Bahasa Bali Aga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Bali Aga
Dituturkan diIndonesia
WilayahBali (Kintamani, Bangli, Buleleng, dan Karangasem)[1]
EtnisBali Aga
Penutur
63.000 jiwa suku Bali Aga
Kode bahasa
ISO 639-3
Status konservasi
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
Bahasa Bali Aga belum diklasifikasikan dalam tingkatan manapun pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan
Referensi: [2][3]

Lokasi penuturan
Peta
Perkiraan lokasi penuturan Bahasa Bali Aga
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Bali Aga (juga disingkat sebagai DBA) merupakan sebuah dialek bahasa Bali yang dituturkan oleh masyarakat yang berada di daerah pegunungan, terutama pegunungan Kintamani, Bangli, Buleleng, dan Karangasem, serta indikasi penuturan di Nusa Penida.[1]

Menurut Bawa (1983), dialek Aga bersama dengan Dialek Bali Daratan (atau DBD) merupakan dua dialek utama bahasa Bali. Perbedaan kedua dialek ini terletak pada variasi kosakata, fonologi, dan tingkatan kebahasaan. Pada dialek Aga, tingkatan kebahasaan (dalam artian bahasa halus dengan bahasa kasar) hanya berupa bentuk bahasa kasar saja, sementara dialek daratan mengenal bentuk halus dan kasar.[1][4]

Terdapat sebuah sub-dialek dari Bali Aga yang juga dikenal sebagai "Bahasa Bali Kapara" yang dituturkan di Desa Sembiran, yakni sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.[1]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]

Dialek Aga merupakan sebuah dialek dari Bahasa Bali yang sendirinya termasuk dalam cabang Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia. Dalam rumpun Melayu-Polinesia, bahasa Bali berada di subcabang Bali-Sasak-Sumbawa.[5]

Dialek lain bahasa Bali yang dituturkan di wilayah Nusa Penida dan sekitarnya, yakni bahasa Bali Nusa Penida (atau disebut juga sebagai basa Nosa atau dialek NP), seringkali digolongkan menjadi sub-dialek dari dialek Aga. Hal ini dikarenakan dialek NP memiliki persamaan ciri kebahasaan dengan dialek Aga yang oleh Jendra, dkk. (1997) dijabarkan sebagai berikut:[6]

  • Distribusi fonem /h/ pada awal dan tengah kata;
  • Masih ditemukannya akhiran /-ñə/ dan /-cə/ yang merupakan alofoni morfem dari akhiran //;
  • Intonasi pembicaraan penutur cenderung memiliki tempo yang cepat dan tekanan yang lebih keras;
  • Kosakata dalam dialek Nusa Penida memiliki kemiripan dengan kosakata yang ada di dialek Aga dan sub-dialeknya yang lain.

Meskipun demikian, terdapat perbedaan lain yang cukup mencolok antara kedua dialek, yakni hilangnya atau berkurangnya distribusi fonem /a/ pada posisi akhir kata.[6]

Persebaran[sunting | sunting sumber]

Dalam Bawa (1983:394), dialek Bali Aga (DBA) dikelompokkan menjadi tiga daerah penuturan utama, yakni wilayah timur, utara, serta barat yang dirinci sebagai berikut:[4]

Sub-dialek Desa Sembiran (atau disebut juga dialek Agas Sembiran atau DBAS) termasuk dalam kelompok timur yang dituturkan oleh kurang lebih 4.883 penutur yang mendiami wilayah desa tersebut.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e Putu Evi Wahyu Citrawati; Wayan Teguh; Putu N. Widarsini; Gede Eka Wahyu (September 2019). "Morfologi Bahasa Bali Aga Dialek Sembiran, di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng". Linguistika. Universitas Udayana. 26 (2). ISSN 0854-9613. 
  2. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  3. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  4. ^ a b Bawa, I Wayan, dkk. (1983). "Bahasa Bali di Daerah Bali: Sebuah Pemerian Geografi Dialek". Jakarta: Disertasi Fakultas Sastra UI. 
  5. ^ Adelaar, K. Alexander (2005). "The Austronesian languages of Asia and Madagascar: a historical perspective". Dalam Adelaar, K. Alexander; Himmelmann, Nikolaus. The Austronesian languages of Asia and Madagascar. London: Routledge. hlm. 1–42. 
  6. ^ a b I Ketut Serawan (17 Mei 2020). ""Basa Nosa", Bahasa Bali Dialek Nusa Penida yang Mirip Dialek Bali Aga?".