Lompat ke isi

Perang Saudara Islam I: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Frly52 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(40 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Military Conflict
{{Infobox military conflict
| conflict = Fitnah Pertama
| conflict = Perang Saudara Islam I
| image = First Fitna Map, Ali-Muawiya Phase.png|thumb
| partof = Perang saudara islam
| upright = 1.5|Peta fase konflik [[Ali bin Abi Thalib]]–[[Muawiyah bin Abu Sufyan]] pada Perang Saudara Islam I
|image=[[Berkas:First Fitna map.png|300px]]
| image_size = 300px
|caption=<div style="text-align:left">
| caption = <div style="text-align:left">
{{legend|#008000|Wilayah yang dikontrol [[Khulafaur Rasyidin]] ([[Ali bin Abi Thalib]])}}
{{legend|#FF0000|Wilayah yang dikontrol [[Muawiyah I]]}}
{{legend|#ACF0C0|Wilayah di bawah kendali Khalifah Ali bin Abi thalib}}
{{legend|#0000FF|Wilayah yang dikontrol [[Amr bin Ash]]}}</div>
{{legend|#FF7578|Wilayah di bawah kendali Mu'awiyah bin Abu Sufyan}}</div>
| date = [[656]] [[661]]
| date = 656–661
| place = [[Jazirah Arab]]
| place = [[Jazirah Arab]]
| result = Pemberontakan sukses, perjanjian perdamaian ditandatangani; <br/>[[Muawiyah]] memulai [[Dinasti Umayyah]]
| result = [[Perjanjian Hasan–Mu'awiyah|Perjanjian damai ditandatangani]]; <br/>[[Mu'awiyah]] memulai [[Kekhalifahan Umayyah]]
| combatant1 = [[Khulafaur Rasyidin]]<br/>([[Khawarij]])<sup>[a]</sup>
| combatant1 = {{flagicon image|Black flag.svg}} [[Kekhalifahan Rasyidin]]
| combatant2 = pasukan [[Aisyah]]<br/>pasukan [[Muawiyah]]<br/>Pemberontak lain<br/>([[Khawarij]])<sup>[a]</sup>
| combatant2 = {{flagicon image|Umayyad Flag.svg}} Pasukan [[Muawiyah]] <br> Pasukan [[Aisyah]]
| combatant3 =
| combatant3 = {{flagicon image|Red flag.svg}} [[Khawarij]]
| commander1 = [[Ali bin Abi Thalib]]<br/>[[Ammar bin Yasir]]{{KIA}}<br/>[[Malik al-Asytar]]
| commander1 = [[Ali bin Abi Thalib]]<br/>[[Hasan bin Ali]]<br>[[Ammar bin Yasir]]{{KIA}}<br/>[[Malik al-Asytar]]<br/>[[Muhammad bin Abu Bakar]]{{KIA}}<br/>[[Hujr bin Adi]]{{Executed}}<br/>
| commander2 = [[Aisyah]]<br/>[[Thalhah bin Ubaidillah]]{{KIA}}<br/>[[Zubair bin Awwam]]{{KIA}}<br/>[[Muawiyah I]]<br/>[[Amr bin Ash]]<sup>[b]</sup>
| commander2 = [[Aisyah]]<br/>[[Thalhah bin Ubaidillah]]{{KIA}}<br/>[[Zubair bin Awwam]]{{KIA}}<br/>[[Muawiyah bin Abu Sufyan]]<br/>[[Amr bin Ash]]
| notes = <ol style="list-style-type:lower-alpha">
| notes = {{ordered list|type=lower-alpha
}}
<li>[[Khawarij]] adalah bagian dari pendukung Ali yang kemudian berlawanan dan akhirnya melawan kedua belah pihak.</li>
| campaignbox = {{Campaignbox First Fitna}}
<li>Amr bin Ash pada awalnya mendukung Ali, tetapi kemudian berpindah pihak kepada Muawiyah.</li>}}
{{Campaignbox Civil Wars of the Early Caliphates}}
| commander3 = [[Abdullah bin Wahb al-Rasibi]]{{KIA}}
}}
{{Campaignbox First Fitna}}
{{Campaignbox First Fitna}}
{{Campaignbox Islamic Civil Wars}}
{{Campaignbox Islamic Civil Wars}}


'''Perang saudara Islam yang pertama''' (656–661), juga disebut sebagai '''[[Fitnah]] Pertama''' ({{lang-ar-at|a=فتنة مقتل عثمان|t=Fitnat Maqtal Uthmān}} "Fitnah pembunuhan Ustman"), adalah [[perang saudara]] besar pertama pada saat Kekhalifahan islam. Peperangan ini diakibatkan karena pembunuhan khalifah [[Utsman bin Affan]].
'''Perang Saudara Islam I''' (656–661), juga disebut sebagai '''[[Fitnah]] Pertama''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: فتنة مقتل عثمان; Fitnat Maqtal Uthmān; "Fitnah Pembunuhan Utsman"), adalah perang saudara Muslim pertama yang menyebabkan penggulingan [[Kekhalifahan Rasyidin]] dan berdirinya [[Kekhalifahan Umayyah]]. Perang saudara melibatkan tiga pertempuran utama antara khalifah Rasyidin keempat, [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], dan kelompok pengkhianat.


Akar perang saudara pertama dapat ditelusuri kembali ke pembunuhan [[khalifah]] kedua, [[Umar bin Khattab]]. Sebelum meninggal karena luka-lukanya, Umar membentuk dewan beranggotakan enam orang, yang akhirnya memilih [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]] sebagai khalifah berikutnya. Selama tahun-tahun terakhir kekhalifahan Utsman, dia dituduh melakukan nepotisme dan akhirnya dibunuh oleh pemberontak pada tahun 656. Setelah [[Pengepungan rumah Utsman|pembunuhan Utsman]], [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] terpilih sebagai khalifah keempat. [[Aisyah]], [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]], dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]] memberontak melawan Ali untuk menggulingkannya. Kedua pihak bertempur dalam [[Pertempuran Jamal]] pada bulan Desember 656, di mana Ali menang. Setelah itu, Mu'awiyah, Gubernur [[Bilad asy-Syam|Suriah]] yang berkuasa, menyatakan perang terhadap Ali seolah-olah untuk membalas kematian Utsman. Kedua pihak berperang dalam [[Pertempuran Shiffin|Pertempuran Siffin]] pada Juli 657. Pertempuran ini berakhir dengan jalan buntu dan seruan untuk [[arbitrase]], yang dibenci oleh kaum [[Khawarij]], yang menyatakan Ali, Mu'awiyah, dan pengikut mereka sebagai [[kafir]]. Menyusul kekerasan Khawarij terhadap warga sipil, pasukan Ali menghancurkan mereka dalam [[Pertempuran Nahrawan]]. Segera setelah itu, Mu'awiyah juga menguasai Mesir dengan bantuan [[Amr bin Ash]].
Fitnah ini dimulai dengan serangkaian pemberontakan terhadap Khalifah [[Ali ibn Abi Talib]], yang diakibatkan oleh pembunuhan terhadap khalifah sebelumnya yaitu [[Utsman bin Affan]]. Hal ini berlangsung sepanjang Ali memerintah dan diakhiri dengan pengangkatan [[Muawiyah]] sebagai khalifah menggantikan putra Ali bernama [[Hasan bin Ali]] yang menjadi khalifah selama beberapa bulan menggantikan khalifah Ali yang meninggal. Muawwiyah menandatangani perjanjian damai dengan [[Hasan bin Ali]] dan Muawwiyah mendirikan [[Dinasti Umayyah]] yang berkuasa selama beberapa abad di [[Semenanjung Arab]].

Pada 661, Ali [[Pembunuhan Ali|dibunuh]] oleh Khawarij, [[Abdurrahman bin Muljam]]. Setelah kematian Ali, pewarisnya, Hasan, terpilih sebagai khalifah dan segera setelah diserang oleh Mu'awiyah. Hasan yang diperangi membuat [[Perjanjian Hasan–Mu'awiyah|perjanjian damai]], mengakui kekuasaan Mu'awiyah. Yang terakhir mendirikan Kekhalifahan Umayyah dan memerintah sebagai khalifah pertama


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
[[Berkas:Byzantine_and_Sassanid_Empires_in_600_CE.png|kiri|jmpl|[[Kekaisaran Bizantium]] dan [[Kekaisaran Sasaniyah]], 600 M]]
{{main|Pembunuhan Utsman}}
Setelah kematian [[Muhammad]] pada tahun 632, [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] menjadi pemimpin komunitas [[Muslim]]. Setelah [[Perang Riddah|menegaskan kembali kendali Muslim]] atas suku-suku pembangkang [[Jazirah Arab|Arab]], dia mengirim pasukan untuk berperang melawan [[Kekaisaran Bizantium]] dan [[Kekaisaran Sasaniyah|Sasaniyah Persia]], memulai gelombang penaklukan yang dilanjutkan oleh penggantinya [[Umar bin Khattab|Umar]] (memerintah 634–644). Pertempuran-pertempuran ini menyebabkan kehancuran total Sasaniyah, dan membatasi Kekaisaran Bizantium ke [[Anatolia]], [[Afrika Utara]], dan penguasaannya di Eropa.<ref>{{harvtxt|Lewis|2002|pp=49–51}}</ref> Penaklukan membawa pendapatan dan tanah yang melimpah bagi umat Islam.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=148}}</ref> Di [[Sawad|Irak]], tanah mahkota dan aristokrasi Persia kini berada di tangan Muslim. Ini menjadi properti komunal yang dikelola negara. Pendapatan didistribusikan di antara pasukan penakluk, yang menetap di Irak.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|p=59}}</ref> Umar juga menyerahkan administrasi provinsi kepada gubernur daerah, yang memerintah dengan otonomi yang cukup besar. Surplus provinsi dihabiskan untuk pemukim Muslim di wilayah yang ditaklukkan daripada diteruskan ke ibu kota, [[Madinah]].<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|pp=60}}</ref>
Utsman bin Affan dibunuh dirumahnya oleh para pemberontak dan pengacau. Alasan utama dari ketidakpuasan terhadap Utsman adalah [[nepotisme]]. Usman dianggap memilih anggota keluarganya sebagai gubernur dari provinsi provinsi penting. [[Ali|Ali ibn Abi Talib]] kemudian dipilih sebagai khalifah menggantikan Utsman bin Affan.


[[Utsman bin 'Affan|Utsman]] menggantikan Umar setelah pembunuhannya oleh seorang budak pada tahun 644. Kebijakan khalifah baru menimbulkan ketidakpuasan di kalangan elit Muslim serta tuduhan nepotisme. Dia mulai memusatkan kekuasaan dengan mengandalkan kerabat [[Dinasti Umayyah|Umayyah]]-nya, yang telah lama menentang Muhammad sebelum masuk Islam pada tahun 630. Kesukaannya terhadap kerabat tidak termasuk anggota [[Quraisy]] lainnya,{{efn|Pengelompokan klan-klan Makkah yang dimiliki Muhammad dan para khalifah, termasuk Utsman.}} yang telah menikmati otoritas signifikan selama pemerintahan dua pendahulunya. Dia menunjuk kerabatnya untuk semua jabatan gubernur provinsi.<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1927|pp=41–42}}. {{harvtxt|Lewis|2002|p=59}}</ref> Meskipun Utsman melanjutkan ekspansi Muslim di Persia dan Mesir, penaklukan ini terhenti pada paruh akhir masa pemerintahannya.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=148}}. {{harvtxt|Lewis|2002|p=60}}</ref> Masuknya barang rampasan melambat, memperbesar masalah ekonomi yang sebelumnya diredam oleh pendapatan yang masuk.<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1927|pp=43}}</ref> Hal ini ditambah dengan antipati pengembara Arab terhadap otoritas pusat, yang sampai sekarang telah digantikan oleh upaya perang yang terus berlanjut.<ref>{{harvtxt|Lewis|2002|p=60}}</ref> Migrasi berkelanjutan suku-suku dari Arab ke wilayah taklukan juga mengakibatkan berkurangnya pembayaran dari pendapatan tanah, yang menyebabkan kebencian di antara para pemukim sebelumnya.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=148}}. {{harvtxt|Kennedy|2016|p=63}}</ref> Pemukim awal juga melihat status mereka terancam oleh hibah tanah di wilayah yang ditaklukkan kepada kaum Quraisy terkemuka seperti [[Thalhah bin Ubaidillah]] dan [[Zubair bin Awwam]], serta akuisisi tanah oleh kepala suku yang datang terlambat, seperti Asy'ats bin Qais. Para pemimpin ini diberi wilayah ini sebagai ganti tanah mereka di Arabia.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|pp=149–150}}. {{harvtxt|Kennedy|2016|p=63}}</ref> Selanjutnya, Utsman menguasai tanah mahkota Irak sebagai aset negara, dan menuntut agar surplus provinsi diteruskan ke khalifah. Campur tangan dalam urusan provinsi ini menimbulkan penentangan luas terhadap pemerintahannya, terutama dari Irak dan Mesir, tempat mayoritas tentara penakluk menetap.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|pp=61–62}}</ref>
== Perang Jamal ==
{{main|Perang Jamal}}
Ali ibn Abi Talib dan pasukannya bertempur dengan pasukan yang berpihak kepada Aisyah di Basra, Irak pada tahun 656 masehi<ref>See:


Didorong oleh elit Madinah termasuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Thalhah, Zubair, [[Amr bin Ash]] (mantan gubernur Mesir yang digulingkan Utsman), dan janda Muhammad, [[Aisyah]], oposisi provinsi kemudian meluas menjadi pemberontakan terbuka. Para pembangkang dari Mesir dan Irak berbaris di Madinah, membunuh khalifah pada bulan Juni 656.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|pp=64–65}}. {{harvtxt|Lewis|2002|p=60}}</ref> [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], sepupu dan menantu Muhammad, kemudian diakui sebagai khalifah.<ref>{{harvtxt|Kennedy|2016|p=65}}</ref>
* Lapidus (2002), p.47

* Holt (1977a), p.70 - 72
== Pertempuran Jamal ==
* Tabatabaei (1979), p.50 - 53
{{main|Pertempuran Jamal}}
* [[Nahj Al-Balagha]] [http://www.nahjulbalagha.org/sermons.php Sermons 8, 31, 171, 173,]
Aisyah, Thalhah, dan Zubair menentang suksesi Ali dan berkumpul di Makkah, di mana mereka menuntut pembalasan atas kematian Utsman dan pemilihan khalifah baru, mungkin Thalhah atau Zubair, melalui konsultasi.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=157, 158}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=289, 291}}</ref> Pemberontak mengumpulkan pasukan dan merebut [[Basra]] dari gubernur Ali, menimbulkan banyak korban pada anak buahnya, dengan maksud untuk memperkuat posisi mereka.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=162, 163}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=137}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Ali mengutus putranya [[Hasan bin Ali|Hasan]] untuk memobilisasi pasukan di Kufah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=166}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=107}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Setelah Ali sendiri tiba di [[Kufah]], pasukan gabungan berbaris ke Basra.<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=158–160}}</ref>
</ref>

Kedua pasukan bertemu di luar Basra. Setelah tiga hari negosiasi yang gagal, pertempuran dimulai pada sore hari tanggal 8 Desember 656 dan berlangsung hingga malam hari.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=169, 170}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Gleave|2008}}</ref> Zubair meninggalkan lapangan tanpa perlawanan. Mungkin karena tindakan tidak terhormat meninggalkan sesama Muslim di belakang dalam perang saudara yang disebabkannya, Zubair dikejar dan dibunuh oleh pasukan [[Ahnaf bin Qais]], seorang kepala Bani Sa'ad yang tetap berada di sela-sela pertempuran.<ref name=":622">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=170, 171}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=295, 296}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Thalhah dibunuh oleh Bani Umayyah, [[Marwan bin al-Hakam]].<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=171, 172, 181}}</ref>

Dengan kematian Thalhah dan Zubair, nasib pertempuran ditentukan demi kepentingan Ali. Namun, pertarungan berlanjut hingga pasukan Ali berhasil membunuh unta Aisyah, yang telah dikerahkan oleh pasukannya. Dari unta inilah pertempuran mendapatkan namanya.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=172, 173}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=118-121}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=296, 297}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Setelah menegur Aisyah, Ali mengirimnya kembali ke Madinah, dikawal oleh kakaknya.<ref>{{harvtxt|Madelung|1997|pp=168–174}}</ref> Ali juga mengumumkan pengampunan publik dan membebaskan para tahanan.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=175, 179, 180}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=122}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=141}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=298}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Pengampunan ini juga diberikan kepada pemberontak terkenal, termasuk Marwan, yang segera bergabung dengan kerabat Umayyah-nya, Mu'awiyah bin Abu Sufyan, gubernur [[Bilad asy-Syam|Suriah]], sebagai penasihat senior.<ref name=":152">{{harvtxt|Madelung|1997|pp=168–174, 180, 181}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=118}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=140, 141}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref>


== Pertempuran Shiffin ==
== Pertempuran Shiffin ==
{{main|Pertempuran Shiffin}}
{{main|Pertempuran Shiffin}}
[[Berkas:Balami_-_Tarikhnama_-_Battle_of_Siffin_(cropped).jpg|ka|jmpl|Pertempuran antara pasukan Ali dan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Mu'awiyah]] selama [[Pertempuran Shiffin]], dari [[Tarikhnama]]]]
Pertempuran ini terjadi di antara dua kubu yaitu, Muawiyah bin Abu Sufyan (sepupu dari Usman bin Affan) dan Ali bin Abi Talib di tebing Sungai Furat yang kini terletak di Syria (Syam) pada 1 Shafar tahun 37 Hijriah.
Tak lama setelah merebut kekuasaan, Ali memberhentikan sebagian besar gubernur yang dianggapnya korup, termasuk Mu'awiyah, sepupu Utsman.<ref name=":2822">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=148, 197}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=134}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=183}}</ref> Mu'awiyah menolak untuk mundur dan memberi tahu Ali melalui perwakilan bahwa dia akan mengakui Ali sebagai khalifah dengan imbalan jabatan gubernur Suriah dan Mesir seumur hidup.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=203}}. {{Harvtxt|Gleave|2021}}</ref> Ali menolak proposal ini.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=204}}. {{Harvtxt|Hinds|2021}}</ref>

Sebagai tanggapan, Mu'awiyah menyatakan perang terhadap Ali atas nama Suriah, menuntut pembalasan atas kematian Utsman. Gubernur bertujuan untuk menggulingkan Ali dan membentuk dewan Suriah untuk menunjuk khalifah berikutnya, yang mungkin adalah Mu'awiyah sendiri.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=204, 205}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=130, 136}}</ref> Ali menjawab melalui surat bahwa Mu'awiyah dipersilakan untuk membawa kasusnya ke pengadilan Ali, memintanya untuk memberikan bukti yang akan memberatkan Ali dalam pembunuhan Utsman. Ali juga menantang Mu'awiyah untuk menyebutkan orang Suriah yang memenuhi syarat untuk dewan.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=205, 206}}</ref>

Ali memanggil dewan elit penguasa Islam yang mendesaknya untuk melawan Mu'awiyah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=215}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=303, 304}}</ref> Kedua pasukan itu bertemu di Shiffin, sebelah barat [[Efrat]], pada tahun 657 M.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=226}}. {{Harvtxt|Donner|2010|pp=161}}</ref> Di sana, kedua belah pihak bernegosiasi selama berminggu-minggu.<ref>{{Harvtxt|Lecker|2021}}</ref> Khususnya, Mu'awiyah mengulangi usulnya untuk mengakui Ali dengan imbalan Suriah dan Mesir, yang kembali ditolak.<ref>{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=196}}</ref> Pada gilirannya, Ali menantang Mu'awiyah untuk duel satu lawan satu untuk menyelesaikan masalah dan menghindari pertumpahan darah. Tawaran ini ditolak oleh Mu'awiyah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=135}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=197}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=306}}</ref> Negosiasi berhenti tanpa hasil pada tanggal 18 Juli 657 dan kedua belah pihak bersiap untuk pertempuran.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=231}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|Stewart|2013|p=31}}. {{Harvtxt|Donner|2010|pp=161}}</ref> Pertempuran dimulai pada Rabu, 26 Juli, dan berlangsung selama tiga atau empat hari.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=232}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=307}}. {{Harvtxt|Donner|2010|pp=161}}</ref> Pada hari terakhir, keseimbangan telah berubah menguntungkan Ali.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=238}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=198}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=307, 308}}</ref> Ketika Mu'awiyah diberi tahu bahwa pasukannya tidak bisa menang, dia memutuskan untuk mengajukan banding ke [[Al-Qur'an]].<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=238}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=on Amr's cunning advice}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=198}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=308}}. {{Harvtxt|Mavani|2013|pp=98}}. {{Harvtxt|Aslan|2011|p=137}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|2013|p=43}}. {{Harvtxt|Glassé|2001|p=40}}</ref> Sebelum tengah hari, orang-orang Suriah mengangkat salinan buku itu dengan tombak mereka, berteriak, "Biarkan buku Tuhan menjadi hakim di antara kita."<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=238}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=198, 199}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=308}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|2013|p=31}}</ref> Meskipun Ali curiga dengan seruan ini, pasukannya berhenti berperang.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=238}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=you have been cheated}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=308}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=199-201}}</ref> Didorong oleh sentimen perdamaian yang kuat di pasukannya dan ancaman pemberontakan, Ali menerima proposal arbitrase.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=238, 241}}. {{Harvtxt|Donner|2010|pp=161}}</ref>

=== Arbitrasi ===
Mayoritas tentara Ali mendesak [[Abu Musa Al-Asy'ari|Abu Musa al-Asy'ari]] yang dilaporkan netral sebagai wakil mereka. Ali menganggap Abu Musa naif secara politik, tetapi mengangkatnya meskipun ada keberatan.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=241, 242}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=211}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=308}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|2013|p=43}}. {{Harvtxt|Donner|2010|pp=161}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021c}}</ref> Dalam sebuah perjanjian pada tanggal 2 Agustus 657 M, Abu Musa mewakili pasukan Ali sedangkan jenderal tertinggi Mu'awiyah, [[Amr bin Ash]], mewakili pihak lain.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=241-243}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=politically ambitious Kufan}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=210, 211}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=308}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|2013|p=43}}</ref> Kedua perwakilan tersebut berkomitmen untuk mematuhi Al-Qur'an dan [[Sunnah]], serta menyelamatkan komunitas Muslim dari perang dan perpecahan.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=243}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=the mandate of the arbitration}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=309}}</ref>

Kedua arbiter bertemu bersama, pertama di [[Dumat al-Jandal]] dan kemudian di Udhruh, dan prosesnya kemungkinan besar berlangsung hingga pertengahan April 658 M.<ref>{{Harvtxt|Donner|2010|p=162}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|pp=254, 255}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=210}}</ref> Di Dumat al-Jandal, para arbiter mencapai keputusan bahwa Utsman telah dibunuh secara tidak wajar dan bahwa Mu'awiya berhak membalas dendam.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=255}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=Uthman had indeed been wrongfully killed}}. {{Harvtxt|Aslan|2011|p=137}}</ref> Menurut cendekiawan [[Wilferd Madelung]], putusan ini bersifat politis daripada yudisial, dan merupakan kesalahan besar dari Abu Musa yang naif.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=256}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=312}}</ref> Putusan ini memperkuat dukungan Suriah untuk Mu'awiyah dan melemahkan posisi Ali.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=255}}. {{Harvtxt|Jafri|1979|p=65}}. {{Harvtxt|Momen|1985|p=25}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|2013|p=31}}. {{Harvtxt|Donner|2010|pp=162, 163}}</ref>

Pertemuan kedua di Udhruh kemungkinan besar bubar karena Amr melanggar perjanjian sebelumnya dengan Abu Musa.<ref name=":1">{{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=311, 312}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Glassé|2001|p=40}}. {{Harvtxt|Donner|2010|p=165}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref> Delegasi Kufah bereaksi dengan marah atas konsesi Abu Musa, dan mantan arbiter melarikan diri ke Makkah dengan aib.<ref name=":62">{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=212}}</ref> Sebaliknya, Amr diterima dengan penuh kemenangan oleh Mu'awiyah sekembalinya ke Suriah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=212}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=312}}</ref> Setelah penyelesaian arbitrase pada tahun 659 M, orang-orang Suriah berjanji setia kepada Mu'awiyah sebagai khalifah berikutnya.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=212}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=312}}. {{Harvtxt|Bowering|Crone|Kadi|Mirza|Stewart|2013|p=31}}. {{Harvtxt|Donner|2010|p=163}}. {{Harvtxt|Hinds|2021}}</ref> Ali mencela perilaku kedua arbiter itu bertentangan dengan Al-Qur'an dan mulai mengatur ekspedisi baru ke Suriah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=257}}. {{Harvtxt|Glassé|2001|p=40}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref>


== Pertempuran Nahrawan ==
== Pertempuran Nahrawan ==
{{main|Pertempuran Nahrawan}}
{{See also|Pertempuran Nahrawan}}
Setelah Pertempuran Shiffin, sebuah kelompok berpisah dari Ali ketika dia setuju untuk menyelesaikan perselisihan dengan [[Mu'awiyah]] melalui arbitrase, sebuah langkah yang dianggap oleh kelompok tersebut bertentangan dengan Al-Qur'an.<ref>{{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{harvtxt|Hazleton|2009|p=141}}</ref> Sebagian besar dari mereka telah menekan Ali untuk menerima arbitrase, tetapi kemudian berbalik arah dan menyatakan bahwa hak untuk menghakimi hanya milik Tuhan.<ref>{{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{harvtxt|Hazleton|2009|p=141}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref> Sementara Ali sebagian besar berhasil mendapatkan kembali dukungan mereka, penentang arbitrase yang tersisa berkumpul di Nahrawan, di tepi timur [[sungai Tigris]].<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=248, 249, 251, 252}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=brought many of them out}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=311, 313}}. {{Harvtxt|Donner|2010|p=163}}. {{harvtxt|Wellhausen|1901|p=17}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}} </ref> Karena eksodus mereka, kelompok ini dikenal sebagai [[Khawarij]], dari bahasa Arab untuk "keluar" atau "bangkit dalam pemberontakan".<ref>{{Cite journal |last=Francesca |first=Ersilia |editor-last=Dammen McAuliffe |editor-first=Jane |title=Khārijīs |url=http://dx.doi.org/10.1163/1875-3922_q3_EQCOM_00103 |journal=[[Encyclopaedia of the Qurʾān]] |publisher=[[Georgetown University]] |doi=10.1163/1875-3922_q3_EQCOM_00103 |access-date=18 Aug 2022 |via=Brill}}</ref><ref>{{harvtxt|Levi Della Vida|1978|pp=1074, 1075}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref>
[[Khawarij]] yang pada awalnya memaksa Ali untuk menerima perjanjian dengan Muawiyah ternyata merasa tidak puas dengan keadaan setelah perjanjian itu diberlakukan. Maka mereka memutuskan untuk berperang melawan Ali. Ali yang sebelumnya berencana menyerang Muawiyah di Damaskus, terpaksa membatalkan niatnya dan berperang melawan Khawarij pada pertempuran Nahrawan.<ref>Di antara korban yang Khawarij bunuh adalah Abdullah bin Khabab bin al-Arts at-Tamiimi, sahabat shaghir, ayahnya adalah seorang sahabat yang masyhur, lihat catatan biografinya dalam Kitab ''Al-Ishabah'', 4/73.</ref><ref>Ibnu Katsir berkata (10/643), “Al-Haitsam bin Adi menyebutkan bahwa setelah Ali memerangi kaum Khawarij membangkang pula seorang lelaki penduduk Bashrah dari Bani Najiyah bernama al-Harits bin Rasyid, dalam ''Tarikh ath-Thabari'', 5/113 disebutkan namanya al-Khariit bin Rasyid an-Naji, lalu dia menyebutkan perfndan kisah ini dari jalur Abu Mikhnaf.</ref><ref>Kitab al-Bidayah wan Nihayah (10/646).</ref>


[[File:Iraq_under_the_Abbasid_Caliphate_(cropped).png|thumb|[[Kanal Nahrawan]] membentang sejajar dengan tepi timur [[Tigris]].]]
== Kehilangan semua provinsi kecuali Kufah ==
Kaum Khawarij memilih [[Abdullah bin Wahb al-Rasibi]] sebagai khalifah mereka. Mereka mencela kepemimpinan Ali, dan menyatakan dia, para pengikutnya, dan orang-orang Suriah sebagai kafir. Mereka menyatakan penumpahan darah dari orang-orang kafir seperti itu [[Halal|sah]].<ref>{{harvtxt|Donner|2010|p=163}}. {{harvtxt|Wellhausen|1901|pp=17–18}}. {{harvtxt|Hazleton|2009|p=145}}</ref> Kaum Khawarij mulai menginterogasi warga sipil tentang pandangan mereka tentang [[Utsman bin 'Affan|Utsman]] dan Ali, dan mengeksekusi mereka yang tidak sependapat.<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1901|pp=17–18}}. {{harvtxt|Hazleton|2009|p=143}}. {{harvtxt|Madelung|1997|p=254}}</ref> Dalam satu insiden penting, kaum Khawarij mengeluarkan isi perut istri seorang petani yang sedang hamil, memotong dan membunuh bayinya yang belum lahir, sebelum memenggal kepala petani tersebut.<ref>{{harvtxt|Hazleton|2009|pp=143, 144}}. {{harvtxt|Madelung|1997|pp=254, 259}}</ref> Khawarij telah dipandang sebagai pelopor ekstremis Islam.<ref>{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=144}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=152}}</ref>
Pasukan Muawiyah menyerbu dan menduduki kota kota dimana Gubernur dari pemerintahan Ali tidak mampu mencegahnya atau rakyat tidak mendukung sang gubernur untuk memerangi pasukan Muawiyah. Muawiyah akhirnya menduduki [[Mesir]], [[Yaman]] dan beberapa wilayah lain.<ref>
See: [[Nahj Al-Balagha]]
[[Nahj Al-Balagha]] [http://www.nahjulbalagha.org/sermons.php Sermons 25, 27, 29, 39]
* Al-gharat (Plunders) which has written by [[Abi Mikhnaf]], a Shi'a, is a detailed report about these raids.
</ref>


[[File:Nahrawan-Canal.jpg|thumb|Foto Kanal Nahrawan tahun 1909]]
== Hari terakhir Ali ==
Ali menerima berita tentang kekerasan Khawarij dan pindah ke Nahrawan dengan pasukannya.<ref>{{harvtxt|Madelung|1997|pp=259, 260}}</ref> Di sana, dia meminta orang Khawarij untuk menyerahkan para pembunuh dan kembali ke keluarga mereka.<ref name=":0">{{harvtxt|Madelung|1997|p=259}}</ref> Akan tetapi, kaum Khawarij menjawab dengan menantang bahwa mereka secara kolektif bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.<ref name=":0" /> Setelah beberapa upaya deeskalasi yang gagal, Ali mengumumkan amnesti (yang tidak berlaku untuk pembunuh) dan melarang pasukannya memulai permusuhan.<ref>{{harvtxt|Madelung|1997|p=260}}. {{harvtxt|Wellhausen|1901|p=18}}</ref> Khawarij yang tersisa, diperkirakan berjumlah 2.800, diserang dan ditaklukkan oleh pasukan Ali yang jauh lebih unggul. Yang terluka, diperkirakan 400 orang, diampuni oleh Ali.<ref>{{Harvtxt|Morony|2021}}</ref>
pada tanggal 19 bulan Ramadhan, ketika Ali sedang beribadah di masjid Kufa, seorang [[Khawarij]] bernama [[Abdurrahman bin Muljam]] membunuhnya dengan pedang beracun. Ali, yang terluka oleh pedang beracun tersebut, hidup selama 2 hari setelah serangan sebelum meninggal pada tanggal 21 Ramadhan di kota Kufa tahun 661 Masehi.<ref>[http://www.balagh.net/english/shia/shia/10.htm#00011 Tabatabae (1979), page 192]</ref>


Pada Januari 661, saat beribadah di [[Masjid Agung Kufah|Masjid Kufah]], Ali dibunuh oleh Khawarij, [[Abdurrahman bin Muljam]].<ref>{{harvtxt|Wellhausen|1901|p=18}}</ref>
== Khalifah [[Hasan bin Ali]] ==

Setelah kematian Ali ibn Abi Talib, kekuasaan kekhalifahan diberikan kepada putra tertua Ali yaitu [[Hasan bin Ali|Hasan]]. Khalifah Hasan hanya memerintah beberapa bulan sebelum dia melakukan perjanjian perdamaian dengan Muawiyah dan menyerahkan kekhalifahan kepada Muawiyah.<ref>
== Perjanjian damai dengan Hasan ==
* Lapidus (2002), p.47
{{Main|Perjanjian Hasan–Mu'awiyah}}
* Holt (1977a), p.72
Setelah [[pembunuhan Ali]] pada Januari 661, putra sulungnya, [[Hasan bin Ali|Hasan]], terpilih sebagai khalifah di Kufah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=311}}. {{Harvtxt|Glassé|2003|p=423}}</ref> Mu'awiyah dengan cepat berbaris di Kufah dengan pasukan besar, sementara respon militer Hasan mengalami pembelotan dalam jumlah besar. Ini difasilitasi oleh komandan militer dan kepala suku yang telah dibujuk ke pihak Mu'awiyah dengan janji dan tawaran uang.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=317-320}}. {{Harvtxt|Momen|1985|p=27}}</ref> Pada saat Hasan menyetujui perjanjian damai dengan Mu'awiyah, kekuasaannya tidak melebihi wilayah sekitar Kufah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=319, 322}}</ref> Berdasarkan perjanjian ini, Hasan menyerahkan kekhalifahan kepada Mu'awiyah. Perjanjian tersebut menetapkan amnesti umum bagi rakyat dan kembalinya kekhalifahan Hasan setelah kematian Mu'awiyah.<ref>{{Harvtxt|Momen|1985|p=27}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|p=322}}</ref> Mu'awiyah dinobatkan sebagai khalifah pada sebuah upacara di [[Yerusalem]] pada tahun 661.<ref>{{Harvtxt|Avi-Yonah|2001}}</ref>
* Tabatabaei (1979), p.195

* Madelung (1997), p.334</ref><ref name="firstfourcaliphs">[http://www.usc.edu/dept/MSA/politics/firstfourcaliphs.html#ali Sunni view of Ali]</ref>
Hasan mendahului Mu'awiyah, meninggal pada tahun 669 pada usia 46 tahun.<ref>{{Harvtxt|Momen|1985|p=28}}</ref> Diyakini bahwa dia diracuni atas dorongan Mu'awiyah.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=331}}. {{harvtxt|Momen|1985|p=28}}</ref>

== Catatan ==
{{notelist}}


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
<references/>

* {{cite book|last = Ali ibn Abi Talib|title = [[Nahj al-Balagha]] (Peak of Eloquence), compiled by [[ash-Sharif ar-Radi]]|year = 1984|publisher = Alhoda UK|isbn = 0940368439}}
== Sumber ==
* {{cite book|last = Holt|first = P. M.|coauthors = [[Bernard Lewis]]|title = Cambridge History of Islam, Vol. 1|year = 1977|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0521291364}}

* {{cite book|last = Lapidus|first = Ira|title = A History of Islamic Societies|publisher = Cambridge University Press|year = 2002|edition = 2nd|isbn = 978-0521779333}}
* {{Cite encyclopedia|url=https://archive.org/details/princetonencyclo0000unse/mode/2up|title=Ali b. Abi Talib (ca. 599–661)|encyclopedia=The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought|publisher=Princeton University Press|year=2013|isbn=9780691134840|editor-last=Bowering|editor-first=Gerhard|editor-last2=Crone|editor-first2=Patricia|editor-last3=Kadi|editor-first3=Wadad|editor-last4=Mirza|editor-first4=Mahan|editor-last5=Stewart|editor-first5=Devin J.|editor-last6=Zaman|editor-first6=Muhammad Qasim}}
* {{cite book|last = Madelung|first = Wilferd|authorlink = Wilferd Madelung|title = The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate|publisher = Cambridge University Press|year = 1997|isbn = 0521646960}}
* {{cite book|last1=Donner|first1=Fred M.|date=2010|url=https://books.google.com/books?id=YM8RBAAAQBAJ|title=Muhammad and the Believers, at the Origins of Islam|publisher=[[Harvard University Press]]|isbn=978-0-674-05097-6|author-link=Fred Donner}}
* {{cite book|last = Tabatabae|first = Sayyid Mohammad Hosayn|coauthors = [[Seyyed Hossein Nasr]] (translator)|authorlink = Allameh Tabatabaei|title = Shi'ite Islam|publisher = Suny press|year = 1979|isbn = 0-87395-272-3}}
* {{Cite encyclopedia|year=2003|title=The New Encyclopedia of Islam|publisher=[[AltaMira Press]]|url=https://archive.org/details/newencyclopediao0000glas|editor-last=Glassé|editor-first=Cyril|series=Revised Edition of the Concise Encyclopedia of Islam|isbn=978-0-7591-0190-6|url-access=registration}}
* {{cite encyclopedia|title=Ali ibn Abi Talib|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam, THREE|publisher=Brill Online|url=http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/ali-b-abi-talib-COM_26324|access-date=29 March 2013|last=Gleave|first=Robert M.|date=2008|archive-url=https://web.archive.org/web/20130402034949/http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/ali-b-abi-talib-COM_26324|archive-date=2 April 2013|url-status=live}}
* {{cite book|last=Holt|first=P. M.|author2=Bernard Lewis|year=1977|title=Cambridge History of Islam, Vol. 1|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-29136-4|author2-link=Bernard Lewis}}
* {{cite book|last=Lapidus|first=Ira|year=2002|title=A History of Islamic Societies|url=https://archive.org/details/historyofislamic0000lapi_t2d2|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-77933-3|edition=2nd}}
* {{EI2|last=Levi Della Vida|first=G.|author-link=Giorgio Levi Della Vida|title=Khāridjites|pages=1074–1077|volume=4|url=http://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_COM_0497}}
* {{The Prophet and the Age of the Caliphates|edition=Third}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Siffin|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/siffin-SIM_7018?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-2&s.q=%E1%B9%A2iff%C4%ABn|last=Lecker|first=M.|edition=Kedua}}
* {{cite book|last=Lewis|first=Bernard|year=2002|url=https://books.google.com/books?id=FPJv_0EfVhIC|title=Arabs in History|location=Oxford|publisher=[[Oxford University Press]]|isbn=9780191647161|author-link=Bernard Lewis}}
* {{cite book|last=Madelung|first=Wilferd|year=1997|title=The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate|url=https://archive.org/details/successiontomuam0000made|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-64696-0|author-link=Wilferd Madelung}}
* {{Cite book|last=Mavani|first=Hamid|year=2013|url=https://archive.org/details/religiousauthori0000mava/mode/|title=Religious Authority and Political Thought in Twelver Shi'ism: From Ali to Post-Khomeini|publisher=Routledge|isbn=9780415624404}}
* {{Cite book|last=Tabatabai|first=Muhammad Husayn|year=1977|title=Shi'ite Islam|url=https://archive.org/details/shiiteislam0000taba|publisher=State University of New York Press|isbn=9780873952729|pages=[https://archive.org/details/shiiteislam0000taba/page/52 52], 53|translator-last=Nasr|translator-first=Hossein}}
* {{cite book|last=Wellhausen|first=Julius|year=1901|url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.358135|title=Die religiös-politischen Oppositionsparteien im alten Islam|location=Berlin|publisher=Weidmannsche Buchhandlung|language=de|oclc=453206240}}
* {{The Arab Kingdom and its Fall}}
* {{Cite book|last=Abbas|first=Hassan|year=2021|title=The Prophet's Heir: The Life of Ali ibn Abi Talib|publisher=Yale University Press|isbn=9780300252057|pages=}}
* {{Cite book|last=Hazleton|first=Lesley|year=2009|url=https://archive.org/details/aftertheprophettheepicstoryoftheshiasunnisplitinislampdfdrive.com/mode/2up|title=After the Prophet: The Epic Story of the Shia-Sunni Split in Islam|publisher=Knopf Doubleday Publishing Group|isbn=9780385532099}}
* {{Cite book|last=Rogerson|first=Barnaby|year=2006|url=https://archive.org/details/heirsofprophetmu0000roge/mode/2up|title=The Heirs of the Prophet Muhammad: And the Roots of the Sunni-Shia Schism|publisher=Abacus|isbn=9780349117577}}
* {{Cite encyclopedia|year=2013|title=Ali b. Abi Talib|encyclopedia=The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought|publisher=Princeton University Press|url=https://archive.org/details/princetonencyclo0000unse/|editor-last=Bowering|editor-first=Gerhard|isbn=9780691134840}}
* {{Cite book|last=Jafri|first=S.H.M|year=1979|url=https://archive.org/details/OriginsAndEarlyDevelopmentOfShiaIslamBySyedHusainMohammadJafri/mode/2up|title=Origins and Early Development of Shia Islam|location=London|publisher=Longman}}
* {{Cite book|last=Glassé|first=Cyril|year=2001|url=https://archive.org/details/newencyclopediao0000glas/mode/2up|title=The new encyclopedia of Islam|publisher=AltaMira Press|isbn=9780759101890}}
* {{Cite book|last=Aslan|first=Reza|year=2011|url=https://archive.org/details/nogodbutgodorigi0000asla_n9k1/mode/2up|title=No god but God: The origins, evolution, and future of Islam|publisher=Random House|isbn=9780812982442}}
* {{Cite book|last=Momen|first=Moojan|year=1985|title=An introduction to Shi'i Islam|url=https://archive.org/details/introductiontosh0000unse_d5k7|publisher=Yale University Press|isbn=9780853982005}}
* {{cite book|last=Avi-Yonah|first=Michael|year=2001|url=https://books.google.com/books?id=AhasMr2F3i8C&q=muawiyah+jerusalem&pg=PA210|title=History of Israel and the Holy Land|publisher=A&C Black|isbn=9780826415264}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Ali|encyclopedia=Encyclopedia Britannica|url=https://www.britannica.com/biography/Ali-Muslim-caliph|last1=Nasr|first1=Seyyed Hossein|last2=Afsaruddin|first2=Asma}}
* {{Cite encyclopedia|year=1982|title=Ali b. Abi Taleb I. Life|encyclopedia=Encyclopaedia Iranica|url=http://www.iranicaonline.org/articles/ali-b-abi-taleb#pt1|last=Poonawala|first=I.K.|edition=Online}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Ali b. Abi Talib|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/ali-b-abi-talib-COM_0046?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-2&s.q=%CA%BFAl%C4%AB+b.+Ab%C4%AB+%E1%B9%AC%C4%81lib|last=Veccia Vaglieri|first=L.|edition=Kedua}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Ali b. Abi Talib|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/ali-b-abi-talib-COM_26324|last=Gleave|first=Robert M.|edition=Third}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021b|title=Al-Djamal|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/al-djamal-SIM_1962?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.cluster.Encyclopaedia+of+Islam&s.q=al-D%CC%B2j%CC%B2amal|last=Veccia Vaglieri|first=L.|edition=Kedua}}
* {{Cite book|last=Bodley|first=R.V.C.|year=1946|url=https://archive.org/details/messengerlifeofm00bodl/mode/2up|title=The Messenger; the Life of Mohammed|publisher=Doubleday & Company, Inc.}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Al-Nahrawan|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|last=Morony|first=M.|edition=Kedua}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021c|title=Al-Ashari, Abu Musa|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/al-ashari-abu-musa-SIM_0781?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.cluster.Encyclopaedia+of+Islam&s.q=al-As%CC%B2h%CC%B2%CA%BFar%C4%AB%2C+Ab%C5%AB+M%C5%ABs%C4%81|last=Veccia Vaglieri|first=L.|edition=Kedua}}
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Muawiya I|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/muawiya-i-SIM_5279?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-2&s.q=muawiya|last=Hinds|first=M.|edition=Kedua}}


== Further reading ==
;Encyclopedia
* {{cite encyclopedia | encyclopedia = [[Encyclopædia Iranica]] | publisher = Center for Iranian Studies, Columbia University| id = ISBN 1568590504}}


* {{cite book|last=Djaït|first=Hichem|date=30 October 2008|title=La Grande Discorde: Religion et politique dans l'Islam des origines|publisher=Editions Gallimard|isbn=978-2-07-035866-3}} Arabic translation by Khalil Ahmad Khalil, Beirut, 2000, Dar al-Tali'a.
[[Kategori:Ali]]
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=[[Encyclopædia Iranica]]|publisher=Center for Iranian Studies, Columbia University|isbn=1-56859-050-4|title=Encyclopedia Iranica|date=March 1997}}
[[Kategori:7th-century conflicts]]
[[Kategori:Rashidun Caliphate]]
[[Kategori:Muslim civil wars]]
[[Kategori:Fitna]]
[[Kategori:650s]]
[[Kategori:660s]]


{{portal|Islam}}
[[ar:فتنة مقتل عثمان]]
[[Category:Ali bin Abi Thalib]]
[[ca:Primera guerra civil islàmica]]
[[Category:Konflik tahun 650-an]]
[[en:First Fitna]]
[[it:Conflitto Ali-Mu'awiya]]
[[tr:İlk Fitne]]

Revisi terkini sejak 10 Februari 2024 09.46

Perang Saudara Islam I (656–661), juga disebut sebagai Fitnah Pertama (Arab: فتنة مقتل عثمان; Fitnat Maqtal Uthmān; "Fitnah Pembunuhan Utsman"), adalah perang saudara Muslim pertama yang menyebabkan penggulingan Kekhalifahan Rasyidin dan berdirinya Kekhalifahan Umayyah. Perang saudara melibatkan tiga pertempuran utama antara khalifah Rasyidin keempat, Ali, dan kelompok pengkhianat.

Akar perang saudara pertama dapat ditelusuri kembali ke pembunuhan khalifah kedua, Umar bin Khattab. Sebelum meninggal karena luka-lukanya, Umar membentuk dewan beranggotakan enam orang, yang akhirnya memilih Utsman bin Affan sebagai khalifah berikutnya. Selama tahun-tahun terakhir kekhalifahan Utsman, dia dituduh melakukan nepotisme dan akhirnya dibunuh oleh pemberontak pada tahun 656. Setelah pembunuhan Utsman, Ali terpilih sebagai khalifah keempat. Aisyah, Thalhah, dan Zubair memberontak melawan Ali untuk menggulingkannya. Kedua pihak bertempur dalam Pertempuran Jamal pada bulan Desember 656, di mana Ali menang. Setelah itu, Mu'awiyah, Gubernur Suriah yang berkuasa, menyatakan perang terhadap Ali seolah-olah untuk membalas kematian Utsman. Kedua pihak berperang dalam Pertempuran Siffin pada Juli 657. Pertempuran ini berakhir dengan jalan buntu dan seruan untuk arbitrase, yang dibenci oleh kaum Khawarij, yang menyatakan Ali, Mu'awiyah, dan pengikut mereka sebagai kafir. Menyusul kekerasan Khawarij terhadap warga sipil, pasukan Ali menghancurkan mereka dalam Pertempuran Nahrawan. Segera setelah itu, Mu'awiyah juga menguasai Mesir dengan bantuan Amr bin Ash.

Pada 661, Ali dibunuh oleh Khawarij, Abdurrahman bin Muljam. Setelah kematian Ali, pewarisnya, Hasan, terpilih sebagai khalifah dan segera setelah diserang oleh Mu'awiyah. Hasan yang diperangi membuat perjanjian damai, mengakui kekuasaan Mu'awiyah. Yang terakhir mendirikan Kekhalifahan Umayyah dan memerintah sebagai khalifah pertama

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]
Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sasaniyah, 600 M

Setelah kematian Muhammad pada tahun 632, Abu Bakar menjadi pemimpin komunitas Muslim. Setelah menegaskan kembali kendali Muslim atas suku-suku pembangkang Arab, dia mengirim pasukan untuk berperang melawan Kekaisaran Bizantium dan Sasaniyah Persia, memulai gelombang penaklukan yang dilanjutkan oleh penggantinya Umar (memerintah 634–644). Pertempuran-pertempuran ini menyebabkan kehancuran total Sasaniyah, dan membatasi Kekaisaran Bizantium ke Anatolia, Afrika Utara, dan penguasaannya di Eropa.[1] Penaklukan membawa pendapatan dan tanah yang melimpah bagi umat Islam.[2] Di Irak, tanah mahkota dan aristokrasi Persia kini berada di tangan Muslim. Ini menjadi properti komunal yang dikelola negara. Pendapatan didistribusikan di antara pasukan penakluk, yang menetap di Irak.[3] Umar juga menyerahkan administrasi provinsi kepada gubernur daerah, yang memerintah dengan otonomi yang cukup besar. Surplus provinsi dihabiskan untuk pemukim Muslim di wilayah yang ditaklukkan daripada diteruskan ke ibu kota, Madinah.[4]

Utsman menggantikan Umar setelah pembunuhannya oleh seorang budak pada tahun 644. Kebijakan khalifah baru menimbulkan ketidakpuasan di kalangan elit Muslim serta tuduhan nepotisme. Dia mulai memusatkan kekuasaan dengan mengandalkan kerabat Umayyah-nya, yang telah lama menentang Muhammad sebelum masuk Islam pada tahun 630. Kesukaannya terhadap kerabat tidak termasuk anggota Quraisy lainnya,[a] yang telah menikmati otoritas signifikan selama pemerintahan dua pendahulunya. Dia menunjuk kerabatnya untuk semua jabatan gubernur provinsi.[5] Meskipun Utsman melanjutkan ekspansi Muslim di Persia dan Mesir, penaklukan ini terhenti pada paruh akhir masa pemerintahannya.[6] Masuknya barang rampasan melambat, memperbesar masalah ekonomi yang sebelumnya diredam oleh pendapatan yang masuk.[7] Hal ini ditambah dengan antipati pengembara Arab terhadap otoritas pusat, yang sampai sekarang telah digantikan oleh upaya perang yang terus berlanjut.[8] Migrasi berkelanjutan suku-suku dari Arab ke wilayah taklukan juga mengakibatkan berkurangnya pembayaran dari pendapatan tanah, yang menyebabkan kebencian di antara para pemukim sebelumnya.[9] Pemukim awal juga melihat status mereka terancam oleh hibah tanah di wilayah yang ditaklukkan kepada kaum Quraisy terkemuka seperti Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam, serta akuisisi tanah oleh kepala suku yang datang terlambat, seperti Asy'ats bin Qais. Para pemimpin ini diberi wilayah ini sebagai ganti tanah mereka di Arabia.[10] Selanjutnya, Utsman menguasai tanah mahkota Irak sebagai aset negara, dan menuntut agar surplus provinsi diteruskan ke khalifah. Campur tangan dalam urusan provinsi ini menimbulkan penentangan luas terhadap pemerintahannya, terutama dari Irak dan Mesir, tempat mayoritas tentara penakluk menetap.[11]

Didorong oleh elit Madinah termasuk tokoh-tokoh terkemuka seperti Thalhah, Zubair, Amr bin Ash (mantan gubernur Mesir yang digulingkan Utsman), dan janda Muhammad, Aisyah, oposisi provinsi kemudian meluas menjadi pemberontakan terbuka. Para pembangkang dari Mesir dan Irak berbaris di Madinah, membunuh khalifah pada bulan Juni 656.[12] Ali, sepupu dan menantu Muhammad, kemudian diakui sebagai khalifah.[13]

Pertempuran Jamal

[sunting | sunting sumber]

Aisyah, Thalhah, dan Zubair menentang suksesi Ali dan berkumpul di Makkah, di mana mereka menuntut pembalasan atas kematian Utsman dan pemilihan khalifah baru, mungkin Thalhah atau Zubair, melalui konsultasi.[14] Pemberontak mengumpulkan pasukan dan merebut Basra dari gubernur Ali, menimbulkan banyak korban pada anak buahnya, dengan maksud untuk memperkuat posisi mereka.[15] Ali mengutus putranya Hasan untuk memobilisasi pasukan di Kufah.[16] Setelah Ali sendiri tiba di Kufah, pasukan gabungan berbaris ke Basra.[17]

Kedua pasukan bertemu di luar Basra. Setelah tiga hari negosiasi yang gagal, pertempuran dimulai pada sore hari tanggal 8 Desember 656 dan berlangsung hingga malam hari.[18] Zubair meninggalkan lapangan tanpa perlawanan. Mungkin karena tindakan tidak terhormat meninggalkan sesama Muslim di belakang dalam perang saudara yang disebabkannya, Zubair dikejar dan dibunuh oleh pasukan Ahnaf bin Qais, seorang kepala Bani Sa'ad yang tetap berada di sela-sela pertempuran.[19] Thalhah dibunuh oleh Bani Umayyah, Marwan bin al-Hakam.[20]

Dengan kematian Thalhah dan Zubair, nasib pertempuran ditentukan demi kepentingan Ali. Namun, pertarungan berlanjut hingga pasukan Ali berhasil membunuh unta Aisyah, yang telah dikerahkan oleh pasukannya. Dari unta inilah pertempuran mendapatkan namanya.[21] Setelah menegur Aisyah, Ali mengirimnya kembali ke Madinah, dikawal oleh kakaknya.[22] Ali juga mengumumkan pengampunan publik dan membebaskan para tahanan.[23] Pengampunan ini juga diberikan kepada pemberontak terkenal, termasuk Marwan, yang segera bergabung dengan kerabat Umayyah-nya, Mu'awiyah bin Abu Sufyan, gubernur Suriah, sebagai penasihat senior.[24]

Pertempuran Shiffin

[sunting | sunting sumber]
Pertempuran antara pasukan Ali dan Mu'awiyah selama Pertempuran Shiffin, dari Tarikhnama

Tak lama setelah merebut kekuasaan, Ali memberhentikan sebagian besar gubernur yang dianggapnya korup, termasuk Mu'awiyah, sepupu Utsman.[25] Mu'awiyah menolak untuk mundur dan memberi tahu Ali melalui perwakilan bahwa dia akan mengakui Ali sebagai khalifah dengan imbalan jabatan gubernur Suriah dan Mesir seumur hidup.[26] Ali menolak proposal ini.[27]

Sebagai tanggapan, Mu'awiyah menyatakan perang terhadap Ali atas nama Suriah, menuntut pembalasan atas kematian Utsman. Gubernur bertujuan untuk menggulingkan Ali dan membentuk dewan Suriah untuk menunjuk khalifah berikutnya, yang mungkin adalah Mu'awiyah sendiri.[28] Ali menjawab melalui surat bahwa Mu'awiyah dipersilakan untuk membawa kasusnya ke pengadilan Ali, memintanya untuk memberikan bukti yang akan memberatkan Ali dalam pembunuhan Utsman. Ali juga menantang Mu'awiyah untuk menyebutkan orang Suriah yang memenuhi syarat untuk dewan.[29]

Ali memanggil dewan elit penguasa Islam yang mendesaknya untuk melawan Mu'awiyah.[30] Kedua pasukan itu bertemu di Shiffin, sebelah barat Efrat, pada tahun 657 M.[31] Di sana, kedua belah pihak bernegosiasi selama berminggu-minggu.[32] Khususnya, Mu'awiyah mengulangi usulnya untuk mengakui Ali dengan imbalan Suriah dan Mesir, yang kembali ditolak.[33] Pada gilirannya, Ali menantang Mu'awiyah untuk duel satu lawan satu untuk menyelesaikan masalah dan menghindari pertumpahan darah. Tawaran ini ditolak oleh Mu'awiyah.[34] Negosiasi berhenti tanpa hasil pada tanggal 18 Juli 657 dan kedua belah pihak bersiap untuk pertempuran.[35] Pertempuran dimulai pada Rabu, 26 Juli, dan berlangsung selama tiga atau empat hari.[36] Pada hari terakhir, keseimbangan telah berubah menguntungkan Ali.[37] Ketika Mu'awiyah diberi tahu bahwa pasukannya tidak bisa menang, dia memutuskan untuk mengajukan banding ke Al-Qur'an.[38] Sebelum tengah hari, orang-orang Suriah mengangkat salinan buku itu dengan tombak mereka, berteriak, "Biarkan buku Tuhan menjadi hakim di antara kita."[39] Meskipun Ali curiga dengan seruan ini, pasukannya berhenti berperang.[40] Didorong oleh sentimen perdamaian yang kuat di pasukannya dan ancaman pemberontakan, Ali menerima proposal arbitrase.[41]

Arbitrasi

[sunting | sunting sumber]

Mayoritas tentara Ali mendesak Abu Musa al-Asy'ari yang dilaporkan netral sebagai wakil mereka. Ali menganggap Abu Musa naif secara politik, tetapi mengangkatnya meskipun ada keberatan.[42] Dalam sebuah perjanjian pada tanggal 2 Agustus 657 M, Abu Musa mewakili pasukan Ali sedangkan jenderal tertinggi Mu'awiyah, Amr bin Ash, mewakili pihak lain.[43] Kedua perwakilan tersebut berkomitmen untuk mematuhi Al-Qur'an dan Sunnah, serta menyelamatkan komunitas Muslim dari perang dan perpecahan.[44]

Kedua arbiter bertemu bersama, pertama di Dumat al-Jandal dan kemudian di Udhruh, dan prosesnya kemungkinan besar berlangsung hingga pertengahan April 658 M.[45] Di Dumat al-Jandal, para arbiter mencapai keputusan bahwa Utsman telah dibunuh secara tidak wajar dan bahwa Mu'awiya berhak membalas dendam.[46] Menurut cendekiawan Wilferd Madelung, putusan ini bersifat politis daripada yudisial, dan merupakan kesalahan besar dari Abu Musa yang naif.[47] Putusan ini memperkuat dukungan Suriah untuk Mu'awiyah dan melemahkan posisi Ali.[48]

Pertemuan kedua di Udhruh kemungkinan besar bubar karena Amr melanggar perjanjian sebelumnya dengan Abu Musa.[49] Delegasi Kufah bereaksi dengan marah atas konsesi Abu Musa, dan mantan arbiter melarikan diri ke Makkah dengan aib.[50] Sebaliknya, Amr diterima dengan penuh kemenangan oleh Mu'awiyah sekembalinya ke Suriah.[51] Setelah penyelesaian arbitrase pada tahun 659 M, orang-orang Suriah berjanji setia kepada Mu'awiyah sebagai khalifah berikutnya.[52] Ali mencela perilaku kedua arbiter itu bertentangan dengan Al-Qur'an dan mulai mengatur ekspedisi baru ke Suriah.[53]

Pertempuran Nahrawan

[sunting | sunting sumber]

Setelah Pertempuran Shiffin, sebuah kelompok berpisah dari Ali ketika dia setuju untuk menyelesaikan perselisihan dengan Mu'awiyah melalui arbitrase, sebuah langkah yang dianggap oleh kelompok tersebut bertentangan dengan Al-Qur'an.[54] Sebagian besar dari mereka telah menekan Ali untuk menerima arbitrase, tetapi kemudian berbalik arah dan menyatakan bahwa hak untuk menghakimi hanya milik Tuhan.[55] Sementara Ali sebagian besar berhasil mendapatkan kembali dukungan mereka, penentang arbitrase yang tersisa berkumpul di Nahrawan, di tepi timur sungai Tigris.[56] Karena eksodus mereka, kelompok ini dikenal sebagai Khawarij, dari bahasa Arab untuk "keluar" atau "bangkit dalam pemberontakan".[57][58]

Kanal Nahrawan membentang sejajar dengan tepi timur Tigris.

Kaum Khawarij memilih Abdullah bin Wahb al-Rasibi sebagai khalifah mereka. Mereka mencela kepemimpinan Ali, dan menyatakan dia, para pengikutnya, dan orang-orang Suriah sebagai kafir. Mereka menyatakan penumpahan darah dari orang-orang kafir seperti itu sah.[59] Kaum Khawarij mulai menginterogasi warga sipil tentang pandangan mereka tentang Utsman dan Ali, dan mengeksekusi mereka yang tidak sependapat.[60] Dalam satu insiden penting, kaum Khawarij mengeluarkan isi perut istri seorang petani yang sedang hamil, memotong dan membunuh bayinya yang belum lahir, sebelum memenggal kepala petani tersebut.[61] Khawarij telah dipandang sebagai pelopor ekstremis Islam.[62]

Foto Kanal Nahrawan tahun 1909

Ali menerima berita tentang kekerasan Khawarij dan pindah ke Nahrawan dengan pasukannya.[63] Di sana, dia meminta orang Khawarij untuk menyerahkan para pembunuh dan kembali ke keluarga mereka.[64] Akan tetapi, kaum Khawarij menjawab dengan menantang bahwa mereka secara kolektif bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.[64] Setelah beberapa upaya deeskalasi yang gagal, Ali mengumumkan amnesti (yang tidak berlaku untuk pembunuh) dan melarang pasukannya memulai permusuhan.[65] Khawarij yang tersisa, diperkirakan berjumlah 2.800, diserang dan ditaklukkan oleh pasukan Ali yang jauh lebih unggul. Yang terluka, diperkirakan 400 orang, diampuni oleh Ali.[66]

Pada Januari 661, saat beribadah di Masjid Kufah, Ali dibunuh oleh Khawarij, Abdurrahman bin Muljam.[67]

Perjanjian damai dengan Hasan

[sunting | sunting sumber]

Setelah pembunuhan Ali pada Januari 661, putra sulungnya, Hasan, terpilih sebagai khalifah di Kufah.[68] Mu'awiyah dengan cepat berbaris di Kufah dengan pasukan besar, sementara respon militer Hasan mengalami pembelotan dalam jumlah besar. Ini difasilitasi oleh komandan militer dan kepala suku yang telah dibujuk ke pihak Mu'awiyah dengan janji dan tawaran uang.[69] Pada saat Hasan menyetujui perjanjian damai dengan Mu'awiyah, kekuasaannya tidak melebihi wilayah sekitar Kufah.[70] Berdasarkan perjanjian ini, Hasan menyerahkan kekhalifahan kepada Mu'awiyah. Perjanjian tersebut menetapkan amnesti umum bagi rakyat dan kembalinya kekhalifahan Hasan setelah kematian Mu'awiyah.[71] Mu'awiyah dinobatkan sebagai khalifah pada sebuah upacara di Yerusalem pada tahun 661.[72]

Hasan mendahului Mu'awiyah, meninggal pada tahun 669 pada usia 46 tahun.[73] Diyakini bahwa dia diracuni atas dorongan Mu'awiyah.[74]

  1. ^ Pengelompokan klan-klan Makkah yang dimiliki Muhammad dan para khalifah, termasuk Utsman.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Lewis 2002, hlm. 49–51)
  2. ^ (Donner 2010, hlm. 148)
  3. ^ (Kennedy 2016, hlm. 59)
  4. ^ (Kennedy 2016, hlm. 60)
  5. ^ (Wellhausen 1927, hlm. 41–42). (Lewis 2002, hlm. 59)
  6. ^ (Donner 2010, hlm. 148). (Lewis 2002, hlm. 60)
  7. ^ (Wellhausen 1927, hlm. 43)
  8. ^ (Lewis 2002, hlm. 60)
  9. ^ (Donner 2010, hlm. 148). (Kennedy 2016, hlm. 63)
  10. ^ (Donner 2010, hlm. 149–150). (Kennedy 2016, hlm. 63)
  11. ^ (Kennedy 2016, hlm. 61–62)
  12. ^ (Kennedy 2016, hlm. 64–65). (Lewis 2002, hlm. 60)
  13. ^ (Kennedy 2016, hlm. 65)
  14. ^ (Madelung 1997, hlm. 157, 158). (Rogerson 2006, hlm. 289, 291)
  15. ^ (Madelung 1997, hlm. 162, 163). (Hazleton 2009, hlm. 107). (Rogerson 2006, hlm. 294). (Abbas 2021, hlm. 137). (Veccia Vaglieri 2021b)
  16. ^ (Madelung 1997, hlm. 166). (Hazleton 2009, hlm. 107). (Rogerson 2006, hlm. 295). (Poonawala 1982). (Veccia Vaglieri 2021). (Veccia Vaglieri 2021b)
  17. ^ (Donner 2010, hlm. 158–160)
  18. ^ (Madelung 1997, hlm. 169, 170). (Rogerson 2006, hlm. 295). (Poonawala 1982). (Gleave 2008)
  19. ^ (Madelung 1997, hlm. 170, 171). (Rogerson 2006, hlm. 295, 296). (Veccia Vaglieri 2021b)
  20. ^ (Madelung 1997, hlm. 171, 172, 181)
  21. ^ (Madelung 1997, hlm. 172, 173). (Hazleton 2009, hlm. 118-121). (Abbas 2021, hlm. 140). (Rogerson 2006, hlm. 296, 297). (Veccia Vaglieri 2021b)
  22. ^ (Madelung 1997, hlm. 168–174)
  23. ^ (Madelung 1997, hlm. 175, 179, 180). (Hazleton 2009, hlm. 122). (Abbas 2021, hlm. 141). (Rogerson 2006, hlm. 298). (Veccia Vaglieri 2021b)
  24. ^ (Madelung 1997, hlm. 168–174, 180, 181). (Hazleton 2009, hlm. 118). (Abbas 2021, hlm. 140, 141). (Veccia Vaglieri 2021b)
  25. ^ (Madelung 1997, hlm. 148, 197). (Abbas 2021, hlm. 134). (Hazleton 2009, hlm. 183)
  26. ^ (Madelung 1997, hlm. 203). (Gleave 2021)
  27. ^ (Madelung 1997, hlm. 204). (Hinds 2021)
  28. ^ (Madelung 1997, hlm. 204, 205). (Hazleton 2009, hlm. 130, 136)
  29. ^ (Madelung 1997, hlm. 205, 206)
  30. ^ (Madelung 1997, hlm. 215). (Rogerson 2006, hlm. 303, 304)
  31. ^ (Madelung 1997, hlm. 226). (Donner 2010, hlm. 161)
  32. ^ (Lecker 2021)
  33. ^ (Hazleton 2009, hlm. 196)
  34. ^ (Madelung 1997, hlm. 135). (Hazleton 2009, hlm. 197). (Rogerson 2006, hlm. 306)
  35. ^ (Madelung 1997, hlm. 231). (Bowering et al. Stewart, hlm. 31). (Donner 2010, hlm. 161)
  36. ^ (Madelung 1997, hlm. 232). (Rogerson 2006, hlm. 307). (Donner 2010, hlm. 161)
  37. ^ (Madelung 1997, hlm. 238). (Hazleton 2009, hlm. 198). (Rogerson 2006, hlm. 307, 308)
  38. ^ (Madelung 1997, hlm. 238). (Abbas 2021, hlm. on Amr's cunning advice). (Hazleton 2009, hlm. 198). (Rogerson 2006, hlm. 308). (Mavani 2013, hlm. 98). (Aslan 2011, hlm. 137). (Bowering et al. 2013, hlm. 43). (Glassé 2001, hlm. 40)
  39. ^ (Madelung 1997, hlm. 238). (Hazleton 2009, hlm. 198, 199). (Rogerson 2006, hlm. 308). (Bowering et al. 2013, hlm. 31)
  40. ^ (Madelung 1997, hlm. 238). (Abbas 2021, hlm. you have been cheated). (Rogerson 2006, hlm. 308). (Hazleton 2009, hlm. 199-201)
  41. ^ (Madelung 1997, hlm. 238, 241). (Donner 2010, hlm. 161)
  42. ^ (Madelung 1997, hlm. 241, 242). (Hazleton 2009, hlm. 211). (Rogerson 2006, hlm. 308). (Bowering et al. 2013, hlm. 43). (Donner 2010, hlm. 161). (Veccia Vaglieri 2021c)
  43. ^ (Madelung 1997, hlm. 241-243). (Abbas 2021, hlm. politically ambitious Kufan). (Hazleton 2009, hlm. 210, 211). (Rogerson 2006, hlm. 308). (Bowering et al. 2013, hlm. 43)
  44. ^ (Madelung 1997, hlm. 243). (Abbas 2021, hlm. the mandate of the arbitration). (Rogerson 2006, hlm. 309)
  45. ^ (Donner 2010, hlm. 162). (Madelung 1997, hlm. 254, 255). (Hazleton 2009, hlm. 210)
  46. ^ (Madelung 1997, hlm. 255). (Abbas 2021, hlm. Uthman had indeed been wrongfully killed). (Aslan 2011, hlm. 137)
  47. ^ (Madelung 1997, hlm. 256). (Rogerson 2006, hlm. 312)
  48. ^ (Madelung 1997, hlm. 255). (Jafri 1979, hlm. 65). (Momen 1985, hlm. 25). (Bowering et al. 2013, hlm. 31). (Donner 2010, hlm. 162, 163)
  49. ^ (Rogerson 2006, hlm. 311, 312). (Madelung 1997, hlm. 257). (Glassé 2001, hlm. 40). (Donner 2010, hlm. 165). (Poonawala 1982)
  50. ^ (Madelung 1997, hlm. 257). (Hazleton 2009, hlm. 212)
  51. ^ (Madelung 1997, hlm. 257). (Hazleton 2009, hlm. 212). (Rogerson 2006, hlm. 312)
  52. ^ (Madelung 1997, hlm. 257). (Hazleton 2009, hlm. 212). (Rogerson 2006, hlm. 312). (Bowering et al. Stewart, hlm. 31). (Donner 2010, hlm. 163). (Hinds 2021)
  53. ^ (Madelung 1997, hlm. 257). (Glassé 2001, hlm. 40). (Poonawala 1982). (Veccia Vaglieri 2021)
  54. ^ (Poonawala 1982). (Hazleton 2009, hlm. 141)
  55. ^ (Poonawala 1982). (Hazleton 2009, hlm. 141). (Veccia Vaglieri 2021)
  56. ^ (Madelung 1997, hlm. 248, 249, 251, 252). (Abbas 2021, hlm. brought many of them out). (Rogerson 2006, hlm. 311, 313). (Donner 2010, hlm. 163). (Wellhausen 1901, hlm. 17). (Poonawala 1982). (Veccia Vaglieri 2021)
  57. ^ Francesca, Ersilia. Dammen McAuliffe, Jane, ed. "Khārijīs". Encyclopaedia of the Qurʾān. Georgetown University. doi:10.1163/1875-3922_q3_EQCOM_00103. Diakses tanggal 18 Aug 2022 – via Brill. 
  58. ^ (Levi Della Vida 1978, hlm. 1074, 1075). (Poonawala 1982). (Veccia Vaglieri 2021)
  59. ^ (Donner 2010, hlm. 163). (Wellhausen 1901, hlm. 17–18). (Hazleton 2009, hlm. 145)
  60. ^ (Wellhausen 1901, hlm. 17–18). (Hazleton 2009, hlm. 143). (Madelung 1997, hlm. 254)
  61. ^ (Hazleton 2009, hlm. 143, 144). (Madelung 1997, hlm. 254, 259)
  62. ^ (Hazleton 2009, hlm. 144). (Abbas 2021, hlm. 152)
  63. ^ (Madelung 1997, hlm. 259, 260)
  64. ^ a b (Madelung 1997, hlm. 259)
  65. ^ (Madelung 1997, hlm. 260). (Wellhausen 1901, hlm. 18)
  66. ^ (Morony 2021)
  67. ^ (Wellhausen 1901, hlm. 18)
  68. ^ (Madelung 1997, hlm. 311). (Glassé 2003, hlm. 423)
  69. ^ (Madelung 1997, hlm. 317-320). (Momen 1985, hlm. 27)
  70. ^ (Madelung 1997, hlm. 319, 322)
  71. ^ (Momen 1985, hlm. 27). (Madelung 1997, hlm. 322)
  72. ^ (Avi-Yonah 2001)
  73. ^ (Momen 1985, hlm. 28)
  74. ^ (Madelung 1997, hlm. 331). (Momen 1985, hlm. 28)

Further reading

[sunting | sunting sumber]
  • Djaït, Hichem (30 October 2008). La Grande Discorde: Religion et politique dans l'Islam des origines. Editions Gallimard. ISBN 978-2-07-035866-3.  Arabic translation by Khalil Ahmad Khalil, Beirut, 2000, Dar al-Tali'a.
  • "Encyclopedia Iranica". Encyclopædia Iranica. Center for Iranian Studies, Columbia University. March 1997. ISBN 1-56859-050-4.