Lompat ke isi

Petir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(19 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Thunder.jpg|ka|300px|jmpl|Petir di atas kota [[Piracibaba]], [[Brasil]]]]
{{dab|Petir juga merujuk pada musik [[Indonesia]],}}
{{Cuaca}}
'''Petir''', '''kilat''', atau '''halilintar''' adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim [[hujan]] saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut [[guruh]]. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara [[kecepatan suara]] dan [[kecepatan cahaya]].


Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah [[kondensator]] raksasa, saat lempeng pertama berupa [[awan]] (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah [[bumi]] (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian [[listrik]] yang bisa menyimpan energi sesaat (''energy storage''). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (''intercloud Interconnected cloud'') yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
'''Petir''','''kilat''',atau adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim saat langit munculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara dan.


Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat [[elektron]] mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada [[musim hujan]], karena pada keadaan tersebut [[udara]] mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan [[Elektron|negatif]] dan awan bermuatan [[Proton|positif]], maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah raksasa, saat lempeng pertama berupa (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya dianggap netral. Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian yang bisa menyimpan energi sesaat e''nergy storage''. Petir juga dapat terjadi dari ''intercloud'' yang salah satu bermuatan negatif dan lainnya bermuatan positif.


== Distribusi dan frekuensi ==
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif elektron ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada, karena pada keadaan tersebut mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan dan awan bermuatan, maka petir juga bisa terjadi antar yang berbeda muatan.
Tempat di Bumi yang paling sering mengalami petir adalah sebuah lokasi dekat desa kecil bernama [[Kifuka]] di pegunungan sisi timur [[Republik Demokratik Kongo]].<ref>{{cite web|url=http://www.wondermondo.com/Countries/Af/CongoDR/SudKivu/Kifuka.htm|title=Kifuka – place where lightning strikes most often|accessdate=November 21, 2010|publisher=Wondermondo|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20111001201900/http://www.wondermondo.com/Countries/Af/CongoDR/SudKivu/Kifuka.htm|archivedate=October 1, 2011|df=mdy-all|date=2010-11-07}}</ref> Tempat tersebut memiliki ketinggian sekitar {{convert|975|m|ft|-2|abbr=on}}. [[Danau Maracaibo]] di [[Venezuela]] rata-rata memiliki aktivitas terkait petir selama 297 hari dalam satu tahun, sebagai efek dari [[Petir Catatumbo]].<ref>Fischetti, M. (2016) [https://www.scientificamerican.com/article/the-world-s-top-lightning-hotspot-is-lake-maracaibo-in-venezuela/ Lightning Hotspots], Scientific American 314: 76 (May 2016)</ref>

== Distribusi ==
Tempat di Bumi yang paling sering mengalami petir adalah sebuah lokasi dekat desa kecil bernama di pegunungan sisi timur.Tempat tersebut memiliki ketinggian sekitar {{convert|||||abbr=}}. di rata-rata memiliki aktivitas terkait petir selama 2 hari dalam satu tahun, sebagai efek dari.


== Riset awal ==
== Riset awal ==
Baris 28: Baris 28:
* [[Penangkal petir]]
* [[Penangkal petir]]
* [[Badai petir]]
* [[Badai petir]]
* [[Kota Depok]] (Julukan Kota Petir terganas)
* [[Pondok Petir, Bojongsari, Depok]]
* [[Petir, Dramaga, Bogor]]
* [[Petir, Rongkop, Gunungkidul]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 52: Baris 56:
[[Kategori:Plasma angkasa]]
[[Kategori:Plasma angkasa]]
[[Kategori:Fisika plasma]]
[[Kategori:Fisika plasma]]
[[Kategori:Fenomena alam]]

Revisi terkini sejak 3 April 2024 21.29

Petir di atas kota Piracibaba, Brasil

Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.

Petir merupakan gejala alam yang bisa dianalogikan dengan sebuah kondensator raksasa, saat lempeng pertama berupa awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng keduanya adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud Interconnected cloud) yang salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Distribusi dan frekuensi

[sunting | sunting sumber]

Tempat di Bumi yang paling sering mengalami petir adalah sebuah lokasi dekat desa kecil bernama Kifuka di pegunungan sisi timur Republik Demokratik Kongo.[1] Tempat tersebut memiliki ketinggian sekitar 975 m (3.200 ft). Danau Maracaibo di Venezuela rata-rata memiliki aktivitas terkait petir selama 297 hari dalam satu tahun, sebagai efek dari Petir Catatumbo.[2]

Riset awal

[sunting | sunting sumber]
petir sambar Pentagon City di Arlington County, Virginia

Pada awal penyelidikan listrik melalui tabung Leyden dan peralatan lainnya, sejumlah orang (Dr. Wall, Gray, Abbé Nollet) mengusulkan spark skala kecil memiliki beberapa kemiripan dengan petir.

Benjamin Franklin, yang juga menemukan penangkal petir, berusaha mengetes teori ini dengan menggunakan sebuah tiang yang didirikan di Philadelphia. Selagi dia menunggu penyelesaian tiang tesebut, beberapa orang lainnya (Dalibard dan De Lors) melakukan di Marly di Prancis apa yang kemudian dikenal sebagai eksperimen Philadelphia yang Franklin usulkan di bukunya.

Franklin biasanya mendapatkan kredit untuk menjadi yang pertama mengusulkan eksperimen ini, karena dia tertarik dalam cuaca.

Riset modern

[sunting | sunting sumber]
Petir dari awan ke awan

Meskipun eksperimen dari masa Franklin menunjukkan bahwa petir adalah sebuah discharge dari listrik statis, hanya ada sedikit peningkatan dalam teori ini selama lebih dari 150 tahun. Pendorong untuk riset baru berasal dari bidang teknik tenaga: jalur transmisi tenaga digunakan dan teknisi ingin mengetahui lebih banyak tentang petir. Meskipun sebabnya diperdebatkan (dan masih berlanjut sampai sekarang), riset menghasilkan banyak informasi baru tentang fenomena petir, terutama jumlah arus dan energi yang terdapat.

Perlindungan terhadap Sambaran Petir

[sunting | sunting sumber]

Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi diri dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tetapi sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
Umum
  • Alex Larsen (1905). "Photographing Lightning With a Moving Camera". Annual Report Smithsonian Institute. 60 (1): 119–127. 
  • Anna Gosline (May 2005). "Thunderbolts from space". New Scientist. 186 (2498): 30–34. 
Khusus
  1. ^ "Kifuka – place where lightning strikes most often". Wondermondo. November 7, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 1, 2011. Diakses tanggal November 21, 2010. 
  2. ^ Fischetti, M. (2016) Lightning Hotspots, Scientific American 314: 76 (May 2016)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]