Lompat ke isi

Gamelan Bali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k Removing from Category:Gamelan using Cat-a-lot
 
(42 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Lestarikan budaya tari dan seni gamelan bali.jpg|jmpl|250px|Gamelan Bali]]
Musiknya juga sering mengalami perubahan temp dan dinamik. Bedanya lagi, gamelan Bali memiliki lebih banyak instrumen berbilah daripada berpencu. Logamnya pun lebih tebal sehingga dapat bersuara lebih nyaring. Ciri lain gamelan Bali adalah digunakannya sejenis simbal yang disebut ceng-ceng. Ceng-ceng inilah yang berbunyi nyaring dan cepat sehingga membuat musik Bali berbeda dari musik Jawa.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Dansvoorstelling TMnr 10026861.jpg|jmpl|250px|ka|Seorang penari yang diiringi gamelan Bali]]

'''Gamelan Bali''' adalah salah satu jenis [[gamelan]] yang ada di Indonesia. Gamelan ini memiliki perbedaan dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah pada [[saron]]) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan seperti [[bonang]]) lebih banyak daripada wilah, ritme lebih cepat.<ref name="oase kompas">{{Cite news|url= http://oase.kompas.com/read/2009/06/23/0315281/gamelan.bali.dan.jawa.berkembang.di.mancanegara |title= Gamelan Bali dan Jawa berkembang di Mancanegara |publisher= Oase Kompas |date= 23 Juni 2009 |dead-url= yes |access-date= 2012-10-06 |archive-date= 2010-01-12 |archive-url= https://web.archive.org/web/20100112074204/http://oase.kompas.com/read/2009/06/23/0315281/Gamelan.Bali.dan.Jawa.Berkembang.di.Mancanegara |work= [[Kompas.com]] }}</ref> Gamelan Bali sangat khas terutama melalui bunyinya yang meledak-ledak, berkecepatan tinggi, serta bagian gending yang lebih dinamis. Ritme musik yang cepat terutama disebabkan oleh perangkat berbentuk seperti simbal berukuran kecil yang biasa disebut ''Ceng-Ceng''.

== Sejarah Gamelan ==
Dalam pengkategorian Gamelan Bali telah disebutkan bahwa Gamelan Wayah adalah jenis yang paling tua dari Gamelan Bali, yakni telah ada sebelum abad ke XV. Terdapat beberapa gamelan yang termasuk dalam golongan ini. Salah satunya yakni ''Gamelan Gambang''.

Keberadaan Gamelan Gambang dimulai dari konflik yang terjadi dalam tubuh kerajaan Gelgel. Bermula dari Gusti Ngurah Klanting salah satu putra dari Dalem Waturenggong (1460-1550) yang tidak bisa menerima kakaknya menjadi raja, I Gusti Ngurah Tabanan. Mengetahui hal tersebut, Dalem memerintahkan kepada Gusti Ngurah Klanting sebuah tugas yang tidak masuk akal dengan maksud menghukum, yakni mencari lontar milik ''wong gamang'' (orang halus). Singkat cerita, diluar dugaan Dalem Waturenggong, Gusti Ngurah klanting bisa memenuhi permintaan ayahandanya. Lontar yang diminta telah didapatkan dan betapa terkejutnya Dalem karena memang lontar itulah yang diinginkannya.

Melalui kejadian itu, kemudian kerajaan dibagi menjadi dua. Sayangnya sebelum dinobatkan menjadi raja, Gusti Ngurah Klanting diminta membuat seperangkat gamelan yang gending-gendingnya di ambil dari lontar tersebut. Terciptalah gamelan gambang yang namanya diambil dari lontar wong gamang. Gamelan tersebut difungsikan sebagai sarana perlengkapan di dalam [[Ngaben|upacara Ngaben]] (Pitra Yadnya). Sejak saat itu atau melalui petunjuk dari I Gusti Ngurah Klanting, mulailah orang-orang mempergunakan Gambelan gambang sebagai pengiring prosesi Ngaben.

Disisi lain, salah seorang keluarga Arya Simpangan (sekaa gambang sekarang) yang dulunya pernah tinggal di kerajaan Tabanan, merasa senang dengan gambelan tersebut. Selanjutnya ia tertarik juga untuk membuat gamelan ketika pulang ke Sembuwuk. Sejak saat itulah Gambelan Gambang ada juga di Banjar Sembuwuk [[Pejeng Kaja, Tampaksiring, Gianyar|Desa Pejeng Kaja]].<ref name="Blog Kulo"/>

== Jenis Gamelan ==
Terkait dengan bahan pembuatannya, orang-orang Bali telah mengkategorikan alat musik mereka. Ada gamelan perunggu yang lebih dikenal sebagai gamelan krawang karena dirakit oleh pande krawang (ahli perunggu). Ada juga gamelan yang terbuat dari bambu, serta ada juga ''Gamelan Slonding'' yang terbuat dari besi. Dari ketiganya, gamelan slonding adalah yang paling antik dan langka karena jarang digunakan. Gamelan Bali sangatlah beragam, termasuk pada prinsip memainkannya, terlebih pada jenis-jenis gamelan pada masa pra Hindu-Jawa (Bali Aga).

Di Bali bagian timur, prinsip permainan gamelan agak berbeda dengan yang ada di Bali selatan dan utara yang memang berkaitan dengan lingkungan keraton yang sebagian masih terpengaruh budaya Jawa. Sejauh ini, setidaknya ada kurang lebih 25-30 genre karawitan Bali yang dibedakan berdasarkan jenis-jenis instrumen, fungsi, dan bahasa. Mengingat banyaknya jenis, Gamelan Bali telah dibagi menjadi tiga kelompok besar menurut zamannya, diantaranya sebagai berikut:

=== Gamelan Wayah (gamelan tua) ===
Jenis ini diperkirakan telah ada sebelum abad ke-15 M. Umumnya didominasi oleh alat-alat berbentuk bilahan dan belum dilengkapi oleh kendang. Kalaupun ada kendang, peranannya tidal begitu menonjol. Beberapa gamelan yang masuk pada jenis ini meliputi;
# [[Angklung (gamelan)|Angklung]]
# Gender Wayang
# [[Baleganjur]]
# Genggong
# Bebonangan
# Geng Beri
# Caruk
# Gong Luwang
# [[Gambang]]
# Selonding

=== Gamelan Madya ===
Jenis ini diperkirakan muncul pada kisaran abad ke-16 s.d ke-19 M. Ini adalah barungan gamelan dimana kendang sudah digunakan bersma dengan instrumen-instrumen berpencon. Keberadaan kendang dalam kategori ini telah memainkan peranan penting. Beberapa gamelan yang termasuk dalam golongan madya antara lain;
# Batel Barong
# Bebarongan
# Joged Pingitan
# Penggambuhan
# Gong Gede
# Pelegongan
# Semar Pagulingan

=== Gamelan Anyar (gamelan baru) ===
Jenis ini diperkirakan ada pada kisaran abad ke-20 dengan ciri-ciri yang lebih menonjolkan permainan kendang. Beberapa gamelan dalam kategori ini termasuk;<ref name="Blog Kulo">{{Cite web|url=https://blogkulo.com/gamelan-bali/|title=Gambelan (Gamelan) Bali - Alat Musik Tradisional Khas Budaya Bali|last=Kulo|first=Blog|date=2018-05-26|website=Blog Kulo|language=id-ID|access-date=2019-02-17|archive-date=2019-02-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20190217142547/https://blogkulo.com/gamelan-bali/|dead-url=yes}}</ref>
# [[Adi Merdangga]]
# [[Manikasanti]]
# [[Bumbung Gebyog]]
# [[Semaradana]]
# [[Gamelan Bungbang|Bumbang]]
# [[Gong Suling]]
# [[Geguntangan]]
# [[Jegog]]
# [[Genta Pinara Pitu]]
# [[Kendang Mabarung]]
# [[Gong Kebyar]]
# [[Okakan atau Grumbungan]]
# [[Janger]]
# [[Tektekan]]
# [[Joged Bumbung]]

== Alat Musik ==
[[Berkas:Reyong.jpg|jmpl|250px|ka|Réyong]]

Alat musik dalam gamelan bali disebut juga dengan ''rincikan'' dan berikut adalah nama alat musik tersebut:<ref name="buku1">Sadra,Wayan.1996.''Teknik Bermain Gamelan:Karawitan Bali''.ISI Press.Surakarta.</ref>
{{col-css3-begin}}
# [[Jiyèng]],
# [[Réyong]],
# [[Kanthil]],
# [[Gangsa]],
# [[Jigog]],
# [[Jublak]],
# [[Gong]],
# [[Kenong]],
# [[Kethuk]],
# [[Cèng-cèng]]([[Kecrak]]),
# [[Kendhang]],
# [[Gendèr]]
# [[Suling]]
{{col-css3-end}}

== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}

[[Kategori:Gamelan Bali| ]]
[[Kategori:Alat musik Bali]]
[[Kategori:Budaya Bali]]
[[Kategori:Kesenian Bali]]

Revisi terkini sejak 6 Mei 2024 05.54

Gamelan Bali
Seorang penari yang diiringi gamelan Bali

Gamelan Bali adalah salah satu jenis gamelan yang ada di Indonesia. Gamelan ini memiliki perbedaan dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah pada saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan seperti bonang) lebih banyak daripada wilah, ritme lebih cepat.[1] Gamelan Bali sangat khas terutama melalui bunyinya yang meledak-ledak, berkecepatan tinggi, serta bagian gending yang lebih dinamis. Ritme musik yang cepat terutama disebabkan oleh perangkat berbentuk seperti simbal berukuran kecil yang biasa disebut Ceng-Ceng.

Sejarah Gamelan

[sunting | sunting sumber]

Dalam pengkategorian Gamelan Bali telah disebutkan bahwa Gamelan Wayah adalah jenis yang paling tua dari Gamelan Bali, yakni telah ada sebelum abad ke XV. Terdapat beberapa gamelan yang termasuk dalam golongan ini. Salah satunya yakni Gamelan Gambang.

Keberadaan Gamelan Gambang dimulai dari konflik yang terjadi dalam tubuh kerajaan Gelgel. Bermula dari Gusti Ngurah Klanting salah satu putra dari Dalem Waturenggong (1460-1550) yang tidak bisa menerima kakaknya menjadi raja, I Gusti Ngurah Tabanan. Mengetahui hal tersebut, Dalem memerintahkan kepada Gusti Ngurah Klanting sebuah tugas yang tidak masuk akal dengan maksud menghukum, yakni mencari lontar milik wong gamang (orang halus). Singkat cerita, diluar dugaan Dalem Waturenggong, Gusti Ngurah klanting bisa memenuhi permintaan ayahandanya. Lontar yang diminta telah didapatkan dan betapa terkejutnya Dalem karena memang lontar itulah yang diinginkannya.

Melalui kejadian itu, kemudian kerajaan dibagi menjadi dua. Sayangnya sebelum dinobatkan menjadi raja, Gusti Ngurah Klanting diminta membuat seperangkat gamelan yang gending-gendingnya di ambil dari lontar tersebut. Terciptalah gamelan gambang yang namanya diambil dari lontar wong gamang. Gamelan tersebut difungsikan sebagai sarana perlengkapan di dalam upacara Ngaben (Pitra Yadnya). Sejak saat itu atau melalui petunjuk dari I Gusti Ngurah Klanting, mulailah orang-orang mempergunakan Gambelan gambang sebagai pengiring prosesi Ngaben.

Disisi lain, salah seorang keluarga Arya Simpangan (sekaa gambang sekarang) yang dulunya pernah tinggal di kerajaan Tabanan, merasa senang dengan gambelan tersebut. Selanjutnya ia tertarik juga untuk membuat gamelan ketika pulang ke Sembuwuk. Sejak saat itulah Gambelan Gambang ada juga di Banjar Sembuwuk Desa Pejeng Kaja.[2]

Jenis Gamelan

[sunting | sunting sumber]

Terkait dengan bahan pembuatannya, orang-orang Bali telah mengkategorikan alat musik mereka. Ada gamelan perunggu yang lebih dikenal sebagai gamelan krawang karena dirakit oleh pande krawang (ahli perunggu). Ada juga gamelan yang terbuat dari bambu, serta ada juga Gamelan Slonding yang terbuat dari besi. Dari ketiganya, gamelan slonding adalah yang paling antik dan langka karena jarang digunakan. Gamelan Bali sangatlah beragam, termasuk pada prinsip memainkannya, terlebih pada jenis-jenis gamelan pada masa pra Hindu-Jawa (Bali Aga).

Di Bali bagian timur, prinsip permainan gamelan agak berbeda dengan yang ada di Bali selatan dan utara yang memang berkaitan dengan lingkungan keraton yang sebagian masih terpengaruh budaya Jawa. Sejauh ini, setidaknya ada kurang lebih 25-30 genre karawitan Bali yang dibedakan berdasarkan jenis-jenis instrumen, fungsi, dan bahasa. Mengingat banyaknya jenis, Gamelan Bali telah dibagi menjadi tiga kelompok besar menurut zamannya, diantaranya sebagai berikut:

Gamelan Wayah (gamelan tua)

[sunting | sunting sumber]

Jenis ini diperkirakan telah ada sebelum abad ke-15 M. Umumnya didominasi oleh alat-alat berbentuk bilahan dan belum dilengkapi oleh kendang. Kalaupun ada kendang, peranannya tidal begitu menonjol. Beberapa gamelan yang masuk pada jenis ini meliputi;

  1. Angklung
  2. Gender Wayang
  3. Baleganjur
  4. Genggong
  5. Bebonangan
  6. Geng Beri
  7. Caruk
  8. Gong Luwang
  9. Gambang
  10. Selonding

Gamelan Madya

[sunting | sunting sumber]

Jenis ini diperkirakan muncul pada kisaran abad ke-16 s.d ke-19 M. Ini adalah barungan gamelan dimana kendang sudah digunakan bersma dengan instrumen-instrumen berpencon. Keberadaan kendang dalam kategori ini telah memainkan peranan penting. Beberapa gamelan yang termasuk dalam golongan madya antara lain;

  1. Batel Barong
  2. Bebarongan
  3. Joged Pingitan
  4. Penggambuhan
  5. Gong Gede
  6. Pelegongan
  7. Semar Pagulingan

Gamelan Anyar (gamelan baru)

[sunting | sunting sumber]

Jenis ini diperkirakan ada pada kisaran abad ke-20 dengan ciri-ciri yang lebih menonjolkan permainan kendang. Beberapa gamelan dalam kategori ini termasuk;[2]

  1. Adi Merdangga
  2. Manikasanti
  3. Bumbung Gebyog
  4. Semaradana
  5. Bumbang
  6. Gong Suling
  7. Geguntangan
  8. Jegog
  9. Genta Pinara Pitu
  10. Kendang Mabarung
  11. Gong Kebyar
  12. Okakan atau Grumbungan
  13. Janger
  14. Tektekan
  15. Joged Bumbung

Alat Musik

[sunting | sunting sumber]
Réyong

Alat musik dalam gamelan bali disebut juga dengan rincikan dan berikut adalah nama alat musik tersebut:[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Gamelan Bali dan Jawa berkembang di Mancanegara". Kompas.com. Oase Kompas. 23 Juni 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-12. Diakses tanggal 2012-10-06. 
  2. ^ a b Kulo, Blog (2018-05-26). "Gambelan (Gamelan) Bali - Alat Musik Tradisional Khas Budaya Bali". Blog Kulo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-17. Diakses tanggal 2019-02-17. 
  3. ^ Sadra,Wayan.1996.Teknik Bermain Gamelan:Karawitan Bali.ISI Press.Surakarta.