Lompat ke isi

Baleganjur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pagelaran Baleganjur di Kota Denpasar, 13 April 2019

Baleganjur atau Bleganjur adalah salah satu ensambel gamelan Bali. Istilah ini berasal dari kata Bala dan Ganjur. Bala berarti pasukan atau barisan, Ganjur berarti berjalan. Balaganjur kemudian menjadi Baleganjur yaitu suatu pasukan atau barisan yang sedang berjalan, yang kini pengertiannya lebih berhubungan dengan sebuah barungan gamelan.

Sejarah Baleganjur

[sunting | sunting sumber]
Panggung Baleganjur, di Denpasar tahun 2019

Gamelan Baleganjur pada awalnya difungsikan sebagai pengiring upacara ngaben atau pawai adat dan agama.Tapi dalam perkembangannya,sekarang peranan gamelan ini makin melebar.Kini gamelan baleganjur dipakai untuk mengiringi pawai kesenian,ikut dalam iringan pawai olahraga,mengiringi lomba laying-layang,dan ada juga yang dilombakan.

Baleganjur adalah sebuah ensambel yang merupakan perkembangan dari gamelan bonang atau bebonangan.Baik dari segi instrumentasinya maupun komposisi lagu-lagunya. Bonang atau bebonangan adalah sebuah barungan yang terdiri dari berbagai instrument pukul(percussive) yang memakai pencon seperti reong,trompong kajar,kempli,kempur,dan gong. Gamelan bonang memakai dua buah kendang yang dimainkan memakai panggul cedugan. Dalam lontar Prakempa disebutkan bahwa gamelan bonang dipakai untuk mengiringi upacara ngaben.Sama kasusnya dengan gamelan baleganjur yang pada umumnya dipakai untuk mengiringi upacara ngaben.[1]

Instrumen Baleganjur

[sunting | sunting sumber]

Instrumen dalam Baleganjur terdiri dari:

  • 1 buah kendang lanang
  • 1 buah kendang wadon
  • 4 buah reong(Dong,Deng,Dung,Dang)
  • 2 Ponggang(Dung,Dang)
  • 8-10 buah cengceng
  • 1 buah kajar
  • 1 buah kempli
  • 1 buah kempur
  • 1 pasang gong(lanang’wadon)
  • 1 buah bende

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bandem, I Made.Ensiklopedi Musik Bali.1993

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Bandem, Made (1993). Ensiklopedi Gamelan Bali
  • Mudra Jurnal Seni Budaya (1993)