Pieter Frederik Dahler: Perbedaan antara revisi
PeragaSetia (bicara | kontrib) Menambahkan keterangan mengenai keislaman tokoh |
k →Pranala luar: Persondata now moved to wikidata, removed: {{Persondata <!-- Metadata: see Wikipedia:Persondata. --> |NAME = Dahler, P. F. |ALTERNATIVE NAMES = |SHORT DESCRIPTION = Politisi Belanda |DATE OF BIRTH = 21 Februari |
||
(5 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 21: | Baris 21: | ||
=== Keislaman Dahler === |
=== Keislaman Dahler === |
||
Setelah |
Setelah kemerdekaan Indonesia, Dahler berpindah agama dari [[Kekristenan|Kristen]] ke Islam dan mengubah namanya menjadi Amir Dachlan. Meski demikian, menjelang kematiannya, ia meminta secara pribadi untuk dikuburkan di pemakaman Kristen di kawasan Mrican. Max Rooyackers, seorang mahasiswa [[Universitas Sanata Dharma]], menyimpulkan bahwa keislaman Dahler hanya simbolis semata dan dimaksudkan sebagai wujud asimilasi dan ungkapan rasa nasionalisme. Menurut Max, hingga akhir hayatnya, Dahler tetap memeluk agama Kristen.<ref>{{Cite journal|last=Rooyackers|first=Max|date=2022|title=Makna Islam Bagi Orang Indo-Eropa Nasionalis Pada Awal Masa Kemerdekaan Indonesia|url=https://e-journal.usd.ac.id/index.php/BandarMaulana/article/view/5802|journal=Bandar Maulana: Jurnal Sejarah Kebudayaan|volume=27|issue=1|pages=1-11|doi=10.24071/jbm.v27i1.5802|issn=3024-8671}}</ref> |
||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Daftar pustaka == |
== Daftar pustaka == |
||
Baris 35: | Baris 38: | ||
{{Anggota BPUPKI}} |
{{Anggota BPUPKI}} |
||
{{Persondata <!-- Metadata: see [[Wikipedia:Persondata]]. --> |
|||
|NAME = Dahler, P. F. |
|||
|ALTERNATIVE NAMES = |
|||
|SHORT DESCRIPTION = Politisi Belanda |
|||
|DATE OF BIRTH = 21 Februari 1883 |
|||
|PLACE OF BIRTH = [[Semarang]], [[Hindia Belanda]] |
|||
|DATE OF DEATH = 7 Juni 1948 |
|||
|PLACE OF DEATH = [[Jogjakarta]], [[Hindia Belanda]] |
|||
}} |
|||
[[Kategori:Anggota BPUPKI]] |
[[Kategori:Anggota BPUPKI]] |
||
[[Kategori:Orang Indo]] |
[[Kategori:Orang Indo]] |
||
Baris 49: | Baris 43: | ||
[[Kategori:Belanda-Indonesia]] |
[[Kategori:Belanda-Indonesia]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]] |
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]] |
||
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Kristen ke Islam]] |
Revisi per 24 Juni 2024 13.04
Pieter Frederik Dahler | |
---|---|
Lahir | Pieter Frederik Dahler 21 Februari 1883 Semarang, Hindia Belanda |
Meninggal | 07 Juni 1948 Yogyakarta, Hindia Belanda |
Pekerjaan | Aktivis, Guru, Politisi |
Kebangsaan | Indonesia |
Pieter Frederik "Frits" Dahler (21 Februari 1883 – 7 Juni 1948) merupakan salah satu politisi dan aktivis Indo (Eurasia) yang berusaha menjalin kerjasama antara komunitas Indo-Eropa dengan masyarakat pribumi Hindia Belanda (sekarang: Indonesia). Setelah Perang Dunia II, namanya diganti menjadi Amir Dachlan.
Bersama dengan E.F.E. Douwes Dekker, ia merupakan politisi kuat pendukung ikatan antara Indo-Eropa dan Indonesia di kolonial Hindia Belanda dan pada masa awal pascakolonial Indonesia. P.F. Dahler adalah anggota BPUPKI.
Kehidupan pribadi
Keluarga
Ia menikahi Eleonora Helena Emilie Maijer (3 November 1884 – 5 Maret 1916), putri dari Wilhelm Friedrich Maijer dan Wilhelmina Adriana Noordhoorn. Mereka memiliki setidaknya satu putra yang bernama Rudolf Antoine Dahler, (16 Juli 1914 – 3 Juni 1992). Setelah kematian istri pertamanya, ia menikahi istri keduanya Pauline Françoise Wattiez dan memiliki setidaknya satu putri, Sophie Faubel-Dahler, yang menikah dengan Frederik Faubel, dan seorang putra bernama L.A. (Loet) Dahler.
Keislaman Dahler
Setelah kemerdekaan Indonesia, Dahler berpindah agama dari Kristen ke Islam dan mengubah namanya menjadi Amir Dachlan. Meski demikian, menjelang kematiannya, ia meminta secara pribadi untuk dikuburkan di pemakaman Kristen di kawasan Mrican. Max Rooyackers, seorang mahasiswa Universitas Sanata Dharma, menyimpulkan bahwa keislaman Dahler hanya simbolis semata dan dimaksudkan sebagai wujud asimilasi dan ungkapan rasa nasionalisme. Menurut Max, hingga akhir hayatnya, Dahler tetap memeluk agama Kristen.[1]
Referensi
- ^ Rooyackers, Max (2022). "Makna Islam Bagi Orang Indo-Eropa Nasionalis Pada Awal Masa Kemerdekaan Indonesia". Bandar Maulana: Jurnal Sejarah Kebudayaan. 27 (1): 1–11. doi:10.24071/jbm.v27i1.5802. ISSN 3024-8671.
Daftar pustaka
- Meijer, Hans In Indië geworteld. De 20ste eeuw. (Publisher: Bert Bakker, Amsterdam, 2004) P.67, 180, 217-218, 220, 222, 225, 227-228, 232-235, 242, 265, 380 ISBN 90-351-2617-3
- Touwen-Bouwsma, E. “Japanese minority policy; The Eurasians on Java and the dilemma of ethnic loyalty.” in Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 152, no.4. ‘Japan, Indonesia and the WarMyths and realities.’ (Publisher: KITLV, Leiden, 1996) [1]