Lompat ke isi

Pembicaraan Pengguna:203.78.114.132: Perbedaan antara revisi

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{buka blokir|Ingin membuat halaman baru saya tidak bermaksud melakukan Vandalisme seperti pada halaman Gyat yang saya buat.}}'
Tag: pengguna terblokir menyunting halaman pembicaraannya membuat halaman pembicaraan sendiri Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pengguna terblokir menyunting halaman pembicaraannya kemungkinan spam Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1: Baris 1:
{{buka blokir|Ingin membuat halaman baru saya tidak bermaksud melakukan Vandalisme seperti pada halaman [[Gyat]] yang saya buat.}}
{{buka blokir|Ingin membuat halaman baru saya tidak bermaksud melakukan Vandalisme seperti pada halaman [[Gyat]] yang saya buat.}}
Saya ingin membuat halaman baru tentang [[Bahasa Bali Kuno]]
{{Infobox Language
|name=Bahasa Bali Kuno
|nativename = ''Basa bali kuna''
|fam1=[[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
|fam3=[[Rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa|Bali–Sasak–Sumbawa]]
|speakers = tidak diketahui (punah)
|ethnicity = [[Orang Bali|Bali]]<br>[[Suku Bali Aga|Bali Aga]]
| states = [[Kerajaan Bali]] (Historis)
|region=[[Bali]], [[Jawa]] (timuran), [[Lombok]], [[Sumbawa]] (barat)
|extinct= abad XI Masehi
|fam1=[[rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|script=[[Aksara Bali]] kuno<br>[[Aksara Pallawa]]<br>[[Aksara Kawi]]
| image = Balinese script 300 years ago.jpg
| imagecaption = Aksara Bali 300 tahun yang lalu
| map = Bali Kingdom Gelgel.svg
| mapcaption = Wilayah kekuasaan [[Kerajaan Bali]] pada puncaknya dibawah pemerintahan [[Kerajaan Gelgel|Dinasti Gelgel]]. Pada masa ini budaya Bali dan bahasa Bali juga turut berkembang tidak hanya di Bali tapi juga di Jawa khususnya bagian timur, Lombok dan Sumbawa barat.
|contoh_teks_judul= "Lagu Bahasa Bali-Kawi: Kalangwan Hudan" (Syair Hujan)"
|contoh_teks=<div style="line-height:1.7;">''Angar-angar hudan tibanya ring pêrtiwi, anaracap ika saking gaganālaya, garjita garjita nikang praja, umêndung gaga ring bhawana, danasura jati sri rādhā-śyāmasundara.{{efn|Teks teks dan terjemahan ini diambil dari channel YouTube bernama ''Arya Lawa Manuaba'' dengan judul video "Lagu Bahasa Bali-Kawi: Kalangwan Hudan" (Syair Hujan)".}}{{cn/bahasa|tidak}}</div>
|contoh_terjemahan={{Switcher
|''Beaming rain falls on the Earth, dripping from the vast sky, all beings are happy, nurturing grains on the ground, sri sri rādhā-śyāmasundara is so generous''.
----
|Terjemahan bahasa Inggris}}
|Berseri-seri hujan turun ke Bumi, menetes dari langit yang luas, semua makhluk berbahagia, memelihara biji-bijian di atas tanah, sri sri rādhā-śyāmasundara begitu bermurah hati.{{efn|Teks teks dan terjemahan ini diambil dari channel YouTube bernama ''Arya Lawa Manuaba'' dengan judul video "Lagu Bahasa Bali-Kawi: Kalangwan Hudan" (Syair Hujan)".}}{{cn/bahasa|tidak}}
----
|Terjemahan bahasa Indonesia}}

'''Bahasa Bali Kuno''' atau '''Bali Kuna''' merupakan [[bahasa]] [[kuno]] atau bahasa [[prasasti]] dari abad IX sampai XI Masehi
di [[Bali]]. Sebuah perjalanan panjang hingga masuk pada abad XXI Masehi
sekarang ini, bahasa Bali kurang lebih telah melewati 1000 tahun perjalanan jika dihitung dari
masa akhir penggunaan bahasa Bali Kuno.
Bahasa Bali Kuno adalah nama yang diberikan terhadap bahasa Bali dalam versinya
yang kuno. Bahasa Bali Kuno tidak terikat oleh tingkatan-tingkatan bahasa yang dikenal sebagai
''anggah-ungguhing basa Bali'' seperti halnya [[bahasa Bali]] Modern sekarang ini.
Prasasti Bali Kuno telah dikompilasi oleh Goris (1954).
Dalam perkembangannya, bahasa Bali Kuno kemudian menjadi bahasa Bali Modern yang
memiliki tradisi lisan dan tulisan serta digunakan oleh [[orang Bali|Suku Bali]] dan [[Suku Bali|Bali Aga]] sebagai bahasa ibu dengan banyak dialek yang berbeda. Perbedaan mendasar antara bahasa Bali Kuno dengan bahasa Bali Modern adalah pada
tingkatan-tingkatan bahasa.
Pemakaian
bahasa Bali Kuno dijumpai dari hasil temuan sejumlah prasasti yang berasal dari zaman Bali
Kuno. Bahasa Bali Kuno dalam tipenya yang paling tua dijumpai dalam [[prasasti Sukawana]]
tahun 804 Saka, dikeluarkan di Panglapuan (sejenis Peradilan) di Singhamandawa yang
merupakan pusat pemerintahan raja di Bali dengan rajanya Sang Ratu Sri Ugrasena. Bahasa Bali Kuno diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulisnya,
bukan didasarkan pada penuturnya secara langsung pada saat itu. Bahasa Bali Kuno yang hanya diketahui sebagai ragam tulis diketahui melalui prasastiprasasti Bali tahun 882-1050 Masehi. Prasasti Bali Kuno telah dikompilasi oleh Goris (1954).
Dalam perkembangannya, bahasa Bali Kuno kemudian menjadi bahasa Bali Modern yang
memiliki tradisi lisan dan tulisan serta digunakan oleh [[orang Bali]] sebagai bahasa ibu. Perbedaan mendasar antara bahasa Bali Kuno dengan bahasa Bali Modern adalah pada
tingkatan-tingkatan bahasa. Pada bahasa Bali Kuno, tidak dikenal tingkatan-tingkatan bahasa,
sedangkan pada bahasa Bali modern, tingkatan-tingkatan bahasa sangat ketat. Perbendaharaan
kosakata bahasa Bali Kuno lebih sedikit dibandingkan dengan bahasa Bali Modern, karena
secara umum di dalam bahasa Bali Modern, sebuah kosakata secara umum memiliki bentuk
singgih (hormat), bentuk sor (merendahkan), bentuk kepara (biasa), dan bentuk kasar.
Kemiripan kosakata yang ditemukan dalam bahasa Bali Kuno dengan [[bahasa Bali]]
Modern cukup jelas terlihat dari perbendaharaan kosakata yang termuat di dalam kamus Bali
Kuno – Indonesia yang disusun oleh Granoka, dkk. (1985). Begitu pula halnya jika dikaitkan
dengan [[bahasa Jawa Kuno]] maupun bahasa Sansekerta, bahasa Bali tidak bisa dilepaskan dari pengaruh [[Sansekerta]] dan Jawa kuno.<ref>{{cite journal|last= I Nengah|first= Granoka|date= 2022|title= TELAAH DIAKRONIK BAHASA BALI - Linguistik Indonesia|journal= linguistik - Indonesia|volume= 1|issue= no|pages= 266–280|doi= 10.52690/jswse.v1i3.114|access-date= 27 June 2022|doi-access= free|archive-date= 2023-06-27|archive-url= https://www.google.com/linguistik-indonesia.org/index.php/linguistik_indonesia/article/view/433/196|dead-url=no}}</ref>

== Lihat juga ==
* [[Bahasa Bali]]
* [[Bahasa Bali Aga]]

== Referensi ==

Revisi per 27 Juni 2024 08.59

Pengguna yang sedang diblokir ini meminta agar pemblokirannya ditinjau:

203.78.114.132 (Log pemblokiranpemblokiran aktifpemblokiran globalkontrkontr. yg dihapuslog filterlog pembuatanubah pengaturan blokbuka blokirperiksa pengguna (catatan))


Alasan:

Ingin membuat halaman baru saya tidak bermaksud melakukan Vandalisme seperti pada halaman Gyat yang saya buat.

Catatan:

  • Dalam beberapa kasus, Anda mungkin tidak diblokir atau pemblokirannya sudah kedaluwarsa. Periksa daftar pemblokiran aktif. Jika tidak ada, Anda mungkin mendapatkan pemblokiran otomatis dari sistem antivandalisme otomatis. Anda dapat menghilangkan ini dan buka petunjuknya.
  • Harap baca Wikipedia:Evaluasi pemblokiran untuk memastikan bahwa permintaan buka blokir Anda akan membantu kasus Anda. Anda boleh mengubah permintaan ini kapan saja.
Kepada pengurus:

Jika Anda meminta pengurus pemblokir untuk berkomentar, ganti templat ini dengan templat berikut serta ganti "pengurus pemblokir" dengan nama pemblokir:

{{unblock on hold | 1=pengurus pemblokir | 2=Ingin membuat halaman baru saya tidak bermaksud melakukan Vandalisme seperti pada halaman [[Gyat]] yang saya buat. | 3 = ~~~~}}

Jika Anda menolak permohonan pembukaan blokir, ganti templat ini dengan kode berikut, menggantikan alasan penolakan dengan alasan yang spesifik.

{{unblock reviewed | 1=Ingin membuat halaman baru saya tidak bermaksud melakukan Vandalisme seperti pada halaman [[Gyat]] yang saya buat. | decline = alasan penolakan ~~~~}}

Jika Anda menyetujui permohonan pembukaan blokir, ganti templat ini dengan kode berikut, menggantikan alasan persetujuan dengan alasan yang spesifik.

{{unblock reviewed | 1=Ingin membuat halaman baru saya tidak bermaksud melakukan Vandalisme seperti pada halaman [[Gyat]] yang saya buat. | accept = alasan persetujuan ~~~~}}

Saya ingin membuat halaman baru tentang Bahasa Bali Kuno

Bahasa Bali Kuno
Basa bali kuna
Aksara Bali 300 tahun yang lalu
Dituturkan diKerajaan Bali (Historis)
WilayahBali, Jawa (timuran), Lombok, Sumbawa (barat)
EtnisBali
Bali Aga
Kepunahanabad XI Masehi
Aksara Bali kuno
Aksara Pallawa
Aksara Kawi
Kode bahasa
ISO 639-3
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Extinct

Bahasa Bali Kuno diklasifikasikan sebagai bahasa yang telah punah (EX) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [1][2]

Lokasi penuturan
Wilayah kekuasaan Kerajaan Bali pada puncaknya dibawah pemerintahan Dinasti Gelgel. Pada masa ini budaya Bali dan bahasa Bali juga turut berkembang tidak hanya di Bali tapi juga di Jawa khususnya bagian timur, Lombok dan Sumbawa barat.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  +  Info templat



Bahasa Bali Kuno atau Bali Kuna merupakan bahasa kuno atau bahasa prasasti dari abad IX sampai XI Masehi di Bali. Sebuah perjalanan panjang hingga masuk pada abad XXI Masehi sekarang ini, bahasa Bali kurang lebih telah melewati 1000 tahun perjalanan jika dihitung dari masa akhir penggunaan bahasa Bali Kuno. Bahasa Bali Kuno adalah nama yang diberikan terhadap bahasa Bali dalam versinya yang kuno. Bahasa Bali Kuno tidak terikat oleh tingkatan-tingkatan bahasa yang dikenal sebagai anggah-ungguhing basa Bali seperti halnya bahasa Bali Modern sekarang ini. Prasasti Bali Kuno telah dikompilasi oleh Goris (1954). Dalam perkembangannya, bahasa Bali Kuno kemudian menjadi bahasa Bali Modern yang memiliki tradisi lisan dan tulisan serta digunakan oleh Suku Bali dan Bali Aga sebagai bahasa ibu dengan banyak dialek yang berbeda. Perbedaan mendasar antara bahasa Bali Kuno dengan bahasa Bali Modern adalah pada tingkatan-tingkatan bahasa. Pemakaian bahasa Bali Kuno dijumpai dari hasil temuan sejumlah prasasti yang berasal dari zaman Bali Kuno. Bahasa Bali Kuno dalam tipenya yang paling tua dijumpai dalam prasasti Sukawana tahun 804 Saka, dikeluarkan di Panglapuan (sejenis Peradilan) di Singhamandawa yang merupakan pusat pemerintahan raja di Bali dengan rajanya Sang Ratu Sri Ugrasena. Bahasa Bali Kuno diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulisnya, bukan didasarkan pada penuturnya secara langsung pada saat itu. Bahasa Bali Kuno yang hanya diketahui sebagai ragam tulis diketahui melalui prasastiprasasti Bali tahun 882-1050 Masehi. Prasasti Bali Kuno telah dikompilasi oleh Goris (1954). Dalam perkembangannya, bahasa Bali Kuno kemudian menjadi bahasa Bali Modern yang memiliki tradisi lisan dan tulisan serta digunakan oleh orang Bali sebagai bahasa ibu. Perbedaan mendasar antara bahasa Bali Kuno dengan bahasa Bali Modern adalah pada tingkatan-tingkatan bahasa. Pada bahasa Bali Kuno, tidak dikenal tingkatan-tingkatan bahasa, sedangkan pada bahasa Bali modern, tingkatan-tingkatan bahasa sangat ketat. Perbendaharaan kosakata bahasa Bali Kuno lebih sedikit dibandingkan dengan bahasa Bali Modern, karena secara umum di dalam bahasa Bali Modern, sebuah kosakata secara umum memiliki bentuk singgih (hormat), bentuk sor (merendahkan), bentuk kepara (biasa), dan bentuk kasar. Kemiripan kosakata yang ditemukan dalam bahasa Bali Kuno dengan bahasa Bali Modern cukup jelas terlihat dari perbendaharaan kosakata yang termuat di dalam kamus Bali Kuno – Indonesia yang disusun oleh Granoka, dkk. (1985). Begitu pula halnya jika dikaitkan dengan bahasa Jawa Kuno maupun bahasa Sansekerta, bahasa Bali tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Sansekerta dan Jawa kuno.[3]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  2. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  3. ^ I Nengah, Granoka (2022). "TELAAH DIAKRONIK BAHASA BALI - Linguistik Indonesia". linguistik - Indonesia. 1 (no): 266–280. doi:10.52690/jswse.v1i3.114alt=Dapat diakses gratis. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-27 Parameter |archive-url= membutuhkan |url= (bantuan). 


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan