Lompat ke isi

Doa yang Mengancam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 15: Baris 15:
| story = Jujur Prananto
| story = Jujur Prananto
| based on = <!-- {{Based on|title of the original work|creator of the original work|additional creator(s), if necessary}} -->
| based on = <!-- {{Based on|title of the original work|creator of the original work|additional creator(s), if necessary}} -->
| starring = <!-- Daftar pemeran ini ditulis dan diurutkan berdasarkan 2 nama yang tercantum pada poster. Untuk pemeran lainnya, lihat bagian pemeran -->
| starring = <!-- Daftar pemeran ini ditulis dan diurutkan berdasarkan 2 (dua) nama pemeran utama yang tercantum pada "poster credit". Untuk pemeran lainnya, lihat bagian pemeran. -->
{{Plainlist|
{{Plainlist|
* [[Aming]]
* [[Aming]]
Baris 37: Baris 37:


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==
Madrim ([[Aming]]), seorang kuli angkut di pasar induk merasa dirinya bernasib paling malang di dunia. la terlibat banyak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan diusir dari rumah kontrakan. Ia pun curhat kepada Kadir ([[Ramzi]]). Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madrim tak pernah berdoa, dan menyarankan agar Madrim rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan rajin sholat di mushola. Namun, nasibnya tak kunjung berubah.
Madrim, seorang kuli angkut di pasar induk merasa dirinya bernasib paling malang di dunia. la terlibat banyak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan diusir dari rumah kontrakan. Ia pun curhat kepada Kadir. Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madrim tak pernah berdoa, dan menyarankan agar Madrim rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan rajin sholat di mushola. Namun, nasibnya tak kunjung berubah.


Suatu ketika, Madrim tiba di sebuah padang ilalang, di mana saat itu ia sudah mulai putus asa. Tiba-tiba petir menyambarnya, ia pun langsung tidak sadarkan diri. Setelah mengalami koma beberapa hari, ia pun sadar. Madrim jadi memiliki kemampuan dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya. Hal ini meresahkan Tantra ([[Deddy Sutomo]]), seorang buron kerah putih yang kaya raya.
Suatu ketika, Madrim tiba di sebuah padang ilalang, di mana saat itu ia sudah mulai putus asa. Tiba-tiba petir menyambarnya, ia pun langsung tidak sadarkan diri. Setelah mengalami koma beberapa hari, ia pun sadar. Madrim jadi memiliki kemampuan dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya. Hal ini meresahkan Tantra, seorang buron kerah putih yang kaya raya.


== Pemeran ==
== Pemeran ==
<!-- Pemeran ini ditulis dan diurutkan berdasarkan ... . Pemeran tidak dicantumkan semua karena jumlahnya yang sangat banyak dan perannya hanya sebagai pemeran tambahan (''extras''), kecuali jika perannya cukup berpengaruh -->
{{Castlist|
{{Castlist|
* [[Aming]] sebagai Madrim
* [[Aming]] sebagai Madrim
Baris 92: Baris 91:
{{Karya Hanung Bramantyo}}
{{Karya Hanung Bramantyo}}


[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2008]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 2008]]
[[Kategori:Film drama]]
[[Kategori:Film drama]]

Revisi terkini sejak 5 Juni 2024 04.18

Doa yang Mengancam
SutradaraHanung Bramantyo
Produser
SkenarioJujur Prananto
CeritaJujur Prananto
Pemeran
Penata musikTya Subiyakto
SinematograferFaozan Rizal
PenyuntingCesa David Luckmansyah
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
  • 9 Oktober 2008 (2008-10-09) (Indonesia)
Durasi115 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia

Doa yang Mengancam adalah film drama Indonesia tahun 2008 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film produksi SinemArt Pictures ini dibintangi oleh Aming, Titi Kamal, dan Ramzi. Doa yang Mengancam tayang perdana di bioskop Indonesia pada 9 Oktober 2008.

Madrim, seorang kuli angkut di pasar induk merasa dirinya bernasib paling malang di dunia. la terlibat banyak hutang, ditinggal istri yang cantik, dan diusir dari rumah kontrakan. Ia pun curhat kepada Kadir. Kadir mengatakan semua itu terjadi karena Madrim tak pernah berdoa, dan menyarankan agar Madrim rajin sholat. Madrim mengikuti nasihat ini dan rajin sholat di mushola. Namun, nasibnya tak kunjung berubah.

Suatu ketika, Madrim tiba di sebuah padang ilalang, di mana saat itu ia sudah mulai putus asa. Tiba-tiba petir menyambarnya, ia pun langsung tidak sadarkan diri. Setelah mengalami koma beberapa hari, ia pun sadar. Madrim jadi memiliki kemampuan dapat mengetahui keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya. Hal ini meresahkan Tantra, seorang buron kerah putih yang kaya raya.

Penghargaan dan nominasi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Penghargaan Kategori Penerima Hasil
2008 Festival Film Indonesia 2008 Pemeran Utama Pria Terbaik Aming Nominasi
2009 Festival Film Bandung 2009 Pemeran Utama Pria Terpuji Film Bioskop Menang
Penata Editing Terpuji Film Bioskop Cesa David Luckmansyah

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]