Lompat ke isi

Putu Wijaya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(138 revisi perantara oleh 76 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Penulis
[[Gambar:Putu wijaya.jpg|right|thumb|Putu Wijaya ([http://www.tokohindonesia.com tokohindonesia.com])]]
|name = Putu Wijaya
'''Putu Wijaya''' (bernama asli '''I Gusti Ngurah Putu Wijaya''') adalah seorang [[sastrawan]] yang dikenal serba bisa. Putu Wijaya lahir di [[Puri Anom]], [[Kabupaten Tabanan|Tabanan]], [[Bali]] pada tanggal [[11 April]] [[1944]]. Ia adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi [[dokter]]. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan [[sejarah]], [[bahasa]], dan [[ilmu bumi]].
|image =
|imagesize =
|caption = Putu Wijaya
|pseudonym =
|birth_name = I Gusti Ngurah Putu Wijaya
|birth_date = {{birth date and age|df=yes|1944|4|11}}
|birth_place = [[Tabanan]], Bali
|death_date =
|death_place =
|occupation = Penulis, tokoh teater, pelukis
|education = [[Sarjana Hukum]] ([[Universitas Gadjah Mada]])
|nationality = Indonesia
|citizenship =
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|period = 1960-an – sekarang
|genre = [[drama]], [[novel]], [[cerpen]], [[esai]]
|subject =
|movement = [[Realisme magis]]
|notableworks = ''Telegram'', ''Pabrik'', dll
|spouse =
|partner =
|children =
|relatives =
|influences =
|influenced =
|awards = [[Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta]]1979 dan 1980<br>''Penulis skenario terbaik'' dari [[Festival Film Indonesia]] 1980, 1985, dan 1992
|signature =
|website =
|portaldisp =
}}


'''I Gusti Ngurah Putu Wijaya''' ({{lahirmati|[[Puri Anom Tabanan]], [[Kabupaten Tabanan|Tabanan]], [[Bali]]|11|4|1944}}) adalah seorang [[sastrawan]] yang dikenal serba bisa. Ia adalah seorang penulis [[drama]], [[cerpen]], [[esai]], [[novel]], [[skenario]] [[film]] dan [[sinetron]],<ref name="wijaya1">{{id}} Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 367.</ref> tokoh teater, dan pelukis
Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 [[novel]], 40 naskah [[drama]], sekitar seribu [[cerpen]], ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak [[1971]], dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.


== Riwayat Hidup ==
Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada [[Harian Kompas]] dan [[Sinar Harapan]]. Novel-novel karyanya sering muncul di [[majalah Kartini]], [[Femina]], dan [[Horison]]. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih [[piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia]] (FFI), untuk [[Perawan Desa]] ([[1980]]), dan [[Kembang Kertas(film)|Kembang Kertas]] ([[1985]]). Sebagai seorang penulis fiksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah ''Bila Malam Bertambah Malam'', ''Telegram'', ''Pabrik'', ''Keok'', ''Tiba-Tiba Malam'', ''Sobat'', ''Nyali''.
Putu Wijaya adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, baik anggota keluarga dekat dan jauh. Putu mempunyai kebiasaan membaca sejak kecil. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak dan ibunya yang bernama Mekel Ermawati. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi [[dokter]]. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan [[sejarah]], [[bahasa]], dan [[ilmu bumi]].


==Pendidikan==
=== Karier ===
Putu menulis sejak SMP. Tulisan pertamanya sebuah cerita pendek berjudul "Etsa" dimuat di harian [[Suluh Indonesia]], Bali. Pertama kali main drama ketika di SMA, memainkan drama sendiri dan menyutradarai dengan kelompok yang didirikannya sendiri di Yogyakarta. Putu bergabung dengan Bengkel Teater pada 1967-1969. Kemudian ia bergabung dengan Teater Kecil di Jakarta. Sempat main satu kali dalam pementasan [[Teater Populer]]. Selanjutnya bergabung dengan [[Teater Mandiri]] yang didirikan pada tahun 1971, dengan konsep "Bertolak dari Yang Ada".<ref name="Wijaya2">{{id}} Wijaya, Putu. Bor: Esai-esai Budaya. Yayasan Bentang Budaya, 1999, [[Yogyakarta]]. Halaman 347.</ref>

Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 [[novel]], 40 naskah [[drama]], sekitar seribu [[cerpen]], ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin [[Teater Mandiri]] sejak [[1971]], dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Di antaranya yaitu mementaskan naskah Gerr (Geez), dan Aum (Roar) di [[Madison]], [[Connecticut]] dan di LaMaMa, [[New York City]], dan pada tahun 1991 membawa Teater Mandiri dengan pertunjukkan Yel keliling [[Amerika]].<ref name="wijaya4">{{id}} Wijaya, Putu, Uap. Yayasan Bentang Budaya, 1999, Yogyakarta. Halaman 234.</ref> Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.

Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada [[Harian Kompas]] dan [[Sinar Harapan]]. Novel-novel karyanya sering muncul di [[majalah Kartini]], [[Femina]], dan [[Horison]]. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih [[Piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia]] (FFI), untuk [[Perawan Desa]] ([[1980]]), dan [[Kembang Kertas(film)|Kembang Kertas]] ([[1985]]). Sebagai seorang penulis fiksi yang produktif, sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah ''Bila Malam Bertambah Malam'', ''Telegram'', ''Pabrik'', ''Keok'', ''Tiba-Tiba Malam'', ''Sobat'', dan ''Nyali''. Sejumlah karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris, Rusia, Perancis, Jepang, Arab, dan Thailand.<ref name="wijaya3">{{id}} Wijaya, Putu, Kroco. Pustaka Firdaus, 1995, Jakarta. Halaman 126.</ref>

Komponis [[Ananda Sukarlan]] telah membuat dua "opera komedi" dari cerpen Putu Wijaya, yaitu Laki-Laki Sejati (pada pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua soprano, Evelyn Merrelita dan Eriyani Tenga Lunga) dan Mendadak Kaya (dari cerpen "Kaya". Pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua tenor Adi "Didut" Nugroho dan Pharel Jonathan Silaban). Dua opera ini sering dimainkan oleh penyanyi lain, antara lain oleh soprano terkemuka [[Mariska Setiawan]] .

=== Pendidikan ===
* [[Sekolah Rakyat|SR]], Tabanan ([[1956]])
* [[Sekolah Rakyat|SR]], Tabanan ([[1956]])
* [[SMP]] Negeri, Tabanan ([[1959]])
* [[SMP]] Negeri, Tabanan ([[1959]])
* [[SMA|SMA-A]], Singaraja ([[1962]])
* [[SMA|SMA-A]], Singaraja ([[1962]])
* Fakultas Hukum [[Universitas Gajah Mada|UGM]] ([[1969]])
* [[Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada]] ([[1969]])
* ASRI dan Asdrafi, [[Yogyakarta]]
* ASRI dan Asdrafi, [[Yogyakarta]]
* [[LPPM]], Jakarta ([[1981]])
* [[LPPM]], Jakarta ([[1981]])
* International Writing Programme, Iowa, [[Amerika Serikat|AS]] ([[1974]])
* ''International Writing Programme'', Iowa, [[Amerika Serikat|AS]] ([[1974]])


==Karya dan karir==
== Filmografi ==
===Teater===
=== Film ===
==== Sebagai aktor ====
* Pimpinan Teater Mandiri, Jakarta ([[1971]]-sekarang)
{| class="wikitable"
|-
! Tahun
! Judul
! Peran
! Catatan
|-
| 1971
| ''[[Malin Kundang (Anak Durhaka)]]''
| Malin dewasa
| Karya debut
|-
| 1972
| ''[[Kabut di Kintamani]]''
|
|
|-
| 1973
| ''[[The Virgin of Bali]]''
|
|
|-
| 1989
| ''[[Nyoman Cinta Merah Putih]]''
|
|
|-
| 2011
| ''[[Serdadu Kumbang]]''
| Haji Mesa
|
|}


===Penulis skenario film===
==== Sebagai pembuat film ====
{| class="wikitable plainrowheaders sortable" width="
Antara lain :
! rowspan="2" scope="col"| Tahun
! rowspan="2" scope="col"| Judul
! colspan="2" scope="col"| Dikreditkan sebagai
! rowspan="2" scope="col" class="unsortable"| Catatan
|-
! [[Penulis naskah|Penulis]]
! [[Sutradara]]
|-
| 1978
| ''[[Perawan Desa]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| rowspan="3"|1979
| ''[[Dr. Siti Pertiwi Kembali ke Desa]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Bayang-Bayang Kelabu]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Sepasang Merpati]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1981
| ''[[dr. Karmila]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| rowspan="2"|1982
| ''[[Bunga Bangsa (film 1982)|Bunga Bangsa]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Tapak-Tapak Kaki Wolter Monginsidi]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| 1984
| ''[[Kembang Kertas]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| rowspan="3"|1989
| ''[[Joe Turun ke Desa]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Bercinta dalam Mimpi]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota)]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{yes}}
| Debut penyutradaraan
|-
| rowspan="2"|1990
| ''[[Perasaan Perempuan]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Boss Carmad]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|-
| rowspan="2"|1991
| ''[[Zig Zag (Anak Jalanan)]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{yes}}
|
|-
| ''[[Plong (Naik Daun)]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{yes}}
|
|-
| 1992
| ''[[Ramadhan dan Ramona]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
|
|-
| rowspan="2"|1997
| ''[[Blanco, The Colour of Love]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
| {{no}}
|
|-
| ''[[Telegram (film)|Telegram]]''
| {{yes|Cerita}}
| {{no}}
|
|-
| 2000
| ''[[Sebuah Pertanyaan untuk Cinta]]''
| {{yes|Cerita}}
| {{no}}
|
|-
| 2007
| ''[[Bali Forever]]''
| {{yes|Skenario}}
| {{no}}
|
|}


== Karya-karya ==
* [[Perawan Desa]] (memperoleh Piala Citra FFI [[1980]])
{{col|2}}
* [[Kembang Kertas]] (memperoleh Piala Citra FFI [[1985]])
=== Teater ===
* [[Ramadhan dan Ramona]]
* Admin -R, YMI ([[2012]]-sekarang)
* [[Dokter Karmila]]
* [[Bayang-Bayang Kelabu]]
* [[Anak-Anak Bangsa]]
* [[Wolter Monginsidi]]
* [[Sepasang Merpati]]
* [[Telegram]]


===Penulis skenario sinetron===
=== Penulis skenario sinetron ===
Antara lain :
Antara lain :


Baris 46: Baris 233:
* [[Plot]]
* [[Plot]]
* [[Klop]]
* [[Klop]]
* [[Melangkah di Atas Awan]] (penyutradaraan)
* [[Melangkah di Atas Awan]]
* [[Nostalgia]]
* [[Nostalgia]]
* [[Api Cinta Antonio Blanco]]
* [[Tiada Kata Berpisah]]
* [[Tiada Kata Berpisah]]
* [[Intrik]]
* [[Intrik]]
* [[Bukan Impian Semusim (sinetron)|Bukan Impian Semusim]]
* [[Pantang Menyerah]]
* [[Pantang Menyerah]]
* [[Api Cinta Antonio Blanco]]
* [[Sejuta Makna dalam Kata]]
* [[Sejuta Makna dalam Kata]]
* [[Nona-Noni]]
* [[Nona-Noni]]


===Karya drama===
=== Karya drama ===

* Dalam Cahaya Bulan ([[1966]])
* Dalam Cahaya Bulan ([[1966]])
* Lautan Bernyanyi ([[1967]])
* Lautan Bernyanyi ([[1967]])
Baris 65: Baris 254:
* Dag-Dig-Dug (1976)
* Dag-Dig-Dug (1976)
* Gerr (1986)
* Gerr (1986)
* Edan
* Edan (1988)
* Hum-Pim-Pah
* Hum-Pim-Pah (1992)
* Konspirasi Kemakmuran
* Dor
* Blong
* Blong
* Ayo
* Ayo
* Awas
* Awas
* Labil Ekonomi
* Los
* Aum
* Aum
* Zat
* Zat
Baris 79: Baris 268:
* Wah
* Wah
* Hah
* Hah
* Jepretin tuh Staples! (2011)
* Jpret
* Aeng
* Aeng
* Aut
* Aut
* Dar-Dir-Dor
* Dar-Dir-Dor


===Karya novel===
=== Karya novel ===
* [[Bila Malam Bertambah Malam]] (1971)
* [[Bila Malam Bertambah Malam]] (1971)
*: Berlatar di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan [[Pulau Bali]], dengan para tokohnya ialah I Gusti Ngurah Ketut Mantri, Gusti Biang, Ngurah, Wayan, dan Nyoman.<ref>{{Cite book|last=Rani, S.A., dan Sugriati, E.|date=1999|title=115 Ikhtisar Roman Sastra Indonesia|location=Bandung|publisher=CV. Pustaka Setia|isbn=979-730-120-6|pages=49|url-status=live}}</ref>
* [[Telegram (novel)|Telegram]] (1972)
* [[Telegram (novel)|Telegram]] (1972)
* [[Stasiun (novel)|Stasiun]] (1977)
* [[Stasiun (novel)|Stasiun]] (1977)
Baris 91: Baris 281:
* [[Keok]] (1978)
* [[Keok]] (1978)
* [[Aduh]]
* [[Aduh]]
* [[Bali]]
* [[Dag-dig-dug]]
* [[Dag-dig-dug]]
* [[Edan]]
* [[GURU]]
* [[Gres]]
* [[Gres]]
* [[Lho]] (1982)
* [[Lho]] (1982)
* [[Merdeka]]
* [[Nyali]]
* [[Nyali]]
* [[Byar Pet]] ([[Pustaka Firdaus]], 1995)
* [[Byar Pet]] ([[Pustaka Firdaus]], 1995)
Baris 103: Baris 295:
* [[Tiba-Tiba Malam]] (1977)
* [[Tiba-Tiba Malam]] (1977)
* [[Pol]] (1987)
* [[Pol]] (1987)
* [[Putri]]
* [[Terror (novel)|Terror]] (1991)
* [[Terror (novel)|Terror]] (1991)
* [[Merdeka (novel)|Merdeka]] (1994)
* [[Merdeka (novel)|Merdeka]] (1994)
Baris 111: Baris 304:
* [[Cas-Cis-Cus]] (1995)
* [[Cas-Cis-Cus]] (1995)


===Karya cerpen===
=== Karya cerpen ===

* Karyanya yang berupa cerpen terkumpul dalam kumpulan cerpen Bom (1978)
* Karyanya yang berupa cerpen terkumpul dalam kumpulan cerpen Bom (1978)
* Es (1980)
* Es Campur (1980)
* Gres (1982)
* Gres (1982)
* Klop
* Klop
Baris 123: Baris 317:
* Zig Zag (1996)
* Zig Zag (1996)
* Tidak (1999)
* Tidak (1999)
*Peradilan Rakyat
* Peradilan Rakyat (2006)
* Keadilan (2012)
Cerpen Putu Wijaya


Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum. "Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini." Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung. "Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?" Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?" "Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini." Pengacara muda itu tersenyum. "Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku." "Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu." Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa. "Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri." Pengacara tua itu meringis. "Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan." "Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!" Pengacara tua itu tertawa. "Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua. Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf. "Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini." Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang. "Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog." "Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya." "Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani. Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.
Karya Novelet:
Karya Novelet:
* MS (1977)
* MS (1977)
Baris 133: Baris 326:
* Sah (1977)
* Sah (1977)


===Karya esai===
=== Karya esai ===
Karya esainya terdapat dalam kumpulan esai Beban, Kentut, Samar, Pembabatan, Klise, Tradisi Baru, Terror Mental, dan Bertolak dari yang Ada.
Karya esainya terdapat dalam kumpulan esai Beban, Kentut, Samar, Pembabatan, Klise, Tradisi Baru, Terror Mental, dan Bertolak dari yang Ada.
{{EndDiv}}

=== Tanggapan atas Putu Wijaya ===
Rachmat Djoko Pradopo mengatakan bahwa Putu Wijaya berani mengungkapkan kenyataan hidup karena dorongan naluri yang terpendam dalam bawah sadar. Efek yang dirasa pembaca atau penonton dalam karya-karya Putu Wijaya adalah keterkejutan atau teror terhadap diri manusia sendiri. Ada yang kadang-kadang tidak dapat diduga dalam diri manusia, walaupun sebenarnya teror itu ada dalam diri manusia itu, dalam alam bawah sadarnya.<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0

hlm. 674
</ref>

=== Kajian atas Putu Wijaya<ref name=":0" /> ===

* Rachmat Djoko Pradopo dkk. 1985. ''Memahami Drama Putu Wijaya: Aduh''
* Ellen Raferty (ed.). 1988. ''Putu Wijaya in Performance: An Approach to Indonesian Theater''. Wisconsin
* Th. Sri Rahayu Prihatmi. "Cerkan-Cerkan Fantastik Putu Wijaya". disertasi UI, 1993

== Kegiatan lainnya ==

* Wartawan [[majalah Ekspres]] ([[1969]])
* Dosen teater [[Institut Kesenian Jakarta]] (1977-1980)
* Wartawan [[majalah Tempo]] (1971-1979)
* Redaktur Pelaksana [[majalah Zaman]] (1979-1985)
* Dosen tamu teater dan sastra Indonesia modern di [[Universitas Wisconsin–Madison|Universitas Wisconsin]] dan [[Universitas Illinois]], AS (1985-1988)

== Prestasi dan pengakuan ==


==Penghargaan yang telah diterima==
* Pemenang penulisan lakon [[Departemen Sosial|Depsos]] (Yogyakarta)
* Pemenang penulisan lakon [[Departemen Sosial|Depsos]] (Yogyakarta)
* Pemenang penulisan puisi Suluh Indonesia Bali
* Pemenang penulisan puisi Suluh Indonesia Bali
Baris 143: Baris 358:
* Pemenang penulisan drama Safari
* Pemenang penulisan drama Safari
* Pemenang penulisan cerita film Deppen (1977)
* Pemenang penulisan cerita film Deppen (1977)
* Tiga buah Piala Citra untuk penulisan skenario (1980, 1985, 1992)
* Tiga kali pemenang sayembara penulisan novel [[Dewan Kesenian Jakarta|DKJ]]
* Tiga kali pemenang sayembara penulisan novel [[Dewan Kesenian Jakarta|DKJ]]
* Empat kali pemenang sayembara penulisan lakon DKJ
* Empat kali pemenang sayembara penulisan lakon DKJ
Baris 155: Baris 369:
* Pemenang penulisan esei Kompas
* Pemenang penulisan esei Kompas
* Anugerah Seni dari Menteri P&K, [[Fuad Hasan|Dr Fuad Hasan]] (1991)
* Anugerah Seni dari Menteri P&K, [[Fuad Hasan|Dr Fuad Hasan]] (1991)
* Penerima Profesional Fellowship dari The Japan Foundation Kyoto, [[Jepang]] (1991-1992)
* Penerima Profesional Fellowship dari ''The Japan Foundation Kyoto'', [[Jepang]] (1991-1992)
* Anugerah Seni dari [[Gubernur Bali]] (1993)
* Anugerah Seni dari [[Gubernur Bali]] (1993)
* Tanda Kehormatan [[Satyalancana Kebudayaan]] [[Presiden RI]] (2004)
* Penghargaan [[Achmad Bakrie]] (2007)
* Penghargaan Akademi Jakarta (2009)


== Penghargaan dan nominasi ==
==Kegiatan lainnya==
{| class="wikitable"
* Wartawan [[majalah Ekspres]] ([[1969]])
|-
* Dosen teater [[Institut Kesenian Jakarta]] (1977-1980)
! Penghargaan
* Wartawan [[majalah Tempo]] (1971-1979)
! Tahun
* Redaktur Pelaksana [[majalah Zaman]] (1979-1985)
! Kategori
* Dosen tamu teater dan sastra Indonesia modern di Universitas Wisconsin dan Universitas Illinois, AS (1985-1988)
! Karya yang dinominasikan
! Hasil
|-
| scope= "row" rowspan= "10" | '''[[Festival Film Indonesia]]'''
| [[Festival Film Indonesia 1980|1980]]
| rowspan= "2" | [[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
| ''[[Perawan Desa]]''
| {{won}}
|-
| rowspan= "2" | [[Festival Film Indonesia 1983|1983]]
| rowspan= "2" | ''[[Bunga Bangsa (film 1982)|Bunga Bangsa]]''
| {{nom}}
|-
| [[Cerita Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Cerita Asli Terbaik]]
| {{nom}}
|-
| [[Festival Film Indonesia 1985|1985]]
| Penulis Skenario Terbaik
| ''[[Kembang Kertas]]''
| {{won}}
|-
| rowspan= "2" | [[Festival Film Indonesia 1990|1990]]
| [[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
| rowspan= "2" | ''[[Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota)]]''
| {{nom}}
|-
| Penulis Skenario Terbaik
| {{nom}}
|-
| rowspan= "4" | [[Festival Film Indonesia 1992|1992]]
| Sutradara Terbaik
| rowspan= "2" | ''[[Plong (Naik Daun)]]''
| {{nom}}
|-
| rowspan= "2" | Penulis Skenario Terbaik
| {{nom}}
|-
| rowspan= "2" | ''[[Ramadhan dan Ramona]]''
| {{won}}
|-
| Penulis Cerita Asli Terbaik
| {{nom}}
|-
| scope= "row" | '''[[Festival Film Bandung]]'''
| [[Festival Film Bandung 2014|2014]]
| colspan= "2" | <center> ''Lifetime Achievement Award''
| {{won|Penerima}}
|-
|}


==Pranala luar==
== Rujukan ==
{{reflist}}
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/putu-wijaya/index.shtml Profil di tokohindonesia.com]


== Pranala luar ==
{{DEFAULTSORT:Wijaya, Putu}}
* [http://www.tokoh-indonesia.com/ensiklopedi/p/putu-wijaya/index.shtml Profil di tokohindonesia.com Diakses pada tanggal 3 November 2011]
[[Kategori:Kelahiran 1944]]

[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
{{lifetime|1944||Wijaya, Putu}}
{{Authority control}}

[[Kategori:Penulis Indonesia]]
[[Kategori:Dramawan Indonesia]]
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Esais Indonesia]]
[[Kategori:Kritikus sastra Indonesia]]
[[Kategori:Penulis skenario Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh teater Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh teater Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Bali]]
[[Kategori:Tokoh Bali]]
[[Kategori:Tokoh Hindu Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh seni budaya Bali]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh dari Tabanan]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]

[[Kategori:Penerima Satyalancana Kebudayaan]]
[[en:Putu Wijaya]]

Revisi terkini sejak 6 Juni 2024 03.37

Putu Wijaya
LahirI Gusti Ngurah Putu Wijaya
11 April 1944 (umur 80)
Tabanan, Bali
PekerjaanPenulis, tokoh teater, pelukis
BahasaIndonesia
KebangsaanIndonesia
PendidikanSarjana Hukum (Universitas Gadjah Mada)
Periode1960-an – sekarang
Genredrama, novel, cerpen, esai
Aliran sastraRealisme magis
Karya terkenalTelegram, Pabrik, dll
PenghargaanSayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta1979 dan 1980
Penulis skenario terbaik dari Festival Film Indonesia 1980, 1985, dan 1992

I Gusti Ngurah Putu Wijaya (lahir 11 April 1944) adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Ia adalah seorang penulis drama, cerpen, esai, novel, skenario film dan sinetron,[1] tokoh teater, dan pelukis

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Putu Wijaya adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, baik anggota keluarga dekat dan jauh. Putu mempunyai kebiasaan membaca sejak kecil. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak dan ibunya yang bernama Mekel Ermawati. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi.

Putu menulis sejak SMP. Tulisan pertamanya sebuah cerita pendek berjudul "Etsa" dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Pertama kali main drama ketika di SMA, memainkan drama sendiri dan menyutradarai dengan kelompok yang didirikannya sendiri di Yogyakarta. Putu bergabung dengan Bengkel Teater pada 1967-1969. Kemudian ia bergabung dengan Teater Kecil di Jakarta. Sempat main satu kali dalam pementasan Teater Populer. Selanjutnya bergabung dengan Teater Mandiri yang didirikan pada tahun 1971, dengan konsep "Bertolak dari Yang Ada".[2]

Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Di antaranya yaitu mementaskan naskah Gerr (Geez), dan Aum (Roar) di Madison, Connecticut dan di LaMaMa, New York City, dan pada tahun 1991 membawa Teater Mandiri dengan pertunjukkan Yel keliling Amerika.[3] Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.

Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada Harian Kompas dan Sinar Harapan. Novel-novel karyanya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai seorang penulis fiksi yang produktif, sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, dan Nyali. Sejumlah karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris, Rusia, Perancis, Jepang, Arab, dan Thailand.[4]

Komponis Ananda Sukarlan telah membuat dua "opera komedi" dari cerpen Putu Wijaya, yaitu Laki-Laki Sejati (pada pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua soprano, Evelyn Merrelita dan Eriyani Tenga Lunga) dan Mendadak Kaya (dari cerpen "Kaya". Pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua tenor Adi "Didut" Nugroho dan Pharel Jonathan Silaban). Dua opera ini sering dimainkan oleh penyanyi lain, antara lain oleh soprano terkemuka Mariska Setiawan .

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Filmografi

[sunting | sunting sumber]

Sebagai aktor

[sunting | sunting sumber]
Tahun Judul Peran Catatan
1971 Malin Kundang (Anak Durhaka) Malin dewasa Karya debut
1972 Kabut di Kintamani
1973 The Virgin of Bali
1989 Nyoman Cinta Merah Putih
2011 Serdadu Kumbang Haji Mesa

Sebagai pembuat film

[sunting | sunting sumber]
Tahun Judul Dikreditkan sebagai Catatan
Penulis Sutradara
1978 Perawan Desa Skenario Tidak
1979 Dr. Siti Pertiwi Kembali ke Desa Skenario Tidak
Bayang-Bayang Kelabu Skenario Tidak
Sepasang Merpati Skenario Tidak
1981 dr. Karmila Skenario Tidak
1982 Bunga Bangsa Cerita dan skenario Tidak
Tapak-Tapak Kaki Wolter Monginsidi Skenario Tidak
1984 Kembang Kertas Skenario Tidak
1989 Joe Turun ke Desa Cerita dan skenario Tidak
Bercinta dalam Mimpi Cerita dan skenario Tidak
Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota) Cerita dan skenario Ya Debut penyutradaraan
1990 Perasaan Perempuan Skenario Tidak
Boss Carmad Skenario Tidak
1991 Zig Zag (Anak Jalanan) Cerita dan skenario Ya
Plong (Naik Daun) Cerita dan skenario Ya
1992 Ramadhan dan Ramona Cerita dan skenario Tidak
1997 Blanco, The Colour of Love Cerita dan skenario Tidak
Telegram Cerita Tidak
2000 Sebuah Pertanyaan untuk Cinta Cerita Tidak
2007 Bali Forever Skenario Tidak

Karya-karya

[sunting | sunting sumber]
  • Admin -R, YMI (2012-sekarang)

Penulis skenario sinetron

[sunting | sunting sumber]

Antara lain :

Karya drama

[sunting | sunting sumber]
  • Dalam Cahaya Bulan (1966)
  • Lautan Bernyanyi (1967)
  • Bila Malam Bertambah Malam (1970)
  • Invalid (1974)
  • Tak Sampai Tiga Bulan (1974)
  • Anu (1974)
  • Aduh (1975)
  • Dag-Dig-Dug (1976)
  • Gerr (1986)
  • Edan (1988)
  • Hum-Pim-Pah (1992)
  • Konspirasi Kemakmuran
  • Blong
  • Ayo
  • Awas
  • Labil Ekonomi
  • Aum
  • Zat
  • Tai
  • Front
  • Aib
  • Wah
  • Hah
  • Jepretin tuh Staples! (2011)
  • Aeng
  • Aut
  • Dar-Dir-Dor

Karya novel

[sunting | sunting sumber]

Karya cerpen

[sunting | sunting sumber]
  • Karyanya yang berupa cerpen terkumpul dalam kumpulan cerpen Bom (1978)
  • Es Campur (1980)
  • Gres (1982)
  • Klop
  • Bor
  • Protes (1994)
  • Darah (1995)
  • Yel (1995)
  • Blok (1994)
  • Zig Zag (1996)
  • Tidak (1999)
  • Peradilan Rakyat (2006)
  • Keadilan (2012)

Karya Novelet:

  • MS (1977)
  • Tak Cukup Sedih (1977)
  • Ratu (1977)
  • Sah (1977)

Karya esai

[sunting | sunting sumber]

Karya esainya terdapat dalam kumpulan esai Beban, Kentut, Samar, Pembabatan, Klise, Tradisi Baru, Terror Mental, dan Bertolak dari yang Ada.

Tanggapan atas Putu Wijaya

[sunting | sunting sumber]

Rachmat Djoko Pradopo mengatakan bahwa Putu Wijaya berani mengungkapkan kenyataan hidup karena dorongan naluri yang terpendam dalam bawah sadar. Efek yang dirasa pembaca atau penonton dalam karya-karya Putu Wijaya adalah keterkejutan atau teror terhadap diri manusia sendiri. Ada yang kadang-kadang tidak dapat diduga dalam diri manusia, walaupun sebenarnya teror itu ada dalam diri manusia itu, dalam alam bawah sadarnya.[6]

Kajian atas Putu Wijaya[6]

[sunting | sunting sumber]
  • Rachmat Djoko Pradopo dkk. 1985. Memahami Drama Putu Wijaya: Aduh
  • Ellen Raferty (ed.). 1988. Putu Wijaya in Performance: An Approach to Indonesian Theater. Wisconsin
  • Th. Sri Rahayu Prihatmi. "Cerkan-Cerkan Fantastik Putu Wijaya". disertasi UI, 1993

Kegiatan lainnya

[sunting | sunting sumber]

Prestasi dan pengakuan

[sunting | sunting sumber]
  • Pemenang penulisan lakon Depsos (Yogyakarta)
  • Pemenang penulisan puisi Suluh Indonesia Bali
  • Pemenang penulisan novel IKAPI
  • Pemenang penulisan drama BPTNI
  • Pemenang penulisan drama Safari
  • Pemenang penulisan cerita film Deppen (1977)
  • Tiga kali pemenang sayembara penulisan novel DKJ
  • Empat kali pemenang sayembara penulisan lakon DKJ
  • Pemenang penulisan esei DKJ
  • Dua kali pemenang penulisan novel Femina
  • Dua kali pemenang penulisan cerpen Femina
  • Pemenang penulisan cerpen Kartini
  • Hadiah buku terbaik Depdikbud (Yel)
  • Pemenang sinetron komedi FSI (1995)
  • SEA Write Award 1980 di Bangkok
  • Pemenang penulisan esei Kompas
  • Anugerah Seni dari Menteri P&K, Dr Fuad Hasan (1991)
  • Penerima Profesional Fellowship dari The Japan Foundation Kyoto, Jepang (1991-1992)
  • Anugerah Seni dari Gubernur Bali (1993)
  • Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan Presiden RI (2004)
  • Penghargaan Achmad Bakrie (2007)
  • Penghargaan Akademi Jakarta (2009)

Penghargaan dan nominasi

[sunting | sunting sumber]
Penghargaan Tahun Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
Festival Film Indonesia 1980 Penulis Skenario Terbaik Perawan Desa Menang
1983 Bunga Bangsa Nominasi
Penulis Cerita Asli Terbaik Nominasi
1985 Penulis Skenario Terbaik Kembang Kertas Menang
1990 Sutradara Terbaik Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota) Nominasi
Penulis Skenario Terbaik Nominasi
1992 Sutradara Terbaik Plong (Naik Daun) Nominasi
Penulis Skenario Terbaik Nominasi
Ramadhan dan Ramona Menang
Penulis Cerita Asli Terbaik Nominasi
Festival Film Bandung 2014
Lifetime Achievement Award
Penerima
  1. ^ (Indonesia) Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 367.
  2. ^ (Indonesia) Wijaya, Putu. Bor: Esai-esai Budaya. Yayasan Bentang Budaya, 1999, Yogyakarta. Halaman 347.
  3. ^ (Indonesia) Wijaya, Putu, Uap. Yayasan Bentang Budaya, 1999, Yogyakarta. Halaman 234.
  4. ^ (Indonesia) Wijaya, Putu, Kroco. Pustaka Firdaus, 1995, Jakarta. Halaman 126.
  5. ^ Rani, S.A., dan Sugriati, E. (1999). 115 Ikhtisar Roman Sastra Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Setia. hlm. 49. ISBN 979-730-120-6. 
  6. ^ a b Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 674

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]