Lompat ke isi

Estrogen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Menambah Kategori:Pubertas menggunakan HotCat
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Estriol.svg|thumb|[[Estriol]]]]
[[Berkas:Estriol.svg|jmpl|[[Estriol]]]]
[[Berkas:Oestradiol-2D-skeletal.png|thumb|[[Estradiol]]]]
[[Berkas:Estradiol.svg|jmpl|[[Estradiol]]]]
[[Berkas:Estrone structure.svg|thumb|[[Estron]]]]
[[Berkas:Estrone structure.svg|jmpl|[[Estron]]]]
'''Estrogen''' (atau '''oestrogen''') adalah sekelompok senyawa [[steroid]] yang berfungsi terutama sebagai [[hormon]] [[seks]] [[wanita]]. Walaupun terdapat baik dalam tubuh [[pria]] maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda [[kelamin]] [[Tanda kelamin sekunder|sekunder]] pada wanita, seperti [[payudara]], dan juga terlibat dalam penebalan [[endometrium]] maupun dalam pengaturan [[siklus haid]]. Pada saat [[menopause]], estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya ''hot flash'', berkeringat pada waktu [[tidur]], dan kecemasan yang berlebihan.
'''Estrogen''' (atau '''oestrogen''') adalah sekelompok senyawa [[steroid]] yang berfungsi terutama sebagai [[Steroid seks|hormon seks]] wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan [[Ciri kelamin sekunder|tanda-tanda kelamin sekunder]] pada wanita, seperti [[payudara]], dan juga terlibat dalam penebalan [[endometrium]] maupun dalam pengaturan [[siklus haid]]. Pada saat [[menopause]], estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya ''hot flash'', berkeringat pada waktu [[tidur]], dan kecemasan yang berlebihan.


Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah [[estradiol]], [[estriol]], dan [[estron]]. Sejak ''[[menarche]]'' sampai [[menopause]], estrogen utama adalah [[estradiol|17β-estradiol]]. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari [[androgen]] dengan bantuan [[enzim]]. Estradiol dibuat dari [[testosteron]], sedangkan estron dibuat dari [[androstenadion]]. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen<ref>{{cite journal | author = Fang H, Tong W, Shi L, Blair R, Perkins R, Branham W, Hass B, Xie Q, Dial S, Moland C, Sheehan D | title = Structure-activity relationships for a large diverse set of natural, synthetic, and environmental estrogens. | journal = Chem Res Toxicol | volume = 14 | issue = 3 | pages = 280-94 | year = 2001 | id = PMID 11258977}}</ref>. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut ''xenoestrogen'', sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut ''fitoestrogen''.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah [[estradiol]], [[estriol]], dan [[estron]]. Sejak [[menarke]] sampai menopause, estrogen utama adalah [[estradiol|17β-estradiol]]. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari [[androgen]] dengan bantuan [[enzim]]. Estradiol dibuat dari [[testosteron]], sedangkan estron dibuat dari [[androstenadion]]. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen.<ref>{{cite journal | author = Fang H, Tong W, Shi L, Blair R, Perkins R, Branham W, Hass B, Xie Q, Dial S, Moland C, Sheehan D | title = Structure-activity relationships for a large diverse set of natural, synthetic, and environmental estrogens. | journal = Chem Res Toxicol | volume = 14 | issue = 3 | pages = 280-94 | year = 2001 | id = PMID 11258977}}</ref> Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut ''xenoestrogen'', sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut ''fitoestrogen''.


Estrogen digunakan sebagai bahan pil [[kontrasepsi]] dan juga terapi bagi wanita [[menopause]].
Estrogen digunakan sebagai bahan pil [[kontrasepsi]] dan juga terapi bagi wanita menopause.


Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena [[kanker payudara]],<ref>{{en}}{{cite web
Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena [[kanker payudara]],<ref>{{en}} {{cite web
| url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18637481
| url = http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18637481
| title = Mechanisms of hormone carcinogenesis: evolution of views, role of mitochondria
| title = Mechanisms of hormone carcinogenesis: evolution of views, role of mitochondria
| accessdate = 2010-11-11
| accessdate = 2010-11-11
| work = Division of Pulmonary and Critical Care, Department of Medicine, University of Virginia School of Medicine; Chen JQ, Brown TR, Yager JD.
| work = Division of Pulmonary and Critical Care, Department of Medicine, University of Virginia School of Medicine; Chen JQ, Brown TR, Yager JD.
}}</ref> dan [[kanker endometrium]].<ref>{{en}}{{cite web
}}</ref> dan [[kanker endometrium]].<ref>{{en}} {{cite web
| url = http://cebp.aacrjournals.org/content/17/3/563.full
| url = http://cebp.aacrjournals.org/content/17/3/563.full
| title = UGT1A1 Genetic Polymorphisms, Endogenous Estrogen Exposure, Soy Food Intake, and Endometrial Cancer Risk
| title = UGT1A1 Genetic Polymorphisms, Endogenous Estrogen Exposure, Soy Food Intake, and Endometrial Cancer Risk
Baris 20: Baris 20:
}}</ref> Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan [[mitosis]] dan [[apoptosis]] dan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan [[sel epitelial|jaringan epitelial]]. Laju [[proliferasi]] [[sel (biologi)|sel]] yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan [[gen]]etika pada proses [[replikasi DNA]] oleh senyawa [[spesi oksigen reaktif]] yang teraktivasi oleh [[metabolit]] estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi [[globulin]] pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.
}}</ref> Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan [[mitosis]] dan [[apoptosis]] dan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan [[sel epitelial|jaringan epitelial]]. Laju [[proliferasi]] [[sel (biologi)|sel]] yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan [[gen]]etika pada proses [[replikasi DNA]] oleh senyawa [[spesi oksigen reaktif]] yang teraktivasi oleh [[metabolit]] estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi [[globulin]] pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.


Ketika mengalami [[katabolisme]], estrogen akan membentuk berbagai senyawa [[intermediat]] yang disebut estrogen-[[katekol]] melalui 2 [[lintasan metabolisme|lintasan]] ''2-hydroxylation'' dengan enzim [[CYP1A1]] dan ''4-hydroxylation'' dengan enzim [[CYP1B1]],<ref>{{en}}{{cite web
Ketika mengalami [[katabolisme]], estrogen akan membentuk berbagai senyawa [[intermediat]] yang disebut estrogen-[[katekol]] melalui 2 [[lintasan metabolisme|lintasan]] ''2-hydroxylation'' dengan enzim [[CYP1A1]] dan ''4-hydroxylation'' dengan enzim [[CYP1B1]],<ref>{{en}} {{cite web
| url = http://cebp.aacrjournals.org/content/16/3/481.full
| url = http://cebp.aacrjournals.org/content/16/3/481.full
| title = Ovarian Cancer Risk and Polymorphisms Involved in Estrogen Catabolism
| title = Ovarian Cancer Risk and Polymorphisms Involved in Estrogen Catabolism
| accessdate = 2011-06-02
| accessdate = 2011-06-02
| work = Program in Epidemiology, Division of Public Health Sciences, Fred Hutchinson Cancer Research Center; Department of Epidemiology, School of Public Health and Community Medicine; and Department of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, School of Medicine, University of Washington; Sarah K. Holt, Mary Anne Rossing, Kathleen E. Malone, Stephen M. Schwartz, Noel S. Weiss and Chu Chen
| work = Program in Epidemiology, Division of Public Health Sciences, Fred Hutchinson Cancer Research Center; Department of Epidemiology, School of Public Health and Community Medicine; and Department of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, School of Medicine, University of Washington; Sarah K. Holt, Mary Anne Rossing, Kathleen E. Malone, Stephen M. Schwartz, Noel S. Weiss and Chu Chen
}}</ref> untuk dieliminasi dengan berbagai proses seperti [[metilasi]] dengan enzim ''[[catechol-o-methyltransferase]]'', [[hidroksilasi]], [[oksidasi]], [[detoksifikasi]], [[sulfinasi]] dengan enzim [[sulfotransferase]], dan [[glusuronidasi]] dengan enzim [[glusuronosiltransferase|UGT]]. Pada umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyai [[waktu paruh]] yang pendek karena segera termetilasi menjadi ''2-methoxyestradiol'' dan ''4-methoxyestradiol''. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifat [[tumorigenik]] atau anti-tumorigenik, misalnya ''[[4-hydroxyestradiol]]'' memiliki sifat [[hormon]]al dengan mengaktivasi pencerap estrogen, dan menginduksi [[adenokarsinoma]] pada [[endometrium]]. Sedangkan ''[[2-methyoxyestradiol]]'' memiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambat [[proliferasi]] dan [[angiogenesis]] pada [[sel (biologi)|sel]] [[tumor]].
}}</ref> untuk dieliminasi dengan berbagai proses seperti [[metilasi]] dengan enzim ''[[catechol-o-methyltransferase]]'', [[hidroksilasi]], [[oksidasi]], [[detoksifikasi]], [[sulfinasi]] dengan enzim [[sulfotransferase]], dan [[glusuronidasi]] dengan enzim [[glusuronosiltransferase|UGT]]. Pada umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyai [[waktu paruh]] yang pendek karena segera termetilasi menjadi 2-metoksiestradiol dan 4-metoksiestradiol. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifat [[tumorigenik]] atau anti-tumorigenik, misalnya 4-hidroksiestradiol memiliki sifat [[hormon]]al dengan mengaktivasi reseptor estrogen, dan menginduksi [[adenokarsinoma]] pada [[endometrium]]. Sedangkan 2-metoksiestradiol memiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambat [[proliferasi]] dan [[angiogenesis]] pada [[sel (biologi)|sel]] [[tumor]].


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 35: Baris 35:
{{Hormon}}
{{Hormon}}


[[Kategori:Steroid]]
[[Kategori:Estrogen| ]]
[[Kategori:Hormon]]
[[Kategori:Hormon ovarium]]
[[Kategori:Hormon seks]]
[[Kategori:Fenol]]
[[Kategori:Kesuburan]]
[[Kategori:Hepatotoksin]]
[[Kategori:Antigonadotropin]]
[[Kategori:Hormon testis]]
[[Kategori:Hormon manusia]]
[[Kategori:Siklopentanol]]
[[Kategori:Sterol]]
[[Kategori:Pubertas]]

Revisi terkini sejak 12 November 2023 15.26

Estriol
Estradiol
Estron

Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.

Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol, estriol, dan estron. Sejak menarke sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen.[1] Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.

Estrogen digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause.

Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara,[2] dan kanker endometrium.[3] Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi sel yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replikasi DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi globulin pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.

Ketika mengalami katabolisme, estrogen akan membentuk berbagai senyawa intermediat yang disebut estrogen-katekol melalui 2 lintasan 2-hydroxylation dengan enzim CYP1A1 dan 4-hydroxylation dengan enzim CYP1B1,[4] untuk dieliminasi dengan berbagai proses seperti metilasi dengan enzim catechol-o-methyltransferase, hidroksilasi, oksidasi, detoksifikasi, sulfinasi dengan enzim sulfotransferase, dan glusuronidasi dengan enzim UGT. Pada umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyai waktu paruh yang pendek karena segera termetilasi menjadi 2-metoksiestradiol dan 4-metoksiestradiol. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifat tumorigenik atau anti-tumorigenik, misalnya 4-hidroksiestradiol memiliki sifat hormonal dengan mengaktivasi reseptor estrogen, dan menginduksi adenokarsinoma pada endometrium. Sedangkan 2-metoksiestradiol memiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambat proliferasi dan angiogenesis pada sel tumor.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fang H, Tong W, Shi L, Blair R, Perkins R, Branham W, Hass B, Xie Q, Dial S, Moland C, Sheehan D (2001). "Structure-activity relationships for a large diverse set of natural, synthetic, and environmental estrogens". Chem Res Toxicol. 14 (3): 280–94. PMID 11258977. 
  2. ^ (Inggris) "Mechanisms of hormone carcinogenesis: evolution of views, role of mitochondria". Division of Pulmonary and Critical Care, Department of Medicine, University of Virginia School of Medicine; Chen JQ, Brown TR, Yager JD. Diakses tanggal 2010-11-11. 
  3. ^ (Inggris) "UGT1A1 Genetic Polymorphisms, Endogenous Estrogen Exposure, Soy Food Intake, and Endometrial Cancer Risk". Vanderbilt Epidemiology Center, Department of Medicine and Vanderbilt-Ingram Cancer Center, Nashville, Tennessee and Department of Epidemiology, Shanghai Cancer Institute, Cancer Institute of Shanghai Jiao Tong University; Sandra L. Deming, Wei Zheng, Wang-Hong Xu, Qiuyin Cai, Zhixian Ruan, Yong-Bing Xiang dan Xiao-Ou Shu. Diakses tanggal 2011-06-02. 
  4. ^ (Inggris) "Ovarian Cancer Risk and Polymorphisms Involved in Estrogen Catabolism". Program in Epidemiology, Division of Public Health Sciences, Fred Hutchinson Cancer Research Center; Department of Epidemiology, School of Public Health and Community Medicine; and Department of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, School of Medicine, University of Washington; Sarah K. Holt, Mary Anne Rossing, Kathleen E. Malone, Stephen M. Schwartz, Noel S. Weiss and Chu Chen. Diakses tanggal 2011-06-02. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]