Lompat ke isi

Paguyuban Pasundan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
infobox
Tag: gambar rusak
→‎Pranala luar: kategorisasi
 
(14 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10: Baris 10:
|formation = {{Start date and years ago|1913|7|20}}
|formation = {{Start date and years ago|1913|7|20}}
|extinction = <!-- tanggal dibubarkan, opsional -->
|extinction = <!-- tanggal dibubarkan, opsional -->
|type =
|type = [[Organisasi kemasyarakatan]]
|status =
|status = Aktif
|purpose =
|purpose =
|leader_title = Ketua Umum
|leader_title = Ketua Umum
|location =
|location =
|region_served = [[Indonesia]]
|region_served = [[Indonesia]] dan [[Amerika Serikat]]<ref name="detik"/>
|membership =
|membership =
|language =
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] dan [[Bahasa Sunda|Sunda]]
|main_organ =
|main_organ =
|leader_name = [[Didi Turmudzi]]
|leader_name = [[Didi Turmudzi]]
Baris 26: Baris 26:
|num_volunteers =
|num_volunteers =
|budget =
|budget =
|website = http://www.paguyubanpasundan.org
|website = {{website|https://www.paguyubanpasundan.org}}
|remarks =
|remarks =
}}
}}


'''Paguyuban Pasundan''' (ejaan aslinya '''Pagoejoeban Pasoendan''') adalah organisasi [[budaya]] [[Sunda]] yang berdiri sejak tanggal [[20 Juli]] [[1913]], sehingga menjadi salah satu organisasi tertua yang masih eksis sampai saat ini. Selama keberadaannya, organisasi ini telah bergerak dalam bidang [[pendidikan]], [[sosial]]-[[budaya]], [[politik]], [[ekonomi]], [[pemuda|kepemudaan]], dan [[perempuan|pemberdayaan perempuan]]. Paguyuban ini berupaya untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda tetapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.
'''Paguyuban Pasundan''' (ejaan aslinya '''Pagoejoeban Pasoendan''') adalah [[organisasi]] [[budaya Sunda]] yang berdiri pada tanggal 20 Juli 1913 yang didirikan oleh [[Daeng Kanduruan Ardiwinata]], sehingga menjadi salah satu organisasi tertua di Indonesia yang masih aktif sampai saat ini. Organisasi ini bergerak dalam bidang [[pendidikan]], [[sosial]]-[[budaya]], [[politik]], [[ekonomi]], [[pemuda|kepemudaan]], dan [[perempuan|pemberdayaan perempuan]]. Paguyuban ini bertujuan untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya [[orang Sunda]] tetapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.


Terdapat juga anggota organisasi Paguyuban Pasundan yang bermukim di [[Amerika Serikat]] bersama [[diaspora Indonesia]] lainnya. Di negara ini, komunitas mereka berpusat di ibu kota [[Washington DC]].<ref name="detik">[http://news.detik.com/wawancara/2995530/presiden-indonesian-diaspora-network-diaspora-tuntut-kewarganegaraan-ganda "Presiden Indonesian Diaspora Network: Diaspora Tuntut Kewarganegaraan Ganda"] ''[[Detik.com|Detik]]'', 19 Agustus 2015. Diakses 22 November 2015.</ref>
== Sejarah Masa Pra Kemerdekaan ==

=== Awal Berdiri ===
== Sejarah ==
Secara tidak langsung, kelahiran Paguyuban Pasundan dipengaruhi oleh pendirian [[Budi Utomo]] pada hari [[Rabu]] tanggal [[20 Mei]] [[1908]], yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan bangsa [[Indonesia]] menggapai kemerdekaan. Pada awalnya, cukup banyak orang Sunda yang bergabung. Cabang-cabang Budi Utomo juga banyak bermunculan di Jawa Barat, seperti di [[Bandung]] dan [[Bogor]]. Namun beberapa tahun kemudian, keanggotaan orang Sunda dalam Budi Utomo menurun drastis. Hal ini disebabkan karena menurut mereka, dari segi sosial-budaya, organisasi tersebut hanya memuaskan penduduk [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] saja.
=== Awal berdiri ===
Secara tidak langsung, kelahiran Paguyuban Pasundan dipengaruhi oleh pendirian [[Budi Utomo]] pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan [[bangsa Indonesia]] menggapai kemerdekaannya. Pada awalnya, cukup banyak orang Sunda yang bergabung. Cabang-cabang Budi Utomo juga banyak bermunculan di Jawa Barat, seperti di [[Bandung]] dan [[Bogor]]. Namun beberapa tahun kemudian, keanggotaan orang Sunda dalam Budi Utomo menurun drastis. Hal ini disebabkan karena menurut mereka, dari segi sosial-budaya, organisasi tersebut hanya memuaskan penduduk [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] saja.


Atas inisiatif siswa-siswa Sunda di [[STOVIA|STOVIA (''School Tot Opleiding voor Indlandsche Artsen'')]] – sekolah [[dokter|kedokteran]] zaman [[Belanda]] di [[Batavia]] ([[Jakarta]]), diupayakan pembuatan organisasi untuk orang-orang Sunda. Selanjutnya, para siswa yang berusia sekitar 22 tahun itu, berkunjung ke rumah [[Daeng Kanduruan Ardiwinata]], yang saat itu sudah dianggap sebagai sesepuh orang Sunda. Dalam kunjungan tersebut, dinyatakan maksud pendirian perkumpulan orang Sunda sekaligus meminta D. K. Ardiwinata untuk menjadi ketua organisasi.
Atas inisiatif siswa-siswa Sunda di [[STOVIA|STOVIA (''School Tot Opleiding voor Indlandsche Artsen'')]] – sekolah [[dokter|kedokteran]] zaman [[Belanda]] di [[Batavia]] ([[Jakarta]]), diupayakan pembuatan organisasi untuk orang-orang Sunda. Selanjutnya, para siswa yang berusia sekitar 22 tahun itu, berkunjung ke rumah [[Daeng Kanduruan Ardiwinata]], yang saat itu sudah dianggap sebagai sesepuh orang Sunda. Dalam kunjungan tersebut, dinyatakan maksud pendirian perkumpulan orang Sunda sekaligus meminta D. K. Ardiwinata untuk menjadi ketua organisasi.
Baris 42: Baris 44:
Pada tanggal [[22 September]] [[1914]], pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan surat keputusan nomor 46 tanggal [[9 Desember]] [[1914]], izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun [[1918]], organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.
Pada tanggal [[22 September]] [[1914]], pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan surat keputusan nomor 46 tanggal [[9 Desember]] [[1914]], izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun [[1918]], organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.


=== Kiprah Politik ===
=== Kiprah politik ===
Seiring dengan keinginan untuk mengadakan perbaikan dalam bidang sosial dan [[ekonomi]], Paguyuban Pasundan merasa perlu untuk turut berkecimpung dalam bidang politik untuk mencapai tujuan-tujuannya. Untuk itu, sejak tahun [[1919]], seiring dengan dibentuknya ''[[Volksraad]]'', dilakukan upaya untuk mendudukkan wakilnya di lembaga tersebut. Selanjutnya dengan surat keputusan nomor 72, tanggal [[13 Juni]] [[1919]], pemerintah juga mengesahkan Paguyuban Pasundan sebagai perkumpulan politik.
Seiring dengan keinginan untuk mengadakan perbaikan dalam bidang sosial dan [[ekonomi]], Paguyuban Pasundan merasa perlu untuk turut berkecimpung dalam bidang politik untuk mencapai tujuan-tujuannya. Untuk itu, sejak tahun [[1919]], seiring dengan dibentuknya ''[[Volksraad]]'', dilakukan upaya untuk mendudukkan wakilnya di lembaga tersebut. Selanjutnya dengan surat keputusan nomor 72, tanggal 13 Juni 1919, pemerintah juga mengesahkan Paguyuban Pasundan sebagai perkumpulan politik.


Sejak [[Desember]] [[1927]], Paguyuban Pasundan masuk menjadi anggota [[Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)|PPPKI (Permoefakatan Perhimpoenan-perhimpoenan Politik Kebangsaan Indonesia)]]. Dengan bergabung dalam federasi itu, paguyuban tidak lagi menjadi perkumpulan lokal dengan perhatian hanya pada Pasundan atau Jawa Barat saja, tetapi menjadi perkumpulan nasional dengan tujuan bersama yaitu untuk mencapai kemerdekaan bangsa.
Sejak Desember 1927, Paguyuban Pasundan masuk menjadi anggota [[Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)|PPPKI (Permoefakatan Perhimpoenan-perhimpoenan Politik Kebangsaan Indonesia)]]. Dengan bergabung dalam federasi itu, paguyuban tidak lagi menjadi perkumpulan lokal dengan perhatian hanya pada Pasundan atau Jawa Barat saja, tetapi menjadi perkumpulan nasional dengan tujuan bersama yaitu untuk mencapai kemerdekaan bangsa.


Kegiatan dalam bidang politik semakin kuat saat kepemimpinan [[Oto Iskandar di Nata]], yang dijuluki “[[Si Jalak Harupat]]”, seorang kelahiran [[Bojongsoang, Bandung]] tanggal [[31 Maret]] [[1897]]. Selain menjadi ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, ia juga menjadi wakil organisasi tersebut di [[Volksraad]] mulai tahun [[1931]] sampai [[1942]].
Kegiatan dalam bidang politik semakin kuat saat kepemimpinan [[Oto Iskandar di Nata]], yang dijuluki “[[Si Jalak Harupat]]”, seorang kelahiran [[Bojongsoang, Bandung]] tanggal 31 Maret 1897. Selain menjadi ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, ia juga menjadi wakil organisasi tersebut di [[Volksraad]] mulai tahun 1931 sampai 1942.


=== Bidang Pendidikan ===
=== Bidang pendidikan ===
Sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasarnya, salah satu jalan yang ditempuh Paguyuban Pasundan dalam mencapai cita-citanya adalah melalui jalur pendidikan dan pengajaran. Upaya pendirian [[sekolah]] dimulai dengan mendirikan [[Hollandsch-Inlandsche School|''Hollandsch-Inlandsche School'' (HIS)]] Pasoendan di [[Tasikmalaya]] pada tahun [[1922]], diikuti pendirian [[MULO|''Meer Uitgebreid Lager Onderwijs'' (MULO)]] Pasoendan, juga di Tasikmalaya, yang medapat bantuan dari pemerintah. Sekolah-sekolah lain terus didirikan, hingga tahun [[1941]] telah ada 51 sekolah dengan 296 orang [[guru]]. Kebanyakan ada di Bandung dan Tasikmalaya, yaitu masing-masing tujuh buah. Sisanya tersebar di 34 tempat lainnya di seantero Jawa Barat.
Sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasarnya, salah satu jalan yang ditempuh Paguyuban Pasundan dalam mencapai cita-citanya adalah melalui jalur pendidikan dan pengajaran. Upaya pendirian [[sekolah]] dimulai dengan mendirikan [[Hollandsch-Inlandsche School|''Hollandsch-Inlandsche School'' (HIS)]] Pasoendan di [[Tasikmalaya]] pada tahun [[1922]], diikuti pendirian [[MULO|''Meer Uitgebreid Lager Onderwijs'' (MULO)]] Pasoendan, juga di Tasikmalaya, yang medapat bantuan dari pemerintah. Sekolah-sekolah lain terus didirikan, hingga tahun [[1941]] telah ada 51 sekolah dengan 296 orang [[guru]]. Kebanyakan ada di Bandung dan Tasikmalaya, yaitu masing-masing tujuh buah. Sisanya tersebar di 34 tempat lainnya di seantero Jawa Barat.


Baris 56: Baris 58:
Pendidikan bagi masyarakat umum, diwujudkan dengan diterbitkannya sembilan [[media massa]] selama periode [[1914]]-[[1942]]. Salah satunya yang terbesar adalah [[suratkabar]] ''[[Sipatahoenan]]'' yang menjadi corong Paguyuban Pasundan. Semula suratkabar ini diterbitkan Paguyuban Pasundan di Tasikmalaya mulai tahun [[1923]]. Pimpinan redaksi pertamanya adalah [[Soetisna Sendjaya]]. Awalnya suratkabar ini terbit seminggu sekali. Namun setelah kepengurusannya diambil alih oleh Pengurus Besar Paguyuban Pasundan tahun [[1931]], ''Sipatahoenan'' bisa terbit harian. Kantornya dipindahkan ke Bandung, tepatnya di Kaca-kaca Wetan, sebelum kemudian pindah ke Banceuy, dan akhirnya di Dalem Kaum.
Pendidikan bagi masyarakat umum, diwujudkan dengan diterbitkannya sembilan [[media massa]] selama periode [[1914]]-[[1942]]. Salah satunya yang terbesar adalah [[suratkabar]] ''[[Sipatahoenan]]'' yang menjadi corong Paguyuban Pasundan. Semula suratkabar ini diterbitkan Paguyuban Pasundan di Tasikmalaya mulai tahun [[1923]]. Pimpinan redaksi pertamanya adalah [[Soetisna Sendjaya]]. Awalnya suratkabar ini terbit seminggu sekali. Namun setelah kepengurusannya diambil alih oleh Pengurus Besar Paguyuban Pasundan tahun [[1931]], ''Sipatahoenan'' bisa terbit harian. Kantornya dipindahkan ke Bandung, tepatnya di Kaca-kaca Wetan, sebelum kemudian pindah ke Banceuy, dan akhirnya di Dalem Kaum.


=== Bidang Ekonomi ===
=== Bidang ekonomi ===
Dalam bidang ekonomi, Paguyuban Pasundan dalam kongresnya yang ke 19 di Tasikmalaya tahun [[1934]], mendirikan [[Centrale Bank Pasundan]], yang berbentuk N. V., dengan pemimpinnya [[Iyos Wiriaatmadja]]. Pusatnya berada di Jakarta, sedang di daerah-daerah berdiri cabang-cabangnya.
Dalam bidang ekonomi, Paguyuban Pasundan dalam kongresnya yang ke-19 di Tasikmalaya tahun 1934, mendirikan [[Centrale Bank Pasundan]], yang berbentuk N. V., dengan pemimpinnya [[Iyos Wiriaatmadja]]. Pusatnya berada di Jakarta, sedang di daerah-daerah berdiri cabang-cabangnya.


Kehidupan perkoperasian di lingkungan Paguyuban Pasundan juga cukup marak. Setiap cabangnya mendirikan [[koperasi]] yang kebanyakan disebut Koperasi Pasundan. Koperasi-koperasi tersebut bergerak dalam bidang [[uang|keuangan]], [[perdagangan]], ada juga yang khusus menyediakan perabotan untuk para [[petani]]. Garapan bidang ekonomi lainnya yang cukup menonjol adalah pendirian [[lumbung]] [[padi]] (''[[leuit]] pare''). Pemantauannya dilakukan oleh Puseur Lumbung Pasundan.
Kehidupan perkoperasian di lingkungan Paguyuban Pasundan juga cukup marak. Setiap cabangnya mendirikan [[koperasi]] yang kebanyakan disebut Koperasi Pasundan. Koperasi-koperasi tersebut bergerak dalam bidang [[uang|keuangan]], [[perdagangan]], ada juga yang khusus menyediakan perabotan untuk para [[petani]]. Garapan bidang ekonomi lainnya yang cukup menonjol adalah pendirian [[lumbung]] [[padi]] (''[[leuit]] pare''). Pemantauannya dilakukan oleh Puseur Lumbung Pasundan.


Dalam Kongres Paguyuban Pasundan ke 23 di Sukabumi, didirikan badan yang mengelola permasalahan ekonomi yang disebut Bale Ekonomi Pasundan. Pemimpin bale tersebut adalah Raden [[Soedarna Soeradiredja]], yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua P. B. Paguyuban Pasundan dan Direktur ''Centrale Bank Pasundan''.
Dalam Kongres Paguyuban Pasundan ke-23 di Sukabumi, didirikan badan yang mengelola permasalahan ekonomi yang disebut Bale Ekonomi Pasundan. Pemimpin bale tersebut adalah Raden [[Soedarna Soeradiredja]], yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua P. B. Paguyuban Pasundan dan Direktur ''Centrale Bank Pasundan''.


=== Kepemudaan dan Pemberdayaan Perempuan ===
=== Kepemudaan dan pemberdayaan perempuan ===
Untuk mengurus masalah pemberdayaan perempuan, di dalam Paguyuban Pasundan didirikan Pasundan Istri (PASI). Sedangkan dalam kepemudaan, pada bulan [[Desember]] [[1934]] didirikan JOP ([[Jeugd Organisatie Pasoendan]]) dengan ketuanya yang pertama Raden [[Adil Poeradiredja]]. Dalam kongresnya yang pertama tahun [[1935]] kepanjangan JOP diganti menjadi “[[Jasana Obor Pasundan]]”.
Untuk mengurus masalah pemberdayaan perempuan, di dalam Paguyuban Pasundan didirikan Pasundan Istri (PASI). Sedangkan dalam kepemudaan, pada bulan Desember 1934 didirikan JOP ([[Jeugd Organisatie Pasoendan]]) dengan ketuanya yang pertama Raden [[Adil Poeradiredja]]. Dalam kongresnya yang pertama tahun 1935 kepanjangan JOP diganti menjadi “[[Jasana Obor Pasundan]]”.


Saat suhu politik memanas menjelang [[Perang Pasifik]], didirikan “JOP Brigade” untuk menangkal kejadian-kejadian yang tidak dikehendaki. Beberapa tokoh, diantaranya [[Abdul Haris Nasution|Jenderal A. H. Nasution]] turut menyokong, seperti dengan membantu latihan baris berbaris bagi JOP Brigade.
Saat suhu politik memanas menjelang [[Perang Pasifik]], didirikan “JOP Brigade” untuk menangkal kejadian-kejadian yang tidak dikehendaki. Beberapa tokoh, diantaranya [[Abdul Haris Nasution|Jenderal A.H. Nasution]] turut menyokong, seperti dengan membantu latihan baris berbaris bagi JOP Brigade.


=== Masa Penjajahan Jepang ===
=== Masa penjajahan Jepang ===
[[Berkas:KoranTjahaja.jpg|jmpl|Surat kabar Tjahaja]]
Dari tahun [[1943]] sampai dengan [[1945]], kegiatan politik berbagai perkumpulan di Indonesia, termasuk Paguyuban Pasundan dibekukan oleh penjajah dari [[Jepang]]. ''Sipatahoenan'' juga turut dibredel dan sebagai gantinya diterbitkan suratkabar [[Tjahaja]] yang dikendalikan Jepang. Namun kegiatan paguyuban dalam bidang lainnya seperti pendidikan, [[kesenian]], dan sosial masih diperbolehkan dan bisa terus berjalan.
Dari tahun [[1943]] sampai dengan [[1945]], kegiatan politik berbagai perkumpulan di Indonesia, termasuk Paguyuban Pasundan dibekukan oleh penjajah dari [[Jepang]]. ''Sipatahoenan'' juga turut dibredel dan sebagai gantinya diterbitkan suratkabar [[Tjahaja]] yang dikendalikan Jepang. Namun kegiatan paguyuban dalam bidang lainnya seperti pendidikan, [[kesenian]], dan sosial masih diperbolehkan dan bisa terus berjalan.


== Kiprah pada Masa Kemerdekaan ==
=== Masa revolusi kemerdekaan ===
=== Masa Revolusi Kemerdekaan ===
Setelah pendudukan Jepang berakhir, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan [[Maklumat 3 November 1945]] Nomor X tentang pembentukan [[partai politik|partai-partai politik]]. Berdirinya partai-partai politik oleh Pemerintah Republik Indonesia dipandang sebagai partisipasi aktif dari kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara serta dapat memperkuat perjuangan bangsa mempertahankan [[Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]]. Keluarnya maklumat tersebut menyebabkan partai-partai di Indonesia hidup kembali seperti [[Partai Nasional Indonesia|Partai Nasional Indonesia (PNI)]], [[Masyumi|Partai Islam Masyumi]], [[Partai Buruh Indonesia]], [[Partai Rakyat Sosialis]], dan sebagainya. Paguyuban Pasundan saat itu tidak langsung aktif kembali. Hal ini terutama disebabkan karena R. [[Oto Iskandar di Nata]], yang dianggap sebagai figur yang dapat memimpin kembali Paguyuban Pasundan, hilang secara misterius bersama beberapa tokoh kemerdekaan lainnya.
Setelah pendudukan Jepang berakhir, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan [[Maklumat 3 November 1945]] Nomor X tentang pembentukan [[partai politik|partai-partai politik]]. Berdirinya partai-partai politik oleh Pemerintah Republik Indonesia dipandang sebagai partisipasi aktif dari kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara serta dapat memperkuat perjuangan bangsa mempertahankan [[Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]]. Keluarnya maklumat tersebut menyebabkan partai-partai di Indonesia hidup kembali seperti [[Partai Nasional Indonesia|Partai Nasional Indonesia (PNI)]], [[Masyumi|Partai Islam Masyumi]], [[Partai Buruh Indonesia]], [[Partai Rakyat Sosialis]], dan sebagainya. Paguyuban Pasundan saat itu tidak langsung aktif kembali. Hal ini terutama disebabkan karena R. [[Oto Iskandar di Nata]], yang dianggap sebagai figur yang dapat memimpin kembali Paguyuban Pasundan, hilang secara misterius bersama beberapa tokoh kemerdekaan lainnya.


Namun kemudian muncul sebuah partai yang konon didalangi Belanda dengan nama [[Partai Rakyat Pasundan]] (PRP) yang mempunyai visi yang tidak sejalan dengan Paguyuban Pasundan. Hal tersebut memicu para anggota Paguyuban Pasundan untuk menghidupkan kembali organisasinya. Maka berdirilah kembali Paguyuban Pasundan di Bandung, [[Yogyakarta]], dan Jakarta dalam waktu hampir bersamaan. Selanjutnya Bandung ditetapkan sebagai pusat Pengurus Besar Paguyuban Pasundan dengan ketuanya [[R. S. Suradiradja]].
Namun kemudian muncul sebuah partai yang konon didalangi Belanda dengan nama [[Partai Rakyat Pasundan]] (PRP) yang mempunyai visi yang tidak sejalan dengan Paguyuban Pasundan. Hal tersebut memicu para anggota Paguyuban Pasundan untuk menghidupkan kembali organisasinya. Maka berdirilah kembali Paguyuban Pasundan di Bandung, [[Yogyakarta]], dan Jakarta dalam waktu hampir bersamaan. Selanjutnya Bandung ditetapkan sebagai pusat Pengurus Besar Paguyuban Pasundan dengan ketuanya [[R.S. Suradiradja]].


Dalam kongres Paguyuban Pasundan tanggal [[29 Januari|29]]-[[31 Januari]] [[1949]] di Bandung, diputuskan untuk mengubah nama Paguyuban Pasundan menjadi [[Partai Kebangsaan Indonesia]] (PARKI) dengan maksud untuk memperluas perjuangan di bidang politik. Partai tersebut kemudian mengikuti [[pemilihan umum]] pertama Republik Indonesia pada tahun [[1955]]. Namun suara yang didapat dalam pemilu tersebut sangat minim. Kekalahan tersebut menimbulkan perpecahan di tubuh PARKI. Akhirnya melalui [[referendum]] dalam kongres luar biasa PARKI tanggal [[29 November]] [[1959]], partai tersebut memutuskan untuk mengubah namanya kembali menjadi Paguyuban Pasundan.
Dalam kongres Paguyuban Pasundan tanggal 29–31 Januari 1949 di Bandung, diputuskan untuk mengubah nama Paguyuban Pasundan menjadi [[Partai Kebangsaan Indonesia]] (PARKI) dengan maksud untuk memperluas perjuangan di bidang politik. Partai tersebut kemudian mengikuti [[pemilihan umum]] pertama Republik Indonesia pada tahun 1955. Namun suara yang didapat dalam pemilu tersebut sangat minim. Kekalahan tersebut menimbulkan perpecahan di tubuh PARKI. Akhirnya melalui [[referendum]] dalam kongres luar biasa PARKI tanggal 29 November 1959, partai tersebut memutuskan untuk mengubah namanya kembali menjadi Paguyuban Pasundan.


=== Paguyuban Pasundan Sekarang ===
=== 1960–sekarang ===
[[Berkas:KampusUnpas1.jpg|jmpl|150px|Gedung Universitas Pasundan di Jalan Tamansari 6-8]]
[[Berkas:KampusUnpas1.jpg|jmpl|150px|Gedung Universitas Pasundan di Jalan Tamansari 6-8]]
Setelah kekalahan dalam pemilu tersebut, kegiatan Paguyuban Pasundan lebih didominasi oleh aktivitas dalam bidang pendidikan dan sosial-budaya. Salah satu tonggak perjuangannya dalam bidang pendidikan adalah dengan didirikannya [[Universitas Pasundan]] di Bandung pada hari [[Senin]] tanggal [[14 November]] [[1960]].
Setelah kekalahan dalam pemilu tersebut, kegiatan Paguyuban Pasundan lebih didominasi oleh aktivitas dalam bidang pendidikan dan sosial-budaya. Salah satu tonggak perjuangannya dalam bidang pendidikan adalah dengan didirikannya [[Universitas Pasundan]] di Bandung pada hari Senin tanggal 14 November 1960.


Kini Paguyuban Pasundan memiliki 32 kantor cabang dengan 492 anak cabang. Sedikitnya 12.300 orang terlibat dalam paguyuban ini. Pelestarian kebudayaan Sunda di era [[globalisasi]] kini menjadi prioritas utamanya.
Pada dekade 1960-an, Paguyuban Pasundan memiliki 32 kantor cabang dengan 492 anak cabang. Sedikitnya 12.300 orang terlibat dalam paguyuban ini. Pelestarian kebudayaan Sunda di era [[globalisasi]] kini menjadi prioritas utamanya.


Sekolah-sekolah Pasundan dalam [[pendidikan#jenjang pendidikan|jenjang]] pendidikan dasar dan menengah bertebaran di wilayah [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]. Sedang dalam jenjang pendidikan tinggi, Paguyuban Pasundan memiliki empat [[perguruan tinggi]], yaitu:
Sekolah-sekolah Pasundan dalam [[pendidikan#jenjang pendidikan|jenjang]] pendidikan dasar dan menengah bertebaran di wilayah [[Jawa Barat]] dan [[Banten]]. Sedang dalam jenjang pendidikan tinggi, Paguyuban Pasundan memiliki empat [[perguruan tinggi]], yaitu:
* [[Universitas Pasundan]], didirikan tanggal [[14 November]] [[1960]] di Bandung.
* [[Universitas Pasundan]], didirikan tanggal 14 November 1960 di Bandung.
* [[STH Pasundan|Sekolah Tinggi Hukum (STH) Pasundan]], didirikan tanggal [[14 Januari]] [[1964]] di [[Sukabumi]].
* [[STH Pasundan|Sekolah Tinggi Hukum (STH) Pasundan]], didirikan tanggal 14 Januari 1964 di [[Sukabumi]].
* [[STKIP Pasundan|Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan]], didirikan tanggal [[29 Mei]] [[1986]] di [[Cimahi]].
* [[STKIP Pasundan|Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan]], didirikan tanggal 29 Mei 1986 di [[Cimahi]].
* [[STIE Pasundan|Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasundan]], didirikan tanggal [[18 Januari]] [[1988]] di Bandung.
* [[STIE Pasundan|Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasundan]], didirikan tanggal 18 Januari 1988 di Bandung.


[[Berkas:A_Sapei.jpg|jmpl|150px|H. A. Syafe'i Ketua PB Paguyuban Pasundan (2000-2010)]]
[[Berkas:A_Sapei.jpg|jmpl|150px|H. A. Syafe'i Ketua PB Paguyuban Pasundan (2000-2010)]]
Dalam kepengurusan, Kongres Paguyuban Pasundan tanggal [[19 Juli]] [[2005]] telah memilih pengurus untuk periode [[2005]]-[[2009]], yaitu: [[Ahmad Syafe'i|H. A. Syafe'i]] sebagai Pupuhu (Ketua) Pengurus Besar Paguyuban Pasundan dan [[M. Didi Turmudzi|Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi]] sebagai Sekretaris Jenderal. Sedangkan [[Ginandjar Kartasasmita|Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita]] terpilih menjadi Ketua Dewan Pangaping. Juga diangkat Dewan Pakar sebagai berikut:
Dalam kepengurusan, Kongres Paguyuban Pasundan tanggal 19 Juli 2005 telah memilih pengurus untuk periode 2005–2009, yaitu: [[Ahmad Syafe'i|H.A. Syafe'i]] sebagai Pupuhu (Ketua) Pengurus Besar Paguyuban Pasundan dan [[M. Didi Turmudzi|Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi]] sebagai Sekretaris Jenderal. Sedangkan [[Ginandjar Kartasasmita|Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita]] terpilih menjadi Ketua Dewan Pangaping. Juga diangkat Dewan Pakar sebagai berikut:
{| class=prettytable
{| class=prettytable
|-
|-
Baris 112: Baris 112:
||[[Rochmin Dahuri]] || Pakar lingkungan
||[[Rochmin Dahuri]] || Pakar lingkungan
|-
|-
||[[R. E. Suryaatmaja]] || Pakar lingkungan
||[[R.E. Suryaatmaja]] || Pakar lingkungan
|-
|-
||[[Sutedja]] || Pakar kesehatan
||[[Sutedja]] || Pakar kesehatan
Baris 140: Baris 140:


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Daftar pustaka ==
* [[Edi Suhardi Ekajati|Ekajati, E. S]]. 2004. ''Kebangkitan Kembali Orang Sunda: Kasus Paguyuban Pasundan, 1913-1918''. Bandung: Pusat Studi Sunda bekerja sama dengan Kiblat.
* [[Edi Suhardi Ekajati|Ekajati, E. S]]. 2004. ''Kebangkitan Kembali Orang Sunda: Kasus Paguyuban Pasundan, 1913-1918''. Bandung: Pusat Studi Sunda bekerja sama dengan Kiblat.
* Suharto. 2002. ''Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942: Profil Pergerakan Etno-Nasionalis''. Bandung: Satya Historika.
* Suharto. 2002. ''Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942: Profil Pergerakan Etno-Nasionalis''. Bandung: Satya Historika.
Baris 152: Baris 154:
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20070929121117/http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/20/1101.htm Orang Sunda Mencari Jati Diri (Andreas Bintoro)]
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20070929121117/http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/062006/20/1101.htm Orang Sunda Mencari Jati Diri (Andreas Bintoro)]


[[Kategori:Organisasi di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi kebudayaan di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi politik di Indonesia]]
[[Kategori:Partai politik yang sudah bubar di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi di Hindia Belanda]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1927 di Hindia Belanda]]
[[Kategori:Budaya Sunda]]
[[Kategori:Budaya Sunda]]
[[Kategori:Organisasi Sunda]]
[[Kategori:Organisasi Sunda]]

Revisi terkini sejak 1 April 2024 03.57

Paguyuban Pasundan
Logo Paguyuban Pasundan
Tanggal pendirian20 Juli 1913; 110 tahun lalu (1913-07-20)
StatusAktif
TipeOrganisasi kemasyarakatan
Kantor pusatBandung, Jawa Barat
Wilayah layanan
Indonesia dan Amerika Serikat[1]
Bahasa resmi
Indonesia dan Sunda
Ketua Umum
Didi Turmudzi
Situs webwww.paguyubanpasundan.org

Paguyuban Pasundan (ejaan aslinya Pagoejoeban Pasoendan) adalah organisasi budaya Sunda yang berdiri pada tanggal 20 Juli 1913 yang didirikan oleh Daeng Kanduruan Ardiwinata, sehingga menjadi salah satu organisasi tertua di Indonesia yang masih aktif sampai saat ini. Organisasi ini bergerak dalam bidang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan. Paguyuban ini bertujuan untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda tetapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.

Terdapat juga anggota organisasi Paguyuban Pasundan yang bermukim di Amerika Serikat bersama diaspora Indonesia lainnya. Di negara ini, komunitas mereka berpusat di ibu kota Washington DC.[1]

Awal berdiri

[sunting | sunting sumber]

Secara tidak langsung, kelahiran Paguyuban Pasundan dipengaruhi oleh pendirian Budi Utomo pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan bangsa Indonesia menggapai kemerdekaannya. Pada awalnya, cukup banyak orang Sunda yang bergabung. Cabang-cabang Budi Utomo juga banyak bermunculan di Jawa Barat, seperti di Bandung dan Bogor. Namun beberapa tahun kemudian, keanggotaan orang Sunda dalam Budi Utomo menurun drastis. Hal ini disebabkan karena menurut mereka, dari segi sosial-budaya, organisasi tersebut hanya memuaskan penduduk Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.

Atas inisiatif siswa-siswa Sunda di STOVIA (School Tot Opleiding voor Indlandsche Artsen) – sekolah kedokteran zaman Belanda di Batavia (Jakarta), diupayakan pembuatan organisasi untuk orang-orang Sunda. Selanjutnya, para siswa yang berusia sekitar 22 tahun itu, berkunjung ke rumah Daeng Kanduruan Ardiwinata, yang saat itu sudah dianggap sebagai sesepuh orang Sunda. Dalam kunjungan tersebut, dinyatakan maksud pendirian perkumpulan orang Sunda sekaligus meminta D. K. Ardiwinata untuk menjadi ketua organisasi.

Setelah D. K. Ardiwinata menyanggupi, maka di rumahnya di Gang Paseban, Salemba, Jakarta, pada hari Minggu tanggal 20 Juli 1913 diadakan rapat untuk pendirian perkumpulan. Dalam rapat itu disepakati pendirian organisasi yang kemudian dinamai “Pagoejoeban Pasoendan”. Saat itu ditetapkan D. K. Ardiwinata sebagai penasihat dan Dajat Hidajat (siswa STOVIA) sebagai ketua.

Pada tanggal 22 September 1914, pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan surat keputusan nomor 46 tanggal 9 Desember 1914, izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun 1918, organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.

Kiprah politik

[sunting | sunting sumber]

Seiring dengan keinginan untuk mengadakan perbaikan dalam bidang sosial dan ekonomi, Paguyuban Pasundan merasa perlu untuk turut berkecimpung dalam bidang politik untuk mencapai tujuan-tujuannya. Untuk itu, sejak tahun 1919, seiring dengan dibentuknya Volksraad, dilakukan upaya untuk mendudukkan wakilnya di lembaga tersebut. Selanjutnya dengan surat keputusan nomor 72, tanggal 13 Juni 1919, pemerintah juga mengesahkan Paguyuban Pasundan sebagai perkumpulan politik.

Sejak Desember 1927, Paguyuban Pasundan masuk menjadi anggota PPPKI (Permoefakatan Perhimpoenan-perhimpoenan Politik Kebangsaan Indonesia). Dengan bergabung dalam federasi itu, paguyuban tidak lagi menjadi perkumpulan lokal dengan perhatian hanya pada Pasundan atau Jawa Barat saja, tetapi menjadi perkumpulan nasional dengan tujuan bersama yaitu untuk mencapai kemerdekaan bangsa.

Kegiatan dalam bidang politik semakin kuat saat kepemimpinan Oto Iskandar di Nata, yang dijuluki “Si Jalak Harupat”, seorang kelahiran Bojongsoang, Bandung tanggal 31 Maret 1897. Selain menjadi ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, ia juga menjadi wakil organisasi tersebut di Volksraad mulai tahun 1931 sampai 1942.

Bidang pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasarnya, salah satu jalan yang ditempuh Paguyuban Pasundan dalam mencapai cita-citanya adalah melalui jalur pendidikan dan pengajaran. Upaya pendirian sekolah dimulai dengan mendirikan Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Pasoendan di Tasikmalaya pada tahun 1922, diikuti pendirian Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Pasoendan, juga di Tasikmalaya, yang medapat bantuan dari pemerintah. Sekolah-sekolah lain terus didirikan, hingga tahun 1941 telah ada 51 sekolah dengan 296 orang guru. Kebanyakan ada di Bandung dan Tasikmalaya, yaitu masing-masing tujuh buah. Sisanya tersebar di 34 tempat lainnya di seantero Jawa Barat.

Untuk mengurus persekolahan tersebut, dalam Kongres Paguyuban Pasundan di Bogor tahun 1931, didirikan Bale Pamulangan Pasundan (BPP), dengan pemimpin pertamanya adalah Ahmad Atmadja. Dengan berdirinya BPP, sekolah-sekolah Pasundan semakin marak. Demikian pula guru dan muridnya semakin banyak.

Pendidikan bagi masyarakat umum, diwujudkan dengan diterbitkannya sembilan media massa selama periode 1914-1942. Salah satunya yang terbesar adalah suratkabar Sipatahoenan yang menjadi corong Paguyuban Pasundan. Semula suratkabar ini diterbitkan Paguyuban Pasundan di Tasikmalaya mulai tahun 1923. Pimpinan redaksi pertamanya adalah Soetisna Sendjaya. Awalnya suratkabar ini terbit seminggu sekali. Namun setelah kepengurusannya diambil alih oleh Pengurus Besar Paguyuban Pasundan tahun 1931, Sipatahoenan bisa terbit harian. Kantornya dipindahkan ke Bandung, tepatnya di Kaca-kaca Wetan, sebelum kemudian pindah ke Banceuy, dan akhirnya di Dalem Kaum.

Bidang ekonomi

[sunting | sunting sumber]

Dalam bidang ekonomi, Paguyuban Pasundan dalam kongresnya yang ke-19 di Tasikmalaya tahun 1934, mendirikan Centrale Bank Pasundan, yang berbentuk N. V., dengan pemimpinnya Iyos Wiriaatmadja. Pusatnya berada di Jakarta, sedang di daerah-daerah berdiri cabang-cabangnya.

Kehidupan perkoperasian di lingkungan Paguyuban Pasundan juga cukup marak. Setiap cabangnya mendirikan koperasi yang kebanyakan disebut Koperasi Pasundan. Koperasi-koperasi tersebut bergerak dalam bidang keuangan, perdagangan, ada juga yang khusus menyediakan perabotan untuk para petani. Garapan bidang ekonomi lainnya yang cukup menonjol adalah pendirian lumbung padi (leuit pare). Pemantauannya dilakukan oleh Puseur Lumbung Pasundan.

Dalam Kongres Paguyuban Pasundan ke-23 di Sukabumi, didirikan badan yang mengelola permasalahan ekonomi yang disebut Bale Ekonomi Pasundan. Pemimpin bale tersebut adalah Raden Soedarna Soeradiredja, yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua P. B. Paguyuban Pasundan dan Direktur Centrale Bank Pasundan.

Kepemudaan dan pemberdayaan perempuan

[sunting | sunting sumber]

Untuk mengurus masalah pemberdayaan perempuan, di dalam Paguyuban Pasundan didirikan Pasundan Istri (PASI). Sedangkan dalam kepemudaan, pada bulan Desember 1934 didirikan JOP (Jeugd Organisatie Pasoendan) dengan ketuanya yang pertama Raden Adil Poeradiredja. Dalam kongresnya yang pertama tahun 1935 kepanjangan JOP diganti menjadi “Jasana Obor Pasundan”.

Saat suhu politik memanas menjelang Perang Pasifik, didirikan “JOP Brigade” untuk menangkal kejadian-kejadian yang tidak dikehendaki. Beberapa tokoh, diantaranya Jenderal A.H. Nasution turut menyokong, seperti dengan membantu latihan baris berbaris bagi JOP Brigade.

Masa penjajahan Jepang

[sunting | sunting sumber]

Dari tahun 1943 sampai dengan 1945, kegiatan politik berbagai perkumpulan di Indonesia, termasuk Paguyuban Pasundan dibekukan oleh penjajah dari Jepang. Sipatahoenan juga turut dibredel dan sebagai gantinya diterbitkan suratkabar Tjahaja yang dikendalikan Jepang. Namun kegiatan paguyuban dalam bidang lainnya seperti pendidikan, kesenian, dan sosial masih diperbolehkan dan bisa terus berjalan.

Masa revolusi kemerdekaan

[sunting | sunting sumber]

Setelah pendudukan Jepang berakhir, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Maklumat 3 November 1945 Nomor X tentang pembentukan partai-partai politik. Berdirinya partai-partai politik oleh Pemerintah Republik Indonesia dipandang sebagai partisipasi aktif dari kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara serta dapat memperkuat perjuangan bangsa mempertahankan kemerdekaan. Keluarnya maklumat tersebut menyebabkan partai-partai di Indonesia hidup kembali seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Islam Masyumi, Partai Buruh Indonesia, Partai Rakyat Sosialis, dan sebagainya. Paguyuban Pasundan saat itu tidak langsung aktif kembali. Hal ini terutama disebabkan karena R. Oto Iskandar di Nata, yang dianggap sebagai figur yang dapat memimpin kembali Paguyuban Pasundan, hilang secara misterius bersama beberapa tokoh kemerdekaan lainnya.

Namun kemudian muncul sebuah partai yang konon didalangi Belanda dengan nama Partai Rakyat Pasundan (PRP) yang mempunyai visi yang tidak sejalan dengan Paguyuban Pasundan. Hal tersebut memicu para anggota Paguyuban Pasundan untuk menghidupkan kembali organisasinya. Maka berdirilah kembali Paguyuban Pasundan di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta dalam waktu hampir bersamaan. Selanjutnya Bandung ditetapkan sebagai pusat Pengurus Besar Paguyuban Pasundan dengan ketuanya R.S. Suradiradja.

Dalam kongres Paguyuban Pasundan tanggal 29–31 Januari 1949 di Bandung, diputuskan untuk mengubah nama Paguyuban Pasundan menjadi Partai Kebangsaan Indonesia (PARKI) dengan maksud untuk memperluas perjuangan di bidang politik. Partai tersebut kemudian mengikuti pemilihan umum pertama Republik Indonesia pada tahun 1955. Namun suara yang didapat dalam pemilu tersebut sangat minim. Kekalahan tersebut menimbulkan perpecahan di tubuh PARKI. Akhirnya melalui referendum dalam kongres luar biasa PARKI tanggal 29 November 1959, partai tersebut memutuskan untuk mengubah namanya kembali menjadi Paguyuban Pasundan.

1960–sekarang

[sunting | sunting sumber]
Gedung Universitas Pasundan di Jalan Tamansari 6-8

Setelah kekalahan dalam pemilu tersebut, kegiatan Paguyuban Pasundan lebih didominasi oleh aktivitas dalam bidang pendidikan dan sosial-budaya. Salah satu tonggak perjuangannya dalam bidang pendidikan adalah dengan didirikannya Universitas Pasundan di Bandung pada hari Senin tanggal 14 November 1960.

Pada dekade 1960-an, Paguyuban Pasundan memiliki 32 kantor cabang dengan 492 anak cabang. Sedikitnya 12.300 orang terlibat dalam paguyuban ini. Pelestarian kebudayaan Sunda di era globalisasi kini menjadi prioritas utamanya.

Sekolah-sekolah Pasundan dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah bertebaran di wilayah Jawa Barat dan Banten. Sedang dalam jenjang pendidikan tinggi, Paguyuban Pasundan memiliki empat perguruan tinggi, yaitu:

H. A. Syafe'i Ketua PB Paguyuban Pasundan (2000-2010)

Dalam kepengurusan, Kongres Paguyuban Pasundan tanggal 19 Juli 2005 telah memilih pengurus untuk periode 2005–2009, yaitu: H.A. Syafe'i sebagai Pupuhu (Ketua) Pengurus Besar Paguyuban Pasundan dan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi sebagai Sekretaris Jenderal. Sedangkan Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita terpilih menjadi Ketua Dewan Pangaping. Juga diangkat Dewan Pakar sebagai berikut:

Djuharja S. Pradja Pakar agama
Miftah Faridh Pakar agama
Setia Hidayat Pakar budaya
Nina Herlina Lubis Pakar budaya
Yus Rusyana Pakar pendidikan
Abin Samsudin Ma’mun Pakar pendidikan
Kusnaka Adimihardja Pakar lingkungan
Rochmin Dahuri Pakar lingkungan
R.E. Suryaatmaja Pakar lingkungan
Sutedja Pakar kesehatan
Sutisna Artawidjaja Pakar kesehatan
Dadang Pakar kesehatan
Didin Damanhuri Pakar ekonomi
Uce K. Suganda Pakar ekonomi
Yusuf Sukardi Pakar ekonomi
Busye Pakar ekonomi
Romly Atmasasmita Pakar hukum dan HAM
Dedi Diana Pakar hukum dan HAM
Bana K. Kartasasmita Pakar kerja sama
Ruchadi Adiwikarta Pakar pemuda dan olahraga

Sekarang urusan pendidikan di Paguyuban Pasundan ditangani oleh dua yayasan sesuai dengan jenjangnya, yaitu Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan dengan ketuanya Prof. Dr. H. Idrus Affandi S.H. dan Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan dengan ketuanya R. H. Tata Gautama Suryawan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Ekajati, E. S. 2004. Kebangkitan Kembali Orang Sunda: Kasus Paguyuban Pasundan, 1913-1918. Bandung: Pusat Studi Sunda bekerja sama dengan Kiblat.
  • Suharto. 2002. Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942: Profil Pergerakan Etno-Nasionalis. Bandung: Satya Historika.
  • Peran Intelektual di Paguyuban Pasundan. Harian Kompas Selasa, 13 Maret 2007.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]