Lompat ke isi

Kabupaten Kampar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[revisi terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(142 revisi perantara oleh 76 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{dati2
{{Dati2
|settlement_type = Kabupaten
|nama =Kabupaten Kampar<br />كابوڤاتين كمڤر
|provinsi =[[Riau]]
|nama = Kabupaten Kampar
|translit_lang1_type = [[Abjad Jawi]]
|ibukota =[[Bangkinang]]
|translit_lang1_info = كمڤر
|luas = 10928.20
|penduduk =688204
|provinsi = [[Riau]]
|ibukota = [[Bangkinang Kota, Kampar|Bangkinang]]
|penduduktahun =([[SP2010]])
|foto = 011 Candis Palangka, Mahligai and Bungsu (27349654419).jpg
|kecamatan =21
|kelurahan =207
|caption = [[Candi Muara Takus]]
|lambang = Lambang Kabupaten Kampar.png
|kodearea =+62 762 (Bangkinang), +62 761 (Lipatkain)
|motto =Negeri Serambi Mekah
|peta = Lokasi Riau Kabupaten Kampar.svg
|kecamatan = 21
|lambang =[[Berkas:Lambang Kabupaten Kampar.png|90px]]|peta=[[Berkas:Lokasi Riau Kabupaten Kampar.svg|300px]]
|kepala daerah = [[Bupati]]
|kelurahan = 8
|desa = 250
|nama kepala daerah =H. Aziz Zaenal, SH, MM
|dau = Rp. 440.702.230.500,-
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = Muhammad Firdaus ([[Penjabat|Pj.]])
|dauref =(2011)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/|title=Perpres No. 6 Tahun 2011|date=2011-02-17|accessdate=2011-05-23}}</ref>
|wakil kepala daerah = Wakil Bupati
|web=[http://www.kamparkab.go.id/ kamparkab.go.id]
|nama wakil kepala daerah = ''Lowong''
|sekretaris daerah = Hambali
|ketua DPRD =
|luas = 11289,28
|penduduk = 860379
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/><ref name="KAMPAR">{{cite web|url=https://kamparkab.bps.go.id/publication/2020/04/27/0b97e1254d6e5b8cf17edf6d/kabupaten-kampar-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Kampar Dalam Angka 2020|website=www.kamparkab.bps.go.id|accessdate=16 Februari 2021|page=|format=pdf|archive-date=2021-11-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20211127144620/https://kamparkab.bps.go.id/publication/2020/04/27/0b97e1254d6e5b8cf17edf6d/kabupaten-kampar-dalam-angka-2020.html|dead-url=no}}</ref>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|89,12% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 10,83% [[Kekristenan]]
** 9,81% [[Protestan]]
** 1,02% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,04% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,01% [[Hindu]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Rumpun bahasa Batak|Batak]], [[Bahasa Minangkabau|Minang]], [[Bahasa Jawa|Jawa]]
|IPM = {{increase}} 75,59 ([[2023]])<br>{{fontcolor|#00726a|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://riau.bps.go.id/indicator/26/415/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023|website=www.bps.go.id|accessdate=8 Januari 2024}}</ref>
|kodearea = +62 762 (Bangkinang)<br>+62 761 (Lipatkain)
|nomor_polisi = BM
|dau = Rp 880.181.253.000,- ([[2020]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=16 Februari 2021}}</ref>
|zona = GMT+7
|web = {{url|kamparkab.go.id}}
}}
}}


'''Kabupaten Kampar''' adalah salah satu [[kabupaten]] di Provinsi [[Riau]], [[Indonesia]].
'''Kabupaten Kampar''' adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang berada di [[provinsi]] [[Riau]], [[Indonesia]].


Kabupaten ini memiliki luas 11.289,28&nbsp;km² atau 12,26% dari luas provinsi Riau dan jumlah penduduk berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri akhir tahun [[2023]] berjumlah 860.379 jiwa.<ref name="KAMPAR"/><ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=5 Desember 2023|format=Visual}}</ref> [[ibu kota|Ibu kota]] Kampar berada di [[Bangkinang Kota, Kampar|Bangkinang]].
Di samping julukan ''Bumi Sarimadu'', Kabupaten Kampar yang beribu kota di [[Bangkinang]] ini juga dikenal dengan julukan ''Serambi Mekkah'' di Provinsi Riau. Kabupaten ini memiliki luas 10.928,20&nbsp;km² atau 12,26% dari luas Provinsi Riau dan berpenduduk ±688.204 jiwa ([[SP2010]]).


== Sejarah ==
== Sejarah ==

Pada awalnya Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan sebuah kawasan yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan [[Sungai Kampar]]. Berkaitan dengan [[Prasasti Kedukan Bukit]], beberapa sejarahwan menafsirkan ''Minanga Tanvar'' dapat bermaksud dengan pertemuan dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Penafsiran ini didukung dengan penemuan [[Candi Muara Takus]] di tepian Sungai Kampar Kanan, yang diperkirakan telah ada pada masa [[Sriwijaya]].<ref>Soekmono, R., (1973 5th reprint edition in 1988), ''Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2'', 2nd ed., Yogyakarta: Penerbit Kanisius, ISBN 979-4132290X.</ref>
Pada awalnya Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan sebuah kawasan yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan [[Sungai Kampar]]. Berkaitan dengan [[Prasasti Kedukan Bukit]], beberapa sejarahwan menafsirkan ''Minanga Tanvar'' dapat bermaksud dengan pertemuan dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Penafsiran ini didukung dengan penemuan [[Candi Muara Takus]] di tepian Sungai Kampar Kanan, yang diperkirakan telah ada pada masa [[Sriwijaya]].<ref>Soekmono, R., (1973 5th reprint edition in 1988), ''Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2'', 2nd ed., Yogyakarta: Penerbit Kanisius, ISBN 979-4132290X.</ref>


Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]], disebutkan adanya keterkaitan [[Kesultanan Melayu Melaka]] dengan Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Melaka terakhir, [[Sultan Mahmud Shah]] setelah jatuhnya [[Bintan]] tahun 1526 ke tangan [[Portugis]], melarikan diri ke Kampar, dua tahun berikutnya mangkat dan dimakamkan di Kampar.<ref>Winstedt, R., (1962), ''A History of Malaya'', Marican.</ref> Dalam catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar waktu itu telah dipimpim oleh seorang [[raja]], yang juga memiliki hubungan dengan penguasa [[Minangkabau]].<ref>Cortesão, A., (1944), ''[[The Suma Oriental]] of [[Tomé Pires]]'', London: Hakluyt Society, 2 vols.</ref> Tomas Dias dalam ekspedisinya ke pedalaman Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia menelusuri [[Sungai Siak]] kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan melanjutkan perjalanan darat menuju [[Sungai Kampar]]. Dalam perjalanan tersebut ia berjumpa dengan penguasa setempat dan meminta izin menuju [[Pagaruyung]].<ref>Haan, F. de, (1896), ''Naar midden Sumatra in 1684'', Batavia-'s Hage, Albrecht & Co.-M. Nijhoff. 40p. 8vo wrs. Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, Deel 39.</ref>
Berdasarkan [[Sulalatus Salatin]], disebutkan adanya keterkaitan [[Kesultanan Melayu Melaka]] dengan Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Melaka terakhir, [[Sultan Mahmud Shah]] setelah jatuhnya [[Bintan]] tahun 1526 ke tangan [[Portugis]], melarikan diri ke Kampar, dua tahun berikutnya mangkat dan dimakamkan di Kampar.<ref>Winstedt, R., (1962), ''A History of Malaya'', Marican.</ref> Dalam catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar waktu itu telah dipimpim oleh seorang [[raja]], yang juga memiliki hubungan dengan penguasa [[Minangkabau]].<ref>Cortesão, A., (1944), ''[[The Suma Oriental]] of [[Tomé Pires]]'', London: Hakluyt Society, 2 vols.</ref> Tomas Dias dalam ekspedisinya ke pedalaman Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia menelusuri [[Sungai Siak]] kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan melanjutkan perjalanan darat menuju [[Sungai Kampar]]. Dalam perjalanan tersebut ia berjumpa dengan penguasa setempat dan meminta izin menuju [[Pagaruyung]].<ref>Haan, F. de, (1896), ''Naar midden Sumatra in 1684'', Batavia-'s Hage, Albrecht & Co.-M. Nijhoff. 40p. 8vo wrs. Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, Deel 39.</ref>
=== Perkembangan ===


== Perkembangan ==
Pada tanggal 9 Oktober 2015 Presiden [[Joko Widodo]] mengunjungi lokasi kebakaran hutan dan lahan, di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.<ref name=blusukan1>[http://presidenri.go.id/blusukan-2/datangi-lokasi-kebakaran-di-riau-jokowi-akui-luas-lahan-terbakar-sangat-luas.html Datangi Lokasi Kebakaran di Riau, Jokowi Akui Luas Lahan Terbakar Sangat Luas] - PresidenRI.go.id - 9 Oktober 2015 .</ref>

Pada tanggal 9 Oktober 2015 Presiden [[Joko Widodo]] mengunjungi lokasi kebakaran hutan dan lahan, di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.<ref name=blusukan1>[http://presidenri.go.id/blusukan-2/datangi-lokasi-kebakaran-di-riau-jokowi-akui-luas-lahan-terbakar-sangat-luas.html Datangi Lokasi Kebakaran di Riau, Jokowi Akui Luas Lahan Terbakar Sangat Luas] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180925025406/http://presidenri.go.id/blusukan-2/datangi-lokasi-kebakaran-di-riau-jokowi-akui-luas-lahan-terbakar-sangat-luas.html |date=2018-09-25 }} - PresidenRI.go.id - 9 Oktober 2015 .</ref>


== Geografi ==
== Geografi ==

Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 27.908,32&nbsp;km² merupakan daerah yang terletak antara 1°00’40” Lintang Utara sampai 0°27’00” Lintang Selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” Bujur Timur.<ref>regionalinvestment.bkpm.go.id [http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/displayprofil.php?ia=1406 Profil Kabupaten Kampar] (diakses pada 11 April 2012)</ref> Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut:
Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 211.289,28&nbsp;km² merupakan daerah yang terletak antara 1°00’40” Lintang Utara sampai 0°27’00” Lintang Selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” Bujur Timur.<ref>regionalinvestment.bkpm.go.id [http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/displayprofil.php?ia=1406 Profil Kabupaten Kampar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140202233024/http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/displayprofil.php?ia=1406 |date=2014-02-02 }} (diakses pada 11 April 2012)</ref> Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut:


=== Batas Wilayah ===
=== Batas Wilayah ===

{{Batas_USBT
{{Batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Rokan Hulu]] dan [[Kabupaten Bengkalis]]
|utara = [[Kabupaten Rokan Hulu]] dan [[Kabupaten Siak]]
|selatan = [[Kabupaten Kuantan Singingi]]
|selatan = [[Kabupaten Kuantan Singingi]]
|barat = [[Kabupaten Lima Puluh Kota]] ([[Provinsi Sumatra Barat]])
|barat = [[Kabupaten Lima Puluh Kota]], [[Kabupaten Sijunjung]] ([[Sumatera Barat]])
|timur = [[Kota Pekanbaru]], [[Kabupaten Siak]] dan [[Kabupaten Pelalawan]]
|timur = [[Kota Pekanbaru]], [[Kabupaten Siak]] dan [[Kabupaten Pelalawan]]
}}
}}


Kabupaten Kampar dilalui oleh dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil, di antaranya [[Sungai Kampar]] yang panjangnya ± 413,5&nbsp;km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, [[Bangkinang]], Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian [[Sungai Siak]] bagian hulu yakni panjangnya ± 90&nbsp;km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik ([[PLTA Koto Panjang]]).
Kabupaten Kampar dilalui oleh dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil, di antaranya [[Sungai Kampar]] yang panjangnya ± 413,5&nbsp;km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, [[Bangkinang]], Kuok, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian [[Sungai Siak]] bagian hulu yakni panjangnya ± 90&nbsp;km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik ([[PLTA Koto Panjang]]).


Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis, suhu minimum terjadi pada bulan November dan Desember yaitu sebesar 21&nbsp;°C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35&nbsp;°C. Jumlah hari hujan pada tahun 2009, yang terbanyak adalah di sekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri.
Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis, suhu minimum terjadi pada bulan November dan Desember yaitu sebesar 21&nbsp;°C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35&nbsp;°C. Jumlah hari hujan pada tahun 2009, yang terbanyak adalah di sekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri.


== Pemerintahan ==
== Pemerintahan ==
Kabupaten Kampar pada awalnya berada dalam [[Provinsi]] [[Sumatra Tengah]], dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibu kota Bangkinang.<ref>http://www.hukumonline.com [http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/25752/node/26/uu-no-12-tahun-1956-pembentukan-daerah-otonom-kabupaten-dalam-lingkungan-daerah-provinsi-sumatera-tengah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956] (diakses pada 11 April 2012).</ref> Kemudian masuk wilayah Provinsi [[Riau]], berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 dan dikukuhkan oleh Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958.<ref>http://www.dpr.go.id [http://www.dpr.go.id/uu/uu1958/UU_1958_61.pdf Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958]</ref> Kemudian untuk perkembangan [[Kota Pekanbaru]], Pemerintah daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah Kota Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987.<ref>http://www.hukumonline.com [http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/22632/nprt/787/pp-no-19-tahun-1987-perubahan-batas-wilayah-kotamadya-daerah-tingkat-ii-pekanbaru-dan-kabupaten-daerah-tingkat-ii-kampar Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987]</ref>


Kabupaten Kampar pada awalnya berada dalam [[Provinsi]] [[Sumatra Tengah]], dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibu kota Bangkinang.<ref>http://www.hukumonline.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120408232645/http://www.hukumonline.com/ |date=2012-04-08 }} [http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/25752/node/26/uu-no-12-tahun-1956-pembentukan-daerah-otonom-kabupaten-dalam-lingkungan-daerah-provinsi-sumatera-tengah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140203170449/http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/25752/node/26/uu-no-12-tahun-1956-pembentukan-daerah-otonom-kabupaten-dalam-lingkungan-daerah-provinsi-sumatera-tengah |date=2014-02-03 }} (diakses pada 11 April 2012).</ref> Kemudian masuk wilayah Provinsi [[Riau]], berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 dan dikukuhkan oleh Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958.<ref>http://www.dpr.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120204074445/http://www.dpr.go.id/ |date=2012-02-04 }} [http://www.dpr.go.id/uu/uu1958/UU_1958_61.pdf Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140124073353/http://www.dpr.go.id/uu/uu1958/UU_1958_61.pdf |date=2014-01-24 }}</ref> Kemudian untuk perkembangan [[Kota Pekanbaru]], Pemerintah daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah Kota Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987.<ref>http://www.hukumonline.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120408232645/http://www.hukumonline.com/ |date=2012-04-08 }} [http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/22632/nprt/787/pp-no-19-tahun-1987-perubahan-batas-wilayah-kotamadya-daerah-tingkat-ii-pekanbaru-dan-kabupaten-daerah-tingkat-ii-kampar Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140203170445/http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/22632/nprt/787/pp-no-19-tahun-1987-perubahan-batas-wilayah-kotamadya-daerah-tingkat-ii-pekanbaru-dan-kabupaten-daerah-tingkat-ii-kampar |date=2014-02-03 }}</ref>
Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor: KPTS. 318VII1987 tanggal 17 Juli 1987, Kabupaten Kampar terdiri dari 19 kecamatan dengan dua Pembantu Bupati. Pembantu Bupati Wilayah I berkedudukan di Pasir Pangarayan dan Pembantu Bupati Wilayah II di Pangkalan Kerinci. Pembantu Bupati Wilayah I mengkoordinir wilayah Kecamatan Rambah, Tandun, Rokan IV Koto, Kunto Darussalam, Kepenuhan, dan Tambusai. Pembantu Bupati Wilayah II mengkoordinir wilayah Kecamatan Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Sedangkan kecamatan lainnya yang tidak termasuk wilayah pembantu Bupati wilayah I & II berada langsung di bawah koordinator Kabupaten.


Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor: KPTS. 318VII1987 tanggal 17 Juli 1987, Kabupaten Kampar terdiri dari 19 kecamatan dengan dua Pembantu Bupati. Pembantu Bupati Wilayah I berkedudukan di Pasir Pangarayan dan Pembantu Bupati Wilayah II di Pangkalan Kerinci. Pembantu Bupati Wilayah I mengkoordinir wilayah Kecamatan Rambah, Tandun, Rokan IV Koto, Kunto Darussalam, Kepenuhan, dan Tambusai. Pembantu Bupati Wilayah II mengkoordinir wilayah Kecamatan Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Sedangkan kecamatan lainnya yang tidak termasuk wilayah pembantu Bupati wilayah I & II berada langsung di bawah koordinator Kabupaten.
Kabupaten Kampar saat ini dipimpin oleh pasangan Gubernur H. Jefry Noer dan Wakil Gubernur H. Ibrahim Ali SH, yang ditetapkan oleh sidang pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kampar untuk masa jabatan 2011-2016.<ref>''[http://www.riautoday.com/konten/3083/jefry-noer-bupati-kampar-terpilih.html Unggul Hampir 15 Ribu Suara: Jefry Noer Bupati Kampar Terpilih]'', www.riautoday.com, 15 Oktober 2011. Diakses 12 Februari 2013.</ref>


=== Daftar Bupati ===
=== Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Kampar}}
{{utama|Daftar Bupati Kampar}}

{{:Daftar Bupati Kampar}}
Yang menjabat sebagai bupati di Kampar saat ini ialah Muhammad Firdaus, ia merupakan penjabat bupati Kampar sejak 23 Mei 2023, setelah dilantik oleh gubernur Riau [[Syamsuar]] di [[Kota Pekanbaru]].<ref>{{Cite web|last=mediacenter.riau.go.id|date=2014-11-01|title=mediacenter.riau.go.id {{!}} Sah! Firdaus Jabat Pj Bupati Kampar, Muflihun Penjabat Wali Kota Pekanbaru|url=https://mediacenter.riau.go.id/read/78426/sah-firdaus-jabat-pj-bupati-kampar-muflihun-p.html|website=mediacenter.riau.go.id|access-date=2023-05-24|archive-date=2023-06-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230603055249/https://mediacenter.riau.go.id/read/78426/sah-firdaus-jabat-pj-bupati-kampar-muflihun-p.html|dead-url=no}}</ref>

{| class="wikitable mw-collapsible"
! colspan="2" |Bupati
! Mulai menjabat
! Akhir menjabat
! Wakil Bupati
|-
|-
|[[Berkas:3159-00-uun-crop.jpg|100px]]
|Muhammad Firdaus
|23 Mei 2023
|''Petahana''
|''Lowong''
|-
|}


=== Dewan Perwakilan ===
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kampar}}
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kampar}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kampar}}


=== Kecamatan ===
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kampar}}
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kampar}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kampar}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kampar}}

Kabupaten Kampar memiliki 21 kecamatan, sebagai hasil pemekaran dari 12 kecamatan sebelumnya. Kedua puluh satu kecamatan tersebut (beserta ibu kota kecamatan) adalah:
# [[Bangkinang, Kampar|Bangkinang]] (ibu kota: Bangkinang).
# [[Bangkinang Barat, Kampar|Bangkinang Barat]] (ibu kota: Kuok).
# [[Bangkinang Seberang, Kampar|Bangkinang Seberang]] (ibu kota: Muara Uwai).
# [[Gunung Sahilan, Kampar|Gunung Sahilan]] (ibu kota: Kebun Durian).
# [[Kampar, Kampar|Kampar]] (ibu kota: Air Tiris).
# [[Kampar Kiri, Kampar|Kampar Kiri]] (ibu kota: Lipat Kain).
# [[Kampar Kiri Hilir, Kampar|Kampar Kiri Hilir]] (ibu kota: Sei.Pagar).
# [[Kampar Kiri Hulu, Kampar|Kampar Kiri Hulu]] (ibu kota: Gema).
# [[Kampar Timur, Kampar|Kampar Timur]] (ibu kota: Kampar).
# [[Kampar Utara, Kampar|Kampar Utara]] (ibu kota: Desa Sawah).
# [[Perhentian Raja, Kampar|Perhentian Raja]] (ibu kota: Pantai Raja).
# [[Rumbio Jaya, Kampar|Rumbio Jaya]] (ibu kota: Teratak).
# [[Salo, Kampar|Salo]] (ibu kota: Salo).
# [[Siak Hulu, Kampar|Siak Hulu]] (ibu kota: Pangkalanbaru).
# [[Tambang, Kampar|Tambang]] (ibu kota: Sei.Pinang).
# [[Tapung, Kampar|Tapung]] (ibu kota: Petapahan).
# [[Tapung Hilir, Kampar|Tapung Hilir]] (ibu kota: Kota Garo).
# [[Tapung Hulu, Kampar|Tapung Hulu]] (ibu kota: Sinama Nenek).
# [[XIII Koto Kampar, Kampar|XIII Koto Kampar]] (ibu kota: Batu Besurat).
# [[Kampar Kiri Tengah, Kampar|Kampar Kiri Tengah]] (ibu kota: Simalinyang).
# [[Koto Kampar Hulu, Kampar|Koto Kampar Hulu]] (ibu kota: Tanjung)


== Demografi ==
== Demografi ==
=== Penduduk ===
Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2010 tercatat 688,204 orang,<ref>http://www.bps.go.id [http://www.bps.go.id/download_file/Data_SP2010_menurut_kelompok_umur.pdf Jumlah Penduduk]</ref> yang terdiri dari penduduk laki-laki 354,836 jiwa dan wanita 333,368 jiwa. Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109. Penduduk Kampar adalah orang [[Orang Minang|Minangkabau]] yang kerap menyebut diri mereka sebagai ''[[Suku Kampar|Ughang Ocu]]'', tersebar di sebagian besar wilayah Kampar dengan Persukuan [[Suku Domo|Domo]], [[Malayu]], [[Suku Piliang|Piliong/Piliang]], [[Suku Mandailiang|Mandailiong]], [[Suku Pitopang|Putopang]], [[Caniago]], [[Kampai]], [[Bendang]], dll. Secara sejarah, etnis, adat istiadat, dan budaya mereka sangat dekat dengan masyarakat [[Minangkabau]].<ref name="Purna"/> khususnya dengan kawasan [[Luhak Limopuluah]]. Hal ini terjadi karena wilayah Kampar baru terpisah dari Ranah Minang sejak masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Menurut H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer Kaigun di Sumatra memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai bagian dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatra.
[[Berkas:Rumah Lontiok.jpg|jmpl|220px|ka|Rumah Lontiok, rumah panggung [[Suku Melayu|Melayu]] di Kampar]]

Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2010 tercatat 688,204 orang,<ref>http://www.bps.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120204050759/http://www.bps.go.id/ |date=2012-02-04 }} [http://www.bps.go.id/download_file/Data_SP2010_menurut_kelompok_umur.pdf Jumlah Penduduk] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120502001541/http://www.bps.go.id/download_file/Data_SP2010_menurut_kelompok_umur.pdf |date=2012-05-02 }}</ref> yang terdiri dari penduduk laki-laki 354,836 jiwa dan wanita 333,368 jiwa. Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109. Mayoritas Penduduk Kabupaten Kampar adalah [[orang Kampar]] yang merupakan bagian dari [[Orang Minangkabau]]. Mereka juga kerap menyebut dirinya sebagai ughang (orang) Ocu yang tersebar di sebagian besar wilayah Kampar dengan persukuan [[Suku Domo|Domo]], [[Malayu]], [[Suku Piliang|Piliong/Piliang]], [[Suku Mandailiang|Mandailiong]], [[Suku Pitopang|Putopang]], [[Caniago]], [[Kampai]], [[Bendang]], dan lainnya. Masyarakat Kampar dari segi adat-istiadat, budaya, dan bahasa mereka adalah bagian masyarakat [[Orang Minangkabau|Minangkabau]].


Selanjutnya terdapat juga sedikit etnis [[Melayu]] yang pada umumnya bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan [[Siak]] dan [[Pelalawan]]. Diikuti oleh etnis [[Jawa]] yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program [[transmigrasi]] yang tersebar di sentra-sentra permukiman transmigrasi. Didapati pula penduduk beretnis [[Batak]] dalam jumlah yang cukup besar bekerja sebagai buruh di sektor-sektor perkebunan dan jasa lainnya. Selain itu dalam jumlah yang signifikan para pendatang bersuku Minangkabau lainnya asal [[Sumatra Barat]] yang umumnya berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha.
Selanjutnya terdapat juga etnis [[Suku Jawa|Jawa]] yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program [[transmigrasi]] yang tersebar di sentra-sentra permukiman transmigrasi. Didapati pula penduduk beretnis [[Suku Batak Toba|Batak]], pendatang beretnis Minangkabau asal [[Sumatera Barat]], dan lainnya.


Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kampar yaitu 333 jiwa/km², diikuti oleh Kecamatan Kampar Utara 226 jiwa/km². Selain itu lima kecamatan yang agak padat penduduknya berada di Kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang, Bangkinang Barat, Perhentian Raja, dan Kampar Timur, masing –masing 216 jiwa/km², 191 jiwa/km², 158 jiwa/km², 154 dan 131 jiwa/km². Sedangkan dua kecamatan yang relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan kepadatan 9 jiwa/km² dan Kampar Kiri Hilir dengan 13 jiwa/km².
Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kampar yaitu 333 jiwa/km², diikuti oleh Kecamatan Kampar Utara 226 jiwa/km². Selain itu lima kecamatan yang agak padat penduduknya berada di Kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang, Kuok, Perhentian Raja, dan Kampar Timur, masing –masing 216 jiwa/km², 191 jiwa/km², 158 jiwa/km², 154 dan 131 jiwa/km². Sedangkan dua kecamatan yang relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan kepadatan 9 jiwa/km² dan Kampar Kiri Hilir dengan 13 jiwa/km².
[[Berkas:Masjid Jami Air Tiris.jpg|jmpl|250px|[[Masjid Jami Air Tiris]]]]


=== Agama ===
=== Agama ===
[[Berkas:Islamic Centre Kabupaten Kampar (7).JPG|jmpl|220px|ka|''Islamic Centre Kampar'' di Bangkinang Kota]]
Penduduk Kabupaten Kampar mayoritas beragama Islam, diikuti oleh Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu. Jumlah pemeluk agama yang paling banyak adalah pemeluk agama Islam yang jumlahnya hampir 90% dari total pemeluk agama di seluruh wilayah Kabupaten Kampar, selanjutnya pemeluk agama Kristen yang terbanyak kedua sebanyak 63.557 orang atau 8,6%. Pemeluk agama Islam yang terbanyak berada di Kecamatan Siak Hulu yaitu sebanyak 63.511 orang. Meski pada umumnya semua Kecamatan di Kabupaten Kampar adalah mayoritas beragama Islam.


Penduduk kabupaten Kampar mayoritas beragama Islam, diikuti oleh Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri dalam catatan kependudukan dan sipil hingga semester 1 tahun [[2023]] mencatat pemeluk agama [[Islam]] berjumlah 761.742 jiwa (89,12%) dari 854.738 jiwa penduduk. Selanjutnya pemeluk agama [[Kekristenan]] sebanyak 92.595 jiwa (10,83%), dimana [[Protestan]] sebanyak 83.858 jiwa (9,81%) dan [[Katolik]] sebanyak 8.737 jiwa (1,02%). Pemeluk agama [[Kristen]] banyak terdapat di kecamatan [[Tapung Hulu, Kampar|Tapung Hulu]], [[Siak Hulu, Kampar|Siak Hulu]], [[Tapung Hilir, Kampar|Tapung Hilir]] dan [[Tapung, Kampar|Tapung]]. Meski pada umumnya semua kecamatan di kabupaten Kampar adalah mayoritas beragama Islam. Sebagian kecil menganut agama [[Buddha]] sebanyak 0,04% atau 315 jiwa, dan selebih menganut agama [[Hindu]] sebanyak 0,01%.<ref name="DUKCAPIL"/><ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Kampar&wid=1406000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Kampar|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=19 Februari 2020|archive-date=2023-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230303170930/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Kampar&wid=1406000000&lang=id|dead-url=no}}</ref>
[[Masjid Jami Air Tiris]], termasuk salah satu [[masjid]] tertua di Kabupaten Kampar.

Rumah ibadah yang terdapat di kabupaten Kampar yakni rumah ibadah berupa masjid sebanyak 794 bangunan, musholah 1.169 bangunan. [[Masjid Jami Air Tiris]], termasuk salah satu [[masjid]] tertua di Kabupaten Kampar. Gereja protestan berjumlah 234 bangunan, dan paling banyak berada di kecamatan Tapung yakni 74 bangunan gereja. Dan bangunan gereja Katolik berjumlah 21 bangunan.<ref name="KAMPAR"/>


== Ekonomi ==
== Ekonomi ==

Kabupaten Kampar mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, terutama di bidang [[pertanian]] dan [[perikanan]] darat. Sebagian besar penduduk (67.22%) bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Hanya sebagian kecil (0.22%) yang bekerja di sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, disamping pemerintahan. Sebagai salah satu daerah terluas di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar secara berkelanjutan melakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur seperti jaringan jalan raya (1.856,56&nbsp;km), jaringan listrik (72,082 KWH) dengan 5 unit pembangkit tenaga diesel [[Pembangkit Listrik Tenaga Air]] (PLTA) di Koto Panjang yang memproduksi energi dengan kapasitas tersambung sebesar 114,240 KWH. Fasilitas lain yang juga telah tersedia antara lain layanan telekomunikasi (telepon kabel, telepon seluler, dan jaringan internet) dan jaringan air bersih dengan kapasitas produksi sebesar 1,532,284 m³.
Kabupaten Kampar mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, terutama di bidang [[pertanian]] dan [[perikanan]] darat. Sebagian besar penduduk (67.22%) bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Hanya sebagian kecil (0.22%) yang bekerja di sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, disamping pemerintahan. Sebagai salah satu daerah terluas di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar secara berkelanjutan melakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur seperti jaringan jalan raya (1.856,56&nbsp;km), jaringan listrik (72,082 KWH) dengan 5 unit pembangkit tenaga diesel [[Pembangkit Listrik Tenaga Air]] (PLTA) di Koto Panjang yang memproduksi energi dengan kapasitas tersambung sebesar 114,240 KWH. Fasilitas lain yang juga telah tersedia antara lain layanan telekomunikasi (telepon kabel, telepon seluler, dan jaringan internet) dan jaringan air bersih dengan kapasitas produksi sebesar 1,532,284 m³.


=== Pertanian ===
=== Pertanian ===

Bidang pertanian seperti kelapa sawit dan karet yang merupakan salah satu tanaman yang sangat cocok buat lahan yang ada di Kabupaten kampar.
Bidang pertanian seperti kelapa sawit dan karet yang merupakan salah satu tanaman yang sangat cocok buat lahan yang ada di Kabupaten kampar.


=== Perkebunan ===
=== Perkebunan ===

Khusus perkebunan perkebunan sawit untuk saat ini Kabupaten Kampar mempunyai luas lahan 241,5 ribu hektare dengan potensi ''crude palm oil'' (CPO) sebanyak 966 ribu ton.
Khusus perkebunan perkebunan sawit untuk saat ini Kabupaten Kampar mempunyai luas lahan 241,5 ribu hektare dengan potensi ''crude palm oil'' (CPO) sebanyak 966 ribu ton.


=== Perikanan ===
=== Perikanan ===

Di bidang perikanan budidaya ikan patin yang dikembangkan melalui keramba (kolam ikan berupa rakit) di sepanjang sungai kampar, ini terlihat banyaknya keramba yang berjejer rapi di sepanjang sungai kampardan adanya kerjasama antara Pemda Kampar dengan PT. Benecom dengan jumlah investasi Rp. 30 miliar yang mana kedepannya Kampar akan menjadi sentra ikan patin dengan produksi 220 ton per hari.
Di bidang perikanan budidaya ikan patin yang dikembangkan melalui keramba (kolam ikan berupa rakit) di sepanjang sungai kampar, ini terlihat banyaknya keramba yang berjejer rapi di sepanjang sungai kampardan adanya kerjasama antara Pemda Kampar dengan PT Benecom dengan jumlah investasi Rp. 30 miliar yang mana kedepannya Kampar akan menjadi sentra ikan patin dengan produksi 220 ton per hari.


== Pariwisata ==
== Pariwisata ==
[[Berkas:Muara Takus temple.jpg|jmpl|250px|[[Candi Muara Takus]].]]
Kabupaten Kampar memiliki kawasan situs purbakala yang diperkirakan telah ada pada masa [[Sriwijaya]] yaitu [[Candi Muara Takus]], kawasan ini selain menjadi kawasan cagar budaya juga menjadi tujuan wisata religi bagi umat [[Buddha]]. Selain itu masyarakat Kampar yang beragama [[Islam]], masih melestarikan tradisi mandi ''balimau bakasai'' yaitu mandi membersihkan diri di [[Sungai Kampar]] terutama dalam menyambut bulan [[Ramadan]]. Kemudian terdapat juga tradisi ''Ma'awuo ikan'' yaitu tradisi menangkap ikan secara bersama-sama (ikan larangan) setahun sekali, terutama pada kawasan Danau Bokuok (Kecamatan Tambang) dan Sungai Subayang di Desa Domo (Kecamatan Kampar Kiri Hulu).


[[Berkas:003 Site from South-West (38244920665).jpg|jmpl|250px|[[Candi Muara Takus]] di desa [[Muara Takus, XIII Koto Kampar, Kampar]]. ]]
Budaya masyarakat Kampar tidak lepas dari pengaruh [[Minangkabau]],<ref name="Purna">Purna, I. M., Sumarsono, Astuti, R., Sunjata, I. W. P., (1997), ''Sistem pemerintahan tradisional di Riau'', Departemen Pendidikan dan Kebudayaan</ref> yang identik dengan sebutan Kampar Limo Koto dan dahulunya merupakan bagian dari [[Pagaruyung]]. Limo Koto terdiri dari Kuok, [[Salo]], [[Bangkinang]], [[Air Tiris, Kampar, Kampar|Air Tiris]] dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan yang masih dilestarikan hingga kini,<ref>Luthfi, A., (1992), ''Pola hukum kewarisan adat dan hak ulayat daerah Kampar'', Yayasan Lembaga Studi dan Pengembangan Masyarakat dengan bantuan biaya dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kampar.</ref> termasuk model kekerabatan dari jalur ibu ([[matrilineal]]).<ref>Coral Reefs Information and Training Center, (2002), ''Pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir dan kepulauan: perspektif budaya lokal pesisir dan kepulauan'', Coral Reefs Information and Training Center.</ref> Konsep adat dan tradisi persukuannya sama dengan konsep [[Minang]] khususnya di [[Luhak Limopuluah]]. Bahasa sehari-hari masyarakat Kampar mirip dengan [[Bahasa Minangkabau]],<ref>Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> atau disebut dengan [[Bahasa Ocu]] salah satu varian yang mirip dengan bahasa digunakan di Luhak Limopuluah. Bahasa ini berlainan aksen dengan varian Bahasa Minangkabau yang dipakai oleh masyarakat [[Luhak Agam]], [[Luhak Tanah Datar]] maupun kawasan pesisir Minangkabau lainnya. Di samping itu, Kampar Limo Koto juga memiliki semacam alat musik tradisional yang disebut dengan ''Calempong'' dan ''Oguong''.

Kabupaten Kampar memiliki kawasan situs purbakala yang diperkirakan telah ada pada masa [[Sriwijaya]] yaitu [[Candi Muara Takus]], kawasan ini selain menjadi kawasan cagar budaya juga menjadi tujuan wisata religi bagi umat [[Buddha]]. [[Candi Muara Takus]] terletak di desa [[Muara Takus, XIII Koto Kampar, Kampar]]. Selain itu masyarakat Kampar yang beragama [[Islam]], masih melestarikan tradisi mandi ''balimau bakasai'' yaitu mandi membersihkan diri di [[Sungai Kampar]] terutama dalam menyambut bulan [[Ramadan]]. Kemudian terdapat juga tradisi ''Ma'awuo ikan'' yaitu tradisi menangkap ikan secara bersama-sama (ikan larangan) setahun sekali, terutama pada kawasan Danau Bokuok (Kecamatan Tambang) dan Sungai Subayang di Desa Domo (Kecamatan Kampar Kiri Hulu).

Budaya masyarakat Kampar tidak lepas dari pengaruh [[Minangkabau]],<ref name="Purna">Purna, I. M., Sumarsono, Astuti, R., Sunjata, I. W. P., (1997), ''[http://repositori.kemdikbud.go.id/13377/1/Sistem%20pemerintahan%20tradisional%20di%20riau.pdf Sistem pemerintahan tradisional di Riau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220819044617/http://repositori.kemdikbud.go.id/13377/1/Sistem%20pemerintahan%20tradisional%20di%20riau.pdf |date=2022-08-19 }}'', Departemen Pendidikan dan Kebudayaan</ref> yang identik dengan sebutan Kampar Limo Koto dan dahulunya merupakan bagian dari [[Pagaruyung]]. Limo Koto terdiri dari Kuok, [[Salo]], [[Bangkinang]], [[Air Tiris, Kampar, Kampar|Air Tiris]] dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan yang masih dilestarikan hingga kini,<ref>Luthfi, A., (1992), ''Pola hukum kewarisan adat dan hak ulayat daerah Kampar'', Yayasan Lembaga Studi dan Pengembangan Masyarakat dengan bantuan biaya dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kampar.</ref> termasuk model kekerabatan dari jalur ibu ([[matrilineal]]).<ref>Coral Reefs Information and Training Center, (2002), ''Pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir dan kepulauan: perspektif budaya lokal pesisir dan kepulauan'', Coral Reefs Information and Training Center.</ref> Konsep adat dan tradisi persukuannya sama dengan konsep [[Minang]] khususnya di [[Luhak Limopuluah]]. Bahasa sehari-hari masyarakat Kampar mirip dengan [[Bahasa Minangkabau]],<ref>Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> atau disebut dengan [[Bahasa Ocu]] salah satu varian yang mirip dengan bahasa digunakan di Luhak Limopuluah. Bahasa ini berlainan aksen dengan varian Bahasa Minangkabau yang dipakai oleh masyarakat [[Luhak Agam]], [[Luhak Tanah Datar]] maupun kawasan pesisir Minangkabau lainnya. Di samping itu, Kampar Limo Koto juga memiliki semacam alat musik tradisional yang disebut dengan ''Calempong'' dan ''Oguong''.


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|3}}
{{reflist|2}}


=== Daftar Pustaka ===
=== Daftar Pustaka ===
Baris 124: Baris 155:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kampar.go.id Situs web resmi Kabupaten Kampar]
* {{id}} [http://www.kampar.go.id Situs web resmi Kabupaten Kampar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210213215950/http://www.kampar.go.id/ |date=2021-02-13 }}

{{Kabupaten Kampar}}
{{Kabupaten Kampar}}
{{riau}}
{{riau}}

Revisi per 20 Maret 2024 17.52

Kabupaten Kampar
Transkripsi bahasa daerah
 • Abjad Jawiكمڤر
Candi Muara Takus
Lambang resmi Kabupaten Kampar
Peta
Peta
Kabupaten Kampar di Sumatra
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar
Peta
Kabupaten Kampar di Indonesia
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar (Indonesia)
Koordinat: 0°18′49″N 101°01′07″E / 0.3136°N 101.0185°E / 0.3136; 101.0185
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
Ibu kotaBangkinang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 21
  • Kelurahan: 8
  • Desa: 250
Pemerintahan
 • BupatiMuhammad Firdaus (Pj.)
 • Wakil BupatiLowong
 • Sekretaris DaerahHambali
Luas
 • Total11.289,28 km2 (4,358,82 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[1][2]
 • Total860.379
 • Kepadatan76/km2 (200/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 89,12% Islam
  • 0,04% Buddha
  • 0,01% Hindu[1]
 • BahasaIndonesia, Melayu, Batak, Minang, Jawa
 • IPMKenaikan 75,59 (2023)
tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1406 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 762 (Bangkinang)
+62 761 (Lipatkain)
Pelat kendaraanBM
Kode Kemendagri14.01 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 880.181.253.000,- (2020)
Situs webkamparkab.go.id


Kabupaten Kampar adalah sebuah wilayah kabupaten yang berada di provinsi Riau, Indonesia.

Kabupaten ini memiliki luas 11.289,28 km² atau 12,26% dari luas provinsi Riau dan jumlah penduduk berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri akhir tahun 2023 berjumlah 860.379 jiwa.[2][1] Ibu kota Kampar berada di Bangkinang.

Sejarah

Pada awalnya Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan sebuah kawasan yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan Sungai Kampar. Berkaitan dengan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa sejarahwan menafsirkan Minanga Tanvar dapat bermaksud dengan pertemuan dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Penafsiran ini didukung dengan penemuan Candi Muara Takus di tepian Sungai Kampar Kanan, yang diperkirakan telah ada pada masa Sriwijaya.[4]

Berdasarkan Sulalatus Salatin, disebutkan adanya keterkaitan Kesultanan Melayu Melaka dengan Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Melaka terakhir, Sultan Mahmud Shah setelah jatuhnya Bintan tahun 1526 ke tangan Portugis, melarikan diri ke Kampar, dua tahun berikutnya mangkat dan dimakamkan di Kampar.[5] Dalam catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar waktu itu telah dipimpim oleh seorang raja, yang juga memiliki hubungan dengan penguasa Minangkabau.[6] Tomas Dias dalam ekspedisinya ke pedalaman Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia menelusuri Sungai Siak kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan melanjutkan perjalanan darat menuju Sungai Kampar. Dalam perjalanan tersebut ia berjumpa dengan penguasa setempat dan meminta izin menuju Pagaruyung.[7]

Perkembangan

Pada tanggal 9 Oktober 2015 Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi kebakaran hutan dan lahan, di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.[8]

Geografi

Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 211.289,28 km² merupakan daerah yang terletak antara 1°00’40” Lintang Utara sampai 0°27’00” Lintang Selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” Bujur Timur.[9] Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut:

Batas Wilayah

Utara Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Siak
Timur Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
Selatan Kabupaten Kuantan Singingi
Barat Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Sijunjung (Sumatera Barat)

Kabupaten Kampar dilalui oleh dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil, di antaranya Sungai Kampar yang panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Kuok, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).

Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis, suhu minimum terjadi pada bulan November dan Desember yaitu sebesar 21 °C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35 °C. Jumlah hari hujan pada tahun 2009, yang terbanyak adalah di sekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri.

Pemerintahan

Kabupaten Kampar pada awalnya berada dalam Provinsi Sumatra Tengah, dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibu kota Bangkinang.[10] Kemudian masuk wilayah Provinsi Riau, berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 dan dikukuhkan oleh Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958.[11] Kemudian untuk perkembangan Kota Pekanbaru, Pemerintah daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah Kota Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987.[12]

Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor: KPTS. 318VII1987 tanggal 17 Juli 1987, Kabupaten Kampar terdiri dari 19 kecamatan dengan dua Pembantu Bupati. Pembantu Bupati Wilayah I berkedudukan di Pasir Pangarayan dan Pembantu Bupati Wilayah II di Pangkalan Kerinci. Pembantu Bupati Wilayah I mengkoordinir wilayah Kecamatan Rambah, Tandun, Rokan IV Koto, Kunto Darussalam, Kepenuhan, dan Tambusai. Pembantu Bupati Wilayah II mengkoordinir wilayah Kecamatan Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Sedangkan kecamatan lainnya yang tidak termasuk wilayah pembantu Bupati wilayah I & II berada langsung di bawah koordinator Kabupaten.

Bupati

Yang menjabat sebagai bupati di Kampar saat ini ialah Muhammad Firdaus, ia merupakan penjabat bupati Kampar sejak 23 Mei 2023, setelah dilantik oleh gubernur Riau Syamsuar di Kota Pekanbaru.[13]

Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
Berkas:3159-00-uun-crop.jpg Muhammad Firdaus 23 Mei 2023 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kampar dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[14] 2019–2024[15] 2024–2029
PKB 1 Steady 1 Kenaikan 4
Gerindra 5 Kenaikan 6 Kenaikan 8
PDI-P 4 Steady 4 Steady 4
Golkar 9 Penurunan 6 Kenaikan 7
NasDem 3 Kenaikan 5 Steady 5
PKS 2 Kenaikan 5 Penurunan 3
Hanura 5 Penurunan 1 Penurunan 0
PAN 5 Steady 5 Steady 5
Demokrat 7 Penurunan 6 Penurunan 5
PPP 3 Kenaikan 5 Penurunan 4
PKPI 1 Steady 1
Jumlah Anggota 45 Steady 45 Steady 45
Jumlah Partai 11 Steady 11 Penurunan 9

Kecamatan

Kabupaten Kampar memiliki 21 kecamatan, 8 kelurahan dan 242 desa. Luas wilayahnya mencapai 10.983,47 km² dan jumlah penduduk 740.839 jiwa (2017) dengan sebaran 67 jiwa/km².[16][17]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kampar, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
14.01.04 XIII Koto Kampar 1 12 Desa
Kelurahan
14.01.15 Bangkinang 2 7 Desa
Kelurahan
14.01.01 Bangkinang Kota 2 2 Desa
Kelurahan
14.01.20 Gunung Sahilan 9 Desa
14.01.17 Kampa 9 Desa
14.01.02 Kampar 1 17 Desa
Kelurahan
14.01.07 Kampar Kiri 1 19 Desa
Kelurahan
14.01.08 Kampar Kiri Hilir 1 7 Desa
Kelurahan
14.01.09 Kampar Kiri Hulu 24 Desa
14.01.19 Kampar Kiri Tengah 11 Desa
14.01.18 Kampar Utara 8 Desa
14.01.21 Koto Kampar Hulu 6 Desa
14.01.05 Kuok 9 Desa
14.01.16 Perhentian Raja 5 Desa
14.01.14 Rumbio Jaya 7 Desa
14.01.13 Salo 6 Desa
14.01.06 Siak Hulu 12 Desa
14.01.03 Tambang 17 Desa
14.01.10 Tapung 25 Desa
14.01.11 Tapung Hilir 16 Desa
14.01.12 Tapung Hulu 14 Desa
TOTAL 8 242

Demografi

Penduduk

Rumah Lontiok, rumah panggung Melayu di Kampar

Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2010 tercatat 688,204 orang,[18] yang terdiri dari penduduk laki-laki 354,836 jiwa dan wanita 333,368 jiwa. Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109. Mayoritas Penduduk Kabupaten Kampar adalah orang Kampar yang merupakan bagian dari Orang Minangkabau. Mereka juga kerap menyebut dirinya sebagai ughang (orang) Ocu yang tersebar di sebagian besar wilayah Kampar dengan persukuan Domo, Malayu, Piliong/Piliang, Mandailiong, Putopang, Caniago, Kampai, Bendang, dan lainnya. Masyarakat Kampar dari segi adat-istiadat, budaya, dan bahasa mereka adalah bagian masyarakat Minangkabau.

Selanjutnya terdapat juga etnis Jawa yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program transmigrasi yang tersebar di sentra-sentra permukiman transmigrasi. Didapati pula penduduk beretnis Batak, pendatang beretnis Minangkabau asal Sumatera Barat, dan lainnya.

Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kampar yaitu 333 jiwa/km², diikuti oleh Kecamatan Kampar Utara 226 jiwa/km². Selain itu lima kecamatan yang agak padat penduduknya berada di Kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang, Kuok, Perhentian Raja, dan Kampar Timur, masing –masing 216 jiwa/km², 191 jiwa/km², 158 jiwa/km², 154 dan 131 jiwa/km². Sedangkan dua kecamatan yang relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan kepadatan 9 jiwa/km² dan Kampar Kiri Hilir dengan 13 jiwa/km².

Agama

Islamic Centre Kampar di Bangkinang Kota

Penduduk kabupaten Kampar mayoritas beragama Islam, diikuti oleh Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri dalam catatan kependudukan dan sipil hingga semester 1 tahun 2023 mencatat pemeluk agama Islam berjumlah 761.742 jiwa (89,12%) dari 854.738 jiwa penduduk. Selanjutnya pemeluk agama Kekristenan sebanyak 92.595 jiwa (10,83%), dimana Protestan sebanyak 83.858 jiwa (9,81%) dan Katolik sebanyak 8.737 jiwa (1,02%). Pemeluk agama Kristen banyak terdapat di kecamatan Tapung Hulu, Siak Hulu, Tapung Hilir dan Tapung. Meski pada umumnya semua kecamatan di kabupaten Kampar adalah mayoritas beragama Islam. Sebagian kecil menganut agama Buddha sebanyak 0,04% atau 315 jiwa, dan selebih menganut agama Hindu sebanyak 0,01%.[1][19]

Rumah ibadah yang terdapat di kabupaten Kampar yakni rumah ibadah berupa masjid sebanyak 794 bangunan, musholah 1.169 bangunan. Masjid Jami Air Tiris, termasuk salah satu masjid tertua di Kabupaten Kampar. Gereja protestan berjumlah 234 bangunan, dan paling banyak berada di kecamatan Tapung yakni 74 bangunan gereja. Dan bangunan gereja Katolik berjumlah 21 bangunan.[2]

Ekonomi

Kabupaten Kampar mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, terutama di bidang pertanian dan perikanan darat. Sebagian besar penduduk (67.22%) bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Hanya sebagian kecil (0.22%) yang bekerja di sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, disamping pemerintahan. Sebagai salah satu daerah terluas di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar secara berkelanjutan melakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur seperti jaringan jalan raya (1.856,56 km), jaringan listrik (72,082 KWH) dengan 5 unit pembangkit tenaga diesel Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Koto Panjang yang memproduksi energi dengan kapasitas tersambung sebesar 114,240 KWH. Fasilitas lain yang juga telah tersedia antara lain layanan telekomunikasi (telepon kabel, telepon seluler, dan jaringan internet) dan jaringan air bersih dengan kapasitas produksi sebesar 1,532,284 m³.

Pertanian

Bidang pertanian seperti kelapa sawit dan karet yang merupakan salah satu tanaman yang sangat cocok buat lahan yang ada di Kabupaten kampar.

Perkebunan

Khusus perkebunan perkebunan sawit untuk saat ini Kabupaten Kampar mempunyai luas lahan 241,5 ribu hektare dengan potensi crude palm oil (CPO) sebanyak 966 ribu ton.

Perikanan

Di bidang perikanan budidaya ikan patin yang dikembangkan melalui keramba (kolam ikan berupa rakit) di sepanjang sungai kampar, ini terlihat banyaknya keramba yang berjejer rapi di sepanjang sungai kampardan adanya kerjasama antara Pemda Kampar dengan PT Benecom dengan jumlah investasi Rp. 30 miliar yang mana kedepannya Kampar akan menjadi sentra ikan patin dengan produksi 220 ton per hari.

Pariwisata

Candi Muara Takus di desa Muara Takus, XIII Koto Kampar, Kampar.

Kabupaten Kampar memiliki kawasan situs purbakala yang diperkirakan telah ada pada masa Sriwijaya yaitu Candi Muara Takus, kawasan ini selain menjadi kawasan cagar budaya juga menjadi tujuan wisata religi bagi umat Buddha. Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, XIII Koto Kampar, Kampar. Selain itu masyarakat Kampar yang beragama Islam, masih melestarikan tradisi mandi balimau bakasai yaitu mandi membersihkan diri di Sungai Kampar terutama dalam menyambut bulan Ramadan. Kemudian terdapat juga tradisi Ma'awuo ikan yaitu tradisi menangkap ikan secara bersama-sama (ikan larangan) setahun sekali, terutama pada kawasan Danau Bokuok (Kecamatan Tambang) dan Sungai Subayang di Desa Domo (Kecamatan Kampar Kiri Hulu).

Budaya masyarakat Kampar tidak lepas dari pengaruh Minangkabau,[20] yang identik dengan sebutan Kampar Limo Koto dan dahulunya merupakan bagian dari Pagaruyung. Limo Koto terdiri dari Kuok, Salo, Bangkinang, Air Tiris dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan yang masih dilestarikan hingga kini,[21] termasuk model kekerabatan dari jalur ibu (matrilineal).[22] Konsep adat dan tradisi persukuannya sama dengan konsep Minang khususnya di Luhak Limopuluah. Bahasa sehari-hari masyarakat Kampar mirip dengan Bahasa Minangkabau,[23] atau disebut dengan Bahasa Ocu salah satu varian yang mirip dengan bahasa digunakan di Luhak Limopuluah. Bahasa ini berlainan aksen dengan varian Bahasa Minangkabau yang dipakai oleh masyarakat Luhak Agam, Luhak Tanah Datar maupun kawasan pesisir Minangkabau lainnya. Di samping itu, Kampar Limo Koto juga memiliki semacam alat musik tradisional yang disebut dengan Calempong dan Oguong.

Referensi

  1. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 5 Desember 2023. 
  2. ^ a b c "Kabupaten Kampar Dalam Angka 2020" (pdf). www.kamparkab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-27. Diakses tanggal 16 Februari 2021. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.bps.go.id. Diakses tanggal 8 Januari 2024. 
  4. ^ Soekmono, R., (1973 5th reprint edition in 1988), Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, 2nd ed., Yogyakarta: Penerbit Kanisius, ISBN 979-4132290X.
  5. ^ Winstedt, R., (1962), A History of Malaya, Marican.
  6. ^ Cortesão, A., (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London: Hakluyt Society, 2 vols.
  7. ^ Haan, F. de, (1896), Naar midden Sumatra in 1684, Batavia-'s Hage, Albrecht & Co.-M. Nijhoff. 40p. 8vo wrs. Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde, Deel 39.
  8. ^ Datangi Lokasi Kebakaran di Riau, Jokowi Akui Luas Lahan Terbakar Sangat Luas Diarsipkan 2018-09-25 di Wayback Machine. - PresidenRI.go.id - 9 Oktober 2015 .
  9. ^ regionalinvestment.bkpm.go.id Profil Kabupaten Kampar Diarsipkan 2014-02-02 di Wayback Machine. (diakses pada 11 April 2012)
  10. ^ http://www.hukumonline.com Diarsipkan 2012-04-08 di Wayback Machine. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Diarsipkan 2014-02-03 di Wayback Machine. (diakses pada 11 April 2012).
  11. ^ http://www.dpr.go.id Diarsipkan 2012-02-04 di Wayback Machine. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 Diarsipkan 2014-01-24 di Wayback Machine.
  12. ^ http://www.hukumonline.com Diarsipkan 2012-04-08 di Wayback Machine. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987 Diarsipkan 2014-02-03 di Wayback Machine.
  13. ^ mediacenter.riau.go.id (2014-11-01). "mediacenter.riau.go.id | Sah! Firdaus Jabat Pj Bupati Kampar, Muflihun Penjabat Wali Kota Pekanbaru". mediacenter.riau.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 2023-05-24. 
  14. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kampar Periode 2014-2019
  15. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kampar 2019-2024
  16. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  17. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  18. ^ http://www.bps.go.id Diarsipkan 2012-02-04 di Wayback Machine. Jumlah Penduduk Diarsipkan 2012-05-02 di Wayback Machine.
  19. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Kampar". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-03. Diakses tanggal 19 Februari 2020. 
  20. ^ Purna, I. M., Sumarsono, Astuti, R., Sunjata, I. W. P., (1997), Sistem pemerintahan tradisional di Riau Diarsipkan 2022-08-19 di Wayback Machine., Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  21. ^ Luthfi, A., (1992), Pola hukum kewarisan adat dan hak ulayat daerah Kampar, Yayasan Lembaga Studi dan Pengembangan Masyarakat dengan bantuan biaya dari Pemerintah Daerah Tingkat II Kampar.
  22. ^ Coral Reefs Information and Training Center, (2002), Pengembangan kelembagaan masyarakat pesisir dan kepulauan: perspektif budaya lokal pesisir dan kepulauan, Coral Reefs Information and Training Center.
  23. ^ Said, C., (1986), Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Daftar Pustaka

  • Sejarah daerah Riau, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977.

Pranala luar