Lompat ke isi

Al-Mansur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k →‎Kelompok yang Ditakuti: membetulkan ejaan
 
(35 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
:''Artikel ini tentang [[Khalifah]] [[B<br />
ani Abbasiyah]] Al Mansur dari [[Baghdad]]. Ada pula artikel jenderal dan negarawan [[Al-Andalus|muslim Spanyol]] [[al-Mansur (Abi Amir)|Al Mansur]]. Mereka berdua dikenal sebagai Almanzor di Barat.''
{{Hatnote|Artikel ini tentang [[Khalifah]] [[Bani Abbasiyah]] Al Mansur dari [[Baghdad]]. Ada pula artikel jenderal dan negarawan [[Al-Andalus|muslim Spanyol]] [[al-Mansur (Abi Amir)|Al Mansur]]. Mereka berdua dikenal sebagai Almanzor di Barat}}


{{Infobox royalty
'''Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur''' ([[712]]–[[775]]; [[Bahasa Arab|Arab]]: ابو جعفر عبدالله ابن محمد المنصور) merupakan [[Khalifah]] kedua [[Bani Abbasiyah]]. Ia dilahirkan di al-Humaymah, kampung halaman keluarga Abbasiyah setelah migrasi dari [[Hejaz]] pada tahun 687-688. Ayahnya adalah, Muhammad, cicit dari [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]]; ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, adalah wanita dari suku [[Barbar]].<ref>[[G.R. Hawting]] [http://www.britannica.com/ebc/article-9050628 ''Mansur, al-.''. Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica Online. 20 Apr. 2007]</ref> Ia dibaiat sebagai khalifah karena penobatannya sebagai putera mahkota oleh kakaknya, [[As-Saffah]] pada tahun [[754]], dan berkuasa sampai [[775]]. Pada tahun [[762]] ia mendirikan ibukota baru dengan istananya Madinat as-Salam, yang kemudian menjadi [[Baghdad]].
| name = Al-Mansur<br />المنصور
| title = [[Daftar khalifah|Khalīfah]]<br />[[Amirul Mukminin|Amir al-Mu'minin]]
| image = Abu Jaafar al-Mansur (cropped).jpg
| caption = [[Patung]] [[Khalifah]] Al-Mansur
| succession = [[Khalifah]] [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]]
| reign = 10 Juni 754 – 6 Oktober 775<br />({{age in years and days|754|6|10|775|10|6|duration=yes}})
| predecessor = [[As-Saffah]]
| successor = [[Al-Mahdi]]
| birth_date = {{circa|714|df=y}}
| birth_place = [[Humeima]], [[Bilad al-Sham]]
| death_date = 6 Oktober 775 (umur 61)
| death_place = [[Mekkah]], [[Kekhalifahan Abbasiyah]]
| spouse = {{plainlist|
* Arwa binti Mansur al-Himyari
* Hammadah binti Isa
* Fatimah binti Muhammad}}
| issue =
| full name = Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur
| dynasty = [[Abbasid dynasty|Abbasid]]
| father = [[Muhammad bin Ali bin Abdullah|Muhammad]]
| mother = [[Sallamah Umm Abdallah|Sallamah]]
| religion = [[Sunni]] [[Islam]]
| place of burial =
}}


'''Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur''' ([[714]]–[[775]]; [[Bahasa Arab|Arab]]: ابو جعفر عبدالله ابن محمد المنصور) merupakan [[Khalifah]] kedua [[Bani Abbasiyah]]. Ia dilahirkan di al-Humaymah, kampung halaman keluarga Abbasiyah setelah migrasi dari [[Hejaz]] pada tahun 687-688. Ayahnya adalah Muhammad bin Abdullah bin [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]] bin [[Abdul Muthalib]] (cicit dari paman [[Muhammad|Nabi Muhammad saw]].);<ref name=":1">{{Cite web|date=2011-04-25|title=Daulah Abbasiyah: Abu Ja'far Al-Manshur (754-775 M) Membangun Imperium|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/04/25/lk6z4v-daulah-abbasiyah-abu-jafar-almanshur-754775-m-membangun-imperium|website=Republika Online|language=id|access-date=2024-01-02}}</ref> ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, adalah wanita dari suku [[Barbar]].<ref>[[G.R. Hawting]] [http://www.britannica.com/ebc/article-9050628 ''Mansur, al-.''. Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica Online. 20 Apr. 2007]</ref> <ref name=":0">{{Cite book|last=Abduh|first=Bilif|date=2023|title=Ensiklopedia Tokoh Islam Dunia|location=Yogyakarta|publisher=Checklist|isbn=978-602-5479-65-6|pages=31 - 33|url-status=live}}</ref> Ia dibaiat sebagai khalifah karena penobatannya sebagai putera mahkota oleh adiknya, [[As-Saffah]] pada tahun [[754]], dan berkuasa sampai [[775]]. Pada tahun [[762]] ia mendirikan ibu kota baru dengan istananya Madinat as-Salam, yang kemudian menjadi [[Baghdad]].
al-Mansur tersangkut dengan kerasnya masa pemerintahannya setelah kematian saudaranya al-'Abbas. Pada 755, ia menyusun pembunuhan Abu Muslim, jenderal yang telah memimpin pasukan al-'Abbas menang terhadap keluarga Umayyah dalam perang saudara ke-3. Ia berusaha memastikan bahwa keluarga Abbasiyah ialah yang tertinggi dalam urusan negara, dan kedaulatannya atas Khilafah akan tak diragukan lagi.


== Masa pemerintahan ==
Ia menyatakan, sebagaimana yang telah ditempuh Khilafah Bani Umayyah, menyelenggarakan otoritas keagamaan dan keduniawian. Secara lebih lanjut mengasingkan Muslim Syi’ah yang telah terjadi, selama masa pemerintahan al-'Abbas, menginginkan Imam Syi’ah mengangkat khalifah.
[[File:Dirham of Abbasid caliph al-Mansur, AH 150.jpg|300px|thumb|Khilafah Abbasiyah al-Mansur dirham (767)]]
Al-Mansur tersangkut dengan kerasnya masa pemerintahannya setelah kematian saudaranya al-'Abbas. Pada 755, ia menyusun pembunuhan Abu Muslim, jenderal yang telah memimpin pasukan al-'Abbas menang terhadap keluarga [[Kekhalifahan Umayyah|Umayyah]] dalam perang saudara ke-3. Ia berusaha memastikan bahwa keluarga Abbasiyah ialah yang tertinggi dalam urusan negara, dan kedaulatannya atas [[Khilafah]] akan tak diragukan lagi.


Ia menyatakan, sebagaimana yang telah ditempuh Khilafah Bani Umayyah, menyelenggarakan otoritas keagamaan dan keduniawian. Secara lebih lanjut mengasingkan Muslim [[Syiah|Syi’ah]] yang telah terjadi, selama masa pemerintahan al-'Abbas, menginginkan Imam Syi’ah mengangkat khalifah.
Selama masanya, karya sastra dan ilmiah di Dunia Islam mulai muncul dalam kekuatan penuh, didukung toleransi terhadap orang-orang Persia dan kelompok lain. Walau Khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abd al-Malik telah mengambil praktik peradilan Persia, itu tak sampai masa al-Mansur jika sastra dan ilmu pengetahuan Persia sampai mendapat penghargaan yang sebenarnya di Dunia Islam. Munculnya Shu'ubiya di antara sarjana Persia terjadi selama masa pemerintahan al-Mansur sebagai akibat hilangnya sensor atas Persia. Shu'ubiya merupakan gerakan sastra antara orang Persia yang menunjukkan kepercayaan mereka bahwa seni dan budaya Persian lebih tinggi daripada Arab; gerakan, membantu mempercepat munculnya dialog Arab-Persia di abad ke-8.


Selama masanya, karya sastra dan ilmiah di dunia Islam mulai muncul dalam kekuatan penuh, didukung toleransi terhadap orang-orang Persia dan kelompok lain. Walau Khalifah Bani Umayyah [[Hisyam bin Abdul-Malik|Hisyam bin Abd al-Malik]] telah mengambil praktik peradilan [[Iran|Persia]], itu tak sampai masa al-Mansur jika sastra dan ilmu pengetahuan Persia sampai mendapat penghargaan yang sebenarnya di dunia Islam. Bahkan Al Mansur membuka lebar-lebar untuk masuknya sastra dan ilmu pengetahuan dari Persia. <ref name=":0" />
Barangkali yang lebih penting daripada munculnya ilmu pengetahuan Persia ialah masuknya banyak orang non-Arab ke dalam Islam. Secara aktif Bani Umayyah mencoba mengecilkan jumlah masuknya agar melanjutkan pungutan jizyah, atau pajak terhadap non-Muslim. Keinklusifan Bani Abbasiyah, dan bahwa al-Mansur, memandang ekspansi Islam di antara daerahnya; pada 750, sekitar 8% penduduk Negara Khilafah itu Muslim. Ini menjadi 2 kali lipat 15% dari akhir masa al-Mansur.


Munculnya [[Shu'ubiya]] di antara sarjana Persia terjadi selama masa pemerintahan al-Mansur sebagai akibat hilangnya sensor atas Persia. Shu'ubiya merupakan gerakan sastra antara orang Persia yang menunjukkan kepercayaan mereka bahwa seni dan budaya Persian lebih tinggi daripada Arab; gerakan, membantu mempercepat munculnya dialog Arab-Persia pada abad ke-8.
Al-Mansur meninggal pada 775 dalam perjalanannya ke Makkah untuk berhaji. Ia dimakamkan entah di mana di sepanjang jalan dalam salah satu ratusan nisan yang telah digali untuk menyembunyikan badannya dari orang-orang Umayyah. Ia digantikan putranya [[al-Mahdi]].

Barangkali yang lebih penting daripada munculnya ilmu pengetahuan Persia ialah masuknya banyak orang non-Arab ke dalam Islam. Secara aktif Bani Umayyah mencoba mengecilkan jumlah masuknya agar melanjutkan pungutan [[jizyah]], atau pajak terhadap non-Muslim. Keinklusifan Bani Abbasiyah, dan bahwa al-Mansur, memandang ekspansi [[Islam]] di antara daerahnya; pada 750, sekitar 8% penduduk Negara Khilafah itu Muslim. Ini menjadi 2 kali lipat 15% dari akhir masa al-Mansur.

== Kelompok yang Ditakuti ==
Terdapat tiga kelompok yang dianggap oleh Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur sebagai batu sandungan bagi Bani Abbasiyah dan dirinya, sehingga dia sangat mewaspadai kelompok-kelompok tersebut. Kelompok pertama adalah kelompok yang dipimpin Abdullah bin Ali, adik kandung Muhammad bin Ali, paman Abu Ja'far sendiri. Ia menjabat panglima perang Bani Abbasiyah. Kegagahan dan keberaniannya dikenal luas, sehingga Abdullah bin Ali memiliki banyak pengikut dan sangat berambisi menjadi khalifah.<ref name=":1" />

Kelompok kedua yang diwaspadi adalah kelompok yang dipimpin oleh Abu Muslim Al-Khurasani, orang yang berjasa besar dalam membantu pendirian Dinasti Abbasiyah. Karena keberanian dan jasa-jasanya, ia sangat disegani serta dihormati di kalangan Bani Abbasiyah. Masyarakat luas banyak yang menjadi pengikutnya.<ref name=":1" />

Kelompok ketiga adalah kelompok dari kalangan Syiah yang dipimpin pendukung berat keturunan Ali bin Abi Thalib. Masyarakat luas banyak yang simpati karena dalam melakukan gerakan mereka membawa nama-nama keluarga Nabi Muhammad Saw. <ref name=":1" />

== Wafat ==
Al-Mansur meninggal pada tahun 775 Hijriah dalam perjalanannya ke [[Makkah]] untuk ber[[haji]].<ref name=":0" /> Ia dimakamkan entah di mana di sepanjang jalan dalam salah satu ratusan nisan yang telah digali untuk menyembunyikan badannya dari orang-orang Umayyah. Ia digantikan putranya [[al-Mahdi]].

== Referensi ==
{{reflist}}


{{kotak mulai}}
{{kotak mulai}}
Baris 20: Baris 61:
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}


{{Portal bar|Islam|Biografi|Sejarah}}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Bani Abbasiyah}}
{{Authority control}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = {{PAGENAME}}
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 712
|tempat_lahir = Al-Humaymah
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 775
|tempat_makam =
}}


{{Templat:Bani Abbasiyah}}
[[Kategori:Khalifah Abbasiyah]]
[[Kategori:Khalifah Abbasiyah]]
[[Kategori:Kelahiran 712]]
[[Kategori:Kelahiran 714]]
[[Kategori:Kematian 775]]
[[Kategori:Kematian 775]]

Revisi terkini sejak 8 Maret 2024 15.31

Al-Mansur
المنصور
Khalīfah
Amir al-Mu'minin
Patung Khalifah Al-Mansur
Khalifah Abbasiyah
Berkuasa10 Juni 754 – 6 Oktober 775
(21 tahun, 119 hari)
PendahuluAs-Saffah
PenerusAl-Mahdi
Informasi pribadi
Kelahiranca 714
Humeima, Bilad al-Sham
Kematian6 Oktober 775 (umur 61)
Mekkah, Kekhalifahan Abbasiyah
Nama lengkap
Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur
AyahMuhammad
IbuSallamah
Pasangan
  • Arwa binti Mansur al-Himyari
  • Hammadah binti Isa
  • Fatimah binti Muhammad
AgamaSunni Islam

Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur (714775; Arab: ابو جعفر عبدالله ابن محمد المنصور) merupakan Khalifah kedua Bani Abbasiyah. Ia dilahirkan di al-Humaymah, kampung halaman keluarga Abbasiyah setelah migrasi dari Hejaz pada tahun 687-688. Ayahnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib (cicit dari paman Nabi Muhammad saw.);[1] ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, adalah wanita dari suku Barbar.[2] [3] Ia dibaiat sebagai khalifah karena penobatannya sebagai putera mahkota oleh adiknya, As-Saffah pada tahun 754, dan berkuasa sampai 775. Pada tahun 762 ia mendirikan ibu kota baru dengan istananya Madinat as-Salam, yang kemudian menjadi Baghdad.

Masa pemerintahan

[sunting | sunting sumber]
Khilafah Abbasiyah al-Mansur dirham (767)

Al-Mansur tersangkut dengan kerasnya masa pemerintahannya setelah kematian saudaranya al-'Abbas. Pada 755, ia menyusun pembunuhan Abu Muslim, jenderal yang telah memimpin pasukan al-'Abbas menang terhadap keluarga Umayyah dalam perang saudara ke-3. Ia berusaha memastikan bahwa keluarga Abbasiyah ialah yang tertinggi dalam urusan negara, dan kedaulatannya atas Khilafah akan tak diragukan lagi.

Ia menyatakan, sebagaimana yang telah ditempuh Khilafah Bani Umayyah, menyelenggarakan otoritas keagamaan dan keduniawian. Secara lebih lanjut mengasingkan Muslim Syi’ah yang telah terjadi, selama masa pemerintahan al-'Abbas, menginginkan Imam Syi’ah mengangkat khalifah.

Selama masanya, karya sastra dan ilmiah di dunia Islam mulai muncul dalam kekuatan penuh, didukung toleransi terhadap orang-orang Persia dan kelompok lain. Walau Khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abd al-Malik telah mengambil praktik peradilan Persia, itu tak sampai masa al-Mansur jika sastra dan ilmu pengetahuan Persia sampai mendapat penghargaan yang sebenarnya di dunia Islam. Bahkan Al Mansur membuka lebar-lebar untuk masuknya sastra dan ilmu pengetahuan dari Persia. [3]

Munculnya Shu'ubiya di antara sarjana Persia terjadi selama masa pemerintahan al-Mansur sebagai akibat hilangnya sensor atas Persia. Shu'ubiya merupakan gerakan sastra antara orang Persia yang menunjukkan kepercayaan mereka bahwa seni dan budaya Persian lebih tinggi daripada Arab; gerakan, membantu mempercepat munculnya dialog Arab-Persia pada abad ke-8.

Barangkali yang lebih penting daripada munculnya ilmu pengetahuan Persia ialah masuknya banyak orang non-Arab ke dalam Islam. Secara aktif Bani Umayyah mencoba mengecilkan jumlah masuknya agar melanjutkan pungutan jizyah, atau pajak terhadap non-Muslim. Keinklusifan Bani Abbasiyah, dan bahwa al-Mansur, memandang ekspansi Islam di antara daerahnya; pada 750, sekitar 8% penduduk Negara Khilafah itu Muslim. Ini menjadi 2 kali lipat 15% dari akhir masa al-Mansur.

Kelompok yang Ditakuti

[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga kelompok yang dianggap oleh Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur sebagai batu sandungan bagi Bani Abbasiyah dan dirinya, sehingga dia sangat mewaspadai kelompok-kelompok tersebut. Kelompok pertama adalah kelompok yang dipimpin Abdullah bin Ali, adik kandung Muhammad bin Ali, paman Abu Ja'far sendiri. Ia menjabat panglima perang Bani Abbasiyah. Kegagahan dan keberaniannya dikenal luas, sehingga Abdullah bin Ali memiliki banyak pengikut dan sangat berambisi menjadi khalifah.[1]

Kelompok kedua yang diwaspadi adalah kelompok yang dipimpin oleh Abu Muslim Al-Khurasani, orang yang berjasa besar dalam membantu pendirian Dinasti Abbasiyah. Karena keberanian dan jasa-jasanya, ia sangat disegani serta dihormati di kalangan Bani Abbasiyah. Masyarakat luas banyak yang menjadi pengikutnya.[1]

Kelompok ketiga adalah kelompok dari kalangan Syiah yang dipimpin pendukung berat keturunan Ali bin Abi Thalib. Masyarakat luas banyak yang simpati karena dalam melakukan gerakan mereka membawa nama-nama keluarga Nabi Muhammad Saw. [1]

Al-Mansur meninggal pada tahun 775 Hijriah dalam perjalanannya ke Makkah untuk berhaji.[3] Ia dimakamkan entah di mana di sepanjang jalan dalam salah satu ratusan nisan yang telah digali untuk menyembunyikan badannya dari orang-orang Umayyah. Ia digantikan putranya al-Mahdi.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d "Daulah Abbasiyah: Abu Ja'far Al-Manshur (754-775 M) Membangun Imperium". Republika Online. 2011-04-25. Diakses tanggal 2024-01-02. 
  2. ^ G.R. Hawting Mansur, al-.. Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica Online. 20 Apr. 2007
  3. ^ a b c Abduh, Bilif (2023). Ensiklopedia Tokoh Islam Dunia. Yogyakarta: Checklist. hlm. 31 – 33. ISBN 978-602-5479-65-6. 
Didahului oleh:
As-Saffah
Khalifah Bani Abbasiyah
(754775)
Diteruskan oleh:
Al-Mahdi