Lompat ke isi

Lambang Sumatera Barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
adopsi notasi heraldik Barat untuk lambang daerah Indonesia.
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{one source}}{{refimprove}}
{{Infobox emblem
{{Infobox emblem
|name = Lambang Sumatra Barat
|name = Lambang Sumatera Barat
|image = West Sumatra coa.svg
|image = Coat of arms West Sumatera.png
|alt =
|alt = Lambang Sumatera Barat
|image_width =
|image_width =
|caption =
|middle =
|middle =
|middle_width =
|middle_width =
Baris 20: Baris 20:
|image3_width =
|image3_width =
|image3_caption =
|image3_caption =
|armiger =
|armiger = Provinsi Sumatera Barat
|year_adopted = 1971
|year_adopted = 1971
|until =
|until =
|crest =Merah dengan tulisan {{sc|sumatera barat}} Emas.
|crest = Merah dengan tulisan Sumatera Barat warna emas
|torse =
|torse =
|shield = Hijau, [[Rumah Gadang]] warna alam, di kemuncak bintang segi lima Emas, dan di bawah gelombang air 3 lapis Putih.
|shield = Rumah gadang, bintang segi lima di kemuncak, dan gelombang air tiga lapis warna putih
|supporter =
|supporter =
|supporters =
|supporters =
|compartment =
|compartment =
|motto = {{smallcaps|tuah sakato}} Merah di atas pita Kuning.
|motto = Tuah Sakato
|orders =
|orders =
|badge =
|badge =
Baris 37: Baris 37:
|notes =
|notes =
}}
}}
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 069-08.jpg|ka|jmpl|Prangko lambang Sumatera Barat (2008)]]


'''Lambang Sumatera Barat''', juga disebut '''Lambang Tuah Sakato'''<ref>{{Cite web|title=Arti Lambang Tuah Sakato|url=https://sumbarprov.go.id/home/news/340-arti-lambang-tuah-sakato.html|website=sumbarprov.go.id|language=|access-date=2023-05-11}}</ref> diadopsi pada tahun 1971 melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 10 Tahun 1970.<ref>{{Cite web|title=Logo Lambang Daerah Provinsi Sumatera Barat - Sistem Informasi Kearsipan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi|url=https://bukittinggikota.sikn.go.id/index.php/lambang-daerah-provinsi-sumatera-barat-2|website=bukittinggikota.sikn.go.id|access-date=2023-05-11}}</ref> Lambang ini berbentuk perisai segi lima, di dalamnya terdapat siluet [[Rumah Gadang]] dengan [[Arsitektur Minangkabau|atap gonjongnya]] dan atap masjid tradisional [[Minangkabau]] yang bertingkat tiga, bintang di kemuncak, gelombang air laut, dan semboyan daerah Tuah Sakato.
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 069-08.jpg|jmpl|Prangko Lambang Provinsi Sumatra Barat]]
'''Lambang [[Sumatra Barat]]''' berbentuk perisai segi, menampilkan bangunan [[Rumah Gadang|rumah gadang]] dengan siluet [[Arsitektur Minangkabau|atap gonjong]] dan atap [[masjid]] tradisional [[Minangkabau]] bertingkat tiga, bintang, riak gelombang air laut, dan motto daerah {{Smallcaps|tuah sakato}}.<ref name="Lambang Sumbar">{{cite book|last =|first =|authorlink =|coauthors =|editor = Arief Mudzakir, BA & Sulistiono, S.S|others =|title = Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap (RPUL)|origdate =|origyear = 2003|origmonth = Februari|url = http://www.anekailmu.com|format =|accessdate =|accessyear = 2008|accessmonth = Januari|edition = 1|date =|year = 2003|month = Februari|publisher = [[CV. Aneka Ilmu|Aneka Ilmu]]|location = Semarang|language = [[Bahasa Indonesia]]|id =|doi =|pages = viii + 296|chapter = 35|chapterurl =|quote = }}</ref>


[[Sumatra Barat]] adalah rumah dan kampung halaman bagi masyarakat Minangkabau yang membentuk mayoritas penduduk provinsi. Atap [[masjid]] dan bangunan [[rumah gadang]] melambangkan masyarakat Sumatra Barat yang teguh memegang agama dan adat. Pada puncak atap masjid, terdapat bintang yang mengambil simbol Ketuhanan Yang Maha Esa pada [[Pancasila]]. Rumah gadang sebagai tempat [[musyawarah]] bersama yang menjadi ciri khas budaya setempat. Bintang segi lima, menyimbolkan sila pertama, ketuhanan yang maha esa. Sedangkan riak gelombang laut melambangkan dinamika masyarakat [[Minangkabau]] selaku suku asli Sumatra Barat. Tulisan "Tuah Sakato" bermakna Kesepakatan untuk melaksanakan hasil musyawarah merupakan hal yang bertuah bagi masyarakat.
Sumatera Barat adalah rumah dan kampung halaman bagi [[Orang Minangkabau|masyarakat Minangkabau]] yang membentuk mayoritas penduduk provinsi. Atap masjid dan bangunan Rumah Gadang sebagai tempat musyawarah melambangkan masyarakat yang teguh memegang agama dan adat. Pada puncak atap masjid, terdapat bintang yang mengambil [[Lambang negara Indonesia#Perisai|simbol Ketuhanan Yang Maha Esa]] pada [[Pancasila]]. Gelombang air laut melambangkan dinamika masyarakat. Semboyan Tuah Sakato bermakna kesepakatan untuk melaksanakan hasil musyawarah.

== Sejarah ==
Lambang Sumatra Barat diperkenalkan pada 1971, melalui hasil rancangan doktor dan guru besar seni rupa [[Ibenzani Usman]]. Gagasan menampilkan atap gonjong dipengaruhi oleh berdirinya gedung [[Kantor Gubernur Sumatra Barat]]. Penggunaan identitas Minangkabau pada lambang ini dianggap sebagai bentuk pertahanan jati diri dan perlawanan terhadap tekanan pemerintah pusat setelah kota-kota di Sumatra Barat dibombardir sewaktu gejolak [[Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).
Lambang ini diperkenalkan pada tahun 1971, atas saran [[doktor]] dan [[guru besar]] [[seni rupa]] [[Ibenzani Usman]].<ref>{{Cite book|last=Usman|first=Ibenzani|date=1985|url=https://www.google.co.id/books/edition/Seni_ukir_tradisional_pada_rumah_adat_Mi/n01KhUAUsqIC|title=Seni ukir tradisional pada rumah adat Minangkabau: teknik, pola dan fungsinya|publisher=Institut Teknologi Bandung|language=id}}</ref> Gagasan menampilkan atap gonjong dipengaruhi oleh berdirinya [[Rumah Bagonjong|Kantor Gubernur Sumatera Barat]]. Penggunaan identitas Minangkabau pada lambang ini dianggap sebagai bentuk pertahanan jati diri dan perlawanan terhadap tekanan Pemerintah Pusat setelah kota-kota di Sumatera Barat dibombardir sewaktu gejolak [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).<ref>{{Cite book|last=Bahar|first=Saafroedin|url=https://www.google.co.id/books/edition/ETNIK_ELITE_DAN_INTEGRASI_NASIONAL/Tk1jDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=Lambang+Sumatera+Barat&pg=PA327&printsec=frontcover|title=ETNIK, ELITE DAN INTEGRASI NASIONAL: MINANGKABAU 1945-1984 REPUBLIK INDONESIA 1985-2015|publisher=Gre Publishing|language=id|url-status=live}}</ref>

== Catatan ==
{{notelist}}


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 49: Baris 53:
{{Lambang provinsi di Indonesia}}
{{Lambang provinsi di Indonesia}}


[[Kategori:Sumatra Barat]]
[[Kategori:Sumatera Barat]]
[[Kategori:Lambang provinsi di Indonesia|Sulawesi Barat]]
[[Kategori:Lambang provinsi di Indonesia|Sulawesi Barat]]



Revisi terkini sejak 8 Juli 2024 03.27

Lambang Sumatera Barat
Detail
PemangkuProvinsi Sumatera Barat
Digunakan sejak1971
MustakaMerah dengan tulisan Sumatera Barat warna emas
PerisaiRumah gadang, bintang segi lima di kemuncak, dan gelombang air tiga lapis warna putih
MottoTuah Sakato
Prangko lambang Sumatera Barat (2008)

Lambang Sumatera Barat, juga disebut Lambang Tuah Sakato[1] diadopsi pada tahun 1971 melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 10 Tahun 1970.[2] Lambang ini berbentuk perisai segi lima, di dalamnya terdapat siluet Rumah Gadang dengan atap gonjongnya dan atap masjid tradisional Minangkabau yang bertingkat tiga, bintang di kemuncak, gelombang air laut, dan semboyan daerah Tuah Sakato.

Sumatera Barat adalah rumah dan kampung halaman bagi masyarakat Minangkabau yang membentuk mayoritas penduduk provinsi. Atap masjid dan bangunan Rumah Gadang sebagai tempat musyawarah melambangkan masyarakat yang teguh memegang agama dan adat. Pada puncak atap masjid, terdapat bintang yang mengambil simbol Ketuhanan Yang Maha Esa pada Pancasila. Gelombang air laut melambangkan dinamika masyarakat. Semboyan Tuah Sakato bermakna kesepakatan untuk melaksanakan hasil musyawarah.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Lambang ini diperkenalkan pada tahun 1971, atas saran doktor dan guru besar seni rupa Ibenzani Usman.[3] Gagasan menampilkan atap gonjong dipengaruhi oleh berdirinya Kantor Gubernur Sumatera Barat. Penggunaan identitas Minangkabau pada lambang ini dianggap sebagai bentuk pertahanan jati diri dan perlawanan terhadap tekanan Pemerintah Pusat setelah kota-kota di Sumatera Barat dibombardir sewaktu gejolak Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).[4]

Catatan[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Arti Lambang Tuah Sakato". sumbarprov.go.id. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  2. ^ "Logo Lambang Daerah Provinsi Sumatera Barat - Sistem Informasi Kearsipan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi". bukittinggikota.sikn.go.id. Diakses tanggal 2023-05-11. 
  3. ^ Usman, Ibenzani (1985). Seni ukir tradisional pada rumah adat Minangkabau: teknik, pola dan fungsinya. Institut Teknologi Bandung. 
  4. ^ Bahar, Saafroedin. ETNIK, ELITE DAN INTEGRASI NASIONAL: MINANGKABAU 1945-1984 REPUBLIK INDONESIA 1985-2015. Gre Publishing.