Lompat ke isi

Tugu Pembebasan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(79 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Tugu_peringatan_pembebasan_kewalian_Indrapura.jpg|jmpl|270x270px|Tugu Pembebasan di depan puing-puing istana [[Kerajaan Inderapura|Kesultanan Inderapura]]. Saat ini, berkembang kesalahkaprahan yang menyebut tugu ini sebagai Tugu Kesultanan Inderapura.]]
'''Tugu Pembebasan''' atau '''Tugu PRRI''' merujuk pada tugu yang dibangun selama operasi penumpasan gerakan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) dari 1958 hingga 1961 di [[Sumatra Tengah]], khususnya [[Sumatra Barat]]. Tugu ini didirikan oleh oleh [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|Angkatan Perang Republik Indonesia]] (APRI, atau dijuluki "tentara pusat") di setiap daerah yang berhasil direbut dari pasukan PRRI sebagai simbol kemenangan. Tidak terdapat daftar yang memuat jumlah pasti seluruh tugu, tetapi jumlahnya diperkirakan "ribuan".<ref name=":1">{{Cite book|last=Bahar|first=Dr Brigjen (Purn) Saafroedin|url=https://books.google.co.id/books?id=Tk1jDwAAQBAJ&pg=PA242&dq=tugu+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwizkJf1qM_sAhWp6XMBHYz6A1gQ6AEwA3oECAYQAg#v=onepage&q=tugu%20PRRI&f=false|title=ETNIK, ELITE DAN INTEGRASI NASIONAL: MINANGKABAU 1945-1984 REPUBLIK INDONESIA 1985-2015|publisher=Gre Publishing|language=id}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Ilyas|first=Drg Abraham|date=2016-05-19|url=https://books.google.co.id/books?id=y3SBDwAAQBAJ&pg=PA218&dq=tugu+%22peluru%22+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwifj9yftM_sAhWJc30KHWKpCcAQ6AEwAHoECAEQAg|title=45 Kisah PRRI di Ranah Bunda : Tuah Sekata, Celaka Bersilang|publisher=Lembaga Kekerabatan Datuk Soda|isbn=978-602-71254-0-7|language=id}}</ref><ref name=":0" />
'''Tugu Pembebasan''' atau '''Tugu PRRI''' adalah sejumlah tugu yang dibangun oleh militer Indonesia selama [[Operasi 17 Agustus|operasi penumpasan]] [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) dari 1958 hingga 1961 di [[Sumatra Tengah]], khususnya [[Sumatera Barat]]. Tugu-tugu ini didirikan oleh [[Tentara Nasional Indonesia|Angkatan Perang Republik Indonesia]] (APRI, atau dijuluki "tentara pusat") di setiap daerah yang berhasil mereka duduki. Tidak terdapat daftar yang memuat jumlah pasti seluruh tugu, tetapi keberadaannya tersebar di [[Daftar nagari di Sumatera Barat|setiap nagari]] dan mencapai ribuan.<ref name=":1">{{Cite book|last=[[Saafroedin Bahar]]|first=|url=https://books.google.co.id/books?id=Tk1jDwAAQBAJ&pg=PA242&dq=tugu+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwizkJf1qM_sAhWp6XMBHYz6A1gQ6AEwA3oECAYQAg#v=onepage&q=tugu%20PRRI&f=false|title=ETNIK, ELITE DAN INTEGRASI NASIONAL: MINANGKABAU 1945-1984 REPUBLIK INDONESIA 1985-2015|publisher=Gre Publishing|language=id}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|last=[[A.A. Navis]]|first=|last2=Yusra|first2=Abrar|date=1994|url=https://books.google.co.id/books?id=NKFkAAAAMAAJ&q=tugu+PRRI&dq=tugu+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwizkJf1qM_sAhWp6XMBHYz6A1gQ6AEwAnoECAEQAg|title=Otobiografi A.A. Navis: satiris dan suara kritis dari daerah|location=|publisher=Panitia Peringatan 70 Tahun Sastrawan A.A. Navis & Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama|isbn=|pages=391|language=id|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=[[Gusti Asnan]]|first=|date=2003|url=https://books.google.co.id/books?id=ndZwAAAAMAAJ&q=%22keberadaan+tugu+-+tugu+itu+sangat%22&dq=%22keberadaan+tugu+-+tugu+itu+sangat%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwimy8qCwc_sAhWg6XMBHcQiAWoQ6AEwAHoECAAQAg|title=Kamus sejarah Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-97407-0-0|language=id}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|last=Ilyas|first=Drg Abraham|date=2016-05-19|url=https://books.google.co.id/books?id=y3SBDwAAQBAJ&pg=PA218&dq=tugu+%22peluru%22+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwifj9yftM_sAhWJc30KHWKpCcAQ6AEwAHoECAEQAg|title=45 Kisah PRRI di Ranah Bunda : Tuah Sekata, Celaka Bersilang|publisher=Lembaga Kekerabatan Datuk Soda|isbn=978-602-71254-0-7|language=id}}</ref>


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
{{utama|Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia}}
PRRI dideklrasikan oleh [[Ahmad Husein|Letkol Ahmad Husein]] pada tanggal 15 Februari 1958. Gerakan ini dianggap oleh pemerintah pusat sebagai sebuah pemberontakan. Tentara Indonesia (ketika itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia atau APRI) melakukan operasi gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk memadamkan kekuatan PRRI. Pengerahan kekuatan militer untuk menumpas kekuatan PRRI merupakan yang terbesar yang pernah tercatat dalam [[sejarah militer Indonesia]].


PRRI didekalrasikan oleh [[Ahmad Husein|Letkol Ahmad Husein]] di Padang pada tanggal 15 Februari 1958. Gerakan ini dianggap oleh pemerintah pusat sebagai sebuah pemberontakan. [[Tentara Nasional Indonesia|Tentara Indonesia]] (ketika itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia atau APRI) melakukan operasi gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk memadamkan kekuatan PRRI. Pengerahan kekuatan militer untuk menumpas kekuatan PRRI merupakan yang terbesar yang pernah tercatat dalam [[sejarah militer Indonesia]].<ref name=":1" /><ref name=":3" />
Selama tiga tahun berikutnya, terjadi perang saudara antara tentara pusat dan pasukan PRRI yang memakan banyak korban tewas di pihak PRRI. Jumlah korban PRRI yang singkat jauh lebih besar daripada korban perang dengan Belanda pada zaman [[Revolusi Nasional Indonesia|revolusi kemerdekaan]].<ref>{{Cite book|last=Yusra|first=Abrar|date=2011|url=https://books.google.co.id/books?id=s3m3YARcG_wC&pg=PA100&dq=korban+tewas+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjxvdKDrM_sAhVObSsKHWkuD50Q6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=korban%20tewas%20PRRI&f=false|title=Azwar Anas: teladan dari ranah Minang|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-585-7|language=id}}</ref> Banyak yang tak terlibat PRRI tetapi akhirnya menjadi korban kekerasan seperti penyiksaan, perampokan, dan pemerkosaan.<ref>{{Cite book|last=Nuryanti|first=Reni|last2=Akob|first2=Bachtiar|date=2019-10-01|url=https://books.google.co.id/books?id=JqbTDwAAQBAJ&pg=PT73&dq=PRRI+pemerkosaan&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiIjqadss_sAhWST30KHSgKBIEQ6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=PRRI%20pemerkosaan&f=false|title=Perempuan Dalam Historiografi Indonesia (Eksistensi Dan Dominasi)|publisher=Deepublish|isbn=978-623-02-0688-7|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Zed|first=Mestika|date=2001|url=https://books.google.co.id/books?id=1KtuAAAAMAAJ&q=%22pemerkosaan%22+PRRI&dq=%22pemerkosaan%22+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjt25Cyss_sAhVWSX0KHYxnAucQ6AEwBnoECAMQAg|title=Ahmad Husein: perlawanan seorang pejuang|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=978-979-416-721-2|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Syamdani|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=R9u37gzZMlUC&pg=PA84&dq=PRRI+merupakan+perang+saudara&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjC2_GSrc_sAhXLfH0KHUj6DT4Q6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=PRRI%20merupakan%20perang%20saudara&f=false|title=PRRI, pemberontakan atau bukan?|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-032-3|language=id}}</ref>


Selama tiga tahun lamanya, terjadi perang saudara antara tentara pusat dan pasukan PRRI yang memakan banyak korban di pihak PRRI. Jumlah korban akibat konflik PRRI yang singkat jauh lebih besar daripada korban perang dengan Belanda pada zaman [[Revolusi Nasional Indonesia|revolusi kemerdekaan]].<ref>{{Cite book|last=[[Abrar Yusra]]|first=|date=2011|url=https://books.google.co.id/books?id=s3m3YARcG_wC&pg=PA100&dq=korban+tewas+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjxvdKDrM_sAhVObSsKHWkuD50Q6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=korban%20tewas%20PRRI&f=false|title=Azwar Anas: teladan dari ranah Minang|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-585-7|language=id}}</ref> Selain itu, banyak yang tak terlibat PRRI tetapi menjadi korban kekerasan seperti penyiksaan, perampokan, dan [[pemerkosaan]].<ref name=":3">{{Cite book|last=Syamdani|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=R9u37gzZMlUC&pg=PA84&dq=PRRI+merupakan+perang+saudara&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjC2_GSrc_sAhXLfH0KHUj6DT4Q6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=PRRI%20merupakan%20perang%20saudara&f=false|title=PRRI, pemberontakan atau bukan?|publisher=Media Pressindo|isbn=978-979-788-032-3|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Nuryanti|first=Reni|last2=Akob|first2=Bachtiar|date=2019-10-01|url=https://books.google.co.id/books?id=JqbTDwAAQBAJ&pg=PT73&dq=PRRI+pemerkosaan&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiIjqadss_sAhWST30KHSgKBIEQ6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=PRRI%20pemerkosaan&f=false|title=Perempuan Dalam Historiografi Indonesia (Eksistensi Dan Dominasi)|publisher=Deepublish|isbn=978-623-02-0688-7|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=[[Mestika Zed]]|first=|date=2001|url=https://books.google.co.id/books?id=1KtuAAAAMAAJ&q=%22pemerkosaan%22+PRRI&dq=%22pemerkosaan%22+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjt25Cyss_sAhVWSX0KHYxnAucQ6AEwBnoECAMQAg|title=Ahmad Husein: perlawanan seorang pejuang|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=978-979-416-721-2|language=id}}</ref>
== Pembangunan tugu ==

== Pembangunan ==
{{Quote box
{{Quote box
|align = right
|align = right
Baris 12: Baris 15:
|quote = Orang membaca masa lalu<br/>Dari tonggak disebut tugu<br/>Bentuknya mirip seperti peluru<br/>Karena dibuat penguasa serdadu
|quote = Orang membaca masa lalu<br/>Dari tonggak disebut tugu<br/>Bentuknya mirip seperti peluru<br/>Karena dibuat penguasa serdadu
|author = Abraham Ilyas
|author = Abraham Ilyas
|source = ''45 Kisah PRRI di Ranah Bunda''
|source = ''45 Kisah PRRI di Ranah Bunda''<ref name=":2"/>
}}
}}
Operasi penaklukkan daerah yang dikuasai PRRI disebut pula sebagai operasi pembebasan oleh APRI. Di daerah yang telah dibebaskan, APRI membangun tugu penanda yang terbuat dari semen. Tugu-tugu tersebut, menurut perkiraan [[A.A. Navis]], terdapat di setiap [[nagari]] dan berjumlah ribuan.<ref name=":0">{{Cite book|last=Navis|first=A. A.|last2=Yusra|first2=Abrar|date=1994|url=https://books.google.co.id/books?id=NKFkAAAAMAAJ&q=tugu+PRRI&dq=tugu+PRRI&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwizkJf1qM_sAhWp6XMBHYz6A1gQ6AEwAnoECAEQAg|title=Otobiografi A.A. Navis: satiris dan suara kritis dari daerah|location=|publisher=Panitia Peringatan 70 Tahun Sastrawan A.A. Navis & Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama|isbn=|pages=391|language=id|url-status=live}}</ref> Bentuk tugu umumnya seperti peluru, disertai keterangan tanggal dan nama kesatuan yang melakukan penaklukkan.<ref name=":1" /><ref name=":2" />
Operasi penaklukan daerah yang dikuasai PRRI oleh APRI disebut pula sebagai operasi pembebasan atau [[Operasi 17 Agustus]]. Di daerah yang berhasil diduduki, APRI membangun tugu yang terbuat dari semen. Tugu-tugu tersebut, menurut perkiraan [[A.A. Navis]], terdapat di [[Daftar nagari di Sumatera Barat|setiap nagari]] dan berjumlah "ribuan".<ref name=":0" /> Salah satu bentuk tugu yang umum adalah seperti peluru, disertai keterangan tanggal dan nama kesatuan yang melakukan operasi.<ref name=":1" /><ref name=":2" />

A.A. Navis menyebut kehadiran Tugu Pembebasan di setiap nagari sebagai "lambang penindasan" dan meninggalkan kesan traumatis bagi [[orang Minangkabau]]. Tugu-tugu tersebut mengingatkan mereka akan "mengerikannya perang saudara PRRI" dan menjadi "impitan jiwa yang tidak berkesudahan".<ref name=":0" />

== Penghancuran ==
[[Berkas:Tugu di Muaro Paneh Solok 2023.jpg|jmpl|270x270px|Tugu Pembebasan di [[Muaro Paneh, Bukit Sundi, Solok|Muaro Paneh]], [[Kabupaten Solok|Solok]].]]
Hampir seluruh Tugu Pembebasan yang jumlahnya "ribuan" telah dihancurkan semasa kepemimpinan Gubernur Sumatera Barat [[Harun Al-Rasjid Zain|Harun Zain]] dan [[Komando Daerah Militer III/17 Agustus]] [[R. Widodo]] pada era 1970-an.<ref>{{Cite book|last=[[Marthias Dusky Pandoe]]|first=|date=2010|url=https://books.google.co.id/books?id=ta05V3dVGlAC&pg=PA94&dq=%22trauma+*+PRRI%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjlwf_ixL_rAhXCX30KHToKCFoQ6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=%22trauma%20*%20PRRI%22&f=false|title=Jernih melihat cermat mencatat: antologi karya jurnalistik wartawan senior Kompas|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-487-4|language=id}}</ref> A.A. Navis merupakan salah seorang yang mendesak gubernur untuk melakukan penghancuran tersebut.<ref name=":0" /> Keberadaan tugu dianggap dapat mempertajam trauma akibat PRRI, sementara masyarakat berupaya melenyapkannya.<ref>{{Cite book|last=Marthias Dusky Pandoe|first=|date=2001|url=https://books.google.co.id/books?id=TRJlAAAAMAAJ&q=%22Momen+peringatan+hari+Proklamasi+,+tugu+tersebut+dianjurkan+dikapuri%22&dq=%22Momen+peringatan+hari+Proklamasi+,+tugu+tersebut+dianjurkan+dikapuri%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjp6srnwc_sAhXo9nMBHfrvAdIQ6AEwAHoECAEQAg|title=A nan takana (apa yang teringat): memoar seorang wartawan|publisher=Kompas|isbn=978-979-709-002-9|language=id}}</ref> Awalnya, tugu yang ada dikapuri, sehingga kata "Pembebasan" menjadi hilang. Lama kelamaan, tugu-tugu dibongkar berhubung di atas bekas lahannya didirikan kantor desa, pos, dan sebagainya.<ref>{{Cite book|last=Yusra|first=Abrar|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=IL9uAAAAMAAJ&q=%22dianjurkan+dikapuri+,+sehingga+kata+-+kata%22&dq=%22dianjurkan+dikapuri+,+sehingga+kata+-+kata%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjzhbCd77jvAhWNeX0KHUr2B_IQ6AEwAHoECAAQAg|title=Tokoh yang berhati rakyat: biografi Harun Zain|publisher=Yayasan Gebu Minang|isbn=978-979-8428-01-2|language=id}}</ref>

Meskipun Tugu Pembebasan dalam jumlah besar sudah lenyap, terdapat beberapa yang masih tersisa, seperti di [[Indarung, Lubuk Kilangan, Padang|Indarung, Padang]];<ref>http://www.semenpadang.co.id/forum_nagari_2019/indarung/files/basic-html/page7.html</ref><ref>https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-pasukan-tank-tni-menggempur-musuh-bak-film-fury.html</ref> [[Kurai Taji, Nan Sabaris, Padang Pariaman|Kurai Taji]], [[Kabupaten Padang Pariaman|Padang Pariaman]];<ref>https://talogondan.files.wordpress.com/2016/01/img.pdf</ref> [[Muaro Paneh, Bukit Sundi, Solok|Muaro Paneh]], [[Koto Gadang Guguak, Gunung Talang, Solok|Koto Gadang Guguak]], dan [[Sulit Air, X Koto Diatas, Solok|Sulit Air]], [[Kabupaten Solok|Solok]];<ref name=":2" /> [[Paninjauan, Sepuluh Koto, Tanah Datar|Paninjauan, Tanah Datar]]; [[Air Bangis, Sungai Beremas, Pasaman Barat|Air Bangis, Pasaman Barat]];<ref>{{Cite web |url=https://spkt.kemdikbud.go.id/tugu-perjuangan-prri |title=Salinan arsip |access-date=2020-10-26 |archive-date=2020-10-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201030010641/https://spkt.kemdikbud.go.id/tugu-perjuangan-prri |dead-url=yes }}</ref> serta [[Muaro Sakai Inderapura, Pancung Soal, Pesisir Selatan|Muaro Sakai, Pesisir Selatan]]. Namun, berkembang kesalahkaprahan terhadap Tugu Pembebasan yang berdiri saat ini sehingga ada yang malah menyebutnya sebagai Tugu Persatuan, Tugu Pancasila, Tugu Perjuangan, dan Tugu PDRI.

== Lihat pula ==


* [[Tugu Pahlawan Tak Dikenal]]
A.A. Navis menulis, kehadiran Tugu Pembebasan di setiap nagari memberi kesan traumatis kepada masyarakat Minangkabau dan menjadi "lambang penindasan". Tugu-tugu tersebut "mengingatkan mereka masa suram dan mengerikannya perang saudara PRRI" dan menjadi "impitan jiwa yang tidak berkesudahan".<ref name=":0" />


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|2}}


[[Kategori:Sejarah Sumatra Barat]]
[[Kategori:Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]]
[[Kategori:Monumen di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah militer Indonesia]]

Revisi terkini sejak 30 September 2023 06.14

Tugu Pembebasan di depan puing-puing istana Kesultanan Inderapura. Saat ini, berkembang kesalahkaprahan yang menyebut tugu ini sebagai Tugu Kesultanan Inderapura.

Tugu Pembebasan atau Tugu PRRI adalah sejumlah tugu yang dibangun oleh militer Indonesia selama operasi penumpasan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dari 1958 hingga 1961 di Sumatra Tengah, khususnya Sumatera Barat. Tugu-tugu ini didirikan oleh Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI, atau dijuluki "tentara pusat") di setiap daerah yang berhasil mereka duduki. Tidak terdapat daftar yang memuat jumlah pasti seluruh tugu, tetapi keberadaannya tersebar di setiap nagari dan mencapai ribuan.[1][2][3][4]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

PRRI didekalrasikan oleh Letkol Ahmad Husein di Padang pada tanggal 15 Februari 1958. Gerakan ini dianggap oleh pemerintah pusat sebagai sebuah pemberontakan. Tentara Indonesia (ketika itu bernama Angkatan Perang Republik Indonesia atau APRI) melakukan operasi gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara untuk memadamkan kekuatan PRRI. Pengerahan kekuatan militer untuk menumpas kekuatan PRRI merupakan yang terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah militer Indonesia.[1][5]

Selama tiga tahun lamanya, terjadi perang saudara antara tentara pusat dan pasukan PRRI yang memakan banyak korban di pihak PRRI. Jumlah korban akibat konflik PRRI yang singkat jauh lebih besar daripada korban perang dengan Belanda pada zaman revolusi kemerdekaan.[6] Selain itu, banyak yang tak terlibat PRRI tetapi menjadi korban kekerasan seperti penyiksaan, perampokan, dan pemerkosaan.[5][7][8]

Pembangunan

[sunting | sunting sumber]

Orang membaca masa lalu
Dari tonggak disebut tugu
Bentuknya mirip seperti peluru
Karena dibuat penguasa serdadu

Abraham Ilyas, 45 Kisah PRRI di Ranah Bunda[4]

Operasi penaklukan daerah yang dikuasai PRRI oleh APRI disebut pula sebagai operasi pembebasan atau Operasi 17 Agustus. Di daerah yang berhasil diduduki, APRI membangun tugu yang terbuat dari semen. Tugu-tugu tersebut, menurut perkiraan A.A. Navis, terdapat di setiap nagari dan berjumlah "ribuan".[2] Salah satu bentuk tugu yang umum adalah seperti peluru, disertai keterangan tanggal dan nama kesatuan yang melakukan operasi.[1][4]

A.A. Navis menyebut kehadiran Tugu Pembebasan di setiap nagari sebagai "lambang penindasan" dan meninggalkan kesan traumatis bagi orang Minangkabau. Tugu-tugu tersebut mengingatkan mereka akan "mengerikannya perang saudara PRRI" dan menjadi "impitan jiwa yang tidak berkesudahan".[2]

Penghancuran

[sunting | sunting sumber]
Tugu Pembebasan di Muaro Paneh, Solok.

Hampir seluruh Tugu Pembebasan yang jumlahnya "ribuan" telah dihancurkan semasa kepemimpinan Gubernur Sumatera Barat Harun Zain dan Komando Daerah Militer III/17 Agustus R. Widodo pada era 1970-an.[9] A.A. Navis merupakan salah seorang yang mendesak gubernur untuk melakukan penghancuran tersebut.[2] Keberadaan tugu dianggap dapat mempertajam trauma akibat PRRI, sementara masyarakat berupaya melenyapkannya.[10] Awalnya, tugu yang ada dikapuri, sehingga kata "Pembebasan" menjadi hilang. Lama kelamaan, tugu-tugu dibongkar berhubung di atas bekas lahannya didirikan kantor desa, pos, dan sebagainya.[11]

Meskipun Tugu Pembebasan dalam jumlah besar sudah lenyap, terdapat beberapa yang masih tersisa, seperti di Indarung, Padang;[12][13] Kurai Taji, Padang Pariaman;[14] Muaro Paneh, Koto Gadang Guguak, dan Sulit Air, Solok;[4] Paninjauan, Tanah Datar; Air Bangis, Pasaman Barat;[15] serta Muaro Sakai, Pesisir Selatan. Namun, berkembang kesalahkaprahan terhadap Tugu Pembebasan yang berdiri saat ini sehingga ada yang malah menyebutnya sebagai Tugu Persatuan, Tugu Pancasila, Tugu Perjuangan, dan Tugu PDRI.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Saafroedin Bahar. ETNIK, ELITE DAN INTEGRASI NASIONAL: MINANGKABAU 1945-1984 REPUBLIK INDONESIA 1985-2015. Gre Publishing. 
  2. ^ a b c d A.A. Navis; Yusra, Abrar (1994). Otobiografi A.A. Navis: satiris dan suara kritis dari daerah. Panitia Peringatan 70 Tahun Sastrawan A.A. Navis & Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 391. 
  3. ^ Gusti Asnan (2003). Kamus sejarah Minangkabau. Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. ISBN 978-979-97407-0-0. 
  4. ^ a b c d Ilyas, Drg Abraham (2016-05-19). 45 Kisah PRRI di Ranah Bunda : Tuah Sekata, Celaka Bersilang. Lembaga Kekerabatan Datuk Soda. ISBN 978-602-71254-0-7. 
  5. ^ a b Syamdani (2009). PRRI, pemberontakan atau bukan?. Media Pressindo. ISBN 978-979-788-032-3. 
  6. ^ Abrar Yusra (2011). Azwar Anas: teladan dari ranah Minang. Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-585-7. 
  7. ^ Nuryanti, Reni; Akob, Bachtiar (2019-10-01). Perempuan Dalam Historiografi Indonesia (Eksistensi Dan Dominasi). Deepublish. ISBN 978-623-02-0688-7. 
  8. ^ Mestika Zed (2001). Ahmad Husein: perlawanan seorang pejuang. Pustaka Sinar Harapan. ISBN 978-979-416-721-2. 
  9. ^ Marthias Dusky Pandoe (2010). Jernih melihat cermat mencatat: antologi karya jurnalistik wartawan senior Kompas. Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-487-4. 
  10. ^ Marthias Dusky Pandoe (2001). A nan takana (apa yang teringat): memoar seorang wartawan. Kompas. ISBN 978-979-709-002-9. 
  11. ^ Yusra, Abrar (1997). Tokoh yang berhati rakyat: biografi Harun Zain. Yayasan Gebu Minang. ISBN 978-979-8428-01-2. 
  12. ^ http://www.semenpadang.co.id/forum_nagari_2019/indarung/files/basic-html/page7.html
  13. ^ https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-pasukan-tank-tni-menggempur-musuh-bak-film-fury.html
  14. ^ https://talogondan.files.wordpress.com/2016/01/img.pdf
  15. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-30. Diakses tanggal 2020-10-26.