Lompat ke isi

Pemilihan Presiden Indonesia 1998: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ekky1995 (bicara | kontrib)
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox
{{Infobox Election
| election_name = Pemilihan Presiden Indonesia 1998
| country = Indonesia
| type = presiden
| ongoing = no
| previous_election = Pemilihan Presiden Indonesia 1993
| previous_year = 1993
| next_election = Pemilihan Presiden Indonesia 1999
| next_year = 1999
| election_date = 10 Maret 1998
| votes_for_election = 649 suara anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia]]{{efn|name=MPR|Jumlah anggota MPR adalah hasil dari penjumlahan Anggota DPR, yaitu 500 anggota dan Anggota Fraksi Urusan Daerah sebanyak 149 anggota, yang berlaku dari 1988-1998.}}
| needed_votes = 433 suara anggota<ref>{{cite book|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ketetapan_ketetapan_Majelis_Permusyawara/J3q7AAAAIAAJ?hl=en|last=Penerangan, Republik Indonesia|first=Departemen|title=Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, tahun 1973|page=49|accessdate=29 December 2022}}</ref>{{efn|name=Voting|Jumlah untuk menyetujui calon presiden agar menjadi presiden adalah 2/3 anggota dari seluruh anggota}}
| image1 = [[Berkas:President Suharto, 1993.jpg|125x125px]]
| nominee1 = '''[[Soeharto]]'''
| party1 = Golongan Karya
| electoral_vote1 = '''604'''
| percentage1 = '''93.06%'''
<!-- Persentase -->
|result_bar =
{{Composition bar advanced
|boxwidth = 300
|total = 100
|party1 = 93.06
|partycolor1 = {{Golongan Karya/meta/color}}
|party2 = 6.94
|partycolor2 = lightgray
|divisionname =Hasil suara
}}
|map_image = Hasil Pilpres 1998.svg
|map_caption = Suara Majelis Permusyawaratan Rakyat
{{legend|#FEDF09|Soeharto: 604 kursi}} {{legend|#000000|Abstain: 45 kursi}}
| title = [[Presiden Indonesia|Presiden]]
| before_election = [[Soeharto]]
| before_party = Golongan Karya
| after_election = [[Soeharto]]
| after_party = Golongan Karya
}}

'''Pemilihan presiden Indonesia 1998''' adalah suatu pemungutan suara untuk memilih [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] dan [[Wakil Presiden Republik Indonesia]] untuk masa jabatan 1998–2003. Secara tradisi, [[Golongan Karya]] sebagai fraksi dengan kursi terbanyak di [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] sejak 1971 mengusung [[Soeharto]] sebagai calon presiden. Alhasil, Soeharto kembali mempertahankan kursi kekuasaan dan dilaksanakan pelantikan pada 10 Maret 1998.

== Latar belakang ==
Menjelang pemilihan presiden 1998, sosok [[Megawati Soekarnoputri]] sebagai Ketua Umum [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI) menjadi simbol perlawanan terhadap rezim [[Orde Baru]]. Kondisi ini kemudian menyebabkan terjadinya konflik internal di PDI, hingga terjadinya [[Peristiwa 27 Juli|Peristiwa Kudatuli]] pada 27 Juli 1996. Kerusuhan ini terjadi karena kelompok pro-Megawati menguasai kantor utama DPP PDI di Jalan Diponegoro, [[Jakarta Pusat]]. Kelompok yang mengaku sebagai pendukung [[Soerjadi (politikus)|Soerjadi]], kemudian menyerang dan berusaha menguasai DPP PDI. Setelah peristiwa tersebut, perlawanan terhadap Soeharto semakin masif. Pendukung PDI yang kemudian bergabung dengan pendukung [[Partai Persatuan Pembangunan]] merasa jenuh dengan kepemimpinan [[Soeharto]] menggaungkan Mega-Bintang pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|pemilihan umum 1997]].

Namun, upaya ini gagal setelah [[Golongan Karya]] berhasil memenangkan pemilihan umum 1997. Setelah itu, Soeharto juga kembali terpilih sebagai presiden dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat pada Maret 1998 yang membuat perlawanan semakin masif. Mahasiswa kemudian melakukan [[Kerusuhan Mei 1998|Aksi Demonstrasi]] di [[Jakarta]], [[Surakarta]] dan [[Medan]]. Alhasil, Tekanan Internasional maupun dalam negeri membuat [[Kejatuhan Soeharto|Pengunduran diri Soeharto sebagai presiden]] pada Mei 1998

Dan [[Bacharuddin Jusuf Habibie]] terpilih menjadi Wakil Presiden.

Setelah kejadian tersebut, Wakil Presiden, [[Bacharuddin Jusuf Habibie]], Diangkat menjadi presiden Indonesia, Sampai pilpres selanjutnya.
<ref>{{Cite news|last=Pratama|first=Aswab Nanda|url=https://nasional.kompas.com/read/2019/01/08/17174021/saat-para-capres-alternatif-diusung-untuk-melawan-soeharto?page=all|title=Saat Para Capres Alternatif Diusung untuk Melawan Soeharto|publisher=[[Kompas.com]]|date=8 Januari 2019|access-date=10 Oktober 2020|editor-last=Galih|editor-first=Bayu|work=[[Kompas.com]]}}</ref>
<ref>{{Cite web|last=Firdausi|first=Fadrik Aziz|url=https://tirto.id/sejarah-pemilu-1997-usaha-gagal-melanggengkan-kuasa-soeharto-dmZE|page=all|title= "Sejarah Pemilu 1997: Usaha Gagal Melanggengkan Kuasa Soeharto"|publisher=[[Tirto.id]]|date=24 April 2019|access-date=8 September 2021}}</ref>


== Perhitungan suara ==
== Perhitungan suara ==


=== Pemilihan Presiden ===
===
{{electiontable|Hasil Pilpres 1998|Ringkasan hasil pemilihan Presiden Indonesia 10 Maret 1998}}
!
|- bgcolor="#E9E9E9" align="center"
! colspan="2" align="left" | Calon
! align="left" | Partai
! align="left" | Fraksi
! width="75" | Suara
! width="30" | %
|-
| bgcolor="{{Golongan Karya/meta/color}}" |
| align="left" | [[Soeharto]]
| align="left" | [[Golongan Karya]]
| align="left" | [[Golongan Karya|Fraksi Karya Pembangunan]]<br />[[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]]
| {{formatnum:604}}
| {{formatnum:93.06}}
|-
| colspan="6" bgcolor="#E9E9E9" |
|-
! colspan="4" align="left" | Total
! {{formatnum:604}}
! 100%
|-
| colspan="6" bgcolor="#E9E9E9" |
|-
| colspan="4" align="left" | Suara sah
| {{formatnum:604}} || {{formatnum:93.06}}
|-
| colspan="4" align="left" | Suara tidak sah
| {{formatnum:0}} || {{formatnum:0.0}}
|-
| colspan="4" align="left" | Abstain
| {{formatnum:45}} || {{formatnum:6.94}}
|}


=== Pemilihan Wakil Presiden ===
=== Pemilihan Wakil Presiden ===
Baris 15: Baris 95:
! width="30" | %
! width="30" | %
|-
|-
| bgcolor="{{Golongan Karya/meta/color}}" |
|
| align="left" | [[Bacharuddin Jusuf Habibie]]
| align="left" | [[Golongan Karya]]
| align="left" | [[Golongan Karya|Fraksi Karya Pembangunan]]<br />[[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]]
| {{formatnum:649}}
| {{formatnum:100.00}}
|-
| colspan="6" bgcolor="#E9E9E9" |
|-
! colspan="4" align="left" | Total
! {{formatnum:649}}
! 100%
|-
| colspan="6" bgcolor="#E9E9E9" |
|-
| colspan="4" align="left" | Suara sah
| {{formatnum:645}} || {{formatnum:100.0}}
|-
| colspan="4" align="left" | Suara tidak sah
| {{formatnum:0}} || {{formatnum:0.0}}
|-
| colspan="4" align="left" | Abstain
| {{formatnum:0}} || {{formatnum:0.0}}
|}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 6 Januari 2024 03.43

Pemilihan Presiden Indonesia 1998
10 Maret 1998
649 suara anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia[a]
433 suara anggota[1][b] untuk menang
Kandidat
 
Calon Soeharto
Partai Golkar
Suara elektoral 604
Persentase 93.06%
Hasil suara




Peta persebaran suara
Suara Majelis Permusyawaratan Rakyat
  Soeharto: 604 kursi
  Abstain: 45 kursi
Presiden petahana
Soeharto

Golkar

Presiden terpilih

Soeharto
Golkar

Pemilihan presiden Indonesia 1998 adalah suatu pemungutan suara untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 1998–2003. Secara tradisi, Golongan Karya sebagai fraksi dengan kursi terbanyak di Majelis Permusyawaratan Rakyat sejak 1971 mengusung Soeharto sebagai calon presiden. Alhasil, Soeharto kembali mempertahankan kursi kekuasaan dan dilaksanakan pelantikan pada 10 Maret 1998.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Menjelang pemilihan presiden 1998, sosok Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Orde Baru. Kondisi ini kemudian menyebabkan terjadinya konflik internal di PDI, hingga terjadinya Peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996. Kerusuhan ini terjadi karena kelompok pro-Megawati menguasai kantor utama DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Kelompok yang mengaku sebagai pendukung Soerjadi, kemudian menyerang dan berusaha menguasai DPP PDI. Setelah peristiwa tersebut, perlawanan terhadap Soeharto semakin masif. Pendukung PDI yang kemudian bergabung dengan pendukung Partai Persatuan Pembangunan merasa jenuh dengan kepemimpinan Soeharto menggaungkan Mega-Bintang pada pemilihan umum 1997.

Namun, upaya ini gagal setelah Golongan Karya berhasil memenangkan pemilihan umum 1997. Setelah itu, Soeharto juga kembali terpilih sebagai presiden dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat pada Maret 1998 yang membuat perlawanan semakin masif. Mahasiswa kemudian melakukan Aksi Demonstrasi di Jakarta, Surakarta dan Medan. Alhasil, Tekanan Internasional maupun dalam negeri membuat Pengunduran diri Soeharto sebagai presiden pada Mei 1998

Dan Bacharuddin Jusuf Habibie terpilih menjadi Wakil Presiden.

Setelah kejadian tersebut, Wakil Presiden, Bacharuddin Jusuf Habibie, Diangkat menjadi presiden Indonesia, Sampai pilpres selanjutnya. [2] [3]

Perhitungan suara[sunting | sunting sumber]

Pemilihan Presiden[sunting | sunting sumber]

s • b Ringkasan hasil pemilihan Presiden Indonesia 10 Maret 1998
Calon Partai Fraksi Suara %
Soeharto Golongan Karya Fraksi Karya Pembangunan
Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
604 93,06
Total 604 100%
Suara sah 604 93,06
Suara tidak sah 0 0,0
Abstain 45 6,94

Pemilihan Wakil Presiden[sunting | sunting sumber]

s • b Ringkasan hasil pemilihan Wakil Presiden Indonesia 11 Maret 1998
Calon Partai Fraksi Suara %
Bacharuddin Jusuf Habibie Golongan Karya Fraksi Karya Pembangunan
Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
649 100,00
Total 649 100%
Suara sah 645 100,0
Suara tidak sah 0 0,0
Abstain 0 0,0

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Jumlah anggota MPR adalah hasil dari penjumlahan Anggota DPR, yaitu 500 anggota dan Anggota Fraksi Urusan Daerah sebanyak 149 anggota, yang berlaku dari 1988-1998.
  2. ^ Jumlah untuk menyetujui calon presiden agar menjadi presiden adalah 2/3 anggota dari seluruh anggota

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Penerangan, Republik Indonesia, Departemen. Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, tahun 1973. hlm. 49. Diakses tanggal 29 December 2022. 
  2. ^ Pratama, Aswab Nanda (8 Januari 2019). Galih, Bayu, ed. "Saat Para Capres Alternatif Diusung untuk Melawan Soeharto". Kompas.com. Kompas.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2020. 
  3. ^ Firdausi, Fadrik Aziz (24 April 2019). ""Sejarah Pemilu 1997: Usaha Gagal Melanggengkan Kuasa Soeharto"". Tirto.id. hlm. all. Diakses tanggal 8 September 2021.