Lompat ke isi

Muara Teweh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(39 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Ibukota kabupaten
[[Berkas:Balai_Basarah_Induk_Intan_Kaharingan_Muara_Teweh.JPG|jmpl|250px|Balai Basarah Induk Intan Kaharingan di Muara Teweh Mr.5t0n3]]
|peta ={{Location map+|Kalimantan Tengah|width=250|float=center|label=[[Kalimantan Tengah]]|caption=|places={{Location map~|Kalimantan Tengah|mark=Red pog.svg|marksize=8|label=Muara Teweh|position=top|label_width=100|label_size=100|lat_deg=-0.95348|lon_deg=114.89807}}}}
|foto =Balai_Basarah_Induk_Intan_Kaharingan_Muara_Teweh.JPG
|caption =Balai Basarah, rumah ibadah umat Hindu Kaharingan di Muara Teweh
|nama =Muara Teweh
|provinsi =Kalimantan Tengah
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Barito Utara
|kecamatan =Teweh Tengah
|kode pos =[[Daftar kode pos di Indonesia|73811]]
|luas =60,76
|penduduk =46441
|penduduktahun =[[2021]]
|pendudukref =
|kepadatan =764
|coordinates ={{coords|-0.95348|114.89807|display=title,inline}}
|zona = [[Waktu Indonesia Barat]]
|zona_utc = +07:00
|kodearea = 0513
}}


'''Muara Teweh''' (disingkat: '''MTW'''<ref>http://ftp.paudni.kemdiknas.go.id/paudni/2011/06/SNI_7657-2010_Singkatan_Nama_Kota.pdf</ref>) adalah sebuah [[Kota]] yang terletak di provinsi [[Kalimantan Tengah]], Indonesia. Kota ini merupakan ibu kota dari [[Kabupaten Barito Utara]].
'''Muara Teweh''' (disingkat: '''MTW'''<ref>http://ftp.paudni.kemdiknas.go.id/paudni/2011/06/SNI_7657-2010_Singkatan_Nama_Kota.pdf{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>) adalah ibu kota [[Kabupaten Barito Utara]] yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari [[Kabupaten Barito Utara]]. Muara Teweh juga merupakan sebuah kawasan yang terletak di provinsi [[Kalimantan Tengah]], [[Indonesia]]. Wilayah ini berada di kecamatan [[Teweh Tengah, Barito Utara|Teweh Tengah]]. Wilayah cakupan Muara Teweh adalah kelurahan [[Lanjas, Teweh Tengah, Barito Utara|Lanjas]] dan kelurahan [[Melayu, Teweh Tengah, Barito Utara|Melayu]].


Pertambangan [[batu bara]] dan [[emas]] serta perkebunan [[kelapa sawit]], rotan dan [[karet]] merupakan produk andalan dari Kabupaten Barito Utara.
Suku asli di Muara teweh yakni:
* [[Suku Dayak Taboyan]] atau disebut juga ''Dayak Tawoyan'' dan
* [[Suku Dayak Maanyan|Dayak Maanyan]].
Kehutanan, pertambangan [[batu bara]] dan [[emas]] serta perkebunan [[kelapa sawit]], rotan dan [[karet]] merupakan produk andalan dari Kabupaten Barito Utara dengan ibu kotanya Muara Teweh.


== Asal usul nama Muara Teweh ==
== Asal usul nama Muara Teweh ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht in Moearatewe TMnr 10016900.jpg|Rumah di pinggir sungai Muara Teweh|jmpl|250px]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht in Moearatewe TMnr 10016900.jpg|Rumah di pinggir sungai Muara Teweh|jmpl|250px]]


* Kota Muara Teweh merupakan tempat utama perkebunan lada Sultan Banjar, nama Muara Teweh berasal dari bahasa Banjar Kuala, [[muara]]; sedangkan dalam Banjar Hulu, muara disebut "muhara".
* Kota Muara Teweh dan [[Tanah Dusun]] merupakan tempat utama perkebunan lada Sultan [[Sepuh dari Banjar]], nama Muara Teweh berasal dari bahasa Banjar Kuala, yaitu [[muara]].<ref>https://web.archive.org/web/20120118065114/http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf</ref>
* Dalam komunitas Suku Bayan Dusun Pepas, disebut Nangei Tiwei (Nangei = Tumbang, Muara; Tiwei = Ikan Seluang Tiwei).
* Dalam komunitas Suku Bayan Dusun Pepas, disebut Nangei Tiwei (Nangei = Tumbang, Muara; Tiwei = Ikan Seluang Tiwei).
* Pada komunikasi Suku Bayan Bintang Ninggi, disebut Nangei Musini (Nangei Musini = Muara Musini).
* Pada komunikasi Suku Bayan Bintang Ninggi, disebut Nangei Musini (Nangei Musini = Muara Musini).
* Pada Komunitas Suku Dusun Taboyan Malawaken, disebut Ulung Tiwei (Ulung Tiwei = Muara Tiwei, di mana Ulung Tiwei ini merupakan rumpun bahasa sebelah Timur/Mahakam. Misalnya, Ulung Ngiram disingkat Long Ngiram, jadi Ulung Tiwei disingkat Long Tiwei).yang kemudian oleh kolonial Belanda dimelayukan menjadi Muara Teweh.
* Pada Komunitas Suku Dusun Taboyan Malawaken, disebut Ulung Tiwei (Ulung Tiwei = Muara Tiwei, di mana Ulung Tiwei ini merupakan rumpun bahasa sebelah Timur/Mahakam. Misalnya, Ulung Ngiram disingkat Long Ngiram, jadi Ulung Tiwei disingkat Long Tiwei).yang kemudian oleh kolonial Belanda dimelayukan menjadi Muara Teweh.
* Pada komunitas dayak Tewoyan di kec.Teweh Timur,kec.Gunung Purei,Oleng Tiwei(Muara Teweh)
* Pada komunitas dayak Tewoyan di kecamatan Teweh Timur, kecamatan Gunung Purei, Oleng Tiwei (Muara Teweh)


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret bij een houten Dajak beeld in Moearatewe TMnr 60040648.jpg|jmpl|kiri|250px|Etnis Dayak di Muara Teweh di awal abad ke-20]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret bij een houten Dajak beeld in Moearatewe TMnr 60040648.jpg|jmpl|kiri|250px|Etnis Dayak di Muara Teweh di awal abad ke-20]]


Di kota Muara Teweh pernah terdapat benteng peninggalan Belanda. Lokasinya dahulu terletak pada lokasi Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Barito Utara yang sekarang. Sebagai ibu kota Kabupaten, hingga sekitar menjelang tahun 1962 masih belum terdapat kendaraan roda empat di kota ini. Transportasi darat di dalam kota biasanya dilakukan dengan menggunakan sepeda roda dua sebagai alternatif berjalan kaki. Sedangkan hubungan transportasi dengan kota-kota lain disekitarnya, umumnya dengan memanfaatkan transportasi sungai, melalui sungai Barito. Di pinggiran sungai Barito ini dapat pula terlihat ''rumah-rumah apung'' yang dalam bahasa setempat disebut ''[[rumah lanting]]''. Kendaraan roda 4 baru masuk di kota ini sekitar tahun 1962, di mulai dengan hadirnya 1 buah mobil jeep (''Gaz'') dan 1 buah truck, kendaraan dinas yang dimiliki oleh militer.Dan di dekat teluk mati ada kapal onrush millik belanda pernah tenggelam di teluk itu
Di kota Muara Teweh pernah terdapat benteng peninggalan Belanda. Lokasinya dahulu terletak pada lokasi Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Barito Utara yang sekarang. Sebagai ibu kota Kabupaten, hingga sekitar menjelang tahun 1962 masih belum terdapat kendaraan roda empat di kota ini. Transportasi darat di dalam kota biasanya dilakukan dengan menggunakan sepeda roda dua sebagai alternatif berjalan kaki.
Sedangkan hubungan transportasi dengan kota-kota lain di sekitarnya, umumnya dengan memanfaatkan transportasi sungai, melalui sungai Barito. Di pinggiran sungai Barito ini dapat pula terlihat ''rumah-rumah apung'' yang dalam bahasa setempat disebut ''[[rumah lanting]]''. Kendaraan roda 4 baru masuk di kota ini sekitar tahun 1962, dimulai dengan hadirnya 1 buah mobil jeep (''Gaz'') dan 1 buah truck, kendaraan dinas yang dimiliki oleh militer. Dan di dekat teluk mati ada kapal onrush milik belanda pernah tenggelam di teluk itu.

== Demografi ==
=== Suku dan Bahasa ===
Berdasarkan [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Tengah sangat beragam dari 2.205.700 jiwa penduduk, yakni suku asal Kalimantan di luar Dayak 588.650 jiwa (26,69%), [[Suku Jawa|Jawa]] 478.434 jiwa (21,69%), [[Suku Banjar|Banjar]] 464.260 jiwa (21,05%), [[Suku Dayak|Dayak]] 450.682 jiwa (20,43%), [[Suku Melayu|Melayu]] 86.322 (3,91%), [[Suku Madura|Madura]] 42.668 jiwa (1,93%), [[Suku Sunda|Sunda]] 28.565 jiwa (1,30%), [[Suku Batak|Batak]] 12.324 jiwa (0,56%) dan suku lainnya 2,44%.<ref name="SUKU"/> Suku atau penduduk asli Barito Utara adalah suku [[Suku Dayak Bakumpai|Dayak Bakumpai]] dan [[Suku Dayak Taboyan|Dayak Taboyan]] atau disebut juga ''Dayak Tawoyan''. Bahasa yang digunakan, selaian bahasa resmi nasional bahasa [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], keseharian penduduk juga memakai bahasa [[Bahasa Dayak|Dayak]] dialek Barito Utara.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|title=Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|website=www.bps.go.id|accessdate=9 September 2021|pages=36-41|format=pdf}}</ref>

=== Agama ===
Tahun 2021, jumlah penduduk Muara Teweh yang mencakup kelurahan Lanjas dan Melayu, sebanyak 46.441 jiwa, dengan kepadatan 764 jiwa/km². Adapun persentasi penduduk Muara Teweh berdasarkan agama yang dianut, berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] 2021, yakni pemeluk agama [[Islam]] 88,60%, kemudian [[Kekristenan]] sebanyak 10,62%, dengan rincian [[Protestan]] 8,28% dan [[Katolik]] 2,34%. Kemudian yang beragama [[Hindu]], khususnya Kaharingan sebanyak 0,68%, [[Agama Buddha|Buddha]] 0,08% dan lainnya 0,02%.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=9 September 2021|format=Visual}}</ref>


== Transportasi ==
== Transportasi ==
=== Pesawat ===
* [[Bandar Udara Beringin]]
* [[Bandar Udara Haji Muhammad Sidik]]


== Rujukan ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{Kabupaten Barito Utara}}
{{Kalimantan Tengah}}


[[Kategori:Kabupaten Barito Utara]]
[[Kategori:Kabupaten Barito Utara]]

Revisi terkini sejak 19 Oktober 2023 06.45

Muara Teweh
Balai Basarah, rumah ibadah umat Hindu Kaharingan di Muara Teweh
Balai Basarah, rumah ibadah umat Hindu Kaharingan di Muara Teweh
Kalimantan Tengah di Kalimantan Tengah
Muara Teweh
Muara Teweh
Peta lokasi Muara Teweh
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Tengah
KabupatenBarito Utara
KecamatanTeweh Tengah
Luas
 • Total60,76 km2 (23,46 sq mi)
Populasi
 (2021)
 • Total46.441
 • Kepadatan764/km2 (1,980/sq mi)
Zona waktuUTC+07:00 (Waktu Indonesia Barat)
Kode area telepon0513

Muara Teweh (disingkat: MTW[1]) adalah ibu kota Kabupaten Barito Utara yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Barito Utara. Muara Teweh juga merupakan sebuah kawasan yang terletak di provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Wilayah ini berada di kecamatan Teweh Tengah. Wilayah cakupan Muara Teweh adalah kelurahan Lanjas dan kelurahan Melayu.

Pertambangan batu bara dan emas serta perkebunan kelapa sawit, rotan dan karet merupakan produk andalan dari Kabupaten Barito Utara.

Asal usul nama Muara Teweh

[sunting | sunting sumber]
Rumah di pinggir sungai Muara Teweh
  • Kota Muara Teweh dan Tanah Dusun merupakan tempat utama perkebunan lada Sultan Sepuh dari Banjar, nama Muara Teweh berasal dari bahasa Banjar Kuala, yaitu muara.[2]
  • Dalam komunitas Suku Bayan Dusun Pepas, disebut Nangei Tiwei (Nangei = Tumbang, Muara; Tiwei = Ikan Seluang Tiwei).
  • Pada komunikasi Suku Bayan Bintang Ninggi, disebut Nangei Musini (Nangei Musini = Muara Musini).
  • Pada Komunitas Suku Dusun Taboyan Malawaken, disebut Ulung Tiwei (Ulung Tiwei = Muara Tiwei, di mana Ulung Tiwei ini merupakan rumpun bahasa sebelah Timur/Mahakam. Misalnya, Ulung Ngiram disingkat Long Ngiram, jadi Ulung Tiwei disingkat Long Tiwei).yang kemudian oleh kolonial Belanda dimelayukan menjadi Muara Teweh.
  • Pada komunitas dayak Tewoyan di kecamatan Teweh Timur, kecamatan Gunung Purei, Oleng Tiwei (Muara Teweh)
Etnis Dayak di Muara Teweh di awal abad ke-20

Di kota Muara Teweh pernah terdapat benteng peninggalan Belanda. Lokasinya dahulu terletak pada lokasi Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Barito Utara yang sekarang. Sebagai ibu kota Kabupaten, hingga sekitar menjelang tahun 1962 masih belum terdapat kendaraan roda empat di kota ini. Transportasi darat di dalam kota biasanya dilakukan dengan menggunakan sepeda roda dua sebagai alternatif berjalan kaki.

Sedangkan hubungan transportasi dengan kota-kota lain di sekitarnya, umumnya dengan memanfaatkan transportasi sungai, melalui sungai Barito. Di pinggiran sungai Barito ini dapat pula terlihat rumah-rumah apung yang dalam bahasa setempat disebut rumah lanting. Kendaraan roda 4 baru masuk di kota ini sekitar tahun 1962, dimulai dengan hadirnya 1 buah mobil jeep (Gaz) dan 1 buah truck, kendaraan dinas yang dimiliki oleh militer. Dan di dekat teluk mati ada kapal onrush milik belanda pernah tenggelam di teluk itu.

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Suku dan Bahasa

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku bangsa yang terdapat di Kalimantan Tengah sangat beragam dari 2.205.700 jiwa penduduk, yakni suku asal Kalimantan di luar Dayak 588.650 jiwa (26,69%), Jawa 478.434 jiwa (21,69%), Banjar 464.260 jiwa (21,05%), Dayak 450.682 jiwa (20,43%), Melayu 86.322 (3,91%), Madura 42.668 jiwa (1,93%), Sunda 28.565 jiwa (1,30%), Batak 12.324 jiwa (0,56%) dan suku lainnya 2,44%.[3] Suku atau penduduk asli Barito Utara adalah suku Dayak Bakumpai dan Dayak Taboyan atau disebut juga Dayak Tawoyan. Bahasa yang digunakan, selaian bahasa resmi nasional bahasa Indonesia, keseharian penduduk juga memakai bahasa Dayak dialek Barito Utara.[3]

Tahun 2021, jumlah penduduk Muara Teweh yang mencakup kelurahan Lanjas dan Melayu, sebanyak 46.441 jiwa, dengan kepadatan 764 jiwa/km². Adapun persentasi penduduk Muara Teweh berdasarkan agama yang dianut, berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri 2021, yakni pemeluk agama Islam 88,60%, kemudian Kekristenan sebanyak 10,62%, dengan rincian Protestan 8,28% dan Katolik 2,34%. Kemudian yang beragama Hindu, khususnya Kaharingan sebanyak 0,68%, Buddha 0,08% dan lainnya 0,02%.[4]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]