Lompat ke isi

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Thaiteaa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(244 revisi perantara oleh 63 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox organization
'''Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)''' adalah sebuah Organisasi Otonom [[Muhammadiyah]] yang bergerak di bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Kemasyarakatan. IMM berdiri di Yogyakarta, tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H. Organisasi ini dibangun karena tujuan awalnya ingin membuat perguruan tinggi Muhammadiyah pada Kongres Seperempat Abad Muhammadiyah di Betawi  Jakarta pada tahun 1936.<ref name=":0">http://www.muhammadiyah.or.id/content-87-det-imm.html</ref> Keinginan dibuatnya perguruan tinggi Muhammadiyah disebabkan semakin banyak pemuda keluarga besar Muhammadiyah yang akan menyelesaikan pendidikan menengahnya. Selain itu, Muhammadiyah sudah memiliki amal usaha pendidikan menengah, sehingga pembuatan perguruan tinggi ini menjadi suatu amal usaha yang baru untuk keluarga besar Muhammadiyah.
| name = Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
{| class="wikitable"
| native_name =
!Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
| logo = Logo IMM.svg
''Muhammadiyah Student Association''
| logo_size = 250x250px
| abbreviation = IMM
| formation = {{start date and age|1964|3|14}}
| founding_location = [[Yogyakarta]]
| type = Organisasi Kemahasiswaan, Perkaderan dan Perjuangan.
| headquarters = [[DKI Jakarta]]
| location_city =
| region_served =
| language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| leader_title = Ketua Umum DPP
| leader_name = Riyan Betra Delza
| parent_organization = [[Muhammadiyah]]
| affiliations =
| footnotes = Moto: <br>
'''Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual'''
| bodystyle =
}}
'''Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah''' (IMM) adalah [[gerakan mahasiswa]] [[Islam]] dan salah satu organisasi otonom [[Muhammadiyah]] yang lahir di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] pada 14 Maret 1964 M atau 29 Syawal 1384 H. IMM bertujuan untuk ''mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan [[Muhammadiyah]]'', yakni ''menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya''.<ref name=":0">{{Cite book|first=Tim DPP IMM|date=2018|title=Meneguhkan Pancasila Sebagai Sukma Bangsa untuk Indonesia Sejahtera|location=Malang|publisher=Renaissance Publishing|url-status=live}}</ref>Menurut Prof. Soegarda Poerbakawatja (1976), IMM adalah perkumpulan mahasiswa yang bernaung di bawah perkumpulan sosial Muhammadiyah.


== Sejarah ==
جمعية المحمدية الطلابية
Berdirinya IMM tidak dapat terlepas dari peristiwa [[Muktamar]] [[Muhammadiyah]] Ke-25 ''(Congres Moehammadijah Seperempat [[Abad]])'' pada tahun [[1936]] di [[Batavia]] (Jakarta) yang mewacanakan untuk menghimpun mahasiswa dan mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah. Selama masa [[Hindia Belanda]] hingga pasca kemerdekaan [[Indonesia]], kalangan pelajar [[sekolah tinggi]] yang berlatarbelakang Muhammadiyah bergabung dengan organisasi otonom yang telah lebih dahulu berdiri seperti [[Nasyiatul Aisyiyah|Nasyiatul Aisyiah]] dan [[Pemuda Muhammadiyah]]. Sebagian di antaranya memutuskan untuk bergabung dengan [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI), yang dinilai membawa pemahaman [[Islam]] yang sejalan dan dirintis oleh banyak mahasiswa berlatar belakang Muhammadiyah seperti [[Lafran Pane]] dan [[Maisaroh Hilal]] (Cucu [[Ahmad Dahlan|KH. Ahmad Dahlan]]).<ref name=":1">{{Cite book|last=Fathoni|first=Farid|date=Februari 1989|title=Melacak Sejarah Kelahiran dan Perkembangan IMM|location=Jakarta|publisher=Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah|url-status=live}}</ref>
|-
|


Pembentukan organisasi perkaderan khusus mahasiswa kurang mendapat dukungan mengingat sikap [[Muhammadiyah]] dalam [[Kongres Moeslimin Indonesia]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] pada 1949 yang mendukung bahwa [[Partai Masyumi (1945)|Masyumi]] sebagai satu-satunya [[Partai politik di Indonesia|partai politik]] Islam, [[Pelajar Islam Indonesia]] (PII) sebagai satu-satunya organisasi pelajar, dan [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI) sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa muslim di [[Indonesia]] serta bersifat independen.<ref>{{Cite web|last=Handasah|first=Wachidah|date=2015-02-02|title=Jalan Panjang Konsolidasi Umat Islam Indonesia|url=https://www.republika.co.id/berita/nj4wws8/jalan-panjang-konsolidasi-umat-islam-indonesia|website=Republika|access-date=2022-08-07}}</ref> Pada 18 November 1955 untuk pertama kalinya [[Muhammadiyah]] mendirikan Fakultas Falsafah dan Hukum di [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]] (saat ini [[Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat]]). Berdirinya perguruan tinggi [[Muhammadiyah]] di berbagai kota seperti [[Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat|Padang Panjang]] (1955), [[Universitas Muhammadiyah Jakarta|Jakarta]] (1957), [[Universitas Muhammadiyah Surakarta|Surakarta]] (1958), dan [[Universitas Muhammadiyah Yogyakarta|Yogyakarta]] menguatkan wacana membentuk organisasi perkaderan [[Otonomi|otonom]] di tingkat [[mahasiswa]].<ref>{{Cite web|date=2013-09-03|title=Kilasan Sejarah Perguruan Tinggi Muhammadiyah|url=https://diktilitbangmuhammadiyah.org/id/kilasan-sejarah-perguruan-tinggi-muhammadiyah/|website=Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan PP Muhammadiyah|access-date=2022-08-07}}</ref> Guna mewadahi hal tersebut, Muktamar [[Pemuda Muhammadiyah]] Ke-I pada 1956 di [[Kota Palembang|Palembang]] mengamanatkan pembentukan Departemen Pelajar dan Mahasiswa di bawah [[Pemuda Muhammadiyah]].
<p align="center">'''Lambang Resmi IMM'''</p>


Pasca bubarnya [[Partai Masyumi (1945)|Masyumi]] pada 13 September 1960, keinginan untuk mendirikan organisasi [[otonom]] mahasiswa kembali bergulir pada Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) [[Pemuda Muhammadiyah]] Se-Indonesia di [[Kota Surakarta|Surakarta]] pada 18 Juli 1961. Konpida tersebut tidak membuahkan hasil sebab ada argumen bagi mahasiswa [[Muhammadiyah]] yang tidak ingin tergabung dalam [[Pemuda Muhammadiyah]] dapat bergabung dengan [[Ikatan Pelajar Muhammadiyah]] (IPM). Sebagian pimpinan [[Pemuda Muhammadiyah]] dari berbagai kota seperti [[Kota Medan|Medan]], [[Kota Padang|Padang]], [[Kota Makassar|Ujung Pandang]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan [[Kota Malang|Malang]] menjelang Muktamar Ke-36 Setengah Abad Muhammadiyah pada tahun 1962 di Jakarta mengadakan Kongres Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta. Melalui kongres ini wacana untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan dari [[Pemuda Muhammadiyah]] menjadi organisasi otonom kembali menguat.<ref>{{Cite book|last=Suhartono|first=Rudi|last2=Nur|first2=Mubin AM.|date=2018|title=Desain Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah|location=Malang|publisher=Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malang Raya|url-status=live}}</ref>
<p align="center">''(ART IMM Bab I Pasal 2 - Tanfidz Muktamar XVI IMM Tahun 2014 di Surakarta)''</p>
|-
|'''Tempat Berdiri :''' Yogyakarta
|-
|'''Tanggal Berdiri :''' 14 Maret 1964 M
&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; 29 Syawal 1384 H
|-
|<p align="center">'''Tri Kompetensi Dasar IMM'''</p>
<p align="center">''Religiusitas, Intelektualitas, Humanitas''</p>
|-
|<p align="center">'''Trilogi IMM'''</p>
<p align="center">''Keagamaan, Kemahasiswaan, Kemasyarakatan''</p>
|-
|<p align="center">'''Semboyan IMM'''</p>
<p align="center">''Anggun dalam moral, Unggul dalam Intelektual, Radikal dalam gerakan''</p>


Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, [[Mohamad Djazman Al-Kindi]] menggagas pembentukan [[Lembaga Dakwah Kampus|Lembaga Dakwah Mahasiswa]] sebagai penjajakan dan untuk selanjutnya dikoordinasikan oleh [[Margono]], [[Soedibjo Markoes]], dan [[Abdul Rosyad Sholeh]]. Mengalir banyaknya desakan ke Pimpinan Pusat [[Muhammadiyah]] untuk membentuk organisasi otonom mahasiswa tersendiri akhirnya direstui oleh [[Ahmad Badawi|KH. Ahmad Badawi]]. Pada 14 Maret 1964 atau 29 Syawal 1384 H, PP [[Muhammadiyah]] menunjuk formatur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dengan [[Mohamad Djazman Al-Kindi]] sebagai ketua umum yang pertama. [[Musyawarah]] Nasional (Munas) pertama IMM dilaksanakan di [[Kota Surakarta|Surakarta]] pada 1 s.d. 5 Mei 1965 menghasilkan [[Deklarasi]] Kottabarat. Presiden [[Soekarno]] memberikan nota restu secara langsung pada 16 Februari 1966 di [[Istana Negara]].<ref name=":1" />
<p align="center">''Fastabiqul Khairat''</p>
|-
|<p align="center">'''Mars IMM'''</p>
<p align="center">[[Berkas:Mars Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).mp3]]</p>
|-
|<p align="center">'''Hymne IMM'''</p>
<p align="center">[[Berkas:Hymne_Ikatan_Mahasiswa_Muhammadiyah_(IMM).mp3|pra=]]</p>
|}


== Sejarah Berdiri ==
== Susunan Organisasi ==


=== Susunan Organisasi<ref name=":0" /> ===
== Sejarah Perkembangan ==


# Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah tingkat tertinggi dan berkedudukan di [[Ibu kota Indonesia|Ibu kota Negara]].
== Lambang IMM yang tidak sesuai ==
# Dewan Piminan Daerah (DPD) adalah tingkatan yang melingkupi sejumlah cabang dalam suatu [[provinsi]]. Syarat pendiriannya adalah minimal telah berdiri sejumlah tiga cabang di bawahnya. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial daerah ditetapkan oleh DPP atas usul Musyda dan pertimbangan calon DPD terkait.
# Pimpinan Cabang (PC) adalah tingkatan yang melingkupi sejumlah [[komisariat]] dalam suatu [[kabupaten]] / [[kota]] atau daerah tertentu. Syarat pendirian cabang adalah minimal terdapat 3 komisariat di bawahnya. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial cabang ditetapkan oleh DPP atas usul DPD yang bersangkutan.
# Komisariat adalah tingkatan dasar yang berada pada suatu [[kampus]], [[fakultas]] atau [[akademi]] dan atau tempat tertentu. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial komisariat ditetapkan oleh DPD atas usul PC yang bersangkutan.


'''''Catatan:'''''
== Enam Penegasan IMM ==
1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.


IMM memiliki cabang istimewa di luar negeri (Pimpinan Cabang Istimewa/PCI) di antaranya:
2. Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM.


# PC Istimewa IMM [[Malaysia]]
3. Menegaskan bahwa Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (stabilisator dan dinamisator).
# PC Istimewa IMM [[Brunei Darussalam]]
# PC Istimewa IMM [[Thailand]]
# PC Istimewa IMM [[Tiongkok|China]]
# PC Istimewa IMM [[Turki]]
# PC Istimewa IMM [[Australia]]


=== Susunan Bidang ===
4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara.


# Bidang Organisasi
5. Menegaskan bahwa Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
# Bidang Kader
# Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
# Bidang Media dan Komunikasi
# Bidang Hikmah, Politik, dan Kebijakan Publik
# Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
# Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
# Bidang IMMawati
# Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman
# Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga
# Bidang Hubungan Luar Negeri
# Bidang Lingkungan Hidup
# Bidang Agraria dan Kemaritiman
# Bidang Kesehatan
# Bidang Jaringan Perguruan Tinggi
# Bidang Hukum dan HAM
'''<big>Lembaga Otonom</big>'''
# Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI)
# Lembaga Pers Mahasiswa Muhammadiyah (LPMM)
'''<big>Lembaga Semi Otonom</big>'''
# Lembaga Pengembangan Daerah dan Cabang (LPDC) dan Lembaga Pengembangan Cabang dan Komisariat (LPCK).
# Korps Instruktur
# Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Mahasiswa Muhammadiyah (LKBHMM)
# Korps IMMawati
# Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah (KM3)
# Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Muhammadiyah (LSBMM)
# dan lain lain


=== Permusyawaratan ===
6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahita’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat.
# [[Muktamar]] (sebelumnya Musyawarah Nasional)
#* Dilaksanakan setiap 2 tahun sekali
#* Peserta terdiri atas perwakilan Daerah dan Cabang
#* Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
# Tanwir (sebelumnya Konperensi Nasional / Konpernas)
#* Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
#* Peserta terdiri atas perwakilan Daerah.
#* Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
#* Tanwir IMM juga digunakan untuk menentukan Tuan Rumah Muktamar periode selanjutnya.
# Musyawarah Daerah (Musyda)
#* Dilaksanakan setiap 2 tahun sekali
#* Peserta terdiri atas perwakilan Cabang dan [[Komisariat]].
#* Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
# Musyawarah Cabang (Musycab)
#* Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
#* Peserta terdiri atas perwakilan Komisariat
#* Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Pimpinan Cabang (PC).
# Musyawarah [[Komisariat]] (Musykom)
#* Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
#* Peserta terdiri atas anggota Komisariat
#* Adapun tanggungjawab pelaksanaannya dibawah koordinasi Pimpinan [[Komisariat]] (PK).
# Musyawarah Luar Biasa


== Identitas IMM ==
=== Enam Penegasan IMM (1965) ===
Enam Penegasan IMM atau Deklarasi Kottabarat adalah deklarasi penegasan IMM hasil Musyawarah Nasional I tahun 1965 di Kottabarat, [[Kota Surakarta|Surakarta]]. Berikut ini adalah isi dari Enam Penegasan IMM;<ref name=":2">{{Cite book|last=Susanti|first=Khotimun|last2=Sobar|first2=Muhammad|last3=Kusumaningrum|first3=Asri|date=September 2011|title=Sistem Perkaderan Ikatan (SPI)|location=Jakarta|publisher=Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah|url-status=live}}</ref>
1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.


# Menegaskan bahwa IMM adalah [[Gerakan mahasiswa di Indonesia|gerakan mahasiswa]] [[Islam]].
2. Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa.
# Menegaskan bahwa Kepribadian [[Muhammadiyah]] adalah landasan perjuangan IMM.
# Menegaskan bahwa Fungsi IMM adalah sebagai eksponen [[mahasiswa]] dalam Muhammadiyah.
# Menegaskan bahwa IMM adalah [[organisasi mahasiswa]] yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara.
# Menegaskan bahwa Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
# Menegaskan bahwa amal IMM adalah ''lillahita’ala'' dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat.


=== Identitas IMM (1965) ===
3. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya.
Identitas IMM diputuskan dalam Tanwir (Konpernas) IV tahun 1970 di [[Kota Magelang|Magelang]]. Berikut ini adalah isi dari Identitas IMM;<ref name=":2" />


# Ikatan Mahasiswa [[Muhammadiyah]] adalah organisasi [[kader]] yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
4. Oleh karena itu setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmunya untuk menyatalaksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT
# Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa.
# Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya.
# Oleh karena itu setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmunya untuk menyata-laksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.


== Nilai Dasar Ikatan/Profil Kader Ikatan ==
=== Profil Kader Ikatan (1986) ===
Profil Kader Ikatan dihasilkan dalam acara Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) yang diadakan oleh DPP Sementara IMM tanggal 26 - 28 Desember 1986 di Kampus [[Universitas Muhammadiyah Surakarta]]. Semiloknas tersebut mengambil tema "''Memantapkan peran IMM sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat''". Acara ini merupakan acara besar pertama kali yang diadakan oleh DPP IMM pasca terjadi kevakuman selama kurun waktu 10 tahun. Berikut ini adalah isi dari Profil Kader Ikatan;<ref name=":2" />


# Memiliki keyakinan dan sikap keagamaan yang tinggi agar keberadaan Ikatan di masa yang akan datang mampu memberi warna masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai agamawi.
== Deklarasi IMM ==
# Memiliki wawasan dan kecakapan memimpin, karena keberadaan kader ikatan bagaimanapun merupakan potensi kepemimpinan umat dan kepemimpinan bangsa.
# Memiliki [[Cendekiawan|kecendekiawanan]], mengingat spesialisasi dan profesionalisasi mempersempit cakrawala berpikir dalam sub-bidang kehidupan yang sempit.
# Memiliki wawasan dan ketrampilan berkomunikasi, mengingat bahwa masa yang akan datang industri informasi akan mendominasi sistem budaya kita. Hal ini juga inheren dengan watak Islam yang dalam keadaan apa pun juga selalu siap ''[[Amar makruf nahi mungkar|Amar Ma’ruf Nahi Munkar]]'' sebagai esensi dari komunikasi Islamisasi.


=== Nilai Dasar Ikatan (1992) ===
== Susunan Organisasi ==
Nilai Dasar Ikatan diputuskan dalam [[Muktamar]] VII tahun 1992 di [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]], [[Jawa Tengah]]. Berikut ini adalah isi dari Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah:<ref name=":2" />

# IMM adalah [[Gerakan mahasiswa di Indonesia|gerakan mahasiswa]] yang bergerak tiga bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.
# Segala bentuk gerakan IMM tetap berlandaskan pada agama [[Islam]] yang hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian alam.
# Segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM perlawanan terhadapnya adalah kewajiban setiap kader IMM.
# Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan Islam dan berangkat individu-individu mukmin, maka kesadaran melakukan [[syariat Islam]] adalah suatu kewajiban dan sekaligus mempunyai tanggung jawab untuk mendakwahkan kebenaran di tengah masyarakat.
# Kader IMM merupakan inti masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan ''[[Muhammad|Nabiyullah Muhammad SAW]]''.

=== Deklarasi IMM ===

==== Deklarasi Garut (Garut, 1967) ====
Menyadari perlunya meningkatkan mutu “Ikatan” sebagai aparat pembaharuan dan pengabdian, IMM menegaskan sekali lagi strategi dasarnya untuk pembinaan organisasi sebagai berikut:

* Kaderisasi
* Kristalisasi, dan
* Konsolidasi

# Membina setiap anggota IMM sebagai kader yang takwa kepada Allah dan sanggup memadukan intelektualitas dengan ideologi, karena suksesnya perjuangan Umat Islam Indonesia banyak ditentukan oleh kesanggupan para inteligensinya untuk selalu berjuang dengan landasan ideologi Islam.
# Membina setiap anggota IMM sebagai subyek dan aktivis Ikatan” yang setia sepenuhnya kepada ideologi dan loyal kepada organisasi. Pengalaman dan sejarah menunjukkan bahwa untuk mencapai sasaran perjuangan organisasi sebagai aparat untuk mencapai sasaran tersebut, harus didukung oleh anggota yang meyakini kebenaran ideologi dan mengamalkannya serta aktif menunjang setiap aktivitas gerakannya.
# Terus menerus menyempurnakan dan menertibkan organisasi, sehingga sebagai aparat perjuangan mampu mengantarkan “Ikatan” dalam mencapai tujuan perjuangan.

==== Deklarasi Masjid Raya Baiturrahman (Semarang, 1975) ====

# Sejarah Perjalanan Ikatan dimulai dengan Deklarasi Kota Barat, [[Kota Surakarta|Surakarta]], 5 Mei 1965 yang berisikan hasrat dan tekad kami untuk mewujudkan satu wadah pembinaan generasi muda Nasional yang kemudian kami namakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Walaupun masih dalam usia muda, namun kami sadari, bahwa segenap idea dan cita yang dilahirkan, dikembangkan dan diperjuangkan oleh pewaris Nusantara yang terdahulu, yang bertekad untuk mewujudkan satu Bangsa Indonesia yang besar dengan satu tata masyarakat yang baru yang damai, adil sejahtera dalam naungan ridha Ilahi. Kami mengemban idea dan cita yang dikembangkan oleh [[Ahmad Dahlan|K.H. Ahmad Dahlan]] pendiri Persyarikatan [[Muhammadiyah]]. Kami mendukung dan mengemban pula segenap ide dan cita yang didengungkan pada [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi]] 17 Agustus 1945, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, pada hari [[Kebangkitan Nasional Indonesia|Kebangkitan Nasional]] 20 Mei 1908, bahkan idea dan cita yang diperjuangkan oleh para Pahlawan Nasional yang terdahulu.
# Deklarasi [[Kabupaten Garut|Kota Garut]], 28 Juli 1967, berisikan hasrat dan tekad kami untuk menjadikan ikatan sebagai aparat pembaharu, satu proses yang selalu dituntut oleh satu bangsa ataupun satu kaum yang selalu menginginkan kemajuan. Demikian pula kami tegaskan dalam deklarasi tersebut, satu identitas kepribadian ikatan yang menuntut setiap pendukung ikatan untuk membekali dan melengkapi dirinya dengan kemantapan akidah serta dengan kematangan intelektual, sebab kami yakin bahwa tantangan kehidupan masa kini dan mendatang hanya akan bisa dijawab oleh pribadi-pribadi yang matang, dewasa dalam keharmonisan serta perpaduan antara akidah dan intelektualitas.
# Di tengah-tengah kepanikan umat dewasa ini akibat krisis kependudukan, moneter, pangan sumber-sumber alam yang tak tergantikan serta lingkungan hidup, maka kami berpendapat bahwa sebenarnya dibalik segala krisis yang disadari atau tidak, diakui atau tidak justru merupakan krisis utama, yakni krisis kemanusiaan. Tanpa diakuinya krisis kemanusiaan ini, maka krisis-krisis tersebut di depan tadi akan merupakan lingkaran setan tanpa akhir. Krisis kemanusiaan ini timbul akibat modernisasi tanpa arah ataupun sebagai akibat dipaksakannya suatu sistem hidup yang kurang memperhatikan faktor waktu, tempat dan kemampuan, dengan hanya mementingkan tujuan-tujuan jangka pendek. Krisis ini mulai timbul akibat cara berpikir yang terlalu rational dan mekanis sebagai bagian dari suatu program hidup yang pragmatis, materialistis, di mana manusia menjadi semakin kehilangan cakrawala hidup dan idealismenya. Oleh karena itu ikatan menyadari bahwa di samping tugas dan kewajiban kita untuk memberikan sumbangan dalam wujud sarana-sarana fisik di dalam pembangunan bangsa, maka kaum muslimin Indonesia mempunyai kewajiban pula untuk memberikan sumbangan dalam bentuk pembinaan manusia-manusia Indonesia baru yang tidak saja berilmu dan berkemampuan ketrampilan tapi juga memiliki sikap/sistem nilai budaya yang insani yang akan mampu memberikan arah, struktur dan percepatan yang proporsional dalam pembangunan.
# Dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan Undang - Undang '45 dan Pancasila, ikatan beranggapan bahwa asas kekeluargaan dalam demokrasi [[Pancasila]] seyogianya tidak diartikan sebagai suatu status hierarkis administrasi pemerintahan, melainkan sebagai suatu bentuk persaudaraan yang universal yang bernilai filosofis. Kaum muslimin Indonesia mempunyai tanggung jawab moral untuk memberikan sumbangan yang berwujud satu perangkat sistem nilai yang tangguh yang kita gali dari khazanah sistem iman dan Islam bagi dasar filsafat persaudaraan universal yang tersebut di atas.
# Proses perubahan sosial adalah suatu proses yang selalu terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia itu. Proses ini dapat terjadi secara alami namun dapat pula pada suatu waktu dan tempat, didorongkan atau dilaksanakan baik dalam arah, struktur maupun faktor percepatannya. Diperlukan suatu kemampuan, keuletan serta seni untuk dapat membawakan diri dalam segala macam bentuk perubahan tersebut di atas agar peran dan fungsi ikatan sebagai aparat Islamiah dan ''[[Amar makruf nahi mungkar|amar ma’ruf nahi mungkar]]'' tidak berhenti karenanya. Dalam keadaan semacam itu jangan sampai ikatan kita kehilangan motivasi, arah serta gairah maupun dinamika hidup perjuangannya. Kami generasi awal yang telah mengantar kelahiran dan perjalanan hidup ikatan sampai hari ini dan kami generasi penerus yang kini memegang pimpinan kembali ikatan senantiasa bertekad untuk mengemban amanah perjuangan ini demi kelangsungan peran dan fungsi ikatan dalam masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.

==== Deklarasi Kota Malang: Manifesto Kader Progresif (Malang, 2002) ====

# IMM di usia yang hampir 40 tahun (usia ''[[Nubuat|nubuwwah]]'') harus tampil di garda terdepan dalam perjuangan umat khususnya kalangan mahasiswa dan bertekad mewujudkan satu bangsa Indonesia yang besar dalam suatu tata masyarakat baru yang damai, adil, sejahtera dalam naungan ridha ilahi.
# Deklarasi [[Kota Malang]], 31 Maret 2002 adalah hasrat untuk melahirkan kesadaran kolektif kader IMM dan kebulatan tekad kami untuk menjadikan IMM sebagai aparat pembaharu yang progresif, suatu yang niscaya untuk transformasi sosial menuju masyarakat ber-peradaban. Demikian pula kami tegaskan identitas kepribadian ikatan sebagai individu yang memiliki kemantapan akidah dan kematangan intelektual dan progresivitas aksi, sebab tantangan perjuangan kini dan mendatang hanya bisa dijawab oleh postur kader progresif (mantap akidah, matang intelektual, progresif dalam aksi).
# Di tengah krisis multidimensi, IMM bertekad memantapkan peran dan posisi sebagai pelopor gerakan kaum muda. Sebagai gerakan kritik vertikal dan pemberdayaan dan pencerahan horizontal. Dengan membangun kepeloporan dan mendemonstrasikan kekhasan intelektual gerakan IMM.
# Untuk mewujudkan ''Baldatun Tayyibah Warabbun Gafur'', maka kaum muslimin Indonesia memiliki tanggung jawab khususnya [[Muhammadiyah]] lebih khusus lagi IMM untuk memberikan kontribusi berwujud satu perangkat sistem nilai yang tangguh yang digali darai khasanah system iman dan Islam bagi dasar filsafat persaudaraan Universal.
# Sumpah kader [[pelopor]]-[[Progresivisme|progresif]]: Kader pelopor-progresif IMM mengikrarkan:
#* Mengaku berbangsa satu ; bangsa yang mencita-citakan keadilan;
#* Mengaku berbahasa satu ; bahasa kebenaran;
#* Mengaku bertanah air satu ; Tanah air tanpa penindasan.
# Perubahan sebagai suatu yang niscaya dalam sejarah umat manusia. Menuntut kader IMM tidak terlahir sebagai generasi kerdil di tengah kebesaran Zaman. Diperlukan suatu kemampuan, keuletan dan integritas untuk membawakan diri tampil elegan dan tidak terbawa arus. Bahkan menjadi pelopor perubahan menuju keadilan dengan tetap menegaskan peran dan fungsi ikatan sebagai aparat dakwah Islamiyah dan ''[[Amar makruf nahi mungkar|amar ma’ruf nahi mungkar]]''.
# Kami generasi IMM telah mengantarkan sebagian dari sejarahnya dan hari ini senantiasa bertekad memanifestokan Kader pelopor untuk perjuangan umat menuju kecermelangan Islam. Mari bergerak bersama. [[Progresivisme|Progresif]] jangan terhenti pada jargon dan retorika. Demi kelangsungan peran dan fungsi Ikatan dalam masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.

==== Manifesto Politik 40 Tahun IMM (Jakarta, 2004) ====

# Dalam perspektif gerakan, IMM tetap mengedepankan aspek moral dan memperjuangkan politik nilai yang berbasis pada penguatan intelektualitas,
# Dalam usia kenabian, IMM harus dapat melepaskan diri dari ikatan ikatan [[primordialisme]] gerakan dan harus melebur dengan kekuatan pro [[demokrasi]], pro rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan berkeadilan.
# IMM secara Institusional mempunyai kewajiban untuk turut serta mendukung seluruh proses demokrasi termasuk memberikan penguatan kepada sang reformis untuk memimpin bangsa, dll. Sikap tersebut adalah lembaran baru perjuangan IMM di tengah nasib bangsa sedang menghadapi problematika yang cukup serius. Tindak lanjut dari sikap ke 3 khususnya, DPP IMM telah menjadi salah satu kekuatan penyangga dari MPR (masyarakat peduli reformasi) sebagai alat perjuangan, walaupun pada akhirnya cita cita tersebut masih belum berhasil, namun apa yang sudah diperjuangkan IMM melalui MPR tidak akan pernah sia sia.

==== Deklarasi Kota Medan (Medan, 2012) ====

# Mengembalikan spirit kepemimpinan IMM sesuai dengan ''Khittah'' Kepemimpinan Muhammadiyah.
# Menegaskan orientasi perkaderan IMM pada pembentukan akademisi Islam yang berakhlak mulia.
# Orientasi gerakan IMM diarahkan pada penyelesaian problematika kebangsaan dan kemanusiaan universal.

==== Deklarasi Setengah Abad IMM (Surakarta, 2014) ====

# IMM adalah lembaga pengkaderan Islam yang berlandaskan [[ideologi]] [[Muhammadiyah]].
# Pengkaderan IMM berbasis pada penguatan kapasitas individu dan gerakan komunal yang bertumpu pada kearifan lokal.
# Pengkaderan ikatan selalu menanamkan nilai-nilai moralitas [[profetik]] dan multi kultural dalam rangka membumikan gerakan dakwah Islam.
# IMM independen terhadap politik praktis.
# Membumikan gerakan cinta masjid sebagai basis gerakan IMM.
# Orientasi gerakan IMM diarahkan pada penyelesaian problematika kebangsaan pada kemanusiaan universal.

==== Deklarasi Banjarmasin Tanwir ke XXXI IMM (Banjarmasin, 2023). ====
7 Pilar Gerakan Inklusif Berkemajuan merupakan hasil keputusan Tanwir ke XXXI Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kota Banjarmasin, adapun 7 poin pilar penting tersebut yaitu:
# Meneguhkan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan gerakan ilmu sebagai pengembangan sumber daya intelektual yang berorientasi pada penyelesaian masalah lingkungan, kemanusiaan, keumatan, dan kebangsaan.
# Meneguhkan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai gerakan ekonomi yang berorientasi pada kemandirian kader IMM, umat islam, dan seluruh masyarakat indonesia.
# Meneguhkan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai gerakan politik kebangsaan yang secara kelembagaan bersifat independen dalam memberikan solusi konstruktif secara ilmiah serta terlibat aktif dalam politik diaspora kader berbasis nilai ikatan di ruang-ruang kekuasaan demi kemajuan bangsa.
# Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menjunjung tinggi martabat dan hak-hak perempuan sebagai ciptaan tuhan yang mulia dan setara.
# Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berorientasi pada upaya penyelamatan lingkungan hidup sebagai bagian dari keberlangsungan alam dan manusia masa depan.
# Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adaptif dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang berkeadaban di tengah arus kemajuan zaman.
# Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan motif penguatan identitas kebangsaan sekaligus kebhinekaan global dalam mewujudkan ketertiban dan keamanan dunia.

=== Direktori Kota-kota Sejarah IMM ===
# [[Yogyakarta]] ([[1964]]) kota berdirinya IMM.
# [[Kota Surakarta|Surakarta]] ([[1965]]): lokasi pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) I dan memutuskan:
#* Deklarasi Kottabarat Enam Penegasan IMM;
#* Lambang dan Bendera;
#* Mukadimah dan [[Anggaran Dasar]]/[[Anggaran Rumah Tangga]];
#* Pakaian IMMawati (baju kerudung dengan warna kuning gading).
# [[Kota Surakarta|Surakarta]] ([[1966]]): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) I dan menghasilkan 15 Pernyataan IMM.
# [[Kabupaten Garut|Garut]] ([[1967]]): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) II dan menghasilkan Deklarasi [[Kabupaten Garut|Garut]].
# [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] ([[1969]]): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) III dan memutuskan Sistem [[Perkaderan]] Ikatan (SPI).
# [[Magelang]] ([[1970]]): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) IV dan memutuskan:
#* Mars dan Hymne;
#* dan Identitas IMM.
# [[Kota Semarang|Semarang]] ([[1975]]): lokasi pelaksanaan Muktamar IV dan menghasilkan Deklarasi [[Masjid Baiturrahman Semarang|Baiturrahman]].
# [[Kota Padang|Padang]] ([[1986]]): lokasi pelaksanaan Muktamar V dan menghasilkan Pokok-pokok Pikiran IMM.
# [[Kota Surakarta|Surakarta]] ([[1986]]): lokasi pelaksanaan Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) dan memutuskan Profil [[Kader]] Ikatan.
# [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]] ([[1992]]): lokasi pelaksanaan Muktamar VII dan memutuskan Nilai Dasar Ikatan.
# [[Malang]] ([[2002]]): lokasi pelaksanaan Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) dan diputuskannya Deklarasi Kota Malang: Manifesto Kader Progresif.
# [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] ([[2004]]): lokasi diputuskannya [[Manifesto]] Politik 40 Tahun IMM.
# [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]] ([[2008]]): lokasi pelaksanaan Muktamar XIII dan menghasilkan Pokok-pokok Pemikiran IMM: Jelang Setengah [[Abad]] Memasuki Era [[Globalisasi]].
# [[Kota Medan|Medan]] ([[2012]]): lokasi pelaksanaan Muktamar XV dan menghasilkan Deklarasi [[Kota Medan]].
# [[Kota Surakarta|Surakarta]] ([[2014]]): lokasi pelaksanaan Muktamar XVI dan menghasilkan:
## Deklarasi Setengah Abad IMM
## Penegasan Kembali Lambang Resmi IMM


== Pimpinan ==
== Susunan DPP IMM setiap Muktamar ==
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
|+
|+
Baris 75: Baris 236:
!Tempat
!Tempat
!Tanggal
!Tanggal
''(berdasar dokumentasi)''
!Periode
!Susunan
!Susunan
|-
|-
|I
|I
|Surakarta
|[[Kota Surakarta|Surakarta]]
|01 - 05 Mei 1965
|
|1965 - 1967
|Ketua Umum : Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)
|Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)
Sekretaris Jendral : Syamsu Udaya Nurdin
Sekretaris Jendral: Syamsu Udaya Nurdin

Bendahara Umum: Abuseri Dimjati

''(versi Noor Chosim Agam: MSKPI)''

Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)

Sekretaris Jendral: A. Rosyad Saleh

Bendahara Umum: Zuhdi Djunaidi

''(versi Farid Fathoni: KYD)''


Bendahara Umum : Zuhdi Djunaidi
|-
|-
|II
|II
|Banjarmasin
|[[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]
|26 - 30 November 1967
|
|1967 - 1971
|Ketua Umum : Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)
|Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)
Sekretaris Jendral : Bahransyah Usman (Alm)
Sekretaris Jendral: Bahransyah Usman (Alm)


Bendahara Umum : Abuseri Dimjati
Bendahara Umum: Abuseri Dimjati
|-
|-
|III
|III
|Yogyakarta
|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]
|14 - 19 Maret 1971
|
|Ketua Umum : A. Rosyad Saleh
|1971 - 1975
|Ketua Umum: A. Rosyad Saleh
Sekretaris Jendral : Machnun Husein
Sekretaris Jendral: Machnun Husein


Bendahara Umum : Mawardi Abbas
Bendahara Umum: Mawardi Abbas
|-
|-
|IV
|IV
|Semarang
|[[Kota Semarang|Semarang]]
|21 - 25 Desember 1975
|
|Ketua Umum : Zulkabir.
|1975 - 1977
|Ketua Umum: Zulkabir.
Sekretaris Jendral : M. Alfian Darmawan
Sekretaris Jendral: M. Alfian Darmawan


Bendahara Umum : M. Alfian Darmawan
Bendahara Umum: M. Alfian Darmawan (merangkap)
|-
|-
| colspan="5" |Vakum
|Muklub
|
|-
|Rapat Pleno
PP Muhammadiyah
|
|
|12 - 14 Mei 1984

25 - 26 Agustus 1984

10 - 12 Agustus 1985
|1985 - 1986
|DPP Sementara IMM
|DPP Sementara IMM
Ketua Umum : Immawan Wahyudi
Ketua: Immawan Wahyudi


Sekretaris Jendral : M. Arifin Nawawi
Sekretaris I: Muklis Ahsan Uji


Bendahara Umum : St. Daulah Khoiriati
Bendahara I: St. Daulah Khoiriati
|-
|-
|V
|V
|Padang
|[[Kota Padang|Padang]]
|14 - 18 April 1986
|
|1986 - 1989
|Ketua Umum : Nizam Burhanudin SH
|Ketua Umum: Nizam Burhanudin SH
Sekretaris Jenderal : M. Arifin Nawawi
Sekretaris Jenderal: M. Arifin Nawawi


Bendahara Umum : Chandrawati Arifin
Bendahara Umum: Chandrawati A.
|-
|-
|VI
|VI
|[[Kota Makassar|Makassar]]
|Ujung Pandang
|07 - 12 Juli 1989
|
|Ketua Umum : Agus Syamsuddin
|1989 - 1992
|Ketua Umum: Agus Syamsuddin
Sekretaris Jenderal : Ahmad Haser
Sekretaris Jenderal: Ahmad Haser


Bendahara Umum :
Bendahara Umum: -
|-
|-
|VII
|VII
|Purwokerto
|[[Purwokerto (kota)|Purwokerto]]
|1992
|
|Ketua Umum : Tatang Sutahyar
|1992 - 1995
|Ketua Umum: Tatang Sutahyar
Sekretaris Jenderal : Syahril Syah
Sekretaris Jenderal: Syahril Syah


Bendahara Umum :
Bendahara Umum: -
|-
|-
|VIII
|VIII
|Kendari
|[[Kota Kendari|Kendari]]
|25 - 31 Maret 1995
|
|Ketua Umum : Syahril Syah
|1995 - 1997
|Ketua Umum: Syahril Syah
Sekretaris Jenderal : Abdul Rohim Ghazali
Sekretaris Jenderal: Abdul Rohim Ghazali


Bendahara Umum : Gusnul Alfian
Bendahara Umum: Gusnul Alfian
|-
|-
|IX
|IX
|Medan
|[[Kota Medan|Medan]]
|22 Februari - 2 Maret 1997
|
|Ketua Umum : Irwan Baadila
|1997 - 1999
|Ketua Umum: Irwan Baadila
Sekretaris Jenderal : M. Irfan Islami Dj.
Sekretaris Jenderal: M. Irfan Islami Dj.


Bendahara Umum : Riki Ikrimal
Bendahara Umum: Riki Ikrimal
|-
|-
|Muklub
|Muklub
|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
|Jakarta
|1999
|
|Ketua Umum : Gunawan Hidayat
|1999 - 2001
|Ketua Umum: Gunawan Hidayat
Sekretaris Jenderal : Yusuf Warsyim
Sekretaris Jenderal: Yusuf Warsyim


Bendahara Umum : Imal Isti’mal Al Bantani
Bendahara Umum: Imal Isti’mal Al Bantani
|-
|-
|X
|X
|Palembang
|[[Kota Palembang|Palembang]]
|21 - 25 Juli 2001
|
|2001 - 2003
|Ketua Umum : Piet Hizbullah Khaidir
|Ketua Umum: Piet Hizbullah Khaidir
Sekretaris Jenderal : Endy Sjaiful Alim
Sekretaris Jenderal: Endy Sjaiful Alim


Bendahara Umum : Yayat Suyatna
Bendahara Umum: Yayat Suyatna
|-
|-
|XI
|XI
|[[Kota Denpasar|Denpasar]]
|Bali
|24 - 28 Agustus 2003
|
|Ketua Umum : Ahmad Rofiq
|2003 - 2006
|Ketua Umum: Ahmad Rofiq
Sekretaris Jenderal : Budi Santoso
Sekretaris Jenderal: Budi Santoso


Bendahara Umum : Hendri Kurniawan
Bendahara Umum: Hendri Kurniawan
|-
|-
|XII
|XII
|Ambon
|[[Kota Ambon|Ambon]]
|12 - 15 Mei 2006
|
|Ketua Umum : Amiruddin
|2006 - 2008
|Ketua Umum: Amiruddin
Sekretaris Jenderal : Siar Anggretta Siagian
Sekretaris Jenderal: Siar Anggretta Siagian


Bendahara Umum : M. Husin AB
Bendahara Umum: M. Husin AB
|-
|-
|XIII
|XIII
|Bandar Lampung
|[[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
|26-31 Mei 2008
|
|2008 - 2010
|Ketua Umum : Rusli Halim Fadli
|Ketua Umum: Rusli Halim Fadli
Sekretaris Jenderal : Ton Abdillah Has
Sekretaris Jenderal: Ton Abdillah Has


Bendahara Umum : Azis Abdul Azis Anshari
Bendahara Umum: Azis Abdul Azis Anshari
|-
|-
|XIV
|XIV
|Bandung
|[[Kota Bandung|Bandung]]
|21-26 April 2010
|
|2010 - 2012
|Ketua Umum : Ton Abdillah Has
|Ketua Umum: Ton Abdillah Has
Sekretaris Jenderal : Yayan Sophian Al-Hadi
Sekretaris Jenderal: Yayan Sophian Al-Hadi


Bendahara Umum : Rudi Ismawan
Bendahara Umum: Rudi Ismawan
|-
|-
|XV
|XV
|Medan
|[[Kota Medan|Medan]]
|28 April - 02 Mei 2012
|
|Ketua Umum : Jihadul Mubarok
|2012 - 2014
|Ketua Umum: Jihadul Mubarok
Sekretaris Jenderal : Fahman Habibie
Sekretaris Jenderal: Fahman Habibie


Bendahara Umum :
Bendahara Umum: Ahmad Kabul Qorim
|-
|-
|XVI
|XVI
|Surakarta
|[[Kota Surakarta|Surakarta]]
|26 Mei - 01 Juni 2014
|
|Ketua Umum : Beni Pramula
|2014 - 2016
|Ketua Umum: Beni Pramula
Sekretaris Jenderal : Abdul Rahman
Sekretaris Jenderal: Abdul Rahman


Bendahara Umum : Yadi Kusnandi Al-Haddad
Bendahara Umum: Yadi Kusnandi Al-Haddad
|-
|-
|XVII
|XVII
|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
|Jakarta
|23 - 28 Mei 2016
|
|2016 - 2018
|Ketua Umum : Taufan Putrev Korompot
|Ketua Umum: Taufan Putrev Korompot
Sekretaris Jenderal : Ali Muthohirin
Sekretaris Jenderal: Ali Muthohirin


Bendahara Umum : Yedi Mulya Permana
Bendahara Umum: Yedi Mulya Permana
|-
|-
|XVIII
|XVIII
|[[Kota Malang|Malang]]
|1 - 4 Agustus 2018
|2018 - 2021
|Ketua Umum: Najih Prastiyo
Sekretaris Jenderal: Muhammad Roby Rodliyya Karman

Bendahara Umum: Irwan Boinauw
|-
|XIX
|[[Kota Kendari|Kendari]]
|21 - 23 Oktober 2021
|2021 - 2024
|Ketua Umum: Abdul Musawir Yahya
Sekretaris Jenderal: Zaki Nugraha

Bendahara Umum: Riyan Betra Delza
|-
|XX
|[[Kota Palembang|Palembang]]
| 1 - 3 Maret 2024
|2024 - 2026
| '''''Versi Percepatan Proses Muktamar XX ('''''
Ketua Umum: Riyan Betra Delza
Sekretaris Jenderal: M. Zaki Mubarak

Bendahara Umum: M.M. Firdaus Suudi
)

|}

== Tema Muktamar ==
{| class="wikitable"
|+
!Muktamar
!Tema
!Kota
!Tahun
|-
|I
|Spirit Iqra Spirit Pencerahan
|Surakarta
|1965
|-
|II
| -
|Banjarmasin
|1967
|-
|III
| -
|Yogyakarta
|1971
|-
|IV
| -
|Semarang
|1975
|-
|V
| -
|Padang
|1986
|-
|VI
| -
|Makassar
|1989
|-
|VII
| -
|Purwokerto
|1992
|-
|VIII
| -
|Kendari
|1995
|-
|IX
| -
|Medan
|1997
|-
|X
| -
|Palembang
|2001
|-
|XI
| -
|Denpasar
|2003
|-
|XII
| -
|Ambon
|2006
|-
|XIII
| -
|Bandar Lampung
|2008
|-
|XIV
| -
|Bandung
|2010
|-
|XV
|Kristalisasi Gerakan Kaum Muda untuk Indonesia Bangkit
|Medan
|2012
|-
|XVI
|Meretas Zaman, Membumikan Gerakan untuk Indonesia Berkemajuan
|Surakarta
|2014
|-
|XVII
|Memantapkan peran IMM sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat
|Jakarta
|2016
|-
|XVIII
|Meneguhkan Pancasila sebagai Sukma Bangsa untuk Indonesia Sejahtera
|Malang
|2018
|-
|XIX
|Merayakan Kebhinekaan
|Kendari
|2021
|-
|XX
|Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat
|Palembang
|2024
|}

== Ketua Umum ==
{| class="wikitable"
|+
!No
!
!Nama
!Masa Jabatan
!Muktamar
|-
|1
|
|
|Drs. Mohamad Djazman Al-Kindi
|1964 - 1967
|Muktamar I [[Kota Surakarta|Surakarta]]
|-
|3
|
|
|Drs. A. Rosyad Saleh
|1971 - 1975
|Muktamar III [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]
|-
|2
|
|Drs. Mohamad Djazman Al-Kindi
|1967 - 1971
|Muktamar II [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]
|-
|4
|
|Drs. Zulkabir, M.Pd.
|1975 - 1977
|Muktamar IV [[Kota Semarang|Semarang]]
|-
! colspan="5" |Vakum 1977 - 1985
|-
|5
|
|[[Immawan Wahyudi|Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H.]]
|1985 - 1986
|Rapat Pleno PP [[Muhammadiyah]]
|-
|6
|
|Dr. Nizam Burhanuddin, S.H., M.H.
|1986 - 1989
|Muktamar V [[Kota Padang|Padang]]
|-
|7
|
|Drs. Agus Syamsudin, M.M.
|1989 - 1992
|Muktamar VI [[Kota Makassar|Makassar]]
|-
|8
|
|Dr. Tatang Sutahyar, S.H.
|1992 - 1995
|Muktamar VII [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]]
|-
|9
|
|Syahril Syah, S.IP
|1995 - 1997
|Muktamar VIII [[Kota Kendari|Kendari]]
|-
|10
|
|Dr. Irwan Baadila, S.Pd., M.Pd.
|1997 - 1999
|Muktamar IX [[Kota Medan|Medan]]
|-
|11
|
|Gunawan Hidayat, S.T., M.Sc.
|1999 - 2001
|Muktama Luar Biasa [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
|-
|12
|
|Dr. Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., M.A.
|2001 - 2003
|Muktamar X [[Kota Palembang|Palembang]]
|-
|13
|
|[[Ahmad Rofiq|Ir. Ahmad Rofiq]]
|2003 - 2006
|Muktamar XI [[Kota Denpasar|Denpasar]]
|-
|14
|
|Amiruddin, S.Pd.I., M.Pd.
|2006 - 2008
|Muktamar XII [[Kota Ambon|Ambon]]
|-
|15
|
|Rusli Halim Fadli, S.HI.
|2008 - 2010
|Muktamar XIII [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
|-
|16
|
|Ton Abdillah Has, S.T.
|2010 - 2012
|Muktamar XIV [[Kota Bandung|Bandung]]
|-
|17
|
|Jihadul Mubarok, S.E., M.H.
|2012 - 2014
|Muktamar XV [[Kota Medan|Medan]]
|-
|18
|
|Beni Pramula, S.I.Kom., M.M.
|2014 - 2016
|Muktamar XVI [[Kota Surakarta|Surakarta]]
|-
|19
|
|Taufan Putrev Korompot
|2016 - 2018
|Muktamar XVII [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
|-
|20
|
|Najih Prastiyo, S.H.I., M.H.
|2018 - 2021
|Muktamar XVIII [[Kota Malang|Malang]]
|-
|21
|
|Abdul Musawir Yahya, S.Sy., M.H.
|2021 - 2024
|Muktamar XIX [[Kota Kendari|Kendari]]
|-
|22
|
|
| Riyan Betra Delza, S.Psi., M.Psi.
|2024 - 2026
|Muktamar XX [[Kota Palembang|Palembang]]
|}
|}


== Unsur Pembantu Pimpinan ==
== Tema Milad ==
{| class="wikitable"

|+
== Tokoh IMM ==
!Tahun
!Milad ke
!Tema
|-
|2012
|48
|Progresifitas Mahasiswa Untuk Indonesia Berkemajuan
|-
|2013
|49
|Jelang Setengah Abad IMM
|-
|2014
|50
|Terus Berkarya Untuk Indonesia Berkemajuan
|-
|2015
|51
|Mencerahkan umat, Menduniakan Gerakan, Mengabdi untuk Bangsa, Demi Indonesia Berkemajuan
|-
|2016
|52
|Membangun Peradaban Bangsa Untuk Generasi Berkemajuan
|-
|2017
|53
|Berkhidmad Untuk Umat Menuju Indonesia Berdaulat
|-
|2018
|54
|Meneguhkan Nalar Gerakan Untuk Indonesia Berkeadilan
|-
|2019
|55
|Karya Nyata Untuk Bangsa
|-
|2020
|56
|Kolaborasi Memajukan Bangsa
|-
|2021
|57
|Membumikan Gagasan Membangun Peradaban
|-
|2022
|58
|Menguatkan Kemandirian
|-
|2023
|59
|Bergerak Bersama Membangun Peradaban
|-
|2024
|60
|Seutuhnya Indonesia
|}


== Dinamika ==
== Tokoh Alumni ==
{{col|3}}
* [[Abdul Hadi W.M.]] (Budayawan)
* [[Abdul Mu’ti]] (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah)
* [[Afifi Fauzi Abbas]] (Ulama)
* [[Agus Mustofa]] (Ulama, Penggagas Trensains, Guru Besar ITS Surabaya)
* [[Ahmad Dahlan Rais]] (Ketua PP Muhammadiyah)
* [[Ahmad Rofiq]] (Politisi, Sekretaris Jenderal Partai Perindo)
* [[Ahmad Rosyad Saleh]] (Pendiri IMM, Ulama)
* [[Ahmad Mansur Suryanegara]] (Penulis, Guru Besar Sejarah Universitas Padjajaran)
* [[Ali Taher]] (Politisi)
* [[Amien Rais]] (Politisi, Akademisi, Tokoh Reformasi)
* [[Ambo Asse]] (Ulama, Guru Besar UIN Alauddin Makasar, Ketua PWM Sulawesi Selatan)
* [[Andi Nurpati]] (Politisi, Komisi Pemilihan Umum)
* [[Anwar Abbas]] (Ulama, Akademisi, Ketua PP Muhammadiyah)
* [[Bambang Marsono]] (Akademisi, Penasehat FOKAL IMM)
* [[Bambang Sudibyo]] (Menteri Keuangan Ke-21, Menteri Pendidikan Ke-25, Anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah)
* [[Benny Arfan ]] (Pengusaha, Politisi)
* [[Beddu Amang]] (Guru Besar Ilmu Kesehatan Mata FK Universitas Hasanuddin Makassar)
* [[Dahnil Anzar Simanjuntak]] (Akademisi, Pengusaha, Juru Bicara Menteri Pertahanan RI)
* [[David Krisna Alka]] (Peneliti)
* [[Din Syamsuddin]] (Ulama, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketua MUI)
* [[Dzawin Nur]] (Komedian)
* [[Elida Djazman]] (Tokoh Perempuan Muhammadiyah)
* [[Fauzan]] (Akademisi, Rektor UMM 2016-2024)
* [[Gagaring Pagulung]] (Ekonom)
* [[Hadi Mulyadi]](Wakil Gubernur Kalimantan Timur 2018-2023)
* [[HM Sirri Dangga]] (Rektor Universitas Muhammadiyah Parepare)
* [[Idris Khalid Amir]] (Guru Besar Universitas Siliwangi Rumpun Bekasi)
* [[Idrus Paturusi]] (Dokter Spesialis Bedah, Rektor Universitas Hasanuddin Ke-11)
* [[Immawan Wahyudi]] (Wakil Bupati Gunungkidul 2011-2021)
* [[Irdinansyah Tarmizi]] (Bupati Tanah Datar 2016-2020)
* [[Irwan Prayitno]] (Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar)
* [[Johni Najwan]] (Ketua DPD Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia/SOKSI, FOKAL IMM)
* [[Juliyatmono]] (Bupati Karanganyar 2013-2023)
* [[Ki Ageng Fatah Wibisono]] (Ulama, Tokoh Muhammadiyah)
* [[Khotimun Susanti]] (Aktivis)
* [[Marzuki Usman]] (Ekonom, Menteri Investasi Ke-3, Anggota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah 1999)
* [[Ma’mun Murod al-Barbasy]] (Akademisi, Rektor UMJ, Politikus)
* [[Moh. Djazman Al Kindi]] (Pendiri IMM, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Pertama)
* [[Muadzar Habibie]] (Pemilik Taman Pendidikan Lentera Hati, Aktivis)
* [[Musafir Pababbari]] (Ketua LSBO PWM Sulawesi Selatan)
* [[Muarif]] (Sejarawan)
* [[Piet Hizbullah Khaidir]] (Ulama)
* [[Pradana Boy ZTF]] (Akademisi, Koordinator Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah/JIMM)
* [[Qomari Anwar]] (Rektor UHAMKA, Ketua Majelis Tabligh PWM DKI Jakarta)
* [[Saleh Partaonan Daulay]] (Akademisi, Politisi)
* [[Slamet Sukirnanto]] (Pendiri IMM, Sastrawan)
* [[Sri Purnomo]] (Bupati Sleman 2010-2021)
* [[Sudibjo]] (Dokter, Pendiri IMM)
* [[Sutrisno Bachir ]] (Ketua Yayasan RSI Jakarta Muhammadiyah, Ketua BPH UHAMKA)
* [[Suwito]] (Guru Besar Sejarah Pemikiran dan Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
* Suyatno (Rektor UHAMKA)
* [[WR Hendra Saputra]] (Guru Besar UHAMKA)
* [[Yahya Muhaimin]] (Menteri Pendidikan)
* [[Yunahar Ilyas]] (Ulama, Tokoh Muhammadiyah)
* [[ Yusuf Mansur]] (Guru Besar Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Penulis buku Tafsir Juz Tabarak Khuluqun 'Azhim)
* [[Zakiyuddin Baidhawy]] (Guru Besar Studi Islam, Rektor IAIN Salatiga 2019-2023){{EndDiv}}


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />


[[Kategori:Organisasi mahasiswa]]
[[Kategori:Organisasi mahasiswa di Indonesia]]
[[Kategori:Muhammadiyah]]

Revisi terkini sejak 20 Juni 2024 07.45

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
SingkatanIMM
Tanggal pendirian14 Maret 1964; 60 tahun lalu (1964-03-14)
Didirikan diYogyakarta
TipeOrganisasi Kemahasiswaan, Perkaderan dan Perjuangan.
Kantor pusatDKI Jakarta
Bahasa resmi
Indonesia
Ketua Umum DPP
Riyan Betra Delza
Organisasi induk
Muhammadiyah
Moto:
Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah gerakan mahasiswa Islam dan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang lahir di Yogyakarta pada 14 Maret 1964 M atau 29 Syawal 1384 H. IMM bertujuan untuk mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.[1]Menurut Prof. Soegarda Poerbakawatja (1976), IMM adalah perkumpulan mahasiswa yang bernaung di bawah perkumpulan sosial Muhammadiyah.

Berdirinya IMM tidak dapat terlepas dari peristiwa Muktamar Muhammadiyah Ke-25 (Congres Moehammadijah Seperempat Abad) pada tahun 1936 di Batavia (Jakarta) yang mewacanakan untuk menghimpun mahasiswa dan mendirikan perguruan tinggi Muhammadiyah. Selama masa Hindia Belanda hingga pasca kemerdekaan Indonesia, kalangan pelajar sekolah tinggi yang berlatarbelakang Muhammadiyah bergabung dengan organisasi otonom yang telah lebih dahulu berdiri seperti Nasyiatul Aisyiah dan Pemuda Muhammadiyah. Sebagian di antaranya memutuskan untuk bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang dinilai membawa pemahaman Islam yang sejalan dan dirintis oleh banyak mahasiswa berlatar belakang Muhammadiyah seperti Lafran Pane dan Maisaroh Hilal (Cucu KH. Ahmad Dahlan).[2]

Pembentukan organisasi perkaderan khusus mahasiswa kurang mendapat dukungan mengingat sikap Muhammadiyah dalam Kongres Moeslimin Indonesia di Yogyakarta pada 1949 yang mendukung bahwa Masyumi sebagai satu-satunya partai politik Islam, Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai satu-satunya organisasi pelajar, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa muslim di Indonesia serta bersifat independen.[3] Pada 18 November 1955 untuk pertama kalinya Muhammadiyah mendirikan Fakultas Falsafah dan Hukum di Padang Panjang (saat ini Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat). Berdirinya perguruan tinggi Muhammadiyah di berbagai kota seperti Padang Panjang (1955), Jakarta (1957), Surakarta (1958), dan Yogyakarta menguatkan wacana membentuk organisasi perkaderan otonom di tingkat mahasiswa.[4] Guna mewadahi hal tersebut, Muktamar Pemuda Muhammadiyah Ke-I pada 1956 di Palembang mengamanatkan pembentukan Departemen Pelajar dan Mahasiswa di bawah Pemuda Muhammadiyah.

Pasca bubarnya Masyumi pada 13 September 1960, keinginan untuk mendirikan organisasi otonom mahasiswa kembali bergulir pada Konferensi Pimpinan Daerah (Konpida) Pemuda Muhammadiyah Se-Indonesia di Surakarta pada 18 Juli 1961. Konpida tersebut tidak membuahkan hasil sebab ada argumen bagi mahasiswa Muhammadiyah yang tidak ingin tergabung dalam Pemuda Muhammadiyah dapat bergabung dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Sebagian pimpinan Pemuda Muhammadiyah dari berbagai kota seperti Medan, Padang, Ujung Pandang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang menjelang Muktamar Ke-36 Setengah Abad Muhammadiyah pada tahun 1962 di Jakarta mengadakan Kongres Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta. Melalui kongres ini wacana untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan dari Pemuda Muhammadiyah menjadi organisasi otonom kembali menguat.[5]

Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah, Mohamad Djazman Al-Kindi menggagas pembentukan Lembaga Dakwah Mahasiswa sebagai penjajakan dan untuk selanjutnya dikoordinasikan oleh Margono, Soedibjo Markoes, dan Abdul Rosyad Sholeh. Mengalir banyaknya desakan ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk membentuk organisasi otonom mahasiswa tersendiri akhirnya direstui oleh KH. Ahmad Badawi. Pada 14 Maret 1964 atau 29 Syawal 1384 H, PP Muhammadiyah menunjuk formatur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dengan Mohamad Djazman Al-Kindi sebagai ketua umum yang pertama. Musyawarah Nasional (Munas) pertama IMM dilaksanakan di Surakarta pada 1 s.d. 5 Mei 1965 menghasilkan Deklarasi Kottabarat. Presiden Soekarno memberikan nota restu secara langsung pada 16 Februari 1966 di Istana Negara.[2]

Susunan Organisasi

[sunting | sunting sumber]

Susunan Organisasi[1]

[sunting | sunting sumber]
  1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) adalah tingkat tertinggi dan berkedudukan di Ibu kota Negara.
  2. Dewan Piminan Daerah (DPD) adalah tingkatan yang melingkupi sejumlah cabang dalam suatu provinsi. Syarat pendiriannya adalah minimal telah berdiri sejumlah tiga cabang di bawahnya. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial daerah ditetapkan oleh DPP atas usul Musyda dan pertimbangan calon DPD terkait.
  3. Pimpinan Cabang (PC) adalah tingkatan yang melingkupi sejumlah komisariat dalam suatu kabupaten / kota atau daerah tertentu. Syarat pendirian cabang adalah minimal terdapat 3 komisariat di bawahnya. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial cabang ditetapkan oleh DPP atas usul DPD yang bersangkutan.
  4. Komisariat adalah tingkatan dasar yang berada pada suatu kampus, fakultas atau akademi dan atau tempat tertentu. Pembentukan, pengesahan, serta luas teritorial komisariat ditetapkan oleh DPD atas usul PC yang bersangkutan.

Catatan:

IMM memiliki cabang istimewa di luar negeri (Pimpinan Cabang Istimewa/PCI) di antaranya:

  1. PC Istimewa IMM Malaysia
  2. PC Istimewa IMM Brunei Darussalam
  3. PC Istimewa IMM Thailand
  4. PC Istimewa IMM China
  5. PC Istimewa IMM Turki
  6. PC Istimewa IMM Australia

Susunan Bidang

[sunting | sunting sumber]
  1. Bidang Organisasi
  2. Bidang Kader
  3. Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan
  4. Bidang Media dan Komunikasi
  5. Bidang Hikmah, Politik, dan Kebijakan Publik
  6. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
  7. Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
  8. Bidang IMMawati
  9. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman
  10. Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga
  11. Bidang Hubungan Luar Negeri
  12. Bidang Lingkungan Hidup
  13. Bidang Agraria dan Kemaritiman
  14. Bidang Kesehatan
  15. Bidang Jaringan Perguruan Tinggi
  16. Bidang Hukum dan HAM

Lembaga Otonom

  1. Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI)
  2. Lembaga Pers Mahasiswa Muhammadiyah (LPMM)

Lembaga Semi Otonom

  1. Lembaga Pengembangan Daerah dan Cabang (LPDC) dan Lembaga Pengembangan Cabang dan Komisariat (LPCK).
  2. Korps Instruktur
  3. Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Mahasiswa Muhammadiyah (LKBHMM)
  4. Korps IMMawati
  5. Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah (KM3)
  6. Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Muhammadiyah (LSBMM)
  7. dan lain lain

Permusyawaratan

[sunting | sunting sumber]
  1. Muktamar (sebelumnya Musyawarah Nasional)
    • Dilaksanakan setiap 2 tahun sekali
    • Peserta terdiri atas perwakilan Daerah dan Cabang
    • Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
  2. Tanwir (sebelumnya Konperensi Nasional / Konpernas)
    • Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
    • Peserta terdiri atas perwakilan Daerah.
    • Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
    • Tanwir IMM juga digunakan untuk menentukan Tuan Rumah Muktamar periode selanjutnya.
  3. Musyawarah Daerah (Musyda)
    • Dilaksanakan setiap 2 tahun sekali
    • Peserta terdiri atas perwakilan Cabang dan Komisariat.
    • Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
  4. Musyawarah Cabang (Musycab)
    • Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
    • Peserta terdiri atas perwakilan Komisariat
    • Tanggungjawab pelaksanaan berada dibawah koordinasi Pimpinan Cabang (PC).
  5. Musyawarah Komisariat (Musykom)
    • Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali
    • Peserta terdiri atas anggota Komisariat
    • Adapun tanggungjawab pelaksanaannya dibawah koordinasi Pimpinan Komisariat (PK).
  6. Musyawarah Luar Biasa

Enam Penegasan IMM (1965)

[sunting | sunting sumber]

Enam Penegasan IMM atau Deklarasi Kottabarat adalah deklarasi penegasan IMM hasil Musyawarah Nasional I tahun 1965 di Kottabarat, Surakarta. Berikut ini adalah isi dari Enam Penegasan IMM;[6]

  1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.
  2. Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM.
  3. Menegaskan bahwa Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah.
  4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara.
  5. Menegaskan bahwa Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah.
  6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahita’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat.

Identitas IMM (1965)

[sunting | sunting sumber]

Identitas IMM diputuskan dalam Tanwir (Konpernas) IV tahun 1970 di Magelang. Berikut ini adalah isi dari Identitas IMM;[6]

  1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
  2. Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa.
  3. Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya.
  4. Oleh karena itu setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmunya untuk menyata-laksanakan ketakwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.

Profil Kader Ikatan (1986)

[sunting | sunting sumber]

Profil Kader Ikatan dihasilkan dalam acara Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) yang diadakan oleh DPP Sementara IMM tanggal 26 - 28 Desember 1986 di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Semiloknas tersebut mengambil tema "Memantapkan peran IMM sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat". Acara ini merupakan acara besar pertama kali yang diadakan oleh DPP IMM pasca terjadi kevakuman selama kurun waktu 10 tahun. Berikut ini adalah isi dari Profil Kader Ikatan;[6]

  1. Memiliki keyakinan dan sikap keagamaan yang tinggi agar keberadaan Ikatan di masa yang akan datang mampu memberi warna masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai agamawi.
  2. Memiliki wawasan dan kecakapan memimpin, karena keberadaan kader ikatan bagaimanapun merupakan potensi kepemimpinan umat dan kepemimpinan bangsa.
  3. Memiliki kecendekiawanan, mengingat spesialisasi dan profesionalisasi mempersempit cakrawala berpikir dalam sub-bidang kehidupan yang sempit.
  4. Memiliki wawasan dan ketrampilan berkomunikasi, mengingat bahwa masa yang akan datang industri informasi akan mendominasi sistem budaya kita. Hal ini juga inheren dengan watak Islam yang dalam keadaan apa pun juga selalu siap Amar Ma’ruf Nahi Munkar sebagai esensi dari komunikasi Islamisasi.

Nilai Dasar Ikatan (1992)

[sunting | sunting sumber]

Nilai Dasar Ikatan diputuskan dalam Muktamar VII tahun 1992 di Purwokerto, Jawa Tengah. Berikut ini adalah isi dari Nilai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah:[6]

  1. IMM adalah gerakan mahasiswa yang bergerak tiga bidang keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.
  2. Segala bentuk gerakan IMM tetap berlandaskan pada agama Islam yang hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian alam.
  3. Segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalah lawan besar gerakan IMM perlawanan terhadapnya adalah kewajiban setiap kader IMM.
  4. Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan Islam dan berangkat individu-individu mukmin, maka kesadaran melakukan syariat Islam adalah suatu kewajiban dan sekaligus mempunyai tanggung jawab untuk mendakwahkan kebenaran di tengah masyarakat.
  5. Kader IMM merupakan inti masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat sesuai dengan semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan Nabiyullah Muhammad SAW.

Deklarasi IMM

[sunting | sunting sumber]

Deklarasi Garut (Garut, 1967)

[sunting | sunting sumber]

Menyadari perlunya meningkatkan mutu “Ikatan” sebagai aparat pembaharuan dan pengabdian, IMM menegaskan sekali lagi strategi dasarnya untuk pembinaan organisasi sebagai berikut:

  • Kaderisasi
  • Kristalisasi, dan
  • Konsolidasi
  1. Membina setiap anggota IMM sebagai kader yang takwa kepada Allah dan sanggup memadukan intelektualitas dengan ideologi, karena suksesnya perjuangan Umat Islam Indonesia banyak ditentukan oleh kesanggupan para inteligensinya untuk selalu berjuang dengan landasan ideologi Islam.
  2. Membina setiap anggota IMM sebagai subyek dan aktivis Ikatan” yang setia sepenuhnya kepada ideologi dan loyal kepada organisasi. Pengalaman dan sejarah menunjukkan bahwa untuk mencapai sasaran perjuangan organisasi sebagai aparat untuk mencapai sasaran tersebut, harus didukung oleh anggota yang meyakini kebenaran ideologi dan mengamalkannya serta aktif menunjang setiap aktivitas gerakannya.
  3. Terus menerus menyempurnakan dan menertibkan organisasi, sehingga sebagai aparat perjuangan mampu mengantarkan “Ikatan” dalam mencapai tujuan perjuangan.

Deklarasi Masjid Raya Baiturrahman (Semarang, 1975)

[sunting | sunting sumber]
  1. Sejarah Perjalanan Ikatan dimulai dengan Deklarasi Kota Barat, Surakarta, 5 Mei 1965 yang berisikan hasrat dan tekad kami untuk mewujudkan satu wadah pembinaan generasi muda Nasional yang kemudian kami namakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Walaupun masih dalam usia muda, namun kami sadari, bahwa segenap idea dan cita yang dilahirkan, dikembangkan dan diperjuangkan oleh pewaris Nusantara yang terdahulu, yang bertekad untuk mewujudkan satu Bangsa Indonesia yang besar dengan satu tata masyarakat yang baru yang damai, adil sejahtera dalam naungan ridha Ilahi. Kami mengemban idea dan cita yang dikembangkan oleh K.H. Ahmad Dahlan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. Kami mendukung dan mengemban pula segenap ide dan cita yang didengungkan pada proklamasi 17 Agustus 1945, pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, pada hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, bahkan idea dan cita yang diperjuangkan oleh para Pahlawan Nasional yang terdahulu.
  2. Deklarasi Kota Garut, 28 Juli 1967, berisikan hasrat dan tekad kami untuk menjadikan ikatan sebagai aparat pembaharu, satu proses yang selalu dituntut oleh satu bangsa ataupun satu kaum yang selalu menginginkan kemajuan. Demikian pula kami tegaskan dalam deklarasi tersebut, satu identitas kepribadian ikatan yang menuntut setiap pendukung ikatan untuk membekali dan melengkapi dirinya dengan kemantapan akidah serta dengan kematangan intelektual, sebab kami yakin bahwa tantangan kehidupan masa kini dan mendatang hanya akan bisa dijawab oleh pribadi-pribadi yang matang, dewasa dalam keharmonisan serta perpaduan antara akidah dan intelektualitas.
  3. Di tengah-tengah kepanikan umat dewasa ini akibat krisis kependudukan, moneter, pangan sumber-sumber alam yang tak tergantikan serta lingkungan hidup, maka kami berpendapat bahwa sebenarnya dibalik segala krisis yang disadari atau tidak, diakui atau tidak justru merupakan krisis utama, yakni krisis kemanusiaan. Tanpa diakuinya krisis kemanusiaan ini, maka krisis-krisis tersebut di depan tadi akan merupakan lingkaran setan tanpa akhir. Krisis kemanusiaan ini timbul akibat modernisasi tanpa arah ataupun sebagai akibat dipaksakannya suatu sistem hidup yang kurang memperhatikan faktor waktu, tempat dan kemampuan, dengan hanya mementingkan tujuan-tujuan jangka pendek. Krisis ini mulai timbul akibat cara berpikir yang terlalu rational dan mekanis sebagai bagian dari suatu program hidup yang pragmatis, materialistis, di mana manusia menjadi semakin kehilangan cakrawala hidup dan idealismenya. Oleh karena itu ikatan menyadari bahwa di samping tugas dan kewajiban kita untuk memberikan sumbangan dalam wujud sarana-sarana fisik di dalam pembangunan bangsa, maka kaum muslimin Indonesia mempunyai kewajiban pula untuk memberikan sumbangan dalam bentuk pembinaan manusia-manusia Indonesia baru yang tidak saja berilmu dan berkemampuan ketrampilan tapi juga memiliki sikap/sistem nilai budaya yang insani yang akan mampu memberikan arah, struktur dan percepatan yang proporsional dalam pembangunan.
  4. Dalam usaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan Undang - Undang '45 dan Pancasila, ikatan beranggapan bahwa asas kekeluargaan dalam demokrasi Pancasila seyogianya tidak diartikan sebagai suatu status hierarkis administrasi pemerintahan, melainkan sebagai suatu bentuk persaudaraan yang universal yang bernilai filosofis. Kaum muslimin Indonesia mempunyai tanggung jawab moral untuk memberikan sumbangan yang berwujud satu perangkat sistem nilai yang tangguh yang kita gali dari khazanah sistem iman dan Islam bagi dasar filsafat persaudaraan universal yang tersebut di atas.
  5. Proses perubahan sosial adalah suatu proses yang selalu terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia itu. Proses ini dapat terjadi secara alami namun dapat pula pada suatu waktu dan tempat, didorongkan atau dilaksanakan baik dalam arah, struktur maupun faktor percepatannya. Diperlukan suatu kemampuan, keuletan serta seni untuk dapat membawakan diri dalam segala macam bentuk perubahan tersebut di atas agar peran dan fungsi ikatan sebagai aparat Islamiah dan amar ma’ruf nahi mungkar tidak berhenti karenanya. Dalam keadaan semacam itu jangan sampai ikatan kita kehilangan motivasi, arah serta gairah maupun dinamika hidup perjuangannya. Kami generasi awal yang telah mengantar kelahiran dan perjalanan hidup ikatan sampai hari ini dan kami generasi penerus yang kini memegang pimpinan kembali ikatan senantiasa bertekad untuk mengemban amanah perjuangan ini demi kelangsungan peran dan fungsi ikatan dalam masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.

Deklarasi Kota Malang: Manifesto Kader Progresif (Malang, 2002)

[sunting | sunting sumber]
  1. IMM di usia yang hampir 40 tahun (usia nubuwwah) harus tampil di garda terdepan dalam perjuangan umat khususnya kalangan mahasiswa dan bertekad mewujudkan satu bangsa Indonesia yang besar dalam suatu tata masyarakat baru yang damai, adil, sejahtera dalam naungan ridha ilahi.
  2. Deklarasi Kota Malang, 31 Maret 2002 adalah hasrat untuk melahirkan kesadaran kolektif kader IMM dan kebulatan tekad kami untuk menjadikan IMM sebagai aparat pembaharu yang progresif, suatu yang niscaya untuk transformasi sosial menuju masyarakat ber-peradaban. Demikian pula kami tegaskan identitas kepribadian ikatan sebagai individu yang memiliki kemantapan akidah dan kematangan intelektual dan progresivitas aksi, sebab tantangan perjuangan kini dan mendatang hanya bisa dijawab oleh postur kader progresif (mantap akidah, matang intelektual, progresif dalam aksi).
  3. Di tengah krisis multidimensi, IMM bertekad memantapkan peran dan posisi sebagai pelopor gerakan kaum muda. Sebagai gerakan kritik vertikal dan pemberdayaan dan pencerahan horizontal. Dengan membangun kepeloporan dan mendemonstrasikan kekhasan intelektual gerakan IMM.
  4. Untuk mewujudkan Baldatun Tayyibah Warabbun Gafur, maka kaum muslimin Indonesia memiliki tanggung jawab khususnya Muhammadiyah lebih khusus lagi IMM untuk memberikan kontribusi berwujud satu perangkat sistem nilai yang tangguh yang digali darai khasanah system iman dan Islam bagi dasar filsafat persaudaraan Universal.
  5. Sumpah kader pelopor-progresif: Kader pelopor-progresif IMM mengikrarkan:
    • Mengaku berbangsa satu ; bangsa yang mencita-citakan keadilan;
    • Mengaku berbahasa satu ; bahasa kebenaran;
    • Mengaku bertanah air satu ; Tanah air tanpa penindasan.
  6. Perubahan sebagai suatu yang niscaya dalam sejarah umat manusia. Menuntut kader IMM tidak terlahir sebagai generasi kerdil di tengah kebesaran Zaman. Diperlukan suatu kemampuan, keuletan dan integritas untuk membawakan diri tampil elegan dan tidak terbawa arus. Bahkan menjadi pelopor perubahan menuju keadilan dengan tetap menegaskan peran dan fungsi ikatan sebagai aparat dakwah Islamiyah dan amar ma’ruf nahi mungkar.
  7. Kami generasi IMM telah mengantarkan sebagian dari sejarahnya dan hari ini senantiasa bertekad memanifestokan Kader pelopor untuk perjuangan umat menuju kecermelangan Islam. Mari bergerak bersama. Progresif jangan terhenti pada jargon dan retorika. Demi kelangsungan peran dan fungsi Ikatan dalam masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.

Manifesto Politik 40 Tahun IMM (Jakarta, 2004)

[sunting | sunting sumber]
  1. Dalam perspektif gerakan, IMM tetap mengedepankan aspek moral dan memperjuangkan politik nilai yang berbasis pada penguatan intelektualitas,
  2. Dalam usia kenabian, IMM harus dapat melepaskan diri dari ikatan ikatan primordialisme gerakan dan harus melebur dengan kekuatan pro demokrasi, pro rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan berkeadilan.
  3. IMM secara Institusional mempunyai kewajiban untuk turut serta mendukung seluruh proses demokrasi termasuk memberikan penguatan kepada sang reformis untuk memimpin bangsa, dll. Sikap tersebut adalah lembaran baru perjuangan IMM di tengah nasib bangsa sedang menghadapi problematika yang cukup serius. Tindak lanjut dari sikap ke 3 khususnya, DPP IMM telah menjadi salah satu kekuatan penyangga dari MPR (masyarakat peduli reformasi) sebagai alat perjuangan, walaupun pada akhirnya cita cita tersebut masih belum berhasil, namun apa yang sudah diperjuangkan IMM melalui MPR tidak akan pernah sia sia.

Deklarasi Kota Medan (Medan, 2012)

[sunting | sunting sumber]
  1. Mengembalikan spirit kepemimpinan IMM sesuai dengan Khittah Kepemimpinan Muhammadiyah.
  2. Menegaskan orientasi perkaderan IMM pada pembentukan akademisi Islam yang berakhlak mulia.
  3. Orientasi gerakan IMM diarahkan pada penyelesaian problematika kebangsaan dan kemanusiaan universal.

Deklarasi Setengah Abad IMM (Surakarta, 2014)

[sunting | sunting sumber]
  1. IMM adalah lembaga pengkaderan Islam yang berlandaskan ideologi Muhammadiyah.
  2. Pengkaderan IMM berbasis pada penguatan kapasitas individu dan gerakan komunal yang bertumpu pada kearifan lokal.
  3. Pengkaderan ikatan selalu menanamkan nilai-nilai moralitas profetik dan multi kultural dalam rangka membumikan gerakan dakwah Islam.
  4. IMM independen terhadap politik praktis.
  5. Membumikan gerakan cinta masjid sebagai basis gerakan IMM.
  6. Orientasi gerakan IMM diarahkan pada penyelesaian problematika kebangsaan pada kemanusiaan universal.

Deklarasi Banjarmasin Tanwir ke XXXI IMM (Banjarmasin, 2023).

[sunting | sunting sumber]

7 Pilar Gerakan Inklusif Berkemajuan merupakan hasil keputusan Tanwir ke XXXI Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kota Banjarmasin, adapun 7 poin pilar penting tersebut yaitu:

  1. Meneguhkan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan gerakan ilmu sebagai pengembangan sumber daya intelektual yang berorientasi pada penyelesaian masalah lingkungan, kemanusiaan, keumatan, dan kebangsaan.
  2. Meneguhkan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai gerakan ekonomi yang berorientasi pada kemandirian kader IMM, umat islam, dan seluruh masyarakat indonesia.
  3. Meneguhkan bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai gerakan politik kebangsaan yang secara kelembagaan bersifat independen dalam memberikan solusi konstruktif secara ilmiah serta terlibat aktif dalam politik diaspora kader berbasis nilai ikatan di ruang-ruang kekuasaan demi kemajuan bangsa.
  4. Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menjunjung tinggi martabat dan hak-hak perempuan sebagai ciptaan tuhan yang mulia dan setara.
  5. Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berorientasi pada upaya penyelamatan lingkungan hidup sebagai bagian dari keberlangsungan alam dan manusia masa depan.
  6. Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adaptif dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang berkeadaban di tengah arus kemajuan zaman.
  7. Meneguhkan bahwa gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan motif penguatan identitas kebangsaan sekaligus kebhinekaan global dalam mewujudkan ketertiban dan keamanan dunia.

Direktori Kota-kota Sejarah IMM

[sunting | sunting sumber]
  1. Yogyakarta (1964) kota berdirinya IMM.
  2. Surakarta (1965): lokasi pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) I dan memutuskan:
  3. Surakarta (1966): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) I dan menghasilkan 15 Pernyataan IMM.
  4. Garut (1967): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) II dan menghasilkan Deklarasi Garut.
  5. Yogyakarta (1969): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) III dan memutuskan Sistem Perkaderan Ikatan (SPI).
  6. Magelang (1970): lokasi pelaksanaan Tanwir (Konpernas) IV dan memutuskan:
    • Mars dan Hymne;
    • dan Identitas IMM.
  7. Semarang (1975): lokasi pelaksanaan Muktamar IV dan menghasilkan Deklarasi Baiturrahman.
  8. Padang (1986): lokasi pelaksanaan Muktamar V dan menghasilkan Pokok-pokok Pikiran IMM.
  9. Surakarta (1986): lokasi pelaksanaan Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) dan memutuskan Profil Kader Ikatan.
  10. Purwokerto (1992): lokasi pelaksanaan Muktamar VII dan memutuskan Nilai Dasar Ikatan.
  11. Malang (2002): lokasi pelaksanaan Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) dan diputuskannya Deklarasi Kota Malang: Manifesto Kader Progresif.
  12. Jakarta (2004): lokasi diputuskannya Manifesto Politik 40 Tahun IMM.
  13. Bandar Lampung (2008): lokasi pelaksanaan Muktamar XIII dan menghasilkan Pokok-pokok Pemikiran IMM: Jelang Setengah Abad Memasuki Era Globalisasi.
  14. Medan (2012): lokasi pelaksanaan Muktamar XV dan menghasilkan Deklarasi Kota Medan.
  15. Surakarta (2014): lokasi pelaksanaan Muktamar XVI dan menghasilkan:
    1. Deklarasi Setengah Abad IMM
    2. Penegasan Kembali Lambang Resmi IMM
Muktamar Tempat Tanggal

(berdasar dokumentasi)

Periode Susunan
I Surakarta 01 - 05 Mei 1965 1965 - 1967 Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)

Sekretaris Jendral: Syamsu Udaya Nurdin

Bendahara Umum: Abuseri Dimjati

(versi Noor Chosim Agam: MSKPI)

Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)

Sekretaris Jendral: A. Rosyad Saleh

Bendahara Umum: Zuhdi Djunaidi

(versi Farid Fathoni: KYD)

II Banjarmasin 26 - 30 November 1967 1967 - 1971 Ketua Umum: Mohammad Djazman Al-Kindi (Alm)

Sekretaris Jendral: Bahransyah Usman (Alm)

Bendahara Umum: Abuseri Dimjati

III Yogyakarta 14 - 19 Maret 1971 1971 - 1975 Ketua Umum: A. Rosyad Saleh

Sekretaris Jendral: Machnun Husein

Bendahara Umum: Mawardi Abbas

IV Semarang 21 - 25 Desember 1975 1975 - 1977 Ketua Umum: Zulkabir.

Sekretaris Jendral: M. Alfian Darmawan

Bendahara Umum: M. Alfian Darmawan (merangkap)

Vakum
Rapat Pleno

PP Muhammadiyah

12 - 14 Mei 1984

25 - 26 Agustus 1984

10 - 12 Agustus 1985

1985 - 1986 DPP Sementara IMM

Ketua: Immawan Wahyudi

Sekretaris I: Muklis Ahsan Uji

Bendahara I: St. Daulah Khoiriati

V Padang 14 - 18 April 1986 1986 - 1989 Ketua Umum: Nizam Burhanudin SH

Sekretaris Jenderal: M. Arifin Nawawi

Bendahara Umum: Chandrawati A.

VI Makassar 07 - 12 Juli 1989 1989 - 1992 Ketua Umum: Agus Syamsuddin

Sekretaris Jenderal: Ahmad Haser

Bendahara Umum: -

VII Purwokerto 1992 1992 - 1995 Ketua Umum: Tatang Sutahyar

Sekretaris Jenderal: Syahril Syah

Bendahara Umum: -

VIII Kendari 25 - 31 Maret 1995 1995 - 1997 Ketua Umum: Syahril Syah

Sekretaris Jenderal: Abdul Rohim Ghazali

Bendahara Umum: Gusnul Alfian

IX Medan 22 Februari - 2 Maret 1997 1997 - 1999 Ketua Umum: Irwan Baadila

Sekretaris Jenderal: M. Irfan Islami Dj.

Bendahara Umum: Riki Ikrimal

Muklub Jakarta 1999 1999 - 2001 Ketua Umum: Gunawan Hidayat

Sekretaris Jenderal: Yusuf Warsyim

Bendahara Umum: Imal Isti’mal Al Bantani

X Palembang 21 - 25 Juli 2001 2001 - 2003 Ketua Umum: Piet Hizbullah Khaidir

Sekretaris Jenderal: Endy Sjaiful Alim

Bendahara Umum: Yayat Suyatna

XI Denpasar 24 - 28 Agustus 2003 2003 - 2006 Ketua Umum: Ahmad Rofiq

Sekretaris Jenderal: Budi Santoso

Bendahara Umum: Hendri Kurniawan

XII Ambon 12 - 15 Mei 2006 2006 - 2008 Ketua Umum: Amiruddin

Sekretaris Jenderal: Siar Anggretta Siagian

Bendahara Umum: M. Husin AB

XIII Bandar Lampung 26-31 Mei 2008 2008 - 2010 Ketua Umum: Rusli Halim Fadli

Sekretaris Jenderal: Ton Abdillah Has

Bendahara Umum: Azis Abdul Azis Anshari

XIV Bandung 21-26 April 2010 2010 - 2012 Ketua Umum: Ton Abdillah Has

Sekretaris Jenderal: Yayan Sophian Al-Hadi

Bendahara Umum: Rudi Ismawan

XV Medan 28 April - 02 Mei 2012 2012 - 2014 Ketua Umum: Jihadul Mubarok

Sekretaris Jenderal: Fahman Habibie

Bendahara Umum: Ahmad Kabul Qorim

XVI Surakarta 26 Mei - 01 Juni 2014 2014 - 2016 Ketua Umum: Beni Pramula

Sekretaris Jenderal: Abdul Rahman

Bendahara Umum: Yadi Kusnandi Al-Haddad

XVII Jakarta 23 - 28 Mei 2016 2016 - 2018 Ketua Umum: Taufan Putrev Korompot

Sekretaris Jenderal: Ali Muthohirin

Bendahara Umum: Yedi Mulya Permana

XVIII Malang 1 - 4 Agustus 2018 2018 - 2021 Ketua Umum: Najih Prastiyo

Sekretaris Jenderal: Muhammad Roby Rodliyya Karman

Bendahara Umum: Irwan Boinauw

XIX Kendari 21 - 23 Oktober 2021 2021 - 2024 Ketua Umum: Abdul Musawir Yahya

Sekretaris Jenderal: Zaki Nugraha

Bendahara Umum: Riyan Betra Delza

XX Palembang 1 - 3 Maret 2024 2024 - 2026 Versi Percepatan Proses Muktamar XX (

Ketua Umum: Riyan Betra Delza Sekretaris Jenderal: M. Zaki Mubarak

Bendahara Umum: M.M. Firdaus Suudi )

Tema Muktamar

[sunting | sunting sumber]
Muktamar Tema Kota Tahun
I Spirit Iqra Spirit Pencerahan Surakarta 1965
II - Banjarmasin 1967
III - Yogyakarta 1971
IV - Semarang 1975
V - Padang 1986
VI - Makassar 1989
VII - Purwokerto 1992
VIII - Kendari 1995
IX - Medan 1997
X - Palembang 2001
XI - Denpasar 2003
XII - Ambon 2006
XIII - Bandar Lampung 2008
XIV - Bandung 2010
XV Kristalisasi Gerakan Kaum Muda untuk Indonesia Bangkit Medan 2012
XVI Meretas Zaman, Membumikan Gerakan untuk Indonesia Berkemajuan Surakarta 2014
XVII Memantapkan peran IMM sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat Jakarta 2016
XVIII Meneguhkan Pancasila sebagai Sukma Bangsa untuk Indonesia Sejahtera Malang 2018
XIX Merayakan Kebhinekaan Kendari 2021
XX Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat Palembang 2024

Ketua Umum

[sunting | sunting sumber]
No Nama Masa Jabatan Muktamar
1 Drs. Mohamad Djazman Al-Kindi 1964 - 1967 Muktamar I Surakarta
3 Drs. A. Rosyad Saleh 1971 - 1975 Muktamar III Yogyakarta
2 Drs. Mohamad Djazman Al-Kindi 1967 - 1971 Muktamar II Banjarmasin
4 Drs. Zulkabir, M.Pd. 1975 - 1977 Muktamar IV Semarang
Vakum 1977 - 1985
5 Dr. Drs. Immawan Wahyudi, M.H. 1985 - 1986 Rapat Pleno PP Muhammadiyah
6 Dr. Nizam Burhanuddin, S.H., M.H. 1986 - 1989 Muktamar V Padang
7 Drs. Agus Syamsudin, M.M. 1989 - 1992 Muktamar VI Makassar
8 Dr. Tatang Sutahyar, S.H. 1992 - 1995 Muktamar VII Purwokerto
9 Syahril Syah, S.IP 1995 - 1997 Muktamar VIII Kendari
10 Dr. Irwan Baadila, S.Pd., M.Pd. 1997 - 1999 Muktamar IX Medan
11 Gunawan Hidayat, S.T., M.Sc. 1999 - 2001 Muktama Luar Biasa Jakarta
12 Dr. Piet Hizbullah Khaidir, S.Ag., M.A. 2001 - 2003 Muktamar X Palembang
13 Ir. Ahmad Rofiq 2003 - 2006 Muktamar XI Denpasar
14 Amiruddin, S.Pd.I., M.Pd. 2006 - 2008 Muktamar XII Ambon
15 Rusli Halim Fadli, S.HI. 2008 - 2010 Muktamar XIII Bandar Lampung
16 Ton Abdillah Has, S.T. 2010 - 2012 Muktamar XIV Bandung
17 Jihadul Mubarok, S.E., M.H. 2012 - 2014 Muktamar XV Medan
18 Beni Pramula, S.I.Kom., M.M. 2014 - 2016 Muktamar XVI Surakarta
19 Taufan Putrev Korompot 2016 - 2018 Muktamar XVII Jakarta
20 Najih Prastiyo, S.H.I., M.H. 2018 - 2021 Muktamar XVIII Malang
21 Abdul Musawir Yahya, S.Sy., M.H. 2021 - 2024 Muktamar XIX Kendari
22 Riyan Betra Delza, S.Psi., M.Psi. 2024 - 2026 Muktamar XX Palembang

Tema Milad

[sunting | sunting sumber]
Tahun Milad ke Tema
2012 48 Progresifitas Mahasiswa Untuk Indonesia Berkemajuan
2013 49 Jelang Setengah Abad IMM
2014 50 Terus Berkarya Untuk Indonesia Berkemajuan
2015 51 Mencerahkan umat, Menduniakan Gerakan, Mengabdi untuk Bangsa, Demi Indonesia Berkemajuan
2016 52 Membangun Peradaban Bangsa Untuk Generasi Berkemajuan
2017 53 Berkhidmad Untuk Umat Menuju Indonesia Berdaulat
2018 54 Meneguhkan Nalar Gerakan Untuk Indonesia Berkeadilan
2019 55 Karya Nyata Untuk Bangsa
2020 56 Kolaborasi Memajukan Bangsa
2021 57 Membumikan Gagasan Membangun Peradaban
2022 58 Menguatkan Kemandirian
2023 59 Bergerak Bersama Membangun Peradaban
2024 60 Seutuhnya Indonesia

Tokoh Alumni

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Meneguhkan Pancasila Sebagai Sukma Bangsa untuk Indonesia Sejahtera. Malang: Renaissance Publishing. 2018. 
  2. ^ a b Fathoni, Farid (Februari 1989). Melacak Sejarah Kelahiran dan Perkembangan IMM. Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 
  3. ^ Handasah, Wachidah (2015-02-02). "Jalan Panjang Konsolidasi Umat Islam Indonesia". Republika. Diakses tanggal 2022-08-07. 
  4. ^ "Kilasan Sejarah Perguruan Tinggi Muhammadiyah". Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan PP Muhammadiyah. 2013-09-03. Diakses tanggal 2022-08-07. 
  5. ^ Suhartono, Rudi; Nur, Mubin AM. (2018). Desain Perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Malang: Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malang Raya. 
  6. ^ a b c d Susanti, Khotimun; Sobar, Muhammad; Kusumaningrum, Asri (September 2011). Sistem Perkaderan Ikatan (SPI). Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.