Lompat ke isi

Warak ngendhog: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~
 
(24 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
[[Berkas:Patung Warak Ngendog Semarang.jpg|thumb|right|Tugu Warak Ngendog]]
'''Warak ngendok''' ([[bahasa Jawa|bahasa]] Indonesia: warak bertelur) adalah [[mainan]] yang selalu dikaitkan dengan perayaan ''[[Dugderan]]'', suatu festival rakyat di [[Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]] yang diadakan di awal bulan [[Ramadan]] untuk menyambut, memeriahkan, sekaligus sebagai upaya [[dakwah]].
'''Warak ngendhog''' ([[bahasa Jawa|bahasa]] Indonesia: badak bertelur) ({{lang-jv|ꦮꦫꦏ꧀ꦔꦼꦤ꧀ꦝꦺꦴꦒ꧀|Warak ngendhog}}) adalah [[mainan]] yang selalu dikaitkan dengan perayaan ''[[Dugderan]]'', suatu festival rakyat di [[Kota Semarang]], [[Jawa Tengah]] yang diadakan di awal bulan [[Ramadan]] untuk menyambut, memeriahkan, sekaligus sebagai upaya [[dakwah]].


== Filosofi ==
== Filosofi ==
Kata "warak" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang bermakna 'badak'. Namun demikian, pendapat lain mengatakan "warak" berasal dari bahasa Arab yang bermakna 'suci'. Dan ''ngendhog'' (bertelur) disimbolkan sebagai hasil pahala yang didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara harfiah, w''arak ngendhog'' dapat diartikan: siapa saja yang menjaga kesucian di bulan Ramadan, kelak di akhir bulan akan menerima pahala pada hari lebaran.
[[Berkas:Warag Ngendog.jpg|thumb|right|Karnaval Warak ngendok]]
Kata "warak" sendiri berasal dari bahasa arab, "''wara’I”'' yang berarti suci. Dan ''ngendok'' (bertelur) disimbolkan sebagai hasil pahala yang didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara harfiah, w''arak ngendog'' dapat diartikan: siapa saja yang menjaga kesucian di bulan Ramadan, kelak di akhir bulan akan menerima pahala di hari lebaran.


== Asal Usul ==
== Asal Usul ==
''Warak ngendog'' aslinya memang hanya berupa mainan anak-anak dengan wujud menyerupai hewan. Jika dibandingkan dengan bentuk ''warak ngendog'' yang ada sekarang ini, ''warak ngendog'' yang asli terbuat dari gabus tanaman [[mangrove]], dan bentuk sudutnya lurus.
''Warak ngendhog'' aslinya memang hanya berupa mainan anak-anak dengan wujud hewan. Jika dibandingkan dengan bentuk ''warak ngendhog'' yang ada sekarang ini, ''warak ngendhog'' yang asli terbuat dari gabus tanaman [[mangrove]], dan bentuk sudutnya lurus.


== Budaya ==
== Budaya ==
Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan [[akulturasi]]/ persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang yaitu etnis Cina, etnis Arab dan etnis Jawa. ialah:
Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan [[akulturasi]]/ persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang yaitu etnis Cina, etnis Arab dan etnis Jawa. ialah:
* Kepalanya menyerupai kepala [[naga]] khas kebudayaan dari etnis [[Cina]]
* Kepalanya menyerupai kepala [[naga]] khas kebudayaan dari etnis [[Cina]]
* Tubuhnya berbentuk layaknya [[buraq]] khas kebudayaan dari etnis [[Arab]]
* Tubuhnya berbentuk layaknya [[unta]] khas kebudayaan dari etnis [[Arab-Indonesia|Arab]]
* Keempat kakinya menyerupai kaki [[kambing]] khas kebudayaan dari etnis [[Suku Jawa|jawa]]
* Keempat kakinya menyerupai kaki [[kambing]] khas kebudayaan dari etnis [[Suku Jawa|jawa]]

*
== Ciri ==
== Ciri ==
Konon ciri khas bentuk yang lurus dari Warak Ngendog ini mengandung arti filosofis mendalam. Dipercayai bentuk lurus itu menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara apa adanya. Tak ada perbedaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan. Selain itu Warak Ngendog juga mewakili akulturasi budaya dari keragaman etnis yang ada di Kota Semarang. Warak ngendok berwujud makhluk berkaki empat, menyerupai [[macan]]/[[singa]] tetapi langsing. Tubuhnya diberi kertas berwarna-warni dan pada kakinya diberi roda supaya dapat ditarik.
Konon ciri khas bentuk yang lurus dari Warak Ngendhog ini mengandung arti filosofis mendalam. Dipercayai bentuk lurus itu menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara apa adanya. Tak ada perbedaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan. Selain itu Warak Ngendhog juga mewakili akulturasi budaya dari keragaman etnis yang ada di [[Kota Semarang]]. Warak ngendok berwujud makhluk berkaki empat, menyerupai [[macan]]/[[singa]] tetapi langsing. Tubuhnya diberi kertas berwarna-warni dan pada kakinya diberi roda supaya dapat ditarik.

== Referensi ==
{{reflist}}


{{Makhluk Mitologis Indonesia}}
{{Makhluk Mitologis Indonesia}}
{{Mitos supernatural Indonesia}}
{{Mitos supernatural Indonesia}}
{{indo-stub}}


[[Kategori:Mainan]]
[[Kategori:Mainan]]
Baris 28: Baris 29:
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Kota Semarang]]
[[Kategori:Kota Semarang]]


{{indo-stub}}

Revisi terkini sejak 24 Mei 2024 03.14

Warak ngendhog (bahasa Indonesia: badak bertelur) (bahasa Jawa: ꦮꦫꦏ꧀ꦔꦼꦤ꧀ꦝꦺꦴꦒ꧀, translit. Warak ngendhog) adalah mainan yang selalu dikaitkan dengan perayaan Dugderan, suatu festival rakyat di Kota Semarang, Jawa Tengah yang diadakan di awal bulan Ramadan untuk menyambut, memeriahkan, sekaligus sebagai upaya dakwah.

Kata "warak" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang bermakna 'badak'. Namun demikian, pendapat lain mengatakan "warak" berasal dari bahasa Arab yang bermakna 'suci'. Dan ngendhog (bertelur) disimbolkan sebagai hasil pahala yang didapat seseorang setelah sebelumnya menjalani proses suci. Secara harfiah, warak ngendhog dapat diartikan: siapa saja yang menjaga kesucian di bulan Ramadan, kelak di akhir bulan akan menerima pahala pada hari lebaran.

Asal Usul

[sunting | sunting sumber]

Warak ngendhog aslinya memang hanya berupa mainan anak-anak dengan wujud hewan. Jika dibandingkan dengan bentuk warak ngendhog yang ada sekarang ini, warak ngendhog yang asli terbuat dari gabus tanaman mangrove, dan bentuk sudutnya lurus.

Mainan ini berwujud makhluk rekaan yang merupakan akulturasi/ persatuan dari berbagai golongan etnis di Semarang yaitu etnis Cina, etnis Arab dan etnis Jawa. ialah:

  • Kepalanya menyerupai kepala naga khas kebudayaan dari etnis Cina
  • Tubuhnya berbentuk layaknya unta khas kebudayaan dari etnis Arab
  • Keempat kakinya menyerupai kaki kambing khas kebudayaan dari etnis jawa

Konon ciri khas bentuk yang lurus dari Warak Ngendhog ini mengandung arti filosofis mendalam. Dipercayai bentuk lurus itu menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara apa adanya. Tak ada perbedaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan. Selain itu Warak Ngendhog juga mewakili akulturasi budaya dari keragaman etnis yang ada di Kota Semarang. Warak ngendok berwujud makhluk berkaki empat, menyerupai macan/singa tetapi langsing. Tubuhnya diberi kertas berwarna-warni dan pada kakinya diberi roda supaya dapat ditarik.

Referensi

[sunting | sunting sumber]