masjid ini belum pernah dipugar secara besar-besaran. Renovasi yang pernah dilakukan hanya berupa pelurusan menara yang miring pada tahun 1975 dan penggantian seluruh keramik lama dengan yang baru sekitar tahun 1990-an.[5][6]
Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama. Awalnya, masjid ini juga sempat dijadikan tempat penyusunan strategi perjuangan menghadapi penjajahan Belanda.[3][1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Masjid Rao Rao terletak di jalan arah dari Batusangkar menuju Bukittinggi, tepatnya di Nagari Rao Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.[2] Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1908,[7] sebagai pengganti Masjid Atap Ijuk di Rao Rao yang dibongkar karena kondisi bangunannya sudah tidak layak.[8] Di tanah wakaf H. Mohammad Thaib Caniago, masjid ini dibangun secara bersama oleh masyarakat Nagari Rao Rao atas prakarsa Abdurrachman Datuk Majo Indo.[9] Pada akhir tahun 1918, pembangunan masjid ini dapat diselesaikan.[3]
Arsitektur
[sunting | sunting sumber]Arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai corak, umumnya yaitu Persia dan Minangkabau. Seperti arsitektur masjid khas Minangkabau lainnya, atap masjid ini berbentuk limas yang terdiri dari empat undakan dengan permukaan cekung, hanya saja di tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap bergonjong mengarah ke empat penjuru mata angin, sementara pada bagian menaranya terdapat ruang berbentuk segi delapan beratapkan kubah.[3][8]
Di dalam ruang salat berdiri empat tiang utama yang terbuat dari beton.[3] Di bagian mihrab masjid yang baru dibuat mimbar permanen pada tahun 1930, dihiasi hiasan berupa pecahan kaca keramik. Mimbar tersebut berukuran 3 × 1,38 meter dengan tinggi 3,1 meter.[3]
Dalam peringatan 100 tahun Masjid Rao Rao pada Oktober 2008, Shadiq Pasadigoe, Bupati Tanah Datar waktu itu mengatakan, terdapat dua masjid lain di seluruh Sumatera Barat yang mirip dengan masjid ini karena memang diminta dibangun serupa,[5][1] yakni Masjid Saadah yang letaknya juga di Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Nagari Gurun dan Masjid Raya Koto Baru di Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan.[10]
Bangunan lain
[sunting | sunting sumber]Di sebelah kiri masjid ini berdiri sebuah bangunan berlantai dua berukuran 7 × 10 m. Bangunan yang disebut "Markaz" tersebut selesai dibangun pada tahun 2001. Sementara itu di sebelah kanan masjid ini juga berdiri sebuah bangunan yang digunakan sebagai sekolah agama, yang sejak tahun 1982 berganti nama menjadi "Darul Huda" (sebelumnya Madrasah Islamiyah).[5]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Catatan kaki
- ^ a b c Arief 2008.
- ^ a b Kementerian Agama, hlm. 1.
- ^ a b c d e f Akbar 2012.
- ^ Kubontubuh & Hadiwinoto 2008.
- ^ a b c Kementerian Agama, hlm. 2.
- ^ Ajisman & Almaizon 2004, hlm. 47.
- ^ Kompas.com.
- ^ a b Ajisman & Almaizon 2004, hlm. 46.
- ^ Mahyuddin, hlm. 167.
- ^ Nugroho 2009.
- Daftar pustaka
- Ajisman; Almaizon (2004). Iim Imadudin, ed. Bangunan Bersejarah di Kabupaten Tanah Datar. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. ISBN 979-938-849-X.
- Akbar, Rus (10 Agustus 2012). "Masjid Rao Rao Jadi Basis Pendidikan & Melawan Penjajah". Okezone.com. Diakses tanggal 2012-08-31.
- Kementerian Agama Indonesia. Serial Rumah Ibadah Bersejarah: Masjid Raya Rao-Rao (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-10-14. Diakses tanggal 2012-07-07.
- Arief, Farid N. (2008). "Refleksi 100 Tahun Masjid Rao-Rao". Kementerian Agama Indonesia. Diakses tanggal 2012-07-07.
- Kubontubuh, Catrini Pratihari; Hadiwinoto, Suhadi (2008). Heritage Reborn: Rehabilitating The Rao-Rao Mosque. 5. Majalah Heritage Asia. ISSN 1675-6924.
- Nugroho, Joko (2009). "Dibangun di Bawah Iringan Gendang Serunai". ANTARA Biro Sumatera Barat. Diakses tanggal 2012-07-08.
- "Masjid Rao-Rao". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-04. Diakses tanggal 2012-07-07.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Masjid Raya Rao Rao Diarsipkan 2012-02-13 di Wayback Machine. di situs web resmi Nagari Rao Rao.