Lompat ke isi

Musa al-Kadzim: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(24 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Artikel bermasalah|
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{wikifikasi-bio-tokohmuslim}}
}}
{{infobox Imam
{{infobox Imam
|image = [[Berkas:Imamalkadhim.png|148px|Gambar oleh seniman muslim.]]
|image = [[Berkas:Imam Musa al-Kadhim.png|148px]]
|name = Musa al-Kazhim
|name = Musa al-Kazhim
|given name = Musa bin [[Ja'far ash-Shadiq|Ja'far]] bin [[Muhammad al-Baqir|Muhammad]]
|given name = Musa bin [[Ja'far ash-Shadiq|Ja'far]] bin [[Muhammad al-Baqir|Muhammad]]
Baris 16: Baris 20:
|children = [[Ali ar-Ridha]] ''(penerus)''
|children = [[Ali ar-Ridha]] ''(penerus)''
}}
}}
{{Syi'ah}}
'''Musa al-Kazhim''' ('''[[Bahasa Arab|Arab]]''': '''الإمام موسى الكاظ'''م‎) (Tujuh [[Safar]], 128 H – 25 [[Rajab]] 183 H) (Bertepatan dengan: {{lahirmati|[[Abwa’]], [[Arab Saudi]]|28|10|746|[[Kazimain]]|1|9|799}}) merupakan [[Imamah|Imam ke-7]] dalam tradisi [[Islam]] [[Syi'ah]] [[Dua Belas Imam]]. Dia adalah putra dari [[Imamah|Imam]] ke-6, [[Ja'far ash-Shadiq]], dan ibunya bernama Hamidah Khatun. Dia lahir ketika terjadi pergolakan antara [[Bani Umayyah]] dan [[Bani Abbasiyah]] dan ia biasa pula dipanggil dengan nama '''Abu al-Hasan'''.
{{Imamah12}}

'''Musa al-Kazhim''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: الإمام موسى الكاظم) (Tujuh [[Safar]], 128 H – 25 [[Rajab]] 183 H) (Bertepatan dengan: {{lahirmati|[[Abwa’]], [[Arab Saudi]]|28|10|746|[[Kazimain]]|1|9|799}}) merupakan [[Imamah|Imam ke-7]] dalam tradisi [[Islam]] [[Syi'ah]] [[Dua Belas Imam]]. Dia adalah putra dari [[Imamah|Imam]] ke-6, [[Ja'far ash-Shadiq]], dan ibunya bernama Hamidah Khatun. Dia lahir ketika terjadi pergolakan antara [[Bani Umayyah]] dan [[Bani Abbasiyah]] dan ia biasa pula dipanggil dengan nama '''Abu al-Hasan'''.


== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan pribadi ==
Baris 23: Baris 30:


=== Ibu ===
=== Ibu ===
Ibu Musa Al-Kazhim adalah seorang budak yang dibeli oleh [[Ja'far ash-Shadiq|Imam Ja’far]]. Meskipun demikian, ibu telah mendapatkan pengajaran ilmu dari Imam Ja’far , yang menjadikannya sebagai wanita yang memiliki keluasan ilmu dan kecakapan dalam bidang ilmu-ilmu agama. Sehingga, kadang-kadang Imam Ja’far meminta para wanita untuk bertanya masalah-masalah agama kepadanya.
Ibu Musa Al-Kazhim adalah seorang budak yang dibeli oleh [[Ja'far ash-Shadiq|Imam Ja’far]]. Meskipun demikian, ibu telah mendapatkan pengajaran ilmu dari Imam Ja’far, yang menjadikannya sebagai wanita yang memiliki keluasan ilmu dan kecakapan dalam bidang ilmu-ilmu agama. Sehingga, kadang-kadang Imam Ja’far meminta para wanita untuk bertanya masalah-masalah agama kepadanya.


=== Keturunan ===
=== Keturunan ===
Di antara keturunan Musa al-Kadzim adalah:<ref name="Dialog">[[Muhammad al-Musawi|al-Musawi, Muhammad]]. '''''Mazhab Syiah''': Kajian Al-Quran dan Sunnah''. [[Bandung]]: Muthahhari Press, 2001. ISBN 979-95564-6-5</ref>
Di antara keturunan Musa al-Kadzim adalah:<ref name="Dialog">[[Muhammad al-Musawi|al-Musawi, Muhammad]]. '''''Mazhab Syiah''': Kajian Al-Quran dan Sunnah''. [[Bandung]]: Muthahhari Press, 2001. ISBN 979-95564-6-5</ref>
# [[Ali ar-Ridha]] (penerus imamah)
# [[Ali ar-Ridha]] (penerus imamah)
# Ibrahim al-Mujtaba, diklaim sebagai leluhur [[Ayatullah]] [[Ruhollah Khomeini|Ruhollah Khomaini]], pendiri [[Republik Islam Iran]].
# Ahmad bin Musa, dikenal pula dengan julukan ''Syah Chiragh''. Ia syahid di [[Syiraz]], [[Iran]].
# al-'Abbas
# al-Qasim
# Isma'il
# Ja'far
# Harun
# 'Ala'uddin Husain, ia syahid di [[Syiraz]], [[Iran]].
# 'Ala'uddin Husain, ia syahid di [[Syiraz]], [[Iran]].
# Ahmad bin Musa, dikenal pula dengan julukan ''Syah Chiragh''. Ia syahid di [[Syiraz]], [[Iran]].
# Muhammad al-'Abid,
# Muhammad al-'Abid,
## Ibrahim al-Mujab, ia dikuburkan di [[Karbala]], [[Iraq]].
## Ibrahim al-Mujab, ia dikuburkan di [[Karbala]], [[Iraq]]. Dikenal sebagai "Penjaga Makam Husain". Gelar itu akan turun kepada keturunannya.
### Ahmad bin Ibrahim
### Ahmad bin Ibrahim
### Muhammad bin Ibrahim
### Muhammad bin Ibrahim
### Ali bin Ibrahim
### Ali bin Ibrahim
# Hamzah, diklaim sebagai leluhur Firuz-Shah Zarrin-Kolah, nama terakhir dalam silsilah [[Dinasti Safawiyah|Keshahan Safawi]].
# 'Abdullah
# Ishak
# 'Ubaidillah
# Zaid
# Hasan
# al-Fadhl
# Sulaiman
# [[Fatimah al-Ma'sumah]], ia dikuburkan di [[Qom]], [[Iran]].
# [[Fatimah al-Ma'sumah]], ia dikuburkan di [[Qom]], [[Iran]].


Baris 44: Baris 65:
Akhlak Imam Musa
Akhlak Imam Musa


Meskipun postur tubuh Imam Musa Al-Kazhim kurus, namun beliau memiliki jiwa yang kuat. Baju dalam beliau terbuat dari bahan kain kasar. Ia kadang-kadang berjalan kaki di tengah keramaian penduduk, menyampaikan salam pada mereka, mencintai keluarganya, dan menghormati mereka.
Meskipun postur tubuh Imam Musa Al-Kazhim kurus, tetapi beliau memiliki jiwa yang kuat. Baju dalam beliau terbuat dari bahan kain kasar. Ia kadang-kadang berjalan kaki di tengah keramaian penduduk, menyampaikan salam pada mereka, mencintai keluarganya, dan menghormati mereka.


Imam Musa Al-Kazhim adalah orang yang sangat peduli pada kehidupan kaum fakir miskin dan orang-orang yang tertimpa musibah. Pada malam hari, beliau memikul makanan di pundaknya untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh mereka tentang keberadaan beliau. Bahkan, setiap bulannya, Imam memberikan santunan kepada beberapa orang di antara mereka.
Imam Musa Al-Kazhim adalah orang yang sangat peduli pada kehidupan kaum fakir miskin dan orang-orang yang tertimpa musibah. Pada malam hari, beliau memikul makanan di pundaknya untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh mereka tentang keberadaan beliau. Bahkan, setiap bulannya, Imam memberikan santunan kepada beberapa orang di antara mereka.
Baris 79: Baris 100:
Imam Musa Al-Kazhim as masyhur di antara para penduduk dengan kemurahan dan keramahannya, seperti perbuatan beliau membebaskan seribu budak, atau pun bantuan beliau kepada mereka yang dalam kesulitan dan terhimpit masalah hidup, serta melunasi utang orang-orang yang terlilit utang.
Imam Musa Al-Kazhim as masyhur di antara para penduduk dengan kemurahan dan keramahannya, seperti perbuatan beliau membebaskan seribu budak, atau pun bantuan beliau kepada mereka yang dalam kesulitan dan terhimpit masalah hidup, serta melunasi utang orang-orang yang terlilit utang.


Ibnu Sharashab menukil, “Suatu hari, Khalifah Manshur mengundang Imam Musa ke istananya dan meminta beliau untuk duduk di singgasana khalifah pada hari tahun baru dan membawa pulang hadiah-hadiah yang dihaturkan oleh para tamu. Meskipun Imam tidak begitu tertarik untuk memenuhi undangan itu, namun beliau dengan terpaksa menerimanya.
Ibnu Sharashab menukil, “Suatu hari, Khalifah Manshur mengundang Imam Musa ke istananya dan meminta beliau untuk duduk di singgasana khalifah pada hari tahun baru dan membawa pulang hadiah-hadiah yang dihaturkan oleh para tamu. Meskipun Imam tidak begitu tertarik untuk memenuhi undangan itu, tetapi beliau dengan terpaksa menerimanya.


“Beliau duduk di singgasana itu. Atas perintah Khalifah Manshur, para pengawal kerajaan, keluarga istana, dan para pembesar yang ikut dalam acara resmi tersebut menyerahkan hadiah-hadiah mereka kepada Imam. Manshur memerintahkan salah seorang pelayannya untuk mencatat secara detail jumlah hadiah itu dan menyiapkan perlengkapannya untuk dibawa oleh Imam.
“Beliau duduk di singgasana itu. Atas perintah Khalifah Manshur, para pengawal kerajaan, keluarga istana, dan para pembesar yang ikut dalam acara resmi tersebut menyerahkan hadiah-hadiah mereka kepada Imam. Manshur memerintahkan salah seorang pelayannya untuk mencatat secara detail jumlah hadiah itu dan menyiapkan perlengkapannya untuk dibawa oleh Imam.
Baris 111: Baris 132:
Sang Imam bertanya padanya, “Apakah pemilik rumah ini adalah seorang hamba atau seorang merdeka?”
Sang Imam bertanya padanya, “Apakah pemilik rumah ini adalah seorang hamba atau seorang merdeka?”


Ia menjawab , “Seorang yang merdeka.”
Ia menjawab, “Seorang yang merdeka.”


Imam berkata lagi, “Tentu saja dia seorang yang merdeka. Jika dia seorang hamba, tentu dia memiliki rasa takut kepada Allah SWT dan tidak akan mengerjakan perbuatan sia-sia ini.”
Imam berkata lagi, “Tentu saja dia seorang yang merdeka. Jika dia seorang hamba, tentu dia memiliki rasa takut kepada Allah SWT dan tidak akan mengerjakan perbuatan sia-sia ini.”
Baris 205: Baris 226:
Imam berkata lagi, “Barang siapa yang suka bila seorang zalim tetap hidup, maka ia pun termasuk bagian darinya.”
Imam berkata lagi, “Barang siapa yang suka bila seorang zalim tetap hidup, maka ia pun termasuk bagian darinya.”


Walaupun Shafwan telah menandatangani perjanjian sewa-menyewa dengan Harun yang mensyaratkan supaya Shafwan menyediakan perlengkapan perjalanan haji kepada Khalifah, namun setelah mendengar ucapan Imam Musa as itu, ia pun menjual seluruh unta yang dimilikinya. Harun kemudian memanggil dan mendesaknya untuk mengatakan alasan apa sehingga menjual seluruh unta itu tanpa sedikit pun memberi kabar kepadanya.
Walaupun Shafwan telah menandatangani perjanjian sewa-menyewa dengan Harun yang mensyaratkan supaya Shafwan menyediakan perlengkapan perjalanan haji kepada Khalifah, tetapi setelah mendengar ucapan Imam Musa as itu, ia pun menjual seluruh unta yang dimilikinya. Harun kemudian memanggil dan mendesaknya untuk mengatakan alasan apa sehingga menjual seluruh unta itu tanpa sedikit pun memberi kabar kepadanya.


Akhirnya, Harun mengerti apa yang telah terjadi dan berkata kepada Shafwan, “Sekiranya aku tidak mengingat hubungan persahabatan yang dulu terjalin di antara kita, maka detik ini juga aku perintahkan algojoku untuk memenggal kepalamu. Aku tahu siapa yang memberikan perintah ini kepadamu. Musa bin Ja’far yang telah memerintahkan ini padamu.”
Akhirnya, Harun mengerti apa yang telah terjadi dan berkata kepada Shafwan, “Sekiranya aku tidak mengingat hubungan persahabatan yang dulu terjalin di antara kita, maka detik ini juga aku perintahkan algojoku untuk memenggal kepalamu. Aku tahu siapa yang memberikan perintah ini kepadamu. Musa bin Ja’far yang telah memerintahkan ini padamu.”
Baris 293: Baris 314:
Hari Kesyahidan
Hari Kesyahidan


Alasan Harun mengapa dia harus memindahkan Imam Musa as dari satu penjara ke penjara lain tidak ada lain adalah karena permintaannya kepada setiap kepala penjara untuk membunuh Imam, namun mereka tidak bersedia untuk memenuhi permintaan tersebut. Hingga akhirnya Sindi yang berhati keras itu bersedia untuk meracun Imam as. Maka, di dalam penjara Sindi-lah beliau meninggal akibat racun yang dibubuhkan ke dalam makanan beliau, tepatnya pada tahun 183 H.
Alasan Harun mengapa dia harus memindahkan Imam Musa as dari satu penjara ke penjara lain tidak ada lain adalah karena permintaannya kepada setiap kepala penjara untuk membunuh Imam, tetapi mereka tidak bersedia untuk memenuhi permintaan tersebut. Hingga akhirnya Sindi yang berhati keras itu bersedia untuk meracun Imam as. Maka, di dalam penjara Sindi-lah beliau meninggal akibat racun yang dibubuhkan ke dalam makanan beliau, tepatnya pada tahun 183 H.


Harun dengan menggunakan saksi-saksi palsu dan orang-orang bayaran mencoba menunjukkan kepada khalayak, bahwa kematian Imam Musa adalah sebuah kematian yang wajar dan alamiah. Siasat licik dan keji ini digunakan untuk menghindari pemberontakan sahabat-sahabat dan orang-orang setia Imam. Namun, segala kelicikan dan siasat Harun sia-sia belaka. Seorang lelaki bernama Sulaiman malah memimpin pemberontakan di Baghdad.
Harun dengan menggunakan saksi-saksi palsu dan orang-orang bayaran mencoba menunjukkan kepada khalayak, bahwa kematian Imam Musa adalah sebuah kematian yang wajar dan alamiah. Siasat licik dan keji ini digunakan untuk menghindari pemberontakan sahabat-sahabat dan orang-orang setia Imam. Namun, segala kelicikan dan siasat Harun sia-sia belaka. Seorang lelaki bernama Sulaiman malah memimpin pemberontakan di Baghdad.
Baris 302: Baris 323:


Imam Musa Al-Kazhim as dikebumikan di pemakaman orang-orang Quraisy di kota Kazhimain.-->
Imam Musa Al-Kazhim as dikebumikan di pemakaman orang-orang Quraisy di kota Kazhimain.-->

== Penunjukan sebagai Imam ==
Setelah kematian [[Ja'far ash-Shadiq|Jafar ash-Shadiq]], pengikutnya retak. Mayoritas, yang kemudian dikenal sebagai Dua Belas, diikuti oleh putra bungsunya, Musa al-Kazim.{{Sfn|Nanji|Daftary|2006|p=223}}{{Sfn|Gleave|2012}}{{Sfn|Ur Rahman|1989|p=209}} Tampaknya juga beberapa orang mengharapkan Imam berikutnya adalah putra sulung al-Shadiq, [[Isma'il bin Ja'far|Ismail]], yang telah meninggal lebih dulu dari ayahnya.{{Sfn|Momen|1985|p=39}} Kelompok ini, yang kemudian membentuk cabang [[Ismailiyah]] dari Syiah, percaya bahwa Ismail masih hidup tetapi dalam penyembunyian atau malah menerima imamah putra Ismail, [[Muhammad ibn Isma'il|Muhammad]].{{Sfn|Gleave|2012}}{{Sfn|Haywood|2022}} Sementara Dua Belas dan Ismailiyah adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini,{{Sfn|Lalani|2004|p=14}}{{sfn|Stewart|Pinault|Daftary|Gleave|2004}} ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut ash-Shadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, [[Abdullah al-Aftah]].{{Sfn|Daftary|2020|p=35}}{{Sfn|Takim|2004}}{{Sfn|Daftary|2013|pp=58, 59}}{{Sfn|Momen|1985|pp=54-56}} Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyyah, mengaitkan hadits ash-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam. Sementara Dua Belas dan Isma'ilis adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini, ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut ash-Shadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, Abdullah al-Aftah.{{Sfn|Takim|2004}} Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyyah,{{Sfn|Kohlberg|2022}} mengaitkan hadits ash-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam.{{Sfn|Daftary|2013|p=58}} Sebaliknya, kepercayaan Dua Belas adalah bahwa, sebagai anak laki-laki, Musa telah ditunjuk sebagai Imam masa depan oleh al-Shadiq,{{Sfn|Kohlberg|2022}} yang juga menjelaskan bahwa imamah diberikan kepada putra Imam yang paling berjasa, "seperti Daniel memilih Sulaiman. dari antara keturunannya." Ash-Shadiq kemudian menominasikan Musa, putra ketiganya, setelah kematian putra sulungnya, Ismail, melewati putra keduanya, Abdullah.{{Sfn|Jafri|1979|p=202}} Karena Abdullah meninggal tanpa anak tak lama setelah al-Sadiq, mayoritas pengikutnya kembali ke Musa.{{Sfn|Takim|2004}}{{Sfn|Daftary|2013|pp=58, 59}}{{Sfn|Momen|1985|p=54}} Musa juga menerima kesetiaan dari murid-murid Syiah yang paling terkenal dari ayahnya, al-Sadiq, segera setelah kematiannya. Ini termasuk Hisyam ibn al-Hakam dan Mu'min al-Taq (al-Ahwal).{{Sfn|Daftary|2013|p=59}}{{Sfn|Jafri|1979|p=213}}{{Sfn|Kohlberg|2022}}

== Suksesi ==
Al-Kazim menunjuk putranya, Ali al-Rida, sebagai penggantinya sebelum kematiannya di penjara Harun ar-Rashid pada tahun 799 (183 H){{Sfn|Rizvi|2006}}{{Sfn|Rahim|2004}}, setelah beberapa tahun dipenjara.{{Sfn|Tabatabai|1975|p=181}} Madelung menambahkan bahwa a-Kazim telah menjadikan al-Rida sebagai pewarisnya, dan bahwa al-Rida juga mewarisi harta ayahnya di dekat [[Madinah]] dengan mengesampingkan saudara-saudaranya.{{Sfn|Madelung|1985}} Setelah al-Kazim, al-Rida dengan demikian diakui sebagai Imam berikutnya oleh sekelompok signifikan pengikut al-Kazim,{{Sfn|Daftary|2013|p=60}} yang membentuk garis utama Syiah dan kemudian menjadi Dua Belas.{{Sfn|Momen|1985|p=56}} Saudara-saudara al-Rida tidak mengklaim imamah tetapi beberapa dari mereka memberontak melawan Abbasiyah.{{Sfn|Rizvi|2006}}{{Sfn|Madelung|1985}} Beberapa pengikut al-Kazim, bagaimanapun, mengklaim bahwa dia tidak mati dan akan kembali sebagai Mahdi, penyelamat yang dijanjikan dalam Islam.{{Sfn|Daftary|2013|pp=59, 60}}{{Sfn|Hulmes|2008}} Ini dikenal sebagai Waqifiyya ({{Lit|mereka yang berhenti}}) meskipun tampaknya mereka kemudian kembali ke arus utama Syiah,{{Sfn|Kohlberg|2022}} mendeklarasikan al-Rida dan penerusnya sebagai letnan al-Kazim.{{Sfn|Rahim|2004}}{{Sfn|Daftary|2013|p=60}} Istilah Waqifiyya diterapkan secara umum untuk setiap kelompok yang menyangkal atau ragu-ragu atas kematian seorang Imam Syiah tertentu dan menolak untuk mengakui penggantinya.{{Sfn|Momen|1985|p=45}}

Menurut Kohlberg, pembentukan Waqifiyya mungkin memiliki alasan finansial. Perwakilan al-Kazim di beberapa lokasi ternyata menolak untuk menyerahkan kepada al-Rida uang yang dipercayakan kepada mereka, dengan alasan bahwa al-Kazim adalah Imam terakhir. Ini termasuk Mansur bin Yunus Buzurg dan Ali bin Abi amza al-Bataini, Ziyad bin Marwan al-Kandi, Utsman bin Isa al-Amiri al-Ruasi. Beberapa laporan menunjukkan bahwa al-Ruasi bertobat.{{Sfn|Kohlberg|2022}}


== Sahabat-sahabat Imam Musa Al-Kazhim ==
== Sahabat-sahabat Imam Musa Al-Kazhim ==
Baris 307: Baris 336:


=== Ibnu Abi Umair ===
=== Ibnu Abi Umair ===
Ia belajar pada tiga Imam, yaitu Imam Musa Al-Kazhim , Imam Ali Ar-Ridha , dan Imam Muhammad Al-Jawad . Ibnu Abi Umair merupakan salah seorang ulama terkenal pada zamannya. Ia meninggalkan banyak kitab-kitab hadis sebagai tanda jasanya.
Ia belajar pada tiga Imam, yaitu Imam Musa Al-Kazhim, Imam Ali Ar-Ridha, dan Imam Muhammad Al-Jawad . Ibnu Abi Umair merupakan salah seorang ulama terkenal pada zamannya. Ia meninggalkan banyak kitab-kitab hadis sebagai tanda jasanya.


Beberapa orang memberi kabar kepada penguasa Abasiyah, bahwa Ibnu Abi Umair adalah orang Syi’ah (pengikut Ahlulbait). Ia ditangkap dan diinterogasi untuk menyebutkan nama-nama orang Syi’ah yang ia kenali. Namun, tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memenuhi paksaan mereka. Ia ditelanjangi dan diikat pada pohon kurma. Mereka mengganjar seratus cambukan kepada murid setia para Imam ini.
Beberapa orang memberi kabar kepada penguasa Abasiyah, bahwa Ibnu Abi Umair adalah orang Syi’ah (pengikut Ahlulbait). Ia ditangkap dan diinterogasi untuk menyebutkan nama-nama orang Syi’ah yang ia kenali. Namun, tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memenuhi paksaan mereka. Ia ditelanjangi dan diikat pada pohon kurma. Mereka mengganjar seratus cambukan kepada murid setia para Imam ini.
Baris 318: Baris 347:
Ali menjalin hubungan yang dekat dengan orang-orang Abbasiyah dan berhasil menjabat kedudukan-kedudukan penting dalam pemerintahan mereka. Melalui kedudukannya ini, ia banyak membantu pengikut-pengikut Ahlulbait yang tertindas.
Ali menjalin hubungan yang dekat dengan orang-orang Abbasiyah dan berhasil menjabat kedudukan-kedudukan penting dalam pemerintahan mereka. Melalui kedudukannya ini, ia banyak membantu pengikut-pengikut Ahlulbait yang tertindas.


Harun Ar-Rasyid mengangkat Ali sebagai menterinya. Sebenarnya ia merupakan seorang utusan Imam Musa as yang menyusup ke dalam pemerintahan Harun. Beberapa kali ia bermaksud mengundurkan diri, namun ia ditahan oleh Imam untuk tetap menjabat kementerian demi melindungi ajaran dan pengikut Ahlulbait as.
Harun Ar-Rasyid mengangkat Ali sebagai menterinya. Sebenarnya ia merupakan seorang utusan Imam Musa as yang menyusup ke dalam pemerintahan Harun. Beberapa kali ia bermaksud mengundurkan diri, tetapi ia ditahan oleh Imam untuk tetap menjabat kementerian demi melindungi ajaran dan pengikut Ahlulbait as.


Ali bin Yaqthin wafat ketika Imam Musa as masih berada di dalam penjara.
Ali bin Yaqthin wafat ketika Imam Musa as masih berada di dalam penjara.
Baris 341: Baris 370:


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}


=== Lihat pula ===
== Rujukan ==
*{{cite encyclopedia|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|author-last=Kohlberg|author-first= E.| title=Mūsā Al-Kāẓim|edition= Second| editor-first=P.|editor-last= Bearman| publisher=Brill Reference Online|year= 2022|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/musa-al-kazim-SIM_5563?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.cluster.Encyclopaedia+of+Islam&s.q=%22M%C5%ABs%C4%81+al-K%C4%81%E1%BA%93im%22}}
*{{cite book|year=2000|last=Sharif al-Qarashi2|first=Baqir|title=The Life Of Imam Musa Bin Ja'far aL-Kazim|publisher=Ansarian|others=Translated by Jasim al-Rasheed|location=Iraq|url=https://www.dropbox.com/s/b6yu37l8ipm8pis/The%20Life%20of%20Imam%20al%20Kathem%20(as).pdf}}
*{{cite book|last=Tabatabai|first=Muhammad Husayn|title= Shiite Islam|others=Translated and Edited by Seyyed Hossein Nasr|publisher=State University of New York Press|year=1975|isbn=0-87395-390-8}}
* {{cite book|title=The Prophet's Heir: The Life of Ali ibn Abi Talib| author-first=Hassan|author-last=Abbas|publisher=Yale University Press|year=2021|isbn= 9780300252057}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=Encyclopedia of Islamic Civilisation and Religion|title=MUSA AL-KAZIM (ABU'L-HASAN MUSA IBN JA'FAR)|editor-first=Ian Richard|editor-last=Netton|publisher=Routledge|year=2008|isbn=978-0-7007-1588-6|url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0000unse_h2t8/page/n7/mode/2up|pages=456, 457|author-first=Edward D. A.|author-last=Hulmes}}
* {{cite book |last1=Donaldson |first1=Dwight M. |title=The Shi'ite Religion (A history of Islam in Persia and Irak) |date=1933 |publisher=Luzac and Company |location=London|url=https://archive.org/details/shiitereligionhi0000dona/mode/2up}}
* {{cite encyclopedia |year=2004 |title='ATABAT |encyclopedia=Encyclopedia of Islam and the Muslim world |publisher=Macmillan Reference |url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0002unse/mode/2up |editor-last=Martin |editor-first=Richard C. |volume=1 |page=88 |isbn=0028656040 |author-first=Neguin |author-last=Yavari}}
* {{cite book |author-last=Amir-Moezzi |author-first=Mohammad Ali |url=https://archive.org/details/thedivineguideinearlyshiism1/mode/2up |title=The Divine Guide In Early Shiism: The Sources of Esotericism in Islam |publisher=State University of New York Press |year=1994 |isbn=0-7914-2122-8 |translator-last=Streight |translator-first=David}}
* {{cite encyclopedia |author-last=Rahim |author-first=Habibeh |url=https://books.google.com/books?id=H5cQH17-HnMC&q=sadiq |encyclopedia=Holy People of the World: A Cross-cultural Encyclopedia |publisher=ABC-CLIO |year=2004 |isbn=9781576073551 |editor-last=Jestice |editor-first=Phyllis G. |volume=3 |pages=469, 470|title=Kazim, Musa al-}}
* {{cite book |author-last=Adamec |author-first=Ludwig W. |url= |title=Historical Dictionary of Islam |publisher=Rowman & Littlefield |year=2017 |isbn=9781442277236 |edition=Third}}
* {{cite book|title=Religious Authority and Political Thought in Twelver Shi'ism: From Ali to Post-Khomeini|author-first=Hamid|author-last=Mavani|publisher= Routledge|year=2013|url=https://archive.org/details/religiousauthori0000mava/mode/2up|isbn=978-0-415-62440-4}}
* {{Cite book |last=Jafri |first=S.H.M |url=https://archive.org/details/OriginsAndEarlyDevelopmentOfShiaIslamBySyedHusainMohammadJafri/mode/2up |title=Origins and Early Development of Shia Islam |publisher=Longman |year=1979 |location=London}}
* {{cite encyclopedia |year=2012 |title=JAʿFAR AL-ṢĀDEQ i. Life |encyclopedia=Encyclopaedia Iranica |url=https://iranicaonline.org/articles/jafar-al-sadeq-i-life |last=Gleave |first=Robert |volume=XIV |pages=349–351}}
* {{cite book |author-last=Momen |author-first=Moojan |title=An Introduction to Shi'i Islam |url=https://archive.org/details/introductiontosh0000unse_d5k7 |publisher=Yale University Press |year=1985 |isbn=9780300034998}}
* {{Cite encyclopedia |year=2009 |title=Jaafar al-Sadiq |encyclopedia=Encyclopedia Of Islam |publisher=Facts On File, Inc. |url=https://archive.org/details/islam-encyclopedia-of-islam-2009 |pages=386, 387 |isbn=978-0-8160-5454-1 |author-first=Juan E. |author-last=Campo}}
* {{cite book |last1=Lalani |first1=Arzina R. |title=Early Shi'i Thought: The Teachings of Imam Muhammad Al-Baqir |date=2004 |publisher=I. B. Tauris |isbn=978-1850435921}}
* {{cite encyclopedia |year=2004 |title=SHI'A |encyclopedia=Encyclopedia of Islam and the Muslim world |publisher=Macmillan Reference |url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0002unse/mode/2up |editor-last=Martin |editor-first=Richard C. |volume=2 |pages=621–630 |isbn=0028656059 |author2-last=Pinault |author2-first=David |author3-last=Daftary |author3-first=Farhad |author4-last=Gleave |author4-first=Robert |author1-first=Devin J. |author1-last=Stewart}}
* {{cite encyclopedia |year=2004 |title=JA'FAR AL-SADIQ (C. 701-765) |encyclopedia=Encyclopedia of Islam and the Muslim world |publisher=Macmillan Reference |url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0002unse/mode/2up |editor-last=Martin |editor-first=Richard C. |volume=1 |pages=369, 370 |isbn=0028656040 |author-first=Liyakatali |author-last=Takim}}
* {{cite book |author-last=Daftary |author-first=Farhad |title=Short History of the Ismailis: Traditions of a Muslim Community |publisher=Edinburgh University Press |year=2020 |isbn=9780748679225}}
* {{cite book|author-last=Daftary|author-first=Farhad|title=A History of Shi'i Islam|publisher=I.B. Tauris|year= 2013|isbn= 9780755608669|url=https://archive.org/details/shii-heritage-series-farhad-daftary-a-history-of-shii-islam-i.-b.-tauris-2013/mode/2up}}
* {{cite book|title=A Chronology of Islamic History, 570-1000 CE| author-last=Ur Rahman|author-first=Habib |year= 1989|publisher=G.K. Hall|isbn= 9780816190676|url=https://archive.org/details/chronologyofisla0000rahm/mode/2up?q=%22Musa+al-Kazim%22}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=Medieval Islamic Civilization: A-K, index|editor-first=Josef W.|editor-last= Meri|publisher=Taylor & Francis|year= 2006a|isbn= 9780415966917|pages=35, 36|url=https://archive.org/details/islam-medieval-islamic-civilization-an-encyclopedia/mode/2up|author-first=Sajjad H.|author-last= Rizvi|title='ALI AL-RIDA}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=Medieval Islamic Civilization: A-K, index|editor-first=Josef W.|editor-last= Meri|publisher=Taylor & Francis|year= 2006b|isbn= 9780415966917|pages=839–841|url=https://archive.org/details/islam-medieval-islamic-civilization-an-encyclopedia/mode/2up|author-first=Sajjad H.|author-last= Rizvi|title=TUSI, AL-, NASIR AU-DIN (1201-1274 CE)}}
* {{cite book |last=Sharif al-Qarashi |first=Baqir |url=https://www.al-islam.org/life-imam-musa-bin-jafar-al-kazim-baqir-shareef-al-qurashi |title=The Life Of Imam Musa Bin Ja'far aL-Kazim |publisher=Ansariyan Publications |year=2000 |isbn=9781546508021 |location=Iraq |publication-place=Qum |translator-last=al-Rasheed |translator-first=Jasim}}
* {{cite book |author-last=Hussain |author-first=Jassim M. |url=https://www.al-islam.org/occultation-twelfth-imam-historical-background-jassim-m-hussain |title=Occultation of the Twelfth Imam: A Historical Background |publisher=Routledge Kegan & Paul |year=1986 |isbn=9780710301581}}* {{Cite encyclopedia| author-last=Haywood|author-first= John A.|title=Jaʿfar al-Ṣādiq|encyclopedia=Encyclopedia Britannica|year= 2022|url=https://www.britannica.com/biography/Jafar-ibn-Muhammad}}
* {{cite book |author1-last=Nanji |author1-first=Azim |url=https://archive.org/details/voicesofislam0001unse/mode/ |title=Voices of Islam |author2-last=Daftary |author2-first=Farhad |publisher=Greenwood Publishing Group |year=2006 |isbn=9780275987329 |editor-last=Cornell |editor-first=Vincent J. |volume=1 |chapter=What is Shiite Islam?}}

== Lihat pula ==


* [[Dua Belas Imam]]
* [[Dua Belas Imam]]


== Pranala luar ==
{{DEFAULTSORT:al-Kadzim, Musa}}
* https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d7.htm#i440
[[Kategori:Ahlul Bait]]
[[Kategori:Imam Syi'ah]]


{{S-start}}
{{S-hou|[[Bani Hasyim]]|| 28 Oktober 746|| 1 September 799|[[Suku Quraisy|Quraisy]]}}
{{S-rel|sh}}
{{S-bef|before = [[Ja'far ash-Shadiq]]}}
{{S-ttl|title = [[Dua Belas Imam#Daftar Imam|Imam]]|years =765-799}}
{{S-aft|after = [[Ali ar-Ridha]]}}
{{s-end}}


{{Portal bar|Islam|Muhammad|Biografi|Sejarah}}
{{islam-bio-stub}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = Musa al-Kadzim
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h = 7
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h = Safar
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h = 128
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir =
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h = 25
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h = Rajab
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h = 183
|thn_wafat_m =
|tempat_makam =
}}

[[Kategori:Ahlul Bait]]
[[Kategori:Imam Syiah]]
[[Kategori:Empat belas masum]]
[[Kategori:Dua Belas Imam]]

Revisi terkini sejak 13 April 2024 13.45

Bagian dari seri Dua Belas Imam
Musa al-Kazhim

penggambaran fiksi
Musa bin Ja'far bin Muhammad
Imam Ketujuh
KunyahAbu Ibrahim
Lahir7 Safar 128 H
28 Oktober 746 Masehi
Meninggal25 Rajab 183 H
1 September 799 Masehi
Tempat lahirAbwa - Antara Mekkah dan Madinah
DikuburkanKazimain
Masa hidupSebelum Imamah: 20 tahun
(128-148 H)
Imamah: 35 tahun
(148-183 H)
Gelaral-Kadzim (Arab: Calm one)
Yedinci Ali (Turki: Ali Ketujuh)
AyahJa'far ash-Shadiq
IbuHamidah
KeturunanAli ar-Ridha (penerus)
Ali · Hasan · Husain

as-Sajjad · al-Baqir · ash-Shadiq
al-Kadzim · ar-Ridha · al-Jawad
al-Hadi · al-Asykari · al-Mahdi

Musa al-Kazhim (Arab: الإمام موسى الكاظم) (Tujuh Safar, 128 H – 25 Rajab 183 H) (Bertepatan dengan: 28 Oktober 746 – 1 September 799) merupakan Imam ke-7 dalam tradisi Islam Syi'ah Dua Belas Imam. Dia adalah putra dari Imam ke-6, Ja'far ash-Shadiq, dan ibunya bernama Hamidah Khatun. Dia lahir ketika terjadi pergolakan antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah dan ia biasa pula dipanggil dengan nama Abu al-Hasan.

Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]

Kelahiran[sunting | sunting sumber]

Imam Musa al-Kazhim lahir pada hari Ahad, bertepatan dengan 7 Shafar tahun 128 Hijriah di sebuah lembah bernama Abwa’ yang terletak di antara Makkah dan Madinah. Ibunya bernama Hamidah. Ia mencapai kedudukan Imamah pada usia 21 tahun.

Ibu[sunting | sunting sumber]

Ibu Musa Al-Kazhim adalah seorang budak yang dibeli oleh Imam Ja’far. Meskipun demikian, ibu telah mendapatkan pengajaran ilmu dari Imam Ja’far, yang menjadikannya sebagai wanita yang memiliki keluasan ilmu dan kecakapan dalam bidang ilmu-ilmu agama. Sehingga, kadang-kadang Imam Ja’far meminta para wanita untuk bertanya masalah-masalah agama kepadanya.

Keturunan[sunting | sunting sumber]

Di antara keturunan Musa al-Kadzim adalah:[1]

  1. Ali ar-Ridha (penerus imamah)
  2. Ibrahim al-Mujtaba, diklaim sebagai leluhur Ayatullah Ruhollah Khomaini, pendiri Republik Islam Iran.
  3. al-'Abbas
  4. al-Qasim
  5. Isma'il
  6. Ja'far
  7. Harun
  8. 'Ala'uddin Husain, ia syahid di Syiraz, Iran.
  9. Ahmad bin Musa, dikenal pula dengan julukan Syah Chiragh. Ia syahid di Syiraz, Iran.
  10. Muhammad al-'Abid,
    1. Ibrahim al-Mujab, ia dikuburkan di Karbala, Iraq. Dikenal sebagai "Penjaga Makam Husain". Gelar itu akan turun kepada keturunannya.
      1. Ahmad bin Ibrahim
      2. Muhammad bin Ibrahim
      3. Ali bin Ibrahim
  11. Hamzah, diklaim sebagai leluhur Firuz-Shah Zarrin-Kolah, nama terakhir dalam silsilah Keshahan Safawi.
  12. 'Abdullah
  13. Ishak
  14. 'Ubaidillah
  15. Zaid
  16. Hasan
  17. al-Fadhl
  18. Sulaiman
  19. Fatimah al-Ma'sumah, ia dikuburkan di Qom, Iran.

Periode kehidupan[sunting | sunting sumber]

Periode kehidupan Imam Musa Al-Kazhim dapat dibagi menjadi dua bagian:

  • Pertama, kehidupan dia bersama ayahandanya di Madinah selama 20 tahun. Periode ini berlangsung sebelum dia mencapai Imamah.
  • Kedua, masa-masa awal perlawanan, pemenjaraan, dan pengasingan yang menimpa kehidupan Imam.

Penunjukan sebagai Imam[sunting | sunting sumber]

Setelah kematian Jafar ash-Shadiq, pengikutnya retak. Mayoritas, yang kemudian dikenal sebagai Dua Belas, diikuti oleh putra bungsunya, Musa al-Kazim.[2][3][4] Tampaknya juga beberapa orang mengharapkan Imam berikutnya adalah putra sulung al-Shadiq, Ismail, yang telah meninggal lebih dulu dari ayahnya.[5] Kelompok ini, yang kemudian membentuk cabang Ismailiyah dari Syiah, percaya bahwa Ismail masih hidup tetapi dalam penyembunyian atau malah menerima imamah putra Ismail, Muhammad.[3][6] Sementara Dua Belas dan Ismailiyah adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini,[7][8] ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut ash-Shadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, Abdullah al-Aftah.[9][10][11][12] Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyyah, mengaitkan hadits ash-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam. Sementara Dua Belas dan Isma'ilis adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini, ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut ash-Shadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, Abdullah al-Aftah.[10] Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyyah,[13] mengaitkan hadits ash-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam.[14] Sebaliknya, kepercayaan Dua Belas adalah bahwa, sebagai anak laki-laki, Musa telah ditunjuk sebagai Imam masa depan oleh al-Shadiq,[13] yang juga menjelaskan bahwa imamah diberikan kepada putra Imam yang paling berjasa, "seperti Daniel memilih Sulaiman. dari antara keturunannya." Ash-Shadiq kemudian menominasikan Musa, putra ketiganya, setelah kematian putra sulungnya, Ismail, melewati putra keduanya, Abdullah.[15] Karena Abdullah meninggal tanpa anak tak lama setelah al-Sadiq, mayoritas pengikutnya kembali ke Musa.[10][11][16] Musa juga menerima kesetiaan dari murid-murid Syiah yang paling terkenal dari ayahnya, al-Sadiq, segera setelah kematiannya. Ini termasuk Hisyam ibn al-Hakam dan Mu'min al-Taq (al-Ahwal).[17][18][13]

Suksesi[sunting | sunting sumber]

Al-Kazim menunjuk putranya, Ali al-Rida, sebagai penggantinya sebelum kematiannya di penjara Harun ar-Rashid pada tahun 799 (183 H)[19][20], setelah beberapa tahun dipenjara.[21] Madelung menambahkan bahwa a-Kazim telah menjadikan al-Rida sebagai pewarisnya, dan bahwa al-Rida juga mewarisi harta ayahnya di dekat Madinah dengan mengesampingkan saudara-saudaranya.[22] Setelah al-Kazim, al-Rida dengan demikian diakui sebagai Imam berikutnya oleh sekelompok signifikan pengikut al-Kazim,[23] yang membentuk garis utama Syiah dan kemudian menjadi Dua Belas.[24] Saudara-saudara al-Rida tidak mengklaim imamah tetapi beberapa dari mereka memberontak melawan Abbasiyah.[19][22] Beberapa pengikut al-Kazim, bagaimanapun, mengklaim bahwa dia tidak mati dan akan kembali sebagai Mahdi, penyelamat yang dijanjikan dalam Islam.[25][26] Ini dikenal sebagai Waqifiyya (terj. har.'mereka yang berhenti') meskipun tampaknya mereka kemudian kembali ke arus utama Syiah,[13] mendeklarasikan al-Rida dan penerusnya sebagai letnan al-Kazim.[20][23] Istilah Waqifiyya diterapkan secara umum untuk setiap kelompok yang menyangkal atau ragu-ragu atas kematian seorang Imam Syiah tertentu dan menolak untuk mengakui penggantinya.[27]

Menurut Kohlberg, pembentukan Waqifiyya mungkin memiliki alasan finansial. Perwakilan al-Kazim di beberapa lokasi ternyata menolak untuk menyerahkan kepada al-Rida uang yang dipercayakan kepada mereka, dengan alasan bahwa al-Kazim adalah Imam terakhir. Ini termasuk Mansur bin Yunus Buzurg dan Ali bin Abi amza al-Bataini, Ziyad bin Marwan al-Kandi, Utsman bin Isa al-Amiri al-Ruasi. Beberapa laporan menunjukkan bahwa al-Ruasi bertobat.[13]

Sahabat-sahabat Imam Musa Al-Kazhim[sunting | sunting sumber]

Ketika ayahnya, Imam Ja’far Ash-Shadiq wafat, murid-murid dia memusatkan perhatian dan kesetiaan mereka kepada putranya, Imam Musa as. Mereka menuntut ilmu kepada Imam selama tiga puluh tiga tahun. Beberapa murid dia antara lain:

Ibnu Abi Umair[sunting | sunting sumber]

Ia belajar pada tiga Imam, yaitu Imam Musa Al-Kazhim, Imam Ali Ar-Ridha, dan Imam Muhammad Al-Jawad . Ibnu Abi Umair merupakan salah seorang ulama terkenal pada zamannya. Ia meninggalkan banyak kitab-kitab hadis sebagai tanda jasanya.

Beberapa orang memberi kabar kepada penguasa Abasiyah, bahwa Ibnu Abi Umair adalah orang Syi’ah (pengikut Ahlulbait). Ia ditangkap dan diinterogasi untuk menyebutkan nama-nama orang Syi’ah yang ia kenali. Namun, tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memenuhi paksaan mereka. Ia ditelanjangi dan diikat pada pohon kurma. Mereka mengganjar seratus cambukan kepada murid setia para Imam ini.

Syaikh Mufid menuturkan, “Sahabat utama Imam ini dipenjarakan selama tujuh puluh tahun. Seluruh harta bendanya dimusnahkan. Walaupun didera dengan cobaan yang berat, ia tetap mengunci mulutnya dan tidak berkata sepatah kata pun untuk memberikan informasi kepada penguasa Abasiyah yang zalim.”

Ali bin Yaqthin[sunting | sunting sumber]

Ia juga adalah salah seorang sahabat Imam Ja’far . Marwan memata-matainya dan memerintahkan penangkapannya. Akan tetapi, Ali berhasil meloloskan diri dari kejaran Marwan. Ia mengirim istri dan anak-anaknya ke Madinah. Ia kembali ke Kufah menyusul keruntuhan Dinasti Bani Umaiyah di tangan Bani Abbasiyah.

Ali menjalin hubungan yang dekat dengan orang-orang Abbasiyah dan berhasil menjabat kedudukan-kedudukan penting dalam pemerintahan mereka. Melalui kedudukannya ini, ia banyak membantu pengikut-pengikut Ahlulbait yang tertindas.

Harun Ar-Rasyid mengangkat Ali sebagai menterinya. Sebenarnya ia merupakan seorang utusan Imam Musa as yang menyusup ke dalam pemerintahan Harun. Beberapa kali ia bermaksud mengundurkan diri, tetapi ia ditahan oleh Imam untuk tetap menjabat kementerian demi melindungi ajaran dan pengikut Ahlulbait as.

Ali bin Yaqthin wafat ketika Imam Musa as masih berada di dalam penjara.

Mu’min Ath-Thaq[sunting | sunting sumber]

Ia adalah seorang sahabat Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Imam Musa Al-Kazhim . Imam Ja’far mendudukkannya sebagai salah seorang sahabat utama dia dan memberikan penghormatan khusus kepadanya.

Mu’min amat tangkas dalam diskusi dengan siapa saja. Mengenai hal ini, Imam Ja’far mengatakan, “Mu’min ibarat seekor elang yang menerkam mangsanya.”

Hisyam bin Hakam[sunting | sunting sumber]

Ia adalah seorang pakar dalam bidang ilmu Logika. Acapkali terdapat sebuah masalah pelik, Imam Ja’far elalu mengutusnya memecahkan masalah itu. Ia sangat menguasai pembahasan Imamah. Ia merupakan murid jenius Imam dan tangkas dalam memberikan jawaban. Ia juga seorang pakar dalam masalah-masalah Ketuhanan.

Hisyam banyak menulis kitab dan terlibat dalam diskusi-diskusi dengan ulama dari berbagai mazhab dan golongan.

Mutiara Hadis Imam Musa Al-Kazhim[sunting | sunting sumber]

  • “Katakan yang hak, walaupun akan mendatangkan kerugian kepadamu.”
  • “Jika engkau menjadi seorang pemimpin yang bertakwa, maka seharusnya engkau bersyukur kepada Allah atas anugerah ini.”
  • “Bersikaplah tegas dan keras terhadap orang-orang zalim sehingga engkau dapat merebut hak orang-orang mazlum (yang teraniaya) darinya.”
  • “Kebaikan yang utama adalah menolong orang-orang yang tertindas.”
  • “Dunia ini berkulit halus dan cantik, ibarat seekor ular. Namun, ia menyimpan racun pembunuh di dalamnya.”

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ al-Musawi, Muhammad. Mazhab Syiah: Kajian Al-Quran dan Sunnah. Bandung: Muthahhari Press, 2001. ISBN 979-95564-6-5
  2. ^ Nanji & Daftary 2006, hlm. 223.
  3. ^ a b Gleave 2012.
  4. ^ Ur Rahman 1989, hlm. 209.
  5. ^ Momen 1985, hlm. 39.
  6. ^ Haywood 2022.
  7. ^ Lalani 2004, hlm. 14.
  8. ^ Stewart et al. 2004.
  9. ^ Daftary 2020, hlm. 35.
  10. ^ a b c Takim 2004.
  11. ^ a b Daftary 2013, hlm. 58, 59.
  12. ^ Momen 1985, hlm. 54-56.
  13. ^ a b c d e Kohlberg 2022.
  14. ^ Daftary 2013, hlm. 58.
  15. ^ Jafri 1979, hlm. 202.
  16. ^ Momen 1985, hlm. 54.
  17. ^ Daftary 2013, hlm. 59.
  18. ^ Jafri 1979, hlm. 213.
  19. ^ a b Rizvi 2006.
  20. ^ a b Rahim 2004.
  21. ^ Tabatabai 1975, hlm. 181.
  22. ^ a b Madelung 1985.
  23. ^ a b Daftary 2013, hlm. 60.
  24. ^ Momen 1985, hlm. 56.
  25. ^ Daftary 2013, hlm. 59, 60.
  26. ^ Hulmes 2008.
  27. ^ Momen 1985, hlm. 45.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Musa al-Kadzim
Cabang kadet Quraisy
Lahir: 28 Oktober 746 Meninggal: 1 September 799
Jabatan Islam Syi'ah
Didahului oleh:
Ja'far ash-Shadiq
Imam
765-799
Diteruskan oleh:
Ali ar-Ridha