Lompat ke isi

Himawan Soetanto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
→‎cleanup: + rm non-notable subjects; fixed infobox
 
(26 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|honorific-prefix =
|name = {{PAGENAME}}
|name = Himawan Soetanto
|image = Dan Brigif Linud 17 Himawan Soetanto.jpg
|image = Dan Brigif Linud 17 Himawan Soetanto.jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption = Raden Himawan Soetanto saat menjadi Komandan [[Brigif Linud-17|Brigif Linud 17/Kujang I]]
|caption = Raden Himawan Soetanto saat menjadi Komandan [[Brigif Linud-17|Brigif Linud 17/Kujang I]]
|office = Daftar Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka{{!}}Ketua Kwartir Nasional
|office = Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
|order = ke-4
|order = ke-4
|president = {{ubl|[[Soeharto]]|[[Bacharuddin Jusuf Habibie]]}}
|president = {{ubl|[[Soeharto]]|[[Bacharuddin Jusuf Habibie]]}}
|term_start = 5 November 1993
|term_start = 5 November 1993
|term_end = 5 November 1998
|term_end = 5 November 1998
|predecessor = [[Mashudi]]
|predecessor = [[Mashudi]]
|successor = [[Rivai Harahap]]
|successor = [[Rivai Harahap]]
|office1 = Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia{{!}}Kepala Staf Umum ABRI
|order1 = ke-1
|term_start1 = Maret 1983
|term_end1 = 10 November 1984
|predecessor1 = ''Jabatan dibentuk''
|successor1 = [[Oetomo]]
|office2 = Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
|order2 = ke-8
|term_start2 = 4 Mei 1974
|term_end2 = 4 Januari 1975
|predecessor2 = [[Poniman]]
|successor2 = [[Leo Lopulisa]]
|birth_date = {{Birth date|1929|9|14}}
|birth_date = {{Birth date|1929|9|14}}
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}}
|birth_place = [[Gorang-Gareng, Nguntoronadi, Magetan]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
[[Gorang-Gareng, Nguntoronadi, Magetan]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|2010|10|20|1929|9|14}}
|death_date = {{Death date and age|2010|10|20|1929|9|14}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[RSPAD]], [[Jakarta Pusat]]
|death_place = [[RSPAD Gatot Subroto]], [[Jakarta Pusat]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears = 1948—1984
|serviceyears = 1948—1984
|servicenumber = 14416{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1978|p=127}}
|rank = [[Berkas:Pdu_letjendtni_staf.png|25px]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]]
|rank = [[Berkas:Pdu_letjendtni_staf.png|25px]] [[Letnan Jenderal]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
Baris 24: Baris 36:
|awards =
|awards =
|party =
|party =
|relations = [[Muhammad Mangundiprojo|Mayjen TNI Mohamad Mangoendiprodjo]] (Ayah)
|parents = [[Muhammad Mangundiprojo]] (Ayah)
|spouse = Ny. Nonon Ratnapuri
|relations = [[Soesilo Soedarman]] (Adik Ipar)
|spouse = Nonon Ratnapuri
|children = {{ubl|1. Purwanto Indrawan|2. Dwi Prihanti Indriani|3. Tri Susanti Indrayani|4. Cahyono Indrakusuma}}
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan dan tulis pada artikel -->4
|residence =
|residence =
|alma_mater = [[Akademi Militer|Militer Akademi (MA) Jogya]] Angkatan I (1948)
|alma_mater = [[Akademi Militer|Militaire Academie (MA) Jogya]] Angkatan I (1948)
|occupation =
|occupation =
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|religion = [[Islam]]
}}
}}


[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Raden Himawan Soetanto''', M.Hum. ({{lahirmati|[[Gorang-Gareng, Nguntoronadi, Magetan]], [[Jawa Timur]]|14|9|1929|[[Jakarta]]|20|10|2010}}) adalah seorang [[Purnawirawan]] perwira tinggi [[TNI Angkatan Darat]] dan juga mantan [[Daftar Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat]].
[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Raden Himawan Soetanto''', M.Hum. ({{lahirmati|[[Gorang-Gareng, Nguntoronadi, Magetan]], [[Jawa Timur]]|14|9|1929|[[Jakarta]]|20|10|2010}}) adalah seorang [[Purnawirawan]] perwira tinggi [[TNI Angkatan Darat]] dan juga mantan [[Daftar Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat|Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat]].


==Latar Belakang==
==Latar Belakang==
Ia anak seorang pejuang, [[Muhammad Mangundiprojo|Mayjen TNI Mohamad Mangoendiprodjo]], pimpinan TKR di [[Jawa Timur]] dan tokoh peristiwa [[10 November]] [[1945]]. zaman Jepang Daidancho [[Sidoarjo]], Kepala Komandemen [[Jawa Timur]], Kepala Staf Kementerian Pertahanan dan menjadi Penasehat [[Panglima Besar Sudirman]]. Sejak umur 16 tahun, Ia sudah bergabung dalam pasukan Sawunggaling untuk bertempur bersama ayahnya di Palagan [[Surabaya]]. Ia mulai menembakkan senjata untuk pertama kalinya, saat melawan tentara Inggris pada 28 Oktober 1945 di [[Wonokromo, Surabaya]]. Himawan kemudian menjadi kadet militer akademi di Yogjakarta dan turut bergabung dengan pasukan Siliwangi saat ber-long march kembali ke [[Jawa Barat]].
Ia anak seorang pejuang, [[Muhammad Mangundiprojo|Mayjen TNI Mohamad Mangoendiprodjo]], pimpinan TKR di [[Jawa Timur]] dan tokoh peristiwa [[Pertempuran Surabaya|10 November 1945]]. zaman Jepang Daidancho [[Sidoarjo]], Kepala Komandemen [[Jawa Timur]], Kepala Staf Kementerian Pertahanan dan menjadi Penasehat [[Panglima Besar Sudirman]]. Sejak umur 16 tahun, Ia sudah bergabung dalam pasukan Sawunggaling untuk bertempur bersama ayahnya di Palagan [[Surabaya]]. Ia mulai menembakkan senjata untuk pertama kalinya, saat melawan tentara Inggris pada 28 Oktober 1945 di [[Wonokromo, Surabaya]]. Himawan kemudian menjadi kadet militer akademi di Yogjakarta dan turut bergabung dengan pasukan Siliwangi saat ber-long march kembali ke [[Jawa Barat]].


Pada Tahun 1946-1948, 1954, 1956, 1966, Berkarier di [[TNI]] mulai dari bawah dengan pangkat Letnan Muda (sekarang Letnan Dua) mengikuti pelatihan dan pendidikan di dalam negeri. Juli – oktober 1946, HS sebagai [[Akmil|Taruna Militer Akademi (MA)]] Jogya dan lulus pada tahun 1948, mengikuti penugasan operasi menghadapi Belanda di front [[Subang]] atau [[Bandung]] Utara.<ref>[http://jawatimuran.wordpress.com/2013/02/03/r-himawan-soetanto-kabupaten-magetan/ "Himawan Soetanto Pahlawan dari Magetan"]</ref>
Pada Tahun 1946-1948, 1954, 1956, 1966, Berkarier di [[TNI]] mulai dari bawah dengan pangkat Letnan Muda (sekarang Letnan Dua) mengikuti pelatihan dan pendidikan di dalam negeri. Juli – oktober 1946, sebagai [[Akmil|Taruna Militer Akademi (MA)]] Jogya dan lulus pada tahun 1948, mengikuti penugasan operasi menghadapi Belanda di front [[Subang]] atau [[Bandung]] Utara.<ref>{{Cite web|last=Jawatimuran|first=Pusaka|date=2013-02-03|title=R. Himawan Soetanto, Kabupaten Magetan|url=https://jawatimuran.wordpress.com/2013/02/03/r-himawan-soetanto-kabupaten-magetan/|website=Pusaka Jawatimuran|language=id-ID|access-date=2022-06-16}}</ref>


== Karier Militer ==
== Karier Militer ==
Penugasan lainnya sebagai prajurit [[TNI]], HS pernah menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya, Danki Taruna [[Akmil]], Perwiran ALO/Air Liason Officer (Operasi 17 Agustus), Tahun 1948, Letda Himawan adalah siswa Angkatan I [[Akademi Militer]], [[Yogyakarta]], dan sempat mengikuti Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, AS. September 1948, HS masuk Divisi Siliwangi bermula saat ikut menumpas PKI/Moeso, bergabung dengan Kompi Tentara Pelajar pimpinan [[Solihin G. P.]], membantu gerakan batalyon Nasuhi, saat itu HS masih Taruna Militer Akademi (MA) Jogya. 19 Desember 1948, HS sudah lulus Militer Akademi (MA) Jogya dengan pangkat Letda seharusnya bertugas di batalyon [[artileri]] di [[kediri]], [[Jawa Timur]], tetapi tidak jadi karena ketika akan naik kereta api jurusan Kediri batal berangkat, sebab kota Jogya sudah diduduki Belanda, menandai mulainya Perang kemerdekaan II. Sehingga HS harus mengubah tujuan, yang semula akan kearah timur menjadi kearah barat yang lebih aman, dan mencari kesatuan terdekat untuk bergabung sementara.
Penugasan lainnya sebagai prajurit [[TNI]], HS pernah menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya, Danki Taruna [[Akmil]], Perwiran ALO/''Air Liason Officer'' (Operasi 17 Agustus), Tahun 1948, Letda Himawan adalah siswa Angkatan I [[Akademi Militer]], [[Yogyakarta]], dan sempat mengikuti ''Infantry Officer Advanced Course'' di Fort Benning, AS. September 1948, HS masuk Divisi Siliwangi bermula saat ikut menumpas PKI/Moeso, bergabung dengan Kompi Tentara Pelajar pimpinan [[Solihin G. P.]], membantu gerakan batalyon Nasuhi, saat itu HS masih Taruna Militer Akademi (MA) Jogya. 19 Desember 1948, HS sudah lulus Militer Akademi (MA) Jogjakarta dengan pangkat Letda seharusnya bertugas di batalyon [[artileri]] di [[kediri]], [[Jawa Timur]], tetapi tidak jadi karena ketika akan naik kereta api jurusan Kediri batal berangkat karena [[Agresi Militer Belanda II|kota Jogjakarta sendiri sudah diduduki Belanda yang menandai mulainya Perang kemerdekaan II]] sehingga HS harus mengubah tujuan, yang semula akan kearah timur menjadi kearah barat yang lebih aman, dan mencari kesatuan terdekat untuk bergabung sementara.


Akhirnya ia berjalan menjauhi kota Jogya kearah barat dan bertemu dengan Letkol Bratamenggala, Wakil Kepala Staf Teritorial Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Godean, jadilah ia bergabung dengan Staf MBKD yang membawanya ke [[Jawa Barat]], tempat dimana ia nantinya menghabiskan hampir setengah dari perjalanan kariernya sebagai prajurit [[TNI]]. Tahun 1949, ikut long march Siliwangi dari [[Yogyakarta]] ke [[Jawa Barat]], menghadapi Belanda dan DI/TII (1949). Tahun 1951, 1952, 1953, 1961, 1962, Selesai perang kemerdekaan, menghadapi DI/TII. Tahun 1955-1957, HS dengan Ayah sama-sama bertugas ditempat yang sama, ketika HS menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya berkedudukan di [[Lampung]] dan ayahnya menjabat Residen Lampung. Lettu HS menikah dengan Nonon Ratnapuri di [[Tasikmalaya]], yang dikenalnya ketika bertugas di Priangan Timur. Resepsi pernikahannya berlangsung di Lampung, (anak Residen). dikarunia empat orang anak, yaitu Purwanto Indrawan, Dwi Prihanti Indriani, Tri Susanti Indrayani dan Cahyono Indrakusuma.
Akhirnya, Ia berjalan menjauhi kota Jogjakarta kearah barat dan bertemu dengan Letkol Sukanda Bratamenggala, Wakil Kepala Staf Teritorial Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di [[Godean, Sleman|Godean]] sehingga Ia kemudian bergabung dengan Staf MBKD yang membawanya ke [[Jawa Barat]], tempat dimana ia nantinya menghabiskan hampir setengah dari perjalanan kariernya sebagai prajurit [[TNI]]. Pada tahun 1949, Ia ikut [[Long March Siliwangi|long march Siliwangi]] dari [[Yogyakarta]] ke [[Jawa Barat]], menghadapi Belanda dan menumpas gerakan DI/TII (1949) dan tahun 1951, 1952, 1953, 1961, 1962. Seusai perang kemerdekaan, Ia ikut serta menghadapi DI/TII. Pada tahun 1955-1957, HS dengan Ayah sama-sama bertugas ditempat yang sama, ketika HS menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya berkedudukan di [[Lampung]] dan [[Muhammad Mangundiprojo|ayahnya]] menjabat Residen Lampung. Lettu HS menikah dengan Nonon Ratnapuri di [[Tasikmalaya]], yang dikenalnya ketika bertugas di Priangan Timur. Resepsi pernikahannya berlangsung di Lampung, (anak Residen). dikarunia empat orang anak, yaitu Purwanto Indrawan, Dwi Prihanti Indriani, Tri Susanti Indrayani dan Cahyono Indrakusuma.


Tahun 1960-1961, menjadi Perwira Staf Pasukan Garuda II, Markas Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (Misi Perdamaian PBB) Danyon (1961-1964), [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] di Leopoldiville, [[Kongo]]. Tahun 1963, bertugas di Timur Tengah sebagai Komandan Brigade Selatan, United Nations Emergency Forces. 6 April 1964, operasi “gempur,” dimana Gelombang operasi gempur dimulai dini hari dari [[Pinrang]] tepat dimana sehari sebelumnya secara licik berusaha membunuh [[M. Yusuf|Kolonel Inf M. Yusuf]] [[Kodam XIV/Hasanuddin|Pangdam XIV/Hasanudin]]. 10 April 1964, HS berhasil merebut kembali [[Polewali]], pusat dari pasukan pembangkang pimpinan Letkol Andi Selle. saat menjadi [[Yonif 330/Tri Dharma|Danyonif 330/Kujang I Siliwangi]] memimpin operasi “balas” 2 Mei 1964, HS telah berpangkat Letkol, ditarik kembali ke Kodam VI/Siliwangi, menjadi Kepala Staf Brigif 15/Tirtayasa (sekarang menjadi [[Brigade infanteri 15|Brigif 15/Kujang II]] [[Kodam III/Siliwangi]]).
Tahun 1960-1961, menjadi Perwira Staf Pasukan Garuda II, Markas Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (Misi Perdamaian PBB) Danyon (1961-1964), [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] di Leopoldiville, [[Kongo]]. Tahun 1963, bertugas di Timur Tengah sebagai Komandan Brigade Selatan, United Nations Emergency Forces. 6 April 1964, operasi “gempur,” dimana Gelombang operasi gempur dimulai dini hari dari [[Pinrang]] tepat dimana sehari sebelumnya secara licik berusaha membunuh [[M. Yusuf|Kolonel Inf M. Yusuf]] [[Kodam XIV/Hasanuddin|Pangdam XIV/Hasanudin]]. 10 April 1964, HS berhasil merebut kembali [[Polewali]], pusat dari pasukan pembangkang pimpinan Letkol Andi Selle. saat menjadi [[Yonif 330/Tri Dharma|Danyonif 330/Kujang I Siliwangi]] memimpin operasi “balas” 2 Mei 1964, HS telah berpangkat Letkol, ditarik kembali ke Kodam VI/Siliwangi, menjadi Kepala Staf Brigif 15/Tirtayasa (sekarang menjadi [[Brigade infanteri 15|Brigif 15/Kujang II]] [[Kodam III/Siliwangi]]).


== Bintang Jasa Nararya ==
=== Pemberontakan Kahar Muzakar ===
Di tengah kekalutan, Mayor Himawan Soetanto justru mengambil inisiatif untuk memimpin pasukan [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 330|Batalyon 330/Kujang-1]], menyerbu ke sarang para pemberontak PRRI pada tanggal [[6 April]] [[1964]]. Pasukan [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 330|Batalyon 330/Kujang-1]], yang sebenarnya hanya seper-lima dari seluruh kekuatan pasukan PRRI di [[Polewali]], akhirnya berhasil membunuh Letkol Andi Sele dan menghancurkan salah satu kekuatan utama pemberontakan [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]] di [[Sulawesi Selatan]]. Karena keberaniannya, [[Kasad|Panglima TNI Angkatan Darat]] (PANGAD), [[Ahmad Yani|Letjen TNI Ahmad Yani]] memberikan kenaikan pangkat khusus kepada Himawan Soetanto menjadi Letnan Kolonel dan juga Bintang Jasa Nararya pada HUT [[Kodam III/Siliwangi]] ke-19 di Lapangan Tegalega, 20 Mei 1965. Pada hari itu para tokoh-tokoh Siliwangi yang tergabung dalam Operasi yang bernama ''"Operasi Kilat"'', dan telah berhasil menumpas pemberontakan [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]] juga mendapatkan penghargaan dari PANGAD. Tokoh-tokoh tersebut antara lain [[Solihin G. P.|Kolonel Solichin GP]], [[Yogie Suardi Memet|Mayor Jogi S Memet]], Letkol Djajadi, Letda Umar Sumarna, dan yang cukup terkenal namanya adalah Koptu Sadeli, sang penembak [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]].<ref>[http://www.antaranews.com/berita/229365/himawan-soetanto-jago-perang-yang-cinta-damai "Letjen TNI Himawan Soetanto, Jago Perang yang Cinta Damai"]</ref>
Di tengah kekalutan, Mayor Himawan Soetanto justru mengambil inisiatif untuk memimpin pasukan [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 330|Batalyon 330/Kujang-1]], menyerbu ke sarang para pemberontak PRRI pada tanggal [[6 April]] [[1964]]. Pasukan [[Batalyon Infanteri Lintas Udara 330|Batalyon 330/Kujang-1]], yang sebenarnya hanya seper-lima dari seluruh kekuatan pasukan PRRI di [[Polewali]], akhirnya berhasil membunuh Letkol Andi Sele dan menghancurkan salah satu kekuatan utama pemberontakan [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]] di [[Sulawesi Selatan]]. Karena keberaniannya, [[Kasad|Panglima TNI Angkatan Darat]] (PANGAD), [[Ahmad Yani|Letjen TNI Ahmad Yani]] memberikan kenaikan pangkat khusus kepada Himawan Soetanto menjadi Letnan Kolonel dan juga Bintang Jasa Nararya pada HUT [[Kodam III/Siliwangi]] ke-19 di Lapangan Tegalega, 20 Mei 1965. Pada hari itu para tokoh-tokoh Siliwangi yang tergabung dalam Operasi yang bernama ''"Operasi Kilat"'', dan telah berhasil menumpas pemberontakan [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]] juga mendapatkan penghargaan dari PANGAD. Tokoh-tokoh tersebut antara lain [[Solihin G. P.|Kolonel Solichin GP]], [[Yogie Suardi Memet|Mayor Jogi S Memet]], Letkol Djajadi, Letda Umar Sumarna, dan yang cukup terkenal namanya adalah Koptu Sadeli, sang penembak [[Abdul Kahar Muzakkar|Kahar Muzakar]].<ref>{{Cite news|last=Soesilo|date=2010-10-20|title=Himawan Soetanto, Jago Perang yang Cinta Damai|url=https://www.antaranews.com/berita/229365/himawan-soetanto-jago-perang-yang-cinta-damai|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2022-06-16|first=Triharyo|editor-last=Bambang}}</ref>

=== Pendudukan Kampus ITB ===
Ia juga menjadi saksi hidup pendudukan kampus ITB oleh tentara pasca Pemilihan umum 1977 yang muncul sebagai akibat penolakan pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden untuk Sidang Istimewa MPR RI 1977. Akibat keengganannya untuk menertibkan kampus ITB dari gerakan demonstrasi tersebut, Ia "dimutasikan" menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.<ref>{{Cite web|date=2018-07-07|title=Jenderal yang Disalahkan|url=https://historia.id/militer/articles/jenderal-yang-disalahkan-6aqdn|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-01-25}}</ref>


== Meninggal Dunia ==
== Meninggal Dunia ==
Letjen TNI (Purn) R. Himawan Soetanto, meninggal dunia di [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto]] [[Jakarta]]. pada Rabu, 20 Oktober 2010, pukul 09.51 WIB. dan almarhum akan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Cikutra]], [[Bandung]].<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2010/10/20/14014857/Letjen.TNI.Himawan.Soetanto.Wafat-5 "Letjen TNI Himawan Soetanto Wafat"]</ref>
Letjen TNI (Purn) R. Himawan Soetanto, meninggal dunia di [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto]] [[Jakarta]]. pada Rabu, 20 Oktober 2010, pukul 09.51 WIB. dan almarhum akan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Cikutra]], [[Bandung]].<ref>{{Cite news|date=2010-10-20|title=Letjen TNI Himawan Soetanto Wafat|url=https://nasional.kompas.com/read/2010/10/20/14014857/~Nasional|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-06-16|editor-last=Wisnubrata|editor-first=A.}}</ref>


== Riwayat Jabatan ==
== Riwayat Jabatan ==
Baris 90: Baris 106:
* Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1993-1998)
* Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1993-1998)
{{end-col}}
{{end-col}}

== Penghargaan ==
=== Tanda jasa ===
Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1978|p=128}}
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jasa Pratama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Pratama.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Pratama.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. V.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM VI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Santi Dharma.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Lencana Melati - Gerakan Pramuka.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=UNOC.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=UNEFME Ribbon Bar.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Sultan Selangor Silver Jubilee Medal 1985 ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Panglima Setia Mahkota (P.S.M.) Ribbon bar.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PHL Legion of Honor - Commander Ribbon Bar (Before 2003).png|width=100}}
|}

{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Utama]] (7 Agustus 1995)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=3 September 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]] (1987)<ref>{{Cite book|last=Pusat Penerangan HANKAM|first=Indonesia|date=1987|url=https://www.google.co.id/books/edition/Dharmasena/kOVc8MAhR44C?hl=id&gbpv=1&dq=panglima+angkatan+bersenjata+terima+bintang&pg=RA2-PA22&printsec=frontcover|title=Dharmasena|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Departemen Pertahanan-Keamanan|pages=23|url-status=live}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Jasa|Bintang Jasa Pratama]] (1 Maret 1965)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/44364-Bintang_Jasa_tahun_1964-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Pratama]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M I]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VI]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
|-
!Baris ke-7
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Satyalancana Militer|Satyalancana Santi Dharma]]
|-
!Baris ke-8
| colspan="1"|Lencana Melati - Gerakan Pramuka
| colspan="1"|[[:en:United Nations Medal#United Nations Medal ribbons|The United Nations Operation in the Congo (UNOC) Medal]]
| colspan="1"|[[:en:United Nations Medal#United Nations Medal ribbons|The Second United Nations Emergency Force (UNEF II) Medal]]
|-
!Baris ke-9
| colspan="1"|[[:en:Orders, decorations, and medals of the Malaysian states and federal territories#Selangor|Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah of Selagor Silver Jubilee Medal]] - Malaysia (1985)
| colspan="1"|[[Darjah Yang Mulia Setia Mahkota Malaysia|Panglima Setia Mahkota]] (P.S.M.) - Malaysia (1988)<ref>{{cite web|url=http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1988.pdf|title=SENARAI PENUH PENERIMA DARJAH KEBESARAN,
BINTANG DAN PINGAT PERSEKUTUAN TAHUN 1988|access-date=2 Oktober 2022|archive-date=9 Agustus 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190809093530/http://www.istiadat.gov.my/v8/images/stories/1988.pdf|url-status=active}}</ref>
| colspan="1"|[[:en:Philippine Legion of Honor|Commander of the Philippine Legion of Honor]] - Filipina
|}


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}

== Bibliografi ==
* {{Citation|author=Lembaga Pemilihan Umum|date=1978|title=Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum Tahun 1977|volume=II|pages=|url=https://books.google.co.id/books/about/Ringkasan_riwayat_hidup_dan_riwayat_perj.html?id=OpJaAAAAIAAJ&redir_esc=y}}

{{S-start}}
{{S-start}}
{{S-mil}}
{{S-mil}}
Baris 98: Baris 209:
{{Succession box|title=[[Pangkostrad]]|before=Mayjen TNI [[Poniman]]|after=Mayjen TNI [[Leo Lopulisa]]|years=1974—1975}}
{{Succession box|title=[[Pangkostrad]]|before=Mayjen TNI [[Poniman]]|after=Mayjen TNI [[Leo Lopulisa]]|years=1974—1975}}
{{Succession box|title=[[Brigif Linud 17/Kujang I|Komandan Brigif Linud 17/Kujang I]]|before=tidak ada|after=Letkol Inf [[M. Sanif]]|years=1966—1968}}
{{Succession box|title=[[Brigif Linud 17/Kujang I|Komandan Brigif Linud 17/Kujang I]]|before=tidak ada|after=Letkol Inf [[M. Sanif]]|years=1966—1968}}
{{End}}
{{s-start}}
{{s-off}}
{{s-off}}
{{s-bef|before=[[Mashudi]]}}
{{s-bef|before=[[Mashudi]]}}
Baris 105: Baris 214:
{{s-aft|after=[[Rivai Harahap]]}}
{{s-aft|after=[[Rivai Harahap]]}}
{{s-end}}
{{s-end}}
{{Pangkostrad}}
{{lifetime|1929|2010|Soetanto, Himawan}}
{{lifetime|1929|2010|Soetanto, Himawan}}


{{DEFAULTSORT:Soetanto, Himawan}}
{{DEFAULTSORT:Soetanto, Himawan}}
[[Kategori:Tokoh Pramuka]]
{{tokoh-militer-stub}}
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]]
[[Kategori:Tokoh Siliwangi]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Magetan]]
[[Kategori:Tokoh dari Magetan]]
[[Kategori:Tokoh Pramuka]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Jasa Pratama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]

Revisi terkini sejak 11 Mei 2024 20.30

Himawan Soetanto
Raden Himawan Soetanto saat menjadi Komandan Brigif Linud 17/Kujang I
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ke-4
Masa jabatan
5 November 1993 – 5 November 1998
Presiden
Sebelum
Pendahulu
Mashudi
Pengganti
Rivai Harahap
Sebelum
Kepala Staf Umum ABRI ke-1
Masa jabatan
Maret 1983 – 10 November 1984
Sebelum
Pendahulu
Jabatan dibentuk
Pengganti
Oetomo
Sebelum
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ke-8
Masa jabatan
4 Mei 1974 – 4 Januari 1975
Sebelum
Pendahulu
Poniman
Pengganti
Leo Lopulisa
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1929-09-14)14 September 1929
Gorang-Gareng, Nguntoronadi, Magetan, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal20 Oktober 2010(2010-10-20) (umur 81)
RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat
Suami/istriNonon Ratnapuri
HubunganSoesilo Soedarman (Adik Ipar)
Anak4
Orang tuaMuhammad Mangundiprojo (Ayah)
Alma materMilitaire Academie (MA) Jogya Angkatan I (1948)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1948—1984
Pangkat Letnan Jenderal TNI
NRP14416[1]
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Raden Himawan Soetanto, M.Hum. (14 September 1929 – 20 Oktober 2010) adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat dan juga mantan Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat.

Latar Belakang

[sunting | sunting sumber]

Ia anak seorang pejuang, Mayjen TNI Mohamad Mangoendiprodjo, pimpinan TKR di Jawa Timur dan tokoh peristiwa 10 November 1945. zaman Jepang Daidancho Sidoarjo, Kepala Komandemen Jawa Timur, Kepala Staf Kementerian Pertahanan dan menjadi Penasehat Panglima Besar Sudirman. Sejak umur 16 tahun, Ia sudah bergabung dalam pasukan Sawunggaling untuk bertempur bersama ayahnya di Palagan Surabaya. Ia mulai menembakkan senjata untuk pertama kalinya, saat melawan tentara Inggris pada 28 Oktober 1945 di Wonokromo, Surabaya. Himawan kemudian menjadi kadet militer akademi di Yogjakarta dan turut bergabung dengan pasukan Siliwangi saat ber-long march kembali ke Jawa Barat.

Pada Tahun 1946-1948, 1954, 1956, 1966, Berkarier di TNI mulai dari bawah dengan pangkat Letnan Muda (sekarang Letnan Dua) mengikuti pelatihan dan pendidikan di dalam negeri. Juli – oktober 1946, sebagai Taruna Militer Akademi (MA) Jogya dan lulus pada tahun 1948, mengikuti penugasan operasi menghadapi Belanda di front Subang atau Bandung Utara.[2]

Karier Militer

[sunting | sunting sumber]

Penugasan lainnya sebagai prajurit TNI, HS pernah menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya, Danki Taruna Akmil, Perwiran ALO/Air Liason Officer (Operasi 17 Agustus), Tahun 1948, Letda Himawan adalah siswa Angkatan I Akademi Militer, Yogyakarta, dan sempat mengikuti Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, AS. September 1948, HS masuk Divisi Siliwangi bermula saat ikut menumpas PKI/Moeso, bergabung dengan Kompi Tentara Pelajar pimpinan Solihin G. P., membantu gerakan batalyon Nasuhi, saat itu HS masih Taruna Militer Akademi (MA) Jogya. 19 Desember 1948, HS sudah lulus Militer Akademi (MA) Jogjakarta dengan pangkat Letda seharusnya bertugas di batalyon artileri di kediri, Jawa Timur, tetapi tidak jadi karena ketika akan naik kereta api jurusan Kediri batal berangkat karena kota Jogjakarta sendiri sudah diduduki Belanda yang menandai mulainya Perang kemerdekaan II sehingga HS harus mengubah tujuan, yang semula akan kearah timur menjadi kearah barat yang lebih aman, dan mencari kesatuan terdekat untuk bergabung sementara.

Akhirnya, Ia berjalan menjauhi kota Jogjakarta kearah barat dan bertemu dengan Letkol Sukanda Bratamenggala, Wakil Kepala Staf Teritorial Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Godean sehingga Ia kemudian bergabung dengan Staf MBKD yang membawanya ke Jawa Barat, tempat dimana ia nantinya menghabiskan hampir setengah dari perjalanan kariernya sebagai prajurit TNI. Pada tahun 1949, Ia ikut long march Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat, menghadapi Belanda dan menumpas gerakan DI/TII (1949) dan tahun 1951, 1952, 1953, 1961, 1962. Seusai perang kemerdekaan, Ia ikut serta menghadapi DI/TII. Pada tahun 1955-1957, HS dengan Ayah sama-sama bertugas ditempat yang sama, ketika HS menjadi Perwira Operasi Resimen Infanteri 6/Sriwijaya berkedudukan di Lampung dan ayahnya menjabat Residen Lampung. Lettu HS menikah dengan Nonon Ratnapuri di Tasikmalaya, yang dikenalnya ketika bertugas di Priangan Timur. Resepsi pernikahannya berlangsung di Lampung, (anak Residen). dikarunia empat orang anak, yaitu Purwanto Indrawan, Dwi Prihanti Indriani, Tri Susanti Indrayani dan Cahyono Indrakusuma.

Tahun 1960-1961, menjadi Perwira Staf Pasukan Garuda II, Markas Operasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (Misi Perdamaian PBB) Danyon (1961-1964), Perserikatan Bangsa-Bangsa di Leopoldiville, Kongo. Tahun 1963, bertugas di Timur Tengah sebagai Komandan Brigade Selatan, United Nations Emergency Forces. 6 April 1964, operasi “gempur,” dimana Gelombang operasi gempur dimulai dini hari dari Pinrang tepat dimana sehari sebelumnya secara licik berusaha membunuh Kolonel Inf M. Yusuf Pangdam XIV/Hasanudin. 10 April 1964, HS berhasil merebut kembali Polewali, pusat dari pasukan pembangkang pimpinan Letkol Andi Selle. saat menjadi Danyonif 330/Kujang I Siliwangi memimpin operasi “balas” 2 Mei 1964, HS telah berpangkat Letkol, ditarik kembali ke Kodam VI/Siliwangi, menjadi Kepala Staf Brigif 15/Tirtayasa (sekarang menjadi Brigif 15/Kujang II Kodam III/Siliwangi).

Pemberontakan Kahar Muzakar

[sunting | sunting sumber]

Di tengah kekalutan, Mayor Himawan Soetanto justru mengambil inisiatif untuk memimpin pasukan Batalyon 330/Kujang-1, menyerbu ke sarang para pemberontak PRRI pada tanggal 6 April 1964. Pasukan Batalyon 330/Kujang-1, yang sebenarnya hanya seper-lima dari seluruh kekuatan pasukan PRRI di Polewali, akhirnya berhasil membunuh Letkol Andi Sele dan menghancurkan salah satu kekuatan utama pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Karena keberaniannya, Panglima TNI Angkatan Darat (PANGAD), Letjen TNI Ahmad Yani memberikan kenaikan pangkat khusus kepada Himawan Soetanto menjadi Letnan Kolonel dan juga Bintang Jasa Nararya pada HUT Kodam III/Siliwangi ke-19 di Lapangan Tegalega, 20 Mei 1965. Pada hari itu para tokoh-tokoh Siliwangi yang tergabung dalam Operasi yang bernama "Operasi Kilat", dan telah berhasil menumpas pemberontakan Kahar Muzakar juga mendapatkan penghargaan dari PANGAD. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Kolonel Solichin GP, Mayor Jogi S Memet, Letkol Djajadi, Letda Umar Sumarna, dan yang cukup terkenal namanya adalah Koptu Sadeli, sang penembak Kahar Muzakar.[3]

Pendudukan Kampus ITB

[sunting | sunting sumber]

Ia juga menjadi saksi hidup pendudukan kampus ITB oleh tentara pasca Pemilihan umum 1977 yang muncul sebagai akibat penolakan pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden untuk Sidang Istimewa MPR RI 1977. Akibat keengganannya untuk menertibkan kampus ITB dari gerakan demonstrasi tersebut, Ia "dimutasikan" menjadi Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.[4]

Meninggal Dunia

[sunting | sunting sumber]

Letjen TNI (Purn) R. Himawan Soetanto, meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. pada Rabu, 20 Oktober 2010, pukul 09.51 WIB. dan almarhum akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.[5]

Riwayat Jabatan

[sunting | sunting sumber]
Pembantu Letnan
  • Lulus Sekolah Kader Divisi 7 Mojoagung ditempatkan di Staf 2 Resimen 3 Divisi 7 Mojoagung (1946)
Kopral Taruna
  • Mengikuti Pendidikan di Militer Akademi (MA) Jogja (1946-1948)
Letnan Dua s/d Letnan Satu
  • Perwira Staf MBKD, Staf Artileri Penempatan Sebagai Perwira Artileri di Yon Artileri C/Divisi I/Brawijaya (1948-1949)
  • Danton Kompi 5 Yon 4/Tengkorak Menjadi Yon 305 Brigif 14/Siliwangi (1949-1951)
  • Danki Yonif 204 TT Kodam II/Sriwijaya (1951-1955)
  • Perwira Operasi Resimen Infanteri Kodam II/Sriwijaya (1955-1957)
Kapten
  • Danki Taruna AMN (1957-1959)
Mayor
  • Wakil Asisten Pendidikan/Gumil AMN (1959-1960)
  • Perwira Operasi Markas Pasukan PBB Kongo/UNOC (1960-1961)
  • Danyon 330/Kujang I Kodam VI/Siliwangi (1961-1964)
Letnan Kolonel
  • Kastaf Brigif 15/Tirtayasa Kodam VI/Siliwangi (1964-1966)
  • Danbrigif 17 Lintas Udara Kodam VI/Siliwangi (1967-1968)[6]
Kolonel
  • Asops Kodam VI/Siliwangi (1968-1970)
Brigadir Jenderal
  • Wakil Gubernur AKABRI Umum & Darat bidang Operasi dan Pendidikan (1970-1971)
  • Pangdam IV/Sriwijaya (1971-1974)
  • Komandan Brigade Pasukan Darurat PBB (UNEF 2) di Suez, Mesir (1974)
Mayor Jenderal
  • Panglima Kostrad (1974-1975)
  • Pangdam VI/Siliwangi (1975-1978)
Letnan Jenderal
  • Panglima Kostranas (1978-1981)
  • Panglima Kowilhan III Sulawesi/Kaltim (1981-1983)
  • Kepala Staf Operasi Dephankam (1983-1984)
  • Kepala Staf Umum ABRI (1984)
  • Duta Besar RI Untuk Malaysia (1984-1988)
  • Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1993-1998)

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Tanda jasa

[sunting | sunting sumber]

Ia mendapatkan sejumlah tanda jasa baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[7]

Baris ke-1 Bintang Mahaputera Utama (7 Agustus 1995)[8] Bintang Dharma (1987)[9] Bintang Gerilya
Baris ke-2 Bintang Jasa Pratama (1 Maret 1965)[10] Bintang Yudha Dharma Pratama Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Baris ke-3 Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun
Baris ke-4 Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G.O.M I
Baris ke-5 Satyalancana G.O.M II Satyalancana G.O.M IV Satyalancana G.O.M V
Baris ke-6 Satyalancana G.O.M VI Satyalancana Sapta Marga Satyalancana Satya Dharma
Baris ke-7 Satyalancana Wira Dharma Satyalancana Penegak Satyalancana Santi Dharma
Baris ke-8 Lencana Melati - Gerakan Pramuka The United Nations Operation in the Congo (UNOC) Medal The Second United Nations Emergency Force (UNEF II) Medal
Baris ke-9 Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah of Selagor Silver Jubilee Medal - Malaysia (1985) Panglima Setia Mahkota (P.S.M.) - Malaysia (1988)[11] Commander of the Philippine Legion of Honor - Filipina

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lembaga Pemilihan Umum 1978, hlm. 127.
  2. ^ Jawatimuran, Pusaka (2013-02-03). "R. Himawan Soetanto, Kabupaten Magetan". Pusaka Jawatimuran. Diakses tanggal 2022-06-16. 
  3. ^ Soesilo, Triharyo (2010-10-20). Bambang, ed. "Himawan Soetanto, Jago Perang yang Cinta Damai". ANTARA News. Diakses tanggal 2022-06-16. 
  4. ^ "Jenderal yang Disalahkan". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2018-07-07. Diakses tanggal 2023-01-25. 
  5. ^ Wisnubrata, A., ed. (2010-10-20). "Letjen TNI Himawan Soetanto Wafat". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-06-16. 
  6. ^ ""Komandan Brigif Linud 17/Kujang I"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-15. Diakses tanggal 2015-04-07. 
  7. ^ Lembaga Pemilihan Umum 1978, hlm. 128.
  8. ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 3 September 2021. 
  9. ^ Pusat Penerangan HANKAM, Indonesia (1987). Dharmasena. Indonesia: Indonesia. Departemen Pertahanan-Keamanan. hlm. 23. 
  10. ^ Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021. 
  11. ^ "SENARAI PENUH PENERIMA DARJAH KEBESARAN, BINTANG DAN PINGAT PERSEKUTUAN TAHUN 1988" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 9 Agustus 2019. Diakses tanggal 2 Oktober 2022.  line feed character di |title= pada posisi 41 (bantuan)

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]
Jabatan militer
Didahului oleh:
tidak diketahui
Kepala Staf Umum ABRI
1983—1984
Diteruskan oleh:
Marsdya TNI Oetomo
Didahului oleh:
Mayjen TNI Poniman
Pangkostrad
1974—1975
Diteruskan oleh:
Mayjen TNI Leo Lopulisa
Didahului oleh:
tidak ada
Komandan Brigif Linud 17/Kujang I
1966—1968
Diteruskan oleh:
Letkol Inf M. Sanif
Jabatan politik
Didahului oleh:
Mashudi
Ketua Kwartir Nasional
1993—1998
Diteruskan oleh:
Rivai Harahap