Lompat ke isi

Tri Tuntutan Rakyat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NaufalF (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh 203.78.121.13 (bicara) ke revisi terakhir oleh Rachmat04 (🔍)
Tag: Pembatalan
k Mengembalikan suntingan oleh 114.125.185.112 (bicara) ke revisi terakhir oleh Kuramochi Akihiko
Tag: Pengembalian
 
(16 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{noref}}
{{noref}}
'''Tri Tuntutan Rakyat''' (disingkat '''Tritura''') adalah tiga tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para [[mahasiswa]] yang tergabung dalam [[Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia]] (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI).
'''Tri Tuntutan Rakyat''' (disingkat '''Tritura''') adalah 3 tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para [[mahasiswa]] yang tergabung dalam [[Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia]] (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI).


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran [[PKI]] semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara [[Indonesia]] sudah sangat parah, baik dari segi [[ekonomi]] maupun [[politik]]. Harga barang naik sangat tinggi terutama [[Bahan bakar minyak]] (BBM). Oleh karenanya, pada tanggal [[12 Januari]] [[1966]], KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:
Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara [[Indonesia]] sudah sangat parah, baik dari segi [[ekonomi]] maupun [[politik]]. Harga barang naik sangat tinggi terutama [[bahan bakar minyak]] (BBM). Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:

# Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
# Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
# Perombakan [[kabinet Dwikora]]
# Perombakan [[kabinet Dwikora]]
# Turunkan harga pangan
# Turunkan harga pangan
Tuntutan I dan II sebelumnya sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan [[Gerakan 30 September]]). Sedangkan tuntutan III baru diserukan saat itu. Tuntutan III sangat menyentuh kepentingan orang banyak.


== Respons pemerintah ==
Tuntutan pertama dan kedua sebelumnya sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan [[Gerakan 30 September]]). Sedangkan tuntutan ketiga baru diserukan saat itu. Tuntutan ketiga sangat menyentuh kepentingan orang banyak.
Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden [[Soekarno]] mengumumkan perombakan kabinet. Dalam kabinet itu duduk para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi demonstrasinya. Tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Dalam insiden yang terjadi dengan [[Resimen Tjakrabirawa]], Pasukan Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa bernama [[Arif Rahman Hakim]] tewas tertembak. Pada tanggal 25 Februari 1966, KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).

Pada tanggal [[21 Februari]] [[1966]] Presiden Soekarno mengumumkan perombakan kabinet. Dalam kabinet itu duduk para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi demonstrasinya. Tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Dalam insiden yang terjadi dengan [[Resimen Tjakrabirawa]], Pasukan Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa [[Arif Rahman Hakim]] meninggal. Pada tanggal [[25 Februari]] 1966 KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).


Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya [[Surat Perintah 11 Maret]] 1966 (dikenal dengan nama "Supersemar") oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban
Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya [[Surat Perintah Sebelas Maret|Surat Perintah 11 Maret]] (dikenal dengan nama "Supersemar") oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada [[Mayor Jenderal]] [[Soeharto]] selaku [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|panglima Angkatan Darat]] untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 24: Baris 23:
[[Kategori:Masa transisi Orde Lama ke Orde Baru]]
[[Kategori:Masa transisi Orde Lama ke Orde Baru]]
[[Kategori:Soekarno]]
[[Kategori:Soekarno]]
{{Authority control}}

Revisi terkini sejak 8 November 2023 03.37

Tri Tuntutan Rakyat (disingkat Tritura) adalah 3 tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga barang naik sangat tinggi terutama bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura adalah:

  1. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
  2. Perombakan kabinet Dwikora
  3. Turunkan harga pangan

Tuntutan I dan II sebelumnya sudah pernah diserukan oleh KAP-Gestapu (Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September). Sedangkan tuntutan III baru diserukan saat itu. Tuntutan III sangat menyentuh kepentingan orang banyak.

Respons pemerintah[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno mengumumkan perombakan kabinet. Dalam kabinet itu duduk para simpatisan PKI. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi demonstrasinya. Tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak. Pada tanggal 25 Februari 1966, KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).

Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya Surat Perintah 11 Maret (dikenal dengan nama "Supersemar") oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

Referensi[sunting | sunting sumber]