Lompat ke isi

Orang India di Singapura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori Kelompok etnis di Singapura dengan Suku bangsa di Singapura
k Etnik
 
(21 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
| image = |image =
| image = |image =
{{image array|perrow=3|width=95|height=95
{{image array|perrow=3|width=95|height=95
| image1 = Tharman Shanmugaratnam at the official opening of Yuan Ching Secondary School's new building, Singapore - 20100716 (cropped).jpg| caption1 = '''[[Tharman Shanmugaratnam]]''' <br/> ''தர்மன் சண்முகரத்தினம்'' <br/> Presiden Singapura kesembilan sejak 2023
| image1 = President of Singapore SR Nathan.jpg| caption1 = [[S.R. Nathan]]
| image2 = Sharanjit Leyl at World Travel & Tourism Council 2013.jpg| caption2 = '''[[Sharanjit Leyl]]''' <br/> ''ਸ਼ਰਨਜੀਤ ਲੀਲ''<br/> Presenter TV, untuk [[BBC]].
| image2 = C V Devan Nair.jpg| caption2 = [[Devan Nair]]
| image3 = C V Devan Nair.jpg| caption3 = '''[[Devan Nair]]''' <br/> ദേവൻ നായർ <br/> mantan Presiden Singapura.
| image3 = Balaji Sadasivan at the World Economic Forum on East Asia, Ho Chi Minh City, Vietnam - 20100606.jpg| caption3 = [[Balaji Sadasivan]]
| image4 = Indranee Rajah speaking at SMU SOL commencement ceremony 2018 (cropped).jpg| caption4 = '''[[Indranee Rajah]]''' <br/>''இந்திராணி ராஜா'' <Br/> Menteri di Kantor Perdana Menteri dan mantan pengacara TV
| image4 = Sundramoorthy2.JPG| caption4 = [[V. Sundramoorthy]]
| image5 = K. Shanmugam in meeting with Iranian Parliament chairman Ali Larijani.jpg| caption5 = '''[[K. Shanmugam]]''' <br/> ''காசிவிஸ்வநாதன் சண்முகம்'' <br/> Menteri Dalam Negeri Singapura
| image6 = Photograph of Lady Kash.jpg | caption6 = '''[[Lady Kash]]''' <br/> ''லேடி காஷ்'' <br/>rapper/penulis lagu
| image7 = President Halimah Yacob in 2019.jpg | caption7 = '''[[Halimah Yacob]]''' <br/>''حليمة بنت يعقوب'' <br/> mantan Presiden Singapura.
|image8 = Pritam Singh Singapore 4 (cropped).jpg| caption8= '''[[Pritam Singh (politikus Singapura)|Pritam Singh]]''' <br/> ''ਪ੍ਰੀਤਮ ਸਿੰਘ'' <br/> Pemimpin Oposisi
|image9= Vivian Balakrishnan - 2010.jpg |caption9='''[[Vivian Balakrishnan]]''' <Br/> ''விவியன் பாலகிருஷ்ணன்'' <br/> Menteri Urusan Luar Negeri Singapura
}}
}}
| population = ''' 362,274'''<br /> 9,0% dari populasi Singapura(2020)<ref name="pop2020">{{cite web|url=https://www.singstat.gov.sg/-/media/files/publications/cop2020/sr1/cop2020sr1.pdf|title=Singapore Census 2020|work=Singapore Government|page=43}}</ref>
| caption =
| popplace =
| poptime = '''351,700'''<br/>9.1% dari seluruh penduduk di Singapura (2013)<ref name="Singapore Census">{{citation| url=http://www.singstat.gov.sg/publications/publications_and_papers/population_and_population_structure/population2013.pdf| work=Singapore Department of Statistics, Social Statistics Section| title=POPULATION TRENDS 2013| accessdate=2012-05-07| archive-date=2013-11-13| archive-url=https://web.archive.org/web/20131113154912/http://www.singstat.gov.sg/publications/publications_and_papers/population_and_population_structure/population2013.pdf| dead-url=yes}}</ref>
| popplace = {{flagcountry|Singapore}}
| langs = Utamanya [[bahasa Tamil|Tamil]] dan [[bahasa Inggris|Inggris]]
| langs = Utamanya [[bahasa Tamil|Tamil]] dan [[bahasa Inggris|Inggris]]
{{hlist|Juga: [[bahasa Melayu|Melayu]] | [[Malayalam]] | [[bahasa Punjab|Punjab]] | [[bahasa Hindi|Hindi]] | [[bahasa Telugu|Telugu]] }}
{{hlist|Juga: [[bahasa Melayu|Melayu]] | [[Malayalam]] | [[bahasa Punjab|Punjab]] | [[bahasa Hindi|Hindi]] | [[bahasa Telugu|Telugu]] }}
| rels = {{hlist|Utamanya: [[Hindu]] | [[Islam]] | [[Kristen]]}}
| rels = {{hlist|Utamanya: [[Hindu]] | [[Kristen]]}}
{{hlist|Juga: [[Sikhisem]] | [[Buddha]] | [[Tak beragama]]}}
{{hlist|Juga: [[Islam]] | [[Sikhisem]] | [[Buddha]] | [[Tak beragama]]}}
| related = {{hlist| [[India Malaysia]] | [[India-Indonesia]] | [[Chitty]] | [[Jawi Peranakan]] | [[Orang Chindia]] | [[Eurasia Singapura]]}}
| related = {{hlist| [[India Malaysia]] | [[India-Indonesia]] | [[Orang India di Mauritius|Indo-Mauritius]] | [[Indo-Fiji]]}}
}}
}}
'''Orang India di Singapura'''—didefinisikan sebagai orang berdarah [[Asia Selatan]]—meliputi 9% dari seluruh penduduk di negara tersebut, membuat [[kelompok etnis]] tersebut menjadi kelompok etnis terbesar di [[Singapura]] setelah [[Tionghoa Singapura|Tionghoa]] dan [[Melayu Singapura|Melayu]].
'''Orang India Singapura''' adalah warga negara Singapura yang memiliki keturunan [[India]] atau [[Asia Selatan]] secara umum. Mereka merupakan sekitar 9,0% dari warga negara Singapura, menjadikannya kelompok penduduk dengan ras dan [[etnis]] terbesar ketiga di [[Singapura]].<ref name="pop2017">{{cite web|url=https://www.singstat.gov.sg/-/media/files/publications/reference/sif2018.pdf|title=Singapore in Figures 2018|work=Singapore Government|date=January 2018|access-date=28 September 2018|pages=16–17|df=dmy-all}}</ref>

[[India Raya|Kontak dengan India kuno]] meninggalkan pengaruh yang besar pada budaya Melayu asli Singapura. Namun, pemukiman besar-besaran orang India di pulau itu baru terjadi pada saat pendirian Singapura modern oleh Imperium Inggris pada tahun 1819.Pada awalnya, populasi India bersifat sementara, kebanyakan terdiri dari laki-laki muda yang datang sebagai pekerja kerajaan, buruh dan tentara. Menjelang pertengahan abad ke-20, komunitas yang menetap telah terbentuk, dengan rasio jenis kelamin yang lebih seimbang dan penyebaran kelompok usia yang lebih baik.

Warga India Singapura memiliki keberagaman bahasa dan agama, dengan etnis [[Suku Tamil|Tamil]] sebagai yang terbanyak.
Budaya Indo-Singapura telah bertahan dan berkembang selama lebih dari 200 tahun. Menjelang akhir abad ke-20, budaya ini telah menjadi berbeda dari budaya Asia Selatan kontemporer, dengan unsur-unsur India Singapura menyebar luas ke dalam [[budaya Singapura]] yang lebih luas yang mencakup kelompok etnis lainnya.

Individu-individu keturunan Asia Selatan terkemuka telah lama memberikan kontribusi signifikan di Singapura sebagai pemimpin di berbagai bidang kehidupan nasional. Secara kolektif, orang India Singapura juga terwakili dengan baik, di bidang-bidang seperti [[Politik Singapura|politik]], [[Pendidikan di Singapura|pendidikan]], diplomasi, [[Hukum Singapura|hukum]], olahraga, dan lain-lain.


==Definisi Orang India Singapura==
[[File:KITLV - 103788 - Indian couple in Singapore - circa 1890.tif|thumb|right|upright|Pasangan India di Singapura, sekitar tahun 1890.]]
{{main|Ras di Singapura}}
Departemen Statistik Singapura secara luas mendefinisikan orang India sebagai [[Ras manusia|ras]] (atau kelompok etnis) yang meliputi "orang-orang yang berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, atau Sri Lanka seperti [[Suku Tamil|Tamil]], [[Suku Telugu|Telugu]], [[Malayali]], [[Orang Punjab|Punjab]], [[Orang Benggala|Benggala]], [[Suku Sinhala|Sinhala]], dll."<ref>{{cite web|url=http://www.singstat.gov.sg/docs/default-source/default-document-library/publications/publications_and_papers/cop2010/census_2010_release1/cop2010sr1.pdf|title=Census of Population 2010 Statistical Release 1: Demographic Characteristics, Education, Language and Religion|date=2010|website=Department of Statistics, Singapore|page=185|archive-url=https://web.archive.org/web/20170516214219/http://www.singstat.gov.sg/docs/default-source/default-document-library/publications/publications_and_papers/cop2010/census_2010_release1/cop2010sr1.pdf|archive-date=16 May 2017|url-status=dead|df=dmy-all}}</ref><ref>Leow, p.16.</ref>

Orang India di Singapur dapat lebih lanjut didefinisikan berdasarkan status kewarganegaraan dan residensi. Sebagian besar etnis India adalah warga negara Singapura, yang dikenal dalam sebutan lokal sebagai ''Singaporean India'' (India Singapura), atau''Local Indians'' (India lokal). Mereka biasanya adalah penduduk asli yang lahir di sana dan merupakan generasi kedua, ketiga, keempat, atau bahkan kelima keturunan para pemukim dari anak benua India.

Selain itu, terdapat banyak pekerja migran etnis India di Singapura. Warga negara asing dari [[Republik India]] disebut 'Indian nationals' (warga negara India), atau bahkan 'Indian Indians' (India negara India).<ref>Dalam Pidato Hari Nasional 2006, Perdana Menteri Singapura mengatakan "Seorang Tionghoa Tiongkok berbeda dengan seorang Tionghoa Singapura. Seorang India India berbeda dengan seorang India Singapura. Bahkan, ketika saya bertemu dengan Tuan Koizumi tahun lalu dan saya memberi tahu dia, tahukah Anda, kami membawa orang Tionghoa Tiongkok, India India, dia menatap saya, dia berkata, "Tionghoa Tiongkok?" Saya harus menjelaskan, "Ya, memang, mereka berasal dari Tiongkok. Orang Tionghoa Singapura berasal dari Singapura. Kami berbeda." {{cite web|url=http://www.singaporeangle.com/2006/08/transcript-of-pms-rally-speech-in.html|title=Transcript of PM's Rally Speech in English: Prime Minister Lee Hsein Loong's NDR 2006 (English speech): Singapore--Our Future, Our Home|publisher=singaporeangle.com|date=21 August 2006|access-date=6 April 2007|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20110726093934/http://www.singaporeangle.com/2006/08/transcript-of-pms-rally-speech-in.html|archive-date=26 July 2011|df=dmy-all }}</ref>Orang India asing dapat dibedakan berdasarkan status residensi mereka.
==Profil Etno-Linguistik Warga India Singapura==
Warga India Singapura dikelompokkan menurut latar belakang etnolinguistik mereka masing-masing di [[anak benua India]] atau 'kelompok dialek'. Sebagian besar orang India di Singapura memiliki hubungan leluhur dengan [[India Selatan]] dan [[Sri Lanka]], dengan kelompok besar dari [[India Utara]] dan [[India Barat]] yang merupakan sebagian besar sisanya. Umumnya mereka adalah keturunan pemukim bebas dan indentured dari India selama abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20.

Persentase dalam tabel mengacu pada proporsi setiap kelompok bahasa dalam komunitas Penduduk India yang lebih besar di Singapura.

<imagemap>
Image:Singaporean Homelands, India.png|thumb|right|400px|Peta interaktif ini menggambarkan latar belakang etno-linguistik sebagian besar warga India Singapura. Klik pada wilayah regional untuk melihat nama negara bagian, provinsi, atau wilayah.<ref group=Note>Peta ini menggambarkan India sebagai entitas yang tidak terbagi sebelum pemisahan pada tahun 1947, karena beberapa warga India Singapura menelusuri akar mereka ke wilayah yang sekarang berada di luar Republik India.</ref><ref group=Note>Peta ini juga mencakup negara-negara lain di anak benua India, karena "Warga India Singapura" adalah istilah luas yang mencakup berbagai etnis Asia Selatan yang berada di luar India itu sendiri, seperti Tamil Sri Lanka.</ref>

poly 84 182 84 187 86 187 87 187 87 189 86 191 85 194 83 197 83 200 85 202 87 204 85 206 85 208 84 210 86 210 86 212 84 214 84 216 86 218 89 217 90 220 93 224 94 225 97 222 100 222 102 226 104 228 109 225 115 224 121 214 125 209 129 206 131 200 132 193 135 190 139 189 143 191 145 196 147 202 147 204 152 203 154 203 158 205 160 206 160 204 162 204 165 211 169 217 172 219 174 223 174 226 176 228 177 225 178 221 180 223 182 221 184 224 184 227 187 230 187 229 190 227 191 225 190 223 190 221 190 218 188 215 188 211 186 207 184 202 184 196 188 190 191 183 190 178 190 173 193 173 198 173 204 175 204 172 202 171 199 171 198 165 197 162 195 159 192 156 192 151 188 150 183 149 181 146 179 145 174 145 170 143 168 142 164 141 162 143 160 145 158 147 159 149 158 152 156 154 152 156 148 154 141 152 135 149 132 148 128 147 125 145 124 140 122 135 120 130 118 130 114 134 112 131 111 130 108 131 108 129 108 128 107 128 104 129 102 130 102 132 100 133 100 135 98 140 99 142 100 146 98 146 97 144 95 143 94 144 94 146 92 147 91 149 93 151 95 153 95 155 94 156 93 159 92 162 92 165 93 165 93 167 92 169 88 169 86 171 84 172 84 173 85 174 85 177 86 177 84 181 [[Punjab (region)|Punjab]]
poly 55 235 55 239 57 243 57 246 58 248 59 251 61 253 61 255 63 257 62 259 61 261 60 264 59 267 55 269 54 271 56 273 59 272 61 275 62 277 63 281 64 284 67 286 69 287 73 287 75 288 77 286 82 286 82 280 93 281 98 282 102 280 105 278 109 281 112 279 112 271 108 264 106 258 100 258 98 256 98 248 97 245 90 243 88 241 87 237 94 225 89 220 89 218 86 218 76 218 69 223 62 225 60 227 [[Sindh]]
poly 75 289 75 292 78 292 79 294 83 298 87 301 93 304 98 304 104 302 107 301 105 304 103 308 94 311 92 312 90 309 88 309 90 314 93 318 96 320 103 327 108 333 115 337 119 336 125 333 132 329 134 325 133 319 130 318 132 317 134 316 133 310 136 312 137 316 138 320 139 322 139 328 140 330 143 333 143 341 143 345 145 346 148 345 150 343 150 338 149 335 155 339 157 336 157 333 150 329 159 322 157 320 154 322 154 316 155 314 154 311 157 310 154 308 154 307 157 305 156 301 154 296 153 293 149 291 146 287 144 286 145 284 145 282 142 284 141 281 141 279 140 277 138 278 135 276 133 278 131 275 128 274 120 274 114 274 113 274 113 280 110 282 105 278 101 282 97 282 83 281 83 286 78 286 [[Gujarat]]
poly 163 417 166 424 171 431 174 428 174 423 172 419 169 418 164 416 [[Goa]]
poly 124 434 136 434 147 437 154 443 160 452 168 468 177 490 183 505 183 519 184 542 129 541 117 481 119 447 121 435 [[Lakshadweep]]
poly 182 463 188 473 195 487 200 499 203 507 203 511 207 521 216 531 216 524 216 519 214 516 215 513 217 510 214 507 215 504 216 500 215 498 213 497 212 500 209 496 209 492 206 487 206 485 206 483 203 483 201 480 204 478 197 475 193 472 190 471 190 468 188 465 [[Kerala]]
poly 253 505 258 506 262 509 266 515 271 524 274 530 278 537 281 544 281 555 278 559 273 563 267 566 262 567 259 566 255 559 253 554 252 545 252 539 250 533 251 529 252 529 252 522 254 521 254 519 250 517 253 518 255 516 254 514 255 512 255 508 252 508 [[Sri_Lanka]]
poly 252 449 254 450 256 453 255 456 254 460 254 462 253 464 251 468 250 472 249 472 247 472 247 474 247 476 249 476 249 482 248 483 250 483 250 486 248 487 248 490 250 490 250 493 252 493 252 499 246 499 246 497 244 499 244 503 240 508 240 513 245 513 247 516 245 515 236 515 230 521 230 527 225 531 221 532 217 532 216 527 216 519 215 515 217 510 215 506 216 501 215 497 213 497 212 499 209 496 209 492 206 487 206 483 203 482 202 480 204 478 208 482 211 482 213 477 214 477 220 477 223 474 222 472 219 471 219 470 221 469 220 466 219 465 219 462 221 462 221 459 224 457 227 458 228 460 230 460 230 456 234 454 237 456 240 457 241 453 241 451 244 451 246 454 248 454 249 452 251 450 250 449 [[Tamil_Nadu]]
poly 247 472 247 476 250 476 250 472 [[Puducherry (union territory)|Puducherry]]
poly 248 487 248 490 251 490 251 486 [[Puducherry (union territory)|Puducherry]]
poly 211 412 212 415 213 418 211 418 211 421 213 423 214 428 214 429 210 429 210 428 208 429 208 431 209 432 209 436 210 436 210 439 213 439 213 437 215 437 216 439 216 442 213 442 211 440 210 440 210 445 212 446 212 444 215 445 216 444 217 446 219 446 222 444 224 446 225 449 227 450 227 452 229 452 229 455 227 458 228 459 228 460 230 460 230 456 233 454 235 454 239 457 241 451 244 451 247 454 251 448 254 448 253 442 251 436 251 429 249 422 251 416 255 411 258 411 258 414 261 414 262 411 263 407 265 404 267 404 274 404 276 402 278 401 278 396 276 396 277 394 278 392 282 389 283 388 287 386 290 383 292 381 293 378 295 376 298 375 302 370 307 362 310 358 308 357 305 360 302 361 301 364 299 364 296 363 293 362 290 359 289 358 287 360 285 360 285 362 283 363 281 365 280 365 280 367 281 367 281 369 279 369 279 368 278 368 276 371 276 372 275 367 274 367 273 368 273 374 271 373 270 374 269 375 266 376 266 378 265 379 263 382 260 384 257 384 255 383 255 386 253 388 250 389 248 392 246 395 244 396 242 397 241 398 238 400 234 401 231 403 230 405 229 407 228 409 225 409 223 410 222 411 218 411 217 412 214 411 [[Andhra_Pradesh]]
poly 217 347 217 352 216 354 214 353 213 356 212 357 212 359 214 360 214 362 213 364 210 365 210 367 211 369 212 371 213 374 213 376 212 377 211 379 215 379 215 381 214 384 212 385 212 388 214 391 214 393 216 398 216 401 214 403 213 404 218 405 217 407 218 411 223 410 227 409 229 405 232 402 239 398 245 395 249 390 253 388 255 386 255 383 257 383 257 384 261 383 264 380 265 377 261 377 258 377 257 374 254 371 254 373 252 370 248 366 245 365 243 366 241 362 239 358 241 355 239 353 236 351 233 350 231 352 230 350 227 349 227 352 225 351 223 348 222 347 219 347 218 346 [[Telangana]]
poly 333 234 334 237 336 241 337 245 338 246 337 249 335 252 335 256 337 259 339 259 339 262 336 261 336 265 337 269 337 272 338 275 337 278 337 280 336 281 336 286 334 285 333 288 330 288 319 296 316 293 313 295 312 298 317 300 320 303 325 303 324 305 323 307 328 312 328 315 330 317 332 319 333 320 334 320 338 323 347 316 347 322 350 323 353 321 358 321 363 321 369 318 373 316 374 320 378 314 382 316 383 308 385 309 385 315 387 314 388 312 386 306 389 305 390 311 392 309 393 308 397 319 398 325 400 323 402 332 404 334 404 325 409 327 409 323 407 323 407 314 404 306 401 297 399 289 394 290 393 297 393 302 387 295 385 294 385 287 387 283 393 282 396 275 397 271 399 271 398 269 395 267 393 266 368 266 364 265 363 263 363 258 361 254 359 251 358 249 361 247 360 245 360 243 356 242 353 240 349 241 346 238 344 236 343 235 340 235 340 236 337 236 337 235 [[Bengal]]
rect 288 406 401 433 [[India]]
</imagemap>
{|class="wikitable"
|-
|+ '''Profil Populasi Kelompok Dialek India Singapura'''<br /> (''Populasi penduduk; Warga negara Singapura dan Penduduk Tetap.'')<ref name="singstat.gov.sg">{{cite web |url=https://www.singstat.gov.sg/docs/default-source/default-document-library/publications/publications_and_papers/cop2010/census_2010_release1/cop2010sr1.pdf |title=Archived copy |access-date=22 August 2016 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161005201416/https://www.singstat.gov.sg/docs/default-source/default-document-library/publications/publications_and_papers/cop2010/census_2010_release1/cop2010sr1.pdf |archive-date=5 October 2016 |url-status=dead |df=dmy-all }}</ref>
|-
!Latar belakang etno-linguistik
!Asal usul leluhur
!sensus 2010
!Persentase
|-
|[[Suku Tamil|Tamil]]
|[[Tamil Nadu]]<br />[[Sri Lanka]]<br />[[Puducherry]]
|align=right |188,591
|align=right |54.18%
|-
|[[Malayali]]
|[[Kerala]]<br />[[Lakshadweep]]
|align=right |26,348
|align=right |7.57%
|-
|[[Orang Punjab|Punjab]]
|[[Punjab]]
|align=right |18,624
|align=right |5.35%
|-
|[[Suku Gujarat|Gujarat]]
|[[Gujarat]]
|align=right |4,124
|align=right |1.18%
|-
|[[Suku Sindh|Sindhi]]
|[[Sindh]]
|align=right |3,971
|align=right |1.14%
|-
|[[Suku Sinhala|Sinhaka]]
|[[Sri Lanka]]
|align=right |3,140
|align=right |0.90%
|-
|[[Telugu]] <br /> [[Orang Benggala|Benggala]] <br /> [[Hindustan]] <br /> [[Portugis-India]] ([[Orang Kristang|Kristang]]) <br /> [[Parsi]] <br /> Lainnya atau multi-etnis <ref group=Note>Menurut hukum Singapura, orang Singapura yang memiliki warisan multi-etnis harus mengikuti kelompok etnis paternal (ayah) mereka.</ref>
|[[Andhra Pradesh]]<br />[[Telangana]]<br />[[Bengal]]<br />[[Goa]]<br />''Various''
|align=right |103,321
|align=right |29.68%
|-
|
|
|align=right |348,119
|align=right |100%
|}

<references group=Note/>

Komposisi demografi India Singapura dicirikan oleh mayoritas [[Suku Tamil|Tamil]] (54,18%) dan sejumlah besar kelompok minoritas. Etnis Tamil di Singapura termasuk keturunan pemukim Tamil dari India dan [[Sri Lanka]] (kadang-kadang disebut sebagai 'Ceylon').Etnis Malayali, yang menelusuri warisan mereka ke [[Kerala]] di India Selatan, membentuk komunitas terbesar kedua, yang membentuk 7,57% dari populasi India setempat. Tamil dan Malayali adalah dua komunitas etnolinguistik India Selatan utama di Singapura, yang membentuk dua pertiga dari populasi India.

Sementara itu, tiga kelompok etnolinguistik [[India Utara]] utama di Singapura (komunitas Punjabi, Gujarati, dan Sindhi) membentuk 7,67% dari populasi India Singapura. Sisanya 29,68% terdiri dari banyak kelompok minoritas dengan nenek moyang dari India Selatan (seperti Telugu) dan India Utara (seperti Hindustan, istilah Melayu sehari-hari untuk orang India berbahasa Hindi), atau orang Singapura campuran etnis dengan kewarisan paternal India.

==Sejarah==
===Masa pra-kolonial===
{{Main|India Raya}}
[[File:SingaporeStone-bwphoto.jpg|thumb|200px|Sepotong [[Prasasti Singapura]], bertuliskan [[Rumpun aksara Brahmi|Askara Brahmi]], sekitar abad ke-10 hingga ke-13.]]
[[Sejarah India|India Kuno]] memiliki pengaruh yang besar terhadap Asia Tenggara melalui [[Perdagangan rempah|perdagangan]], misi keagamaan, peperangan, dan berbagai bentuk kontak lainnya. Singapura pada masa pra-kolonial merupakan bagian dari "Kerajaan Hindu-Buddha" seperti [[Sriwijaya]] dan [[Majapahit]], yang membentuk bagian dari wilayah budaya yang dikenal sebagai [[India Raya]].<ref>Hall, pp. 12–24</ref>

Sebelum Islam menyebar, Singapura dan wilayah Melayu lainnya beragama Hindu-Buddha. Bukti pengaruh India yang paling kuat dan bertahan lama dalam budaya Melayu adalah banyaknya kata serapan bahasa India dalam bahasa Melayu.

Pengaruh India juga terlihat dalam simbol dan mitologi yang terkait dengan Singapura kuno. [[Sulalatus Salatin|Sejarah Melayu]], atau Sulalatus Salatin, menggambarkan pangeran India yang mendirikan Singapura - [[Sang Nila Utama]] - sebagai keturunan [[Aleksander Agung]] dan seorang Puteri India.<ref>Low, Cheryl-Ann Mei Gek, 'Singapore from the 14th to 19th Century' in Miksic & Low (2004) p.14</ref>Sementara itu, keterkaitan kerajaan dan kesucian [[Bukit Benteng Canning]], yang menjadi tempat kedudukan para penguasa kuno, dihubungkan dengan konsep [[Meru|Gunung Meru]] dalam agama [[Hindu]].<ref>Low, Cheryl-Ann Mei Gek, 'Singapore from the 14th to 19th Century' in Miksic & Low (2004) p.15</ref>

Penggalian arkeologi telah menemukan artefak Hindu-Buddha dari periode pra-kolonial. Pada tahun 1822, [[John Crawfurd]] mendokumentasikan reruntuhan candi Hindu atau Buddha di [[Bukit Benteng Canning]]. Dua artefak pra-kolonial terpenting Singapura adalah [[Prasasti Singapura]], yang bertuliskan aksara Indic, dan gelang emas yang bermotif kepala 'kala' Hindu.<ref>{{cite news|last=Lim|first=Wei Chean|title=Singapore's Treasures|newspaper=[[The Straits Times]]|date=31 January 2006}}</ref>
===Periode Kolonial: 1820-an–1950-an===
====Migrasi dan pemukiman====
Setelah penjajahan Portugis atas [[Kesultanan Melaka|Melaka]] ([[Malaysia]]) pada tahun 1511, pemerintah Portugis mendorong para penjelajah mereka untuk membawa istri-istri India mereka yang telah memeluk agama Kristen Katolik Romawi, di bawah kebijakan yang ditetapkan oleh [[Afonso de Albuquerque]], yang saat itu menjadi
[[Wizurai]] [[India Portugis]] (Raja Muda India).

Orang-orang ini adalah [[Umat Katolik Goa]](Katolik Konkani) dan Katolik Bombay Timur (Katolik keturunan [[Marathi]]). Para Kuparis yang merupakan keturunan campuran Brahmana Samveda, Goa, dan Portugis juga turut datang.Komunitas [[Sinhala]] dan keturunan mereka dari Portugis, termasuk Orang Portugis Sri Lanka (Portuguese Burghers) dari [[Periode Portugal di Ceylon|Ceylon Portugis]], juga datang belakangan. Anak-anak mereka telah kawin campur dengan penduduk Melayu, sehingga kehilangan identitas etnis mereka.Hubungan dengan India kembali terjalin kuat antara tahun 1819 hingga [[Perang Dunia II]], ketika India dan Singapura sama-sama berada di bawah [[Imperium Britania|penjajahan Inggris]]. Berbeda dengan bentuk kontak sebelumnya, hal ini memicu migrasi massal dan pada akhirnya, terbentuknya populasi yang besar, menetap, dan memiliki ciri khas.Pada tahun 1824, sensus pertama Singapura mencatat 756 penduduk India, atau sekitar 7% dari total populasi<ref>Turnbull, p.27.</ref>.ada tahun 1826, data resmi mencatat total populasi sebesar 13.750 jiwa, di mana 1.021 di antaranya adalah orang India - 244 berasal dari [[Benggala]] dan 777 dari [[Pesisir Koromandel]], yang sebagian besar adalah laki-laki.<ref name="census 1826">{{cite book |url=https://archive.org/stream/cu31924023134368#page/n43/mode/2up |editor1=Wright, Arnold |editor2=Cartwright, H.A. |date= 1907|title=Twentieth century impressions of British Malaya: its history, people, commerce, industries, and resources |page=37 }}</ref>

Awalnya, imigran India sebagian besar adalah pria dewasa yang datang dari India untuk mencari pekerjaan, menjalani tugas militer, atau menjalani hukuman penjara selama beberapa tahun sebelum kembali ke kampung halaman. Terdapat aliran keluar-masuk orang India yang konstan dari kota ini, membuat komunitas lokal menjadi cukup sementara.Sebagian kecil orang India lainnya adalah pedagang kaya yang menetap di Singapura dan membangun institusi komersial dan sosial lokal. Yang paling terkenal di antara mereka adalah [[Naraina Pillai]], pemimpin komunitas India paling awal dan kontraktor bangunan pertama di pulau itu. Pada tahun 1827, beliau juga mendirikan [[Kuil Sri Mariamman, Singapura|Kuil Sri Mariamman]], tempat ibadah Hindu tertua di Singapura.

Masuknya orang India dalam setengah abad setelah 1819 menyebabkan periode singkat di mana, untuk pertama dan satu-satunya kalinya, populasi orang India melampaui orang Melayu dan menjadi kelompok etnis terbesar kedua. Pada tahun 1860, mereka membentuk 16% dari populasi penduduk Singapura.<ref>Turnbull, pp.36–37.</ref>Namun, jumlah mereka kemudian turun dari 13.000 pada tahun itu menjadi 12.000 pada tahun 1880, atau 8,7% dari populasi . Setelah ini, orang India perlahan mulai menetap secara permanen dalam jumlah yang lebih besar dan perbandingan ukuran komunitas India di Singapura kolonial menjadi stabil, berfluktuasi antara 7,7% dan 9,4%.
====Karakteristik sosial====
Para akademisi menggambarkan komunitas India di masa kolonial sebagai komunitas yang beragam dan sangat berstrata berdasarkan kelas sosial. Menurut Dr Rajesh Rai, hierarki sosial tersebut terdiri dari empat kelompok utama: elit profesional terdidik (lebih dari 0,5% dari komunitas India), kelompok pedagang (di bawah 10%), kelas menengah kerah putih (5–7%) dan buruh tidak terdidik (lebih dari 80%).<ref>Lal, p.180.</ref>

Kelas sosial dan fungsi pekerjaan juga selaras dengan asal etnis para imigran. Misalnya, [[Tamil Sri Lanka]] dan [[Malayali]] membentuk inti dari kelas menengah atas berpendidikan Inggris. Keluarga pedagang cenderung berketurunan [[Suku Sindh|Sindhi]], [[Suku Gujarat|Gujarati]], dan Tamil . Kasta atas Hindu India Selatan cenderung melakukan pekerjaan terampil tradisional, seperti pemberi pinjaman uang ([[Chettiar]]) dan pendeta ([[Brahmana]]). Orang Sikh sering menjadi polisi atau penjaga keamanan swasta.Sebagian besar migran ini adalah migran sukarela yang masuk dan keluar Singapura dengan bebas menggunakan sumber daya mereka sendiri. Pekerja kasar ([[kuli]]) yang tidak terdidik kebanyakan adalah petani Tamil yang tidak memiliki tanah dari kasta [[Sudra]] serta Adi Dravida atau 'Paria'. Mereka seringkali menjadi buruh kontrak yang didatangkan melalui berbagai skema perekrutan tenaga kerja untuk bekerja di perkebunan karet di [[Malaysia Barat|Malaya]]. Banyak dari mereka yang kemudian bekerja di Singapura setelah terbebas dari ikatan kontrak tersebut.Kelompok lain yang kurang memiliki kebebasan adalah militer. Orang India pertama di Singapura adalah 120 [[sepoy]] dalam Infanteri Asli Bengal dan 'kontingen bazaar' yang terdiri dari tukang cuci, pelayan, dan lainnya yang datang bersama [[Thomas Stamford Raffles]] pada kunjungan pertamanya di tahun 1819. Sepanjang periode kolonial, personel militer berasal dari seluruh India. Sebagian besar kembali ke kampung halaman mereka setelah dinas mereka tanpa menetap di Singapura.<ref>Netto, p.14-17.</ref><ref>Lal, p.178-179.</ref>
====Gerakan reformasi sosial====
Pada abad ke-19, [[gerakan reformasi Hindu]] muncul di India sebagai bagian dari modernisasi budaya yang lebih luas. Gerakan-gerakan ini berusaha untuk mempromosikan apa yang mereka anggap sebagai bentuk Hindu yang lebih otentik sambil mengatasi pelanggaran sosial, seperti sistem kasta Hindu. Gerakan-gerakan ini menyebar ke komunitas India di luar negeri, termasuk Singapura. Kelompok-kelompok seperti [[Misi Ramakrishna]], [[Arya Samaj]], dan Sree Narayana Mission menjadi saluran aktif gerakan reformasi ini.Praktik keagamaan tradisional, terutama di kalangan Hindu kasta rendah, berpusat pada berbagai tradisi rakyat pedesaan, ritual esoteris, dan takhayul. Sebaliknya, gerakan baru ini menarik perhatian umat Hindu perkotaan yang berpendidikan lebih baik, dengan mengadakan kelas pendidikan agama untuk anak-anak dan orang dewasa, serta menafsirkan nilai-nilai, konsep, dan prinsip-prinsip di balik agama tersebut untuk masyarakat awam.Kelompok-kelompok ini juga mendorong hubungan yang lebih langsung dengan Tuhan, tanpa perantara pendeta Brahmin dan ritual, melalui pengabdian individu (berasal dari gerakan Bhakti), melantunkan Bhajan atau hymne, serta melalui yoga. Pelayanan amal juga dipromosikan. Ramakrishna Mission di Singapura mendirikan rumah untuk anak laki-laki dari keluarga bermasalah, sementara Sree Narayana Mission mendirikan rumah untuk orang tua miskin yang terlantar.

Gerakan reformasi sosial lainnya adalah [[Gerakan Swadharma|Gerakan Respect Diri]] (Swadharma), yang muncul di Tamil Nadu pada 1920-an untuk membebaskan [[orang Dravida]], khususnya [[Paria|Adi Dravida]] dan Tamil kasta rendah dari apa yang dianggap sebagai penindasan [[Brahmana]].Gerakan ini mencari inspirasi dari sejarah dan budaya Tamil. Di Singapura, kelompok-kelompok seperti Persatuan Reformasi Tamil (Tamil Reform Association) terinspirasi oleh gerakan ini. Mereka mengimpor publikasi dari India yang mempromosikan gerakan tersebut, dan mereka juga menjamu para pemimpin Gerakan Swadharma (Gerakan Penghargaan Diri) yang berkunjung ke Singapura dari Tamil Nadu.Kelompok-kelompok Singapura ini berfokus pada reformasi moral, sosial, dan agama. Misalnya, mereka mengkampanyekan penentangan terhadap perbedaan kasta dan penyalahgunaan alkohol. Kelompok-kelompok ini juga mempromosikan penggunaan bahasa Tamil dan pengembangan sastra Tamil di Singapura melalui pendirian surat kabar dan sekolah Tamil. Mereka juga terlibat dalam aktivisme serikat pekerja, terutama di sektor pekerjaan yang didominasi oleh orang Tamil.Wartawan dan guru berpendidikan Tamil berada di garda depan gerakan ini. Pemimpin seperti [[Thamizhavel G. Sarangapani]] berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak orang Tamil dan India, dengan cara mendorong orang India untuk mendaftar sebagai warga negara Singapura pada 1950-an dan mengkampanyekan agar bahasa Tamil menjadi salah satu bahasa resmi Singapura.<ref>Lal, p.181.</ref>
====Dahagi Singapura 1915====
{{main|Dahagi Singapura 1915}}
Pemberontakan Singapura 1915 atau [[Dahagi Singapura 1915]], juga dikenal sebagai Pemberontakan Sepoy 1915, adalah peristiwa yang melibatkan 850 tentara [[Angkatan Darat India Britania]] yang memberontak terhadap atasan Inggris mereka pada 15 Februari 1915 di Singapura. Pemberontakan ini merupakan bagian dari Konspirasi Ghadar 1915 (jangan disamakan dengan [[Pemberontakan India 1857]]).Pemberontakan ini berlangsung selama hampir tujuh hari, dan mengakibatkan kematian 47 tentara dan warga sipil di tangan para pemberontak. Para pemberontak tersebut kemudian ditangkap dan diadili dalam [[pengadilan Militer]] (court-martialled). Mereka yang terbukti bersalah atas kejahatan berat dieksekusi oleh Korps Sukarelawan Singapura (Singapore Volunteer Corps).
====Gerakan politik====
{{ see also | Tentara Nasional India di Singapura }}
Gerakan nasionalis di India mendirikan cabang-cabang organisasi di Singapura untuk mendapatkan dukungan dari penduduk India di sana demi memperjuangkan kemerdekaan India. [[Liga Kemerdekaan India]] (Indian Independence League) adalah organisasi [[Gerakan perlawanan]] yang beroperasi dari tahun 1920-an hingga 1940-an. Organisasi ini dibentuk untuk mempersatukan orang India yang tinggal di luar India untuk mengusir Inggris dari India. Didirikan pada tahun 1928 oleh nasionalis India, [[Subhas Chandra Bose]] dan [[Jawaharlal Nehru]], organisasi ini aktif di Singapura dan Malaya setelah keberhasilan [[Jepang]] dalam [[Pertempuran Malaya|Kampanye Malaya]] pada Perang Dunia Kedua.

[[Tentara Nasional India]] (Indian National Army - INA) adalah pasukan bersenjata yang dibentuk oleh kaum nasionalis India pada tahun 1942 di [[Asia Tenggara]], bersamaan dengan masa Perang Dunia Kedua. Tujuan mereka adalah menggulingkan [[Kemaharajaan Britania]] di India dengan bantuan Jepang.

Selama pendudukan Jepang di Singapura dan Malaya, banyak tentara dan warga sipil India yang direkrut untuk bergabung dengan INA. Sayangnya, banyak dari mereka gugur saat bertempur bersama Jepang melawan Inggris di Burma selama perang tersebut.Menjelang kemerdekaan negara-negara di kawasan ini, orang India dan Tionghoa di Malaya berorganisasi dalam bentuk partai politik berdasarkan etnis. Sebagai contoh, Asosiasi India di Singapura, yang saat ini menjadi klub sosial dan rekreasi, dulunya merupakan bagian dari jaringan klub serupa di Malaya pada awal abad ke-20. Jaringan klub-klub ini kemudian bersatu untuk membentuk [[Kongres India Malaysia]](MIC), yang saat ini menjadi partai politik etnis India dalam koalisi pemerintahan [[Barisan Nasional]] di Malaysia. Berbeda dengan keseimbangan demografis etnis yang rumit di Malaysia, Singapura memiliki mayoritas penduduk Tionghoa yang besar. Hal ini membuat politik berbasis etnis menjadi kurang efektif, dan lebih condong ke arah politik berbasis kelas sosial. Sebagai contoh, beberapa profesional India mendukung partai-partai pro-Inggris yang lebih konservatif, karena mereka adalah penerima manfaat dari sistem kolonial. Sebaliknya, [[Partai Aksi Rakyat]] (PAP) yang berkuasa menganut ideologi demokrasi sosial yang mendapat dukungan dari serikat pekerja India. [[Sinnathamby Rajaratnam| S. Rajaratnam]] adalah salah satu anggota pendiri PAP, dan dia bekerja untuk mendefinisikan dan memperjuangkan visinya tentang negara multi-ras, berbeda dengan model Malaysia.

Pemimpin dan intelektual India yang condong ke kiri, seperti [[Devan Nair|C.V. Devan Nair]] dan James Puthucheary, awalnya mendukung kelompok-kelompok sayap kiri yang lebih radikal. Mereka pernah dipenjara oleh Inggris karena aktivisme serikat buruh yang radikal. Kemudian, beberapa dari orang-orang ini bergabung dengan sayap moderat PAP. Devan Nair kemudian membangun gerakan serikat pekerja modern di Singapura, [[Kongres Serikat Buruh Nasional]]. Akibatnya, orang India di Singapura cenderung bersekutu, baik secara individu maupun kelompok, dengan partai-partai yang menganjurkan ideologi politik atau ekonomi tertentu, alih-alih berdasarkan garis ras semata.
===Sejarah pascakolonial: 1960an – sekarang===
====Periode pasca-kolonial segera====
Para akademisi telah mengidentifikasi dua fase dalam perkembangan komunitas India setelah kemerdekaan Singapura pada tahun 1965.<ref name="Lal-p185">Lal, p.185.</ref> Fase pertama, dari tahun 1965 hingga awal 1990-an, mengalami penurunan proporsi komunitas dari 9% pada tahun 1957 menjadi titik terendah 6,4% pada tahun 1980. Salah satu alasannya adalah penarikan pasukan militer Inggris pada awal 1970-an, yang menyebabkan pemulangan banyak pekerja pangkalan militer India. Faktor lainnya adalah pensiunnya para pria tua, yang memilih kembali ke keluarga mereka di India.Di sisi lain, pembatasan imigrasi pasca-1965 menghentikan migrasi baru dari India. Lebih lanjut, terjadi peningkatan emigrasi orang India Singapura ke Barat pada akhir 1980-an. Selama periode ini, populasi India secara absolut terus meningkat karena pertambahan alami. Meskipun secara proporsional menjadi lebih kecil, komunitas ini juga menjadi lebih mapan, dengan beberapa generasi baru lahir secara lokal. Novel sejarah berjudul 'Sembawang: A Novel' mengeksplorasi gagasan ini serta menelusuri kehidupan para migran India yang tinggal di kantong India di luar Pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada 1960-an.<ref>{{Cite book|last=Pillai|first=Anitha Devi|title=Sembawang: A Novel (Translation)|year=2020|publisher=Marshall Cavendish Editions |isbn=978-9814893282}}</ref>

Pada dekade 1960 hingga 1980an, pemerintah Partai Aksi Rakyat (PAP) berusaha untuk menumbuhkan identitas nasional yang sama dan mengakhiri kecenderungan historis warga Singapura untuk mengidentifikasi diri dengan politik nasional – dan seringkali nasionalistis – dari tanah air leluhur mereka. Meskipun kelompok etnis yang berbeda diizinkan dan terkadang didorong untuk mempertahankan identitas budaya mereka, mereka juga didorong untuk berintegrasi secara sosial, politik, dan ekonomi lintas etnis.Pemerintah menjalankan kebijakan untuk mengintegrasikan ras di perumahan umum dan sekolah nasional. Para pemuda menjalani wajib militer selama dua tahun di kamp militer atau kepolisian yang beragam etnis. Bisnis keluarga tradisional digantikan oleh badan pemerintah atau perusahaan multinasional asing, yang mempekerjakan tenaga kerja multi-etnis berdasarkan kemampuan meritokratis daripada kekerabatan atau etnis. Akibatnya, "penanaman identitas Singapura sebagian besar berhasil mengubah migran India menjadi India-Singapura.""<ref name="Lal-p185" />Secara umum, pola sosial dan aktivitas politik etnik India menjadi selaras dan terintegrasi dalam arus utama nasional sejak tahun 1960an.

Meskipun pemerintah Singapura mengusung kebijakan publik dan wacana politik tentang integrasi ras dan identitas nasional, mereka akhirnya mengakui bahwa perbedaan penting dalam profil sosial-ekonomi dari ketiga ras utama tetap ada di periode pasca-kolonial. Awalnya, pemerintah membentuk Mendaki, sebuah kelompok swadaya masyarakat Melayu semi-otonom untuk mendorong kemajuan pendidikan dalam komunitas tersebut guna mengatasi prestasi rendah siswa Melayu. Pada 1980-an, pendekatan ini – yang awalnya dilihat sebagai tindakan luar biasa yang diambil untuk komunitas Melayu – menjadi terjalin dengan retorika "[[Nilai-nilai Asia]]". Retorika ini mendorong kesadaran dan kebanggaan yang lebih besar terhadap warisan etnis masing-masing warga negara, sebagai benteng melawan pengaruh budaya Barat yang dianggap negatif. Akibatnya, pemerintah membentuk [[Asosiasi Pengembangan India Singapura]] (Singapore Indian Development Association -SINDA) pada tahun 1991 untuk mengatasi masalah pendidikan dan sosial masyarakat India. Tak lama kemudian, badan serupa dibentuk untuk komunitas mayoritas Tionghoa.

Selain keberadaan kelompok swadaya masyarakat berdasarkan etnis seperti SINDA (yang masih kontroversial di Singapura), pemerintah pada dasarnya menerapkan kebijakan yang menekankan integrasi ras dan identitas nasional. Dengan latar belakang inilah kebijakan imigrasi dilonggarkan pada 1990-an, yang menyebabkan masuknya banyak orang asing ke Singapura, khususnya warga negara India. Hal ini menandai fase baru dalam sejarah komunitas India di Singapura.
====Periode Kontemporer: 1990an – sekarang.====
Periode kedua dimulai pada awal 1990-an, ketika kebijakan imigrasi dilonggarkan untuk menarik profesional asing guna meningkatkan jumlah dan keterampilan tenaga kerja lokal. Pemerintah ingin menarik migran berpendidikan tinggi dari negara-negara Asia yang diharapkan mau dan mampu menetap secara permanen. Hal ini juga mengatasi masalah tingkat kelahiran Singapura yang sangat rendah. Selain para profesional ini, pekerja asing tidak terampil direkrut sebagai tenaga kerja manual berbiaya rendah untuk lokasi konstruksi dan sektor kebersihan, meskipun tanpa prospek menetap permanen. Akibat dari kebijakan ini, populasi India tumbuh lebih cepat dibandingkan kelompok lain. Proporsi warga negara India dan penduduk tetap meningkat dari 6,4% pada tahun 1980 menjadi 9,23% pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan jumlah warga negara India yang memperoleh kewarganegaraan atau residensi permanen Singapura.

Beberapa tahun belakangan, Departemen Statistik Singapura telah berhenti menyediakan data etnis tentang warga negara asing jangka pendek atau 'non-penduduk' yang tinggal di Singapura (yaitu mereka yang tidak memiliki Permanent Residence Singapura). Per akhir Juni 2007, terdapat sekitar 1.005.500 orang tersebut, atau 21,5% dari total populasi..<ref name="singstat-10">http://www.singstat.gov.sg/pubn/reference/mdsmar10.pdf {{dead link|date=November 2017 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kelompok ini termasuk pemegang izin kerja dua tahun serta pemegang Izin Kerja, Tanggungan, dan Pelajar yang dapat diperpanjang.<ref>{{cite web|url=http://www.mom.gov.sg/passes-and-permits|title=Work passes and permits|publisher=[[Ministry of Manpower (Singapore)|Ministry of Manpower]]|access-date=18 November 2017}}</ref>Pada tahun 2005, Dr Rajesh Rai dari [[Universitas Nasional Singapura]] mengamati bahwa "survei independen memperkirakan jumlah orang Asia Selatan dengan izin kerja menjadi… sekitar 90.000–100.000 orang."<ref name="Lal-p176" />

Angka rilis awal dari Sensus 2010 Singapura menunjukkan, untuk pertama kalinya, jumlah warga negara Singapura etnis India, dan Penduduk Tetap Singapura etnis India, secara terpisah - alih-alih menggabungkan keduanya. Pada tahun 2010, terdapat 237.473 warga negara Singapura India, atau 7,35% dari populasi warga negara. Terdapat 110.646 PR India, atau 20,45% dari populasi PR. Secara total, etnis India berjumlah 348.119, atau 9,23% dari populasi 'penduduk' warga negara dan PR.


== Partisipasi dalam kehidupan negara ==
== Partisipasi dalam kehidupan negara ==

[[Berkas:President of Singapore SR Nathan.jpg|jmpl|200px|[[Presiden Singapura|Presiden]] [[Sellapan Ramanathan|S.R. Nathan]]]]
{{main|Daftar orang India di Singapura}}
{{main|Daftar orang India di Singapura}}


Baris 34: Baris 190:


* '''Bisnis'''
* '''Bisnis'''
==Media==
===Saluran Televisi===
{| class="wikitable"
! Saluran
! Frekuensi
! Nama
! [[Saluran virtual]]
! Bahasa
! Format gambar
! Type
! Daerah siaran
! Situs pemancar
! [[Sistem 24 jam|24-Jam]]
! [[Multipleks (televisi)|Multiplex]]
! Tanggal pembukaan
|-style="background:#faebd7"
| 31
| 554[[Hertz|MHz]]
| [[MediaCorp TV12 Vasantham|Vasantham]]
| 5<sub>[[High-definition television|HD]]</sub>
| [[Bahasa Tamil|Tamil]]
| [[High-definition television|HDTV]] ([[1080i]] [[16:9]])
| Saluran Hiburan Umum
| [[Singapore]]<br>[[Johor Bahru]]([[Malaysia]])<br>[[Batam]]/[[Batam|Batam Islands]], [[Riau]] ([[Indonesia]])
| [[Bukit Batok|Pusat Transmisi Bukit Batok]]
| {{Na}}
| [[Multipleks (televisi)|MUX2]] [[Mediacorp]] [[Bukit Batok|Pusat Transmisi Bukit Batok]]
| {{launch date and age|19 October 2008}}
|}

===Radio===
{|class="wikitable"
|-
!Frekuensi ([[Johor Bahru]], [[Singapore]] dan [[Batam|Batam City]]/[[Batam|Batam Islands]]) ||TRP (kW) || Station || RDS || Bahasa || Genre || Daerah siaran || Situs pemancar || Tanggal pembukaan
|-
| 96.8 MHz ([[Johor Bahru]], [[Singapura]] dan [[Batam|Batam City]]/[[Batam|Batam Islands]]) ||10|| [[Oli 968]] || OLI_968_ || [[Bahasa Tamil|Tamil]] || [[Musik kontemporer dewasa]] <br> [[Informasi hiburan]] || [[Singapura]]<br>[[Johor Bahru]] ([[Malaysia]])<br>[[Batam]]/[[Batam|Batam Islands]], [[Riau Islands]] ([[Indonesia]]) || [[Bukit Batok|Pusat Transmisi Bukit Batok]] || {{launch date and age|1 March 1937}} sebagai '''Radio Singapore''' dan '''Tamil Service''' <small>(di bawah ''British Malaya Broadcasting Corporation'')</small>
|}
===Koran harian ===
{| class="wikitable"
!Koran
!Bahasa
!Format
!Slogan, Motto, Tagline dan Tema
!Didirikan
!Siratan rata-rata harian
!Posisi (Peringkat)
|-
|'''[[Tamil Murasu]]''' '''(தமிழ் முரசு)'''
|[[Bahasa Tamil|Tamil]]
| [[Lembar lebar]]
|'''Singapore's #1 [[Tamil language|Tamil]] Daily Newspaper'''
|{{launch date and age|2 May 1936}}
|999,995,991 (cetak + digital)
|'''#1'''
|}


== Catatan ==
== Catatan ==
Baris 44: Baris 255:
* {{cite book|last1=Chew|first1=Ernest C.T.|first2=Edwin|last2=Lee|title=A History of Singapore|location=Singapore|publisher=[[Oxford University Press]]|year=1991|isbn=0-19-588565-1}}
* {{cite book|last1=Chew|first1=Ernest C.T.|first2=Edwin|last2=Lee|title=A History of Singapore|location=Singapore|publisher=[[Oxford University Press]]|year=1991|isbn=0-19-588565-1}}
* {{cite book|last=Hall|first=D.G.E.|title=A History of South-East Asia|edition=4th ed.|location=London|publisher=Macmillan Press|year=1994}}
* {{cite book|last=Hall|first=D.G.E.|title=A History of South-East Asia|edition=4th ed.|location=London|publisher=Macmillan Press|year=1994}}
* {{cite book|last1=Lal|first1=Brij V.|first2=Peter|last2=Reeves (exec. ed.)|first3=Rajesh|last3=Rai|title=The Encyclopedia of the Indian Diaspora|location=Singapore|publisher=Editions Didier Millet in association with [[National University of Singapore]]|year=2006|isbn=981-4155-65-9}}
* {{cite book|last1=Lal|first1=Brij V.|first2=Peter|last2=Reeves (exec. ed.)|first3=Rajesh|last3=Rai|title=The Encyclopedia of the Indian Diaspora|url=https://archive.org/details/isbn_9789814155656|location=Singapore|publisher=Editions Didier Millet in association with [[National University of Singapore]]|year=2006|isbn=981-4155-65-9}}
* {{cite book|last=Leow|first=Bee Geok|title=Census of Population 2000: Demographic Characteristics|location=Singapore|publisher=Singapore Department of Statistics|year=2001|isbn=981-04-4448-6}}
* {{cite book|last=Leow|first=Bee Geok|title=Census of Population 2000: Demographic Characteristics|location=Singapore|publisher=Singapore Department of Statistics|year=2001|isbn=981-04-4448-6}}
* {{cite book|last=Leow|first=Bee Geok|title=Census of Population 2000: Education, Language and Religion|location=Singapore|publisher=Singapore Department of Statistics|year=2001|isbn=981-04-4459-1}}
* {{cite book|last=Leow|first=Bee Geok|title=Census of Population 2000: Education, Language and Religion|location=Singapore|publisher=Singapore Department of Statistics|year=2001|isbn=981-04-4459-1}}
Baris 50: Baris 261:
* {{cite book|last=Netto|first=Leslie (ed.)|title=Passage of Indians: 1923–2003|location=Singapore|publisher=[[Singapore Indian Association]]|year=2003|isbn=981-04-8531-X}}
* {{cite book|last=Netto|first=Leslie (ed.)|title=Passage of Indians: 1923–2003|location=Singapore|publisher=[[Singapore Indian Association]]|year=2003|isbn=981-04-8531-X}}
* {{cite book|last=Tan|first=Sylvia|title=Singapore Heritage Food: Yesterday's recipes for today's cook|location=Singapore|publisher=Landmark Books|year=2004}}
* {{cite book|last=Tan|first=Sylvia|title=Singapore Heritage Food: Yesterday's recipes for today's cook|location=Singapore|publisher=Landmark Books|year=2004}}
* {{cite book|last=Turnbull|first=C.M. (Mary)|title=A History of Singapore, 1819–1988|edition=2nd ed.|location=Singapore|publisher=[[Oxford University Press]]|year=1989|isbn=0-19-588943-6}}
* {{cite book|last=Turnbull|first=C.M. (Mary)|title=A History of Singapore, 1819–1988|url=https://archive.org/details/historyofsingapo0000turn|edition=2nd ed.|location=Singapore|publisher=[[Oxford University Press]]|year=1989|isbn=0-19-588943-6}}
{{refend}}
{{refend}}


Baris 57: Baris 268:
* {{cite book|last1=Rai|first1=Raghu|first2=Niru K.|last2=Pillai|title=Arpanam : A Dedication: Facets of Singapore Indians|location=Singapore|publisher=Produced by [[Landmark Books]] for the Organising Committee of a Dinner by the Indian Community|year=1994|isbn=981-3002-82-4}}
* {{cite book|last1=Rai|first1=Raghu|first2=Niru K.|last2=Pillai|title=Arpanam : A Dedication: Facets of Singapore Indians|location=Singapore|publisher=Produced by [[Landmark Books]] for the Organising Committee of a Dinner by the Indian Community|year=1994|isbn=981-3002-82-4}}
* {{cite book|last1=Sandhu|first1=K.S.|first2=A.|last2=Mani|title=Indian Communities in Southeast Asia|location=Singapore|publisher=[[Institute of Southeast Asian Studies]] (ISEAS) & Times Academic Press|year=1993|isbn=981-210-017-2}}
* {{cite book|last1=Sandhu|first1=K.S.|first2=A.|last2=Mani|title=Indian Communities in Southeast Asia|location=Singapore|publisher=[[Institute of Southeast Asian Studies]] (ISEAS) & Times Academic Press|year=1993|isbn=981-210-017-2}}
* {{cite book|last1=Siddique|first1=Sharon|first2=Nirmala Puru|last2=Shotam|title=Singapore's Little India: Past, Present, and Future|edition=2nd ed.|location=Singapore|publisher=[[Institute of Southeast Asian Studies]]|year=1990|isbn=9971-902-31-1}}
* {{cite book|last1=Siddique|first1=Sharon|first2=Nirmala Puru|last2=Shotam|title=Singapore's Little India: Past, Present, and Future|url=https://archive.org/details/singaporeslittle0000sidd|edition=2nd ed.|location=Singapore|publisher=[[Institute of Southeast Asian Studies]]|year=1990|isbn=9971-902-31-1}}
* {{cite book|last=Sinnappah|first=Arasaratnam|title=Indians in Malaysia and Singapore|edition=Rev. ed.|location=Kuala Lumpur; New York, N.Y.|publisher=[[Oxford University Press]]|year=1979|isbn=0-19-580427-9}}
* {{cite book|last=Sinnappah|first=Arasaratnam|title=Indians in Malaysia and Singapore|edition=Rev. ed.|location=Kuala Lumpur; New York, N.Y.|publisher=[[Oxford University Press]]|year=1979|isbn=0-19-580427-9}}
* {{cite book|last=Soundar|first=Chitra|title=Gateway to Indian Culture|edition=2nd ed.|location=Singapore|publisher=Asiapac|year=2003|isbn=981-229-327-2}}
* {{cite book|last=Soundar|first=Chitra|title=Gateway to Indian Culture|edition=2nd ed.|location=Singapore|publisher=Asiapac|year=2003|isbn=981-229-327-2}}
* {{cite book|last=Walker|first=Anthony R. (ed.)|title=New Place, Old Ways: Essays on Indian Society and Culture in Modern Singapore|location=Delhi|publisher=Hindustan Pub. Corp|year=1994|isbn=81-7075-027-X}}
* {{cite book|last=Walker|first=Anthony R. (ed.)|title=New Place, Old Ways: Essays on Indian Society and Culture in Modern Singapore|url=https://archive.org/details/isbn_817075027x|location=Delhi|publisher=Hindustan Pub. Corp|year=1994|isbn=81-7075-027-X}}
* {{cite book|last=Rerceretnam|first=Marc J.|title=Black Europeans, the Indian coolies and empire : colonialisation and christianized Indians in colonial Malaya & Singapore, c. 1870s - c. 1950s, PhD thesis|location=Sydney|publisher=University of Sydney|year=2003}}
* {{cite book|last=Rerceretnam|first=Marc J.|title=Black Europeans, the Indian coolies and empire : colonialisation and christianized Indians in colonial Malaya & Singapore, c. 1870s - c. 1950s, PhD thesis|location=Sydney|publisher=University of Sydney|year=2003}}


Baris 78: Baris 289:


{{DEFAULTSORT:Orang India Di Singapura}}
{{DEFAULTSORT:Orang India Di Singapura}}
[[Kategori:Suku bangsa di Singapura]]
[[Kategori:Kelompok etnik di Singapura]]

Revisi terkini sejak 12 Juli 2024 11.09

Orang India di Singapura
சிங்கப்பூர் இந்தியர்கள்
Galeri gambar
Tharman Shanmugaratnam
தர்மன் சண்முகரத்தினம்
Presiden Singapura kesembilan sejak 2023
Sharanjit Leyl
ਸ਼ਰਨਜੀਤ ਲੀਲ
Presenter TV, untuk BBC.
Devan Nair
ദേവൻ നായർ
mantan Presiden Singapura.
Indranee Rajah
இந்திராணி ராஜா
Menteri di Kantor Perdana Menteri dan mantan pengacara TV
K. Shanmugam
காசிவிஸ்வநாதன் சண்முகம்
Menteri Dalam Negeri Singapura
Lady Kash
லேடி காஷ்
rapper/penulis lagu
Halimah Yacob
حليمة بنت يعقوب
mantan Presiden Singapura.
Pritam Singh
ਪ੍ਰੀਤਮ ਸਿੰਘ
Pemimpin Oposisi
Vivian Balakrishnan
விவியன் பாலகிருஷ்ணன்
Menteri Urusan Luar Negeri Singapura
Jumlah populasi
362,274
9,0% dari populasi Singapura(2020)[1]
Bahasa
Utamanya Tamil dan Inggris
Agama
Kelompok etnik terkait

Orang India Singapura adalah warga negara Singapura yang memiliki keturunan India atau Asia Selatan secara umum. Mereka merupakan sekitar 9,0% dari warga negara Singapura, menjadikannya kelompok penduduk dengan ras dan etnis terbesar ketiga di Singapura.[2]

Kontak dengan India kuno meninggalkan pengaruh yang besar pada budaya Melayu asli Singapura. Namun, pemukiman besar-besaran orang India di pulau itu baru terjadi pada saat pendirian Singapura modern oleh Imperium Inggris pada tahun 1819.Pada awalnya, populasi India bersifat sementara, kebanyakan terdiri dari laki-laki muda yang datang sebagai pekerja kerajaan, buruh dan tentara. Menjelang pertengahan abad ke-20, komunitas yang menetap telah terbentuk, dengan rasio jenis kelamin yang lebih seimbang dan penyebaran kelompok usia yang lebih baik.

Warga India Singapura memiliki keberagaman bahasa dan agama, dengan etnis Tamil sebagai yang terbanyak. Budaya Indo-Singapura telah bertahan dan berkembang selama lebih dari 200 tahun. Menjelang akhir abad ke-20, budaya ini telah menjadi berbeda dari budaya Asia Selatan kontemporer, dengan unsur-unsur India Singapura menyebar luas ke dalam budaya Singapura yang lebih luas yang mencakup kelompok etnis lainnya.

Individu-individu keturunan Asia Selatan terkemuka telah lama memberikan kontribusi signifikan di Singapura sebagai pemimpin di berbagai bidang kehidupan nasional. Secara kolektif, orang India Singapura juga terwakili dengan baik, di bidang-bidang seperti politik, pendidikan, diplomasi, hukum, olahraga, dan lain-lain.


Definisi Orang India Singapura

[sunting | sunting sumber]
Pasangan India di Singapura, sekitar tahun 1890.

Departemen Statistik Singapura secara luas mendefinisikan orang India sebagai ras (atau kelompok etnis) yang meliputi "orang-orang yang berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, atau Sri Lanka seperti Tamil, Telugu, Malayali, Punjab, Benggala, Sinhala, dll."[3][4]

Orang India di Singapur dapat lebih lanjut didefinisikan berdasarkan status kewarganegaraan dan residensi. Sebagian besar etnis India adalah warga negara Singapura, yang dikenal dalam sebutan lokal sebagai Singaporean India (India Singapura), atauLocal Indians (India lokal). Mereka biasanya adalah penduduk asli yang lahir di sana dan merupakan generasi kedua, ketiga, keempat, atau bahkan kelima keturunan para pemukim dari anak benua India.

Selain itu, terdapat banyak pekerja migran etnis India di Singapura. Warga negara asing dari Republik India disebut 'Indian nationals' (warga negara India), atau bahkan 'Indian Indians' (India negara India).[5]Orang India asing dapat dibedakan berdasarkan status residensi mereka.

Profil Etno-Linguistik Warga India Singapura

[sunting | sunting sumber]

Warga India Singapura dikelompokkan menurut latar belakang etnolinguistik mereka masing-masing di anak benua India atau 'kelompok dialek'. Sebagian besar orang India di Singapura memiliki hubungan leluhur dengan India Selatan dan Sri Lanka, dengan kelompok besar dari India Utara dan India Barat yang merupakan sebagian besar sisanya. Umumnya mereka adalah keturunan pemukim bebas dan indentured dari India selama abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20.

Persentase dalam tabel mengacu pada proporsi setiap kelompok bahasa dalam komunitas Penduduk India yang lebih besar di Singapura.

PunjabSindhGujaratGoaLakshadweepKeralaSri LankaTamil NaduPuducherryPuducherryAndhra PradeshTelanganaBengalIndia
Peta interaktif ini menggambarkan latar belakang etno-linguistik sebagian besar warga India Singapura. Klik pada wilayah regional untuk melihat nama negara bagian, provinsi, atau wilayah.[Note 1][Note 2]
Profil Populasi Kelompok Dialek India Singapura
(Populasi penduduk; Warga negara Singapura dan Penduduk Tetap.)[6]
Latar belakang etno-linguistik Asal usul leluhur sensus 2010 Persentase
Tamil Tamil Nadu
Sri Lanka
Puducherry
188,591 54.18%
Malayali Kerala
Lakshadweep
26,348 7.57%
Punjab Punjab 18,624 5.35%
Gujarat Gujarat 4,124 1.18%
Sindhi Sindh 3,971 1.14%
Sinhaka Sri Lanka 3,140 0.90%
Telugu
Benggala
Hindustan
Portugis-India (Kristang)
Parsi
Lainnya atau multi-etnis [Note 3]
Andhra Pradesh
Telangana
Bengal
Goa
Various
103,321 29.68%
348,119 100%
  1. ^ Peta ini menggambarkan India sebagai entitas yang tidak terbagi sebelum pemisahan pada tahun 1947, karena beberapa warga India Singapura menelusuri akar mereka ke wilayah yang sekarang berada di luar Republik India.
  2. ^ Peta ini juga mencakup negara-negara lain di anak benua India, karena "Warga India Singapura" adalah istilah luas yang mencakup berbagai etnis Asia Selatan yang berada di luar India itu sendiri, seperti Tamil Sri Lanka.
  3. ^ Menurut hukum Singapura, orang Singapura yang memiliki warisan multi-etnis harus mengikuti kelompok etnis paternal (ayah) mereka.

Komposisi demografi India Singapura dicirikan oleh mayoritas Tamil (54,18%) dan sejumlah besar kelompok minoritas. Etnis Tamil di Singapura termasuk keturunan pemukim Tamil dari India dan Sri Lanka (kadang-kadang disebut sebagai 'Ceylon').Etnis Malayali, yang menelusuri warisan mereka ke Kerala di India Selatan, membentuk komunitas terbesar kedua, yang membentuk 7,57% dari populasi India setempat. Tamil dan Malayali adalah dua komunitas etnolinguistik India Selatan utama di Singapura, yang membentuk dua pertiga dari populasi India.

Sementara itu, tiga kelompok etnolinguistik India Utara utama di Singapura (komunitas Punjabi, Gujarati, dan Sindhi) membentuk 7,67% dari populasi India Singapura. Sisanya 29,68% terdiri dari banyak kelompok minoritas dengan nenek moyang dari India Selatan (seperti Telugu) dan India Utara (seperti Hindustan, istilah Melayu sehari-hari untuk orang India berbahasa Hindi), atau orang Singapura campuran etnis dengan kewarisan paternal India.

Masa pra-kolonial

[sunting | sunting sumber]
Sepotong Prasasti Singapura, bertuliskan Askara Brahmi, sekitar abad ke-10 hingga ke-13.

India Kuno memiliki pengaruh yang besar terhadap Asia Tenggara melalui perdagangan, misi keagamaan, peperangan, dan berbagai bentuk kontak lainnya. Singapura pada masa pra-kolonial merupakan bagian dari "Kerajaan Hindu-Buddha" seperti Sriwijaya dan Majapahit, yang membentuk bagian dari wilayah budaya yang dikenal sebagai India Raya.[7]

Sebelum Islam menyebar, Singapura dan wilayah Melayu lainnya beragama Hindu-Buddha. Bukti pengaruh India yang paling kuat dan bertahan lama dalam budaya Melayu adalah banyaknya kata serapan bahasa India dalam bahasa Melayu.

Pengaruh India juga terlihat dalam simbol dan mitologi yang terkait dengan Singapura kuno. Sejarah Melayu, atau Sulalatus Salatin, menggambarkan pangeran India yang mendirikan Singapura - Sang Nila Utama - sebagai keturunan Aleksander Agung dan seorang Puteri India.[8]Sementara itu, keterkaitan kerajaan dan kesucian Bukit Benteng Canning, yang menjadi tempat kedudukan para penguasa kuno, dihubungkan dengan konsep Gunung Meru dalam agama Hindu.[9]

Penggalian arkeologi telah menemukan artefak Hindu-Buddha dari periode pra-kolonial. Pada tahun 1822, John Crawfurd mendokumentasikan reruntuhan candi Hindu atau Buddha di Bukit Benteng Canning. Dua artefak pra-kolonial terpenting Singapura adalah Prasasti Singapura, yang bertuliskan aksara Indic, dan gelang emas yang bermotif kepala 'kala' Hindu.[10]

Periode Kolonial: 1820-an–1950-an

[sunting | sunting sumber]

Migrasi dan pemukiman

[sunting | sunting sumber]

Setelah penjajahan Portugis atas Melaka (Malaysia) pada tahun 1511, pemerintah Portugis mendorong para penjelajah mereka untuk membawa istri-istri India mereka yang telah memeluk agama Kristen Katolik Romawi, di bawah kebijakan yang ditetapkan oleh Afonso de Albuquerque, yang saat itu menjadi Wizurai India Portugis (Raja Muda India).

Orang-orang ini adalah Umat Katolik Goa(Katolik Konkani) dan Katolik Bombay Timur (Katolik keturunan Marathi). Para Kuparis yang merupakan keturunan campuran Brahmana Samveda, Goa, dan Portugis juga turut datang.Komunitas Sinhala dan keturunan mereka dari Portugis, termasuk Orang Portugis Sri Lanka (Portuguese Burghers) dari Ceylon Portugis, juga datang belakangan. Anak-anak mereka telah kawin campur dengan penduduk Melayu, sehingga kehilangan identitas etnis mereka.Hubungan dengan India kembali terjalin kuat antara tahun 1819 hingga Perang Dunia II, ketika India dan Singapura sama-sama berada di bawah penjajahan Inggris. Berbeda dengan bentuk kontak sebelumnya, hal ini memicu migrasi massal dan pada akhirnya, terbentuknya populasi yang besar, menetap, dan memiliki ciri khas.Pada tahun 1824, sensus pertama Singapura mencatat 756 penduduk India, atau sekitar 7% dari total populasi[11].ada tahun 1826, data resmi mencatat total populasi sebesar 13.750 jiwa, di mana 1.021 di antaranya adalah orang India - 244 berasal dari Benggala dan 777 dari Pesisir Koromandel, yang sebagian besar adalah laki-laki.[12]

Awalnya, imigran India sebagian besar adalah pria dewasa yang datang dari India untuk mencari pekerjaan, menjalani tugas militer, atau menjalani hukuman penjara selama beberapa tahun sebelum kembali ke kampung halaman. Terdapat aliran keluar-masuk orang India yang konstan dari kota ini, membuat komunitas lokal menjadi cukup sementara.Sebagian kecil orang India lainnya adalah pedagang kaya yang menetap di Singapura dan membangun institusi komersial dan sosial lokal. Yang paling terkenal di antara mereka adalah Naraina Pillai, pemimpin komunitas India paling awal dan kontraktor bangunan pertama di pulau itu. Pada tahun 1827, beliau juga mendirikan Kuil Sri Mariamman, tempat ibadah Hindu tertua di Singapura.

Masuknya orang India dalam setengah abad setelah 1819 menyebabkan periode singkat di mana, untuk pertama dan satu-satunya kalinya, populasi orang India melampaui orang Melayu dan menjadi kelompok etnis terbesar kedua. Pada tahun 1860, mereka membentuk 16% dari populasi penduduk Singapura.[13]Namun, jumlah mereka kemudian turun dari 13.000 pada tahun itu menjadi 12.000 pada tahun 1880, atau 8,7% dari populasi . Setelah ini, orang India perlahan mulai menetap secara permanen dalam jumlah yang lebih besar dan perbandingan ukuran komunitas India di Singapura kolonial menjadi stabil, berfluktuasi antara 7,7% dan 9,4%.

Karakteristik sosial

[sunting | sunting sumber]

Para akademisi menggambarkan komunitas India di masa kolonial sebagai komunitas yang beragam dan sangat berstrata berdasarkan kelas sosial. Menurut Dr Rajesh Rai, hierarki sosial tersebut terdiri dari empat kelompok utama: elit profesional terdidik (lebih dari 0,5% dari komunitas India), kelompok pedagang (di bawah 10%), kelas menengah kerah putih (5–7%) dan buruh tidak terdidik (lebih dari 80%).[14]

Kelas sosial dan fungsi pekerjaan juga selaras dengan asal etnis para imigran. Misalnya, Tamil Sri Lanka dan Malayali membentuk inti dari kelas menengah atas berpendidikan Inggris. Keluarga pedagang cenderung berketurunan Sindhi, Gujarati, dan Tamil . Kasta atas Hindu India Selatan cenderung melakukan pekerjaan terampil tradisional, seperti pemberi pinjaman uang (Chettiar) dan pendeta (Brahmana). Orang Sikh sering menjadi polisi atau penjaga keamanan swasta.Sebagian besar migran ini adalah migran sukarela yang masuk dan keluar Singapura dengan bebas menggunakan sumber daya mereka sendiri. Pekerja kasar (kuli) yang tidak terdidik kebanyakan adalah petani Tamil yang tidak memiliki tanah dari kasta Sudra serta Adi Dravida atau 'Paria'. Mereka seringkali menjadi buruh kontrak yang didatangkan melalui berbagai skema perekrutan tenaga kerja untuk bekerja di perkebunan karet di Malaya. Banyak dari mereka yang kemudian bekerja di Singapura setelah terbebas dari ikatan kontrak tersebut.Kelompok lain yang kurang memiliki kebebasan adalah militer. Orang India pertama di Singapura adalah 120 sepoy dalam Infanteri Asli Bengal dan 'kontingen bazaar' yang terdiri dari tukang cuci, pelayan, dan lainnya yang datang bersama Thomas Stamford Raffles pada kunjungan pertamanya di tahun 1819. Sepanjang periode kolonial, personel militer berasal dari seluruh India. Sebagian besar kembali ke kampung halaman mereka setelah dinas mereka tanpa menetap di Singapura.[15][16]

Gerakan reformasi sosial

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-19, gerakan reformasi Hindu muncul di India sebagai bagian dari modernisasi budaya yang lebih luas. Gerakan-gerakan ini berusaha untuk mempromosikan apa yang mereka anggap sebagai bentuk Hindu yang lebih otentik sambil mengatasi pelanggaran sosial, seperti sistem kasta Hindu. Gerakan-gerakan ini menyebar ke komunitas India di luar negeri, termasuk Singapura. Kelompok-kelompok seperti Misi Ramakrishna, Arya Samaj, dan Sree Narayana Mission menjadi saluran aktif gerakan reformasi ini.Praktik keagamaan tradisional, terutama di kalangan Hindu kasta rendah, berpusat pada berbagai tradisi rakyat pedesaan, ritual esoteris, dan takhayul. Sebaliknya, gerakan baru ini menarik perhatian umat Hindu perkotaan yang berpendidikan lebih baik, dengan mengadakan kelas pendidikan agama untuk anak-anak dan orang dewasa, serta menafsirkan nilai-nilai, konsep, dan prinsip-prinsip di balik agama tersebut untuk masyarakat awam.Kelompok-kelompok ini juga mendorong hubungan yang lebih langsung dengan Tuhan, tanpa perantara pendeta Brahmin dan ritual, melalui pengabdian individu (berasal dari gerakan Bhakti), melantunkan Bhajan atau hymne, serta melalui yoga. Pelayanan amal juga dipromosikan. Ramakrishna Mission di Singapura mendirikan rumah untuk anak laki-laki dari keluarga bermasalah, sementara Sree Narayana Mission mendirikan rumah untuk orang tua miskin yang terlantar.

Gerakan reformasi sosial lainnya adalah Gerakan Respect Diri (Swadharma), yang muncul di Tamil Nadu pada 1920-an untuk membebaskan orang Dravida, khususnya Adi Dravida dan Tamil kasta rendah dari apa yang dianggap sebagai penindasan Brahmana.Gerakan ini mencari inspirasi dari sejarah dan budaya Tamil. Di Singapura, kelompok-kelompok seperti Persatuan Reformasi Tamil (Tamil Reform Association) terinspirasi oleh gerakan ini. Mereka mengimpor publikasi dari India yang mempromosikan gerakan tersebut, dan mereka juga menjamu para pemimpin Gerakan Swadharma (Gerakan Penghargaan Diri) yang berkunjung ke Singapura dari Tamil Nadu.Kelompok-kelompok Singapura ini berfokus pada reformasi moral, sosial, dan agama. Misalnya, mereka mengkampanyekan penentangan terhadap perbedaan kasta dan penyalahgunaan alkohol. Kelompok-kelompok ini juga mempromosikan penggunaan bahasa Tamil dan pengembangan sastra Tamil di Singapura melalui pendirian surat kabar dan sekolah Tamil. Mereka juga terlibat dalam aktivisme serikat pekerja, terutama di sektor pekerjaan yang didominasi oleh orang Tamil.Wartawan dan guru berpendidikan Tamil berada di garda depan gerakan ini. Pemimpin seperti Thamizhavel G. Sarangapani berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak orang Tamil dan India, dengan cara mendorong orang India untuk mendaftar sebagai warga negara Singapura pada 1950-an dan mengkampanyekan agar bahasa Tamil menjadi salah satu bahasa resmi Singapura.[17]

Dahagi Singapura 1915

[sunting | sunting sumber]

Pemberontakan Singapura 1915 atau Dahagi Singapura 1915, juga dikenal sebagai Pemberontakan Sepoy 1915, adalah peristiwa yang melibatkan 850 tentara Angkatan Darat India Britania yang memberontak terhadap atasan Inggris mereka pada 15 Februari 1915 di Singapura. Pemberontakan ini merupakan bagian dari Konspirasi Ghadar 1915 (jangan disamakan dengan Pemberontakan India 1857).Pemberontakan ini berlangsung selama hampir tujuh hari, dan mengakibatkan kematian 47 tentara dan warga sipil di tangan para pemberontak. Para pemberontak tersebut kemudian ditangkap dan diadili dalam pengadilan Militer (court-martialled). Mereka yang terbukti bersalah atas kejahatan berat dieksekusi oleh Korps Sukarelawan Singapura (Singapore Volunteer Corps).

Gerakan politik

[sunting | sunting sumber]

Gerakan nasionalis di India mendirikan cabang-cabang organisasi di Singapura untuk mendapatkan dukungan dari penduduk India di sana demi memperjuangkan kemerdekaan India. Liga Kemerdekaan India (Indian Independence League) adalah organisasi Gerakan perlawanan yang beroperasi dari tahun 1920-an hingga 1940-an. Organisasi ini dibentuk untuk mempersatukan orang India yang tinggal di luar India untuk mengusir Inggris dari India. Didirikan pada tahun 1928 oleh nasionalis India, Subhas Chandra Bose dan Jawaharlal Nehru, organisasi ini aktif di Singapura dan Malaya setelah keberhasilan Jepang dalam Kampanye Malaya pada Perang Dunia Kedua.

Tentara Nasional India (Indian National Army - INA) adalah pasukan bersenjata yang dibentuk oleh kaum nasionalis India pada tahun 1942 di Asia Tenggara, bersamaan dengan masa Perang Dunia Kedua. Tujuan mereka adalah menggulingkan Kemaharajaan Britania di India dengan bantuan Jepang.

Selama pendudukan Jepang di Singapura dan Malaya, banyak tentara dan warga sipil India yang direkrut untuk bergabung dengan INA. Sayangnya, banyak dari mereka gugur saat bertempur bersama Jepang melawan Inggris di Burma selama perang tersebut.Menjelang kemerdekaan negara-negara di kawasan ini, orang India dan Tionghoa di Malaya berorganisasi dalam bentuk partai politik berdasarkan etnis. Sebagai contoh, Asosiasi India di Singapura, yang saat ini menjadi klub sosial dan rekreasi, dulunya merupakan bagian dari jaringan klub serupa di Malaya pada awal abad ke-20. Jaringan klub-klub ini kemudian bersatu untuk membentuk Kongres India Malaysia(MIC), yang saat ini menjadi partai politik etnis India dalam koalisi pemerintahan Barisan Nasional di Malaysia. Berbeda dengan keseimbangan demografis etnis yang rumit di Malaysia, Singapura memiliki mayoritas penduduk Tionghoa yang besar. Hal ini membuat politik berbasis etnis menjadi kurang efektif, dan lebih condong ke arah politik berbasis kelas sosial. Sebagai contoh, beberapa profesional India mendukung partai-partai pro-Inggris yang lebih konservatif, karena mereka adalah penerima manfaat dari sistem kolonial. Sebaliknya, Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa menganut ideologi demokrasi sosial yang mendapat dukungan dari serikat pekerja India. S. Rajaratnam adalah salah satu anggota pendiri PAP, dan dia bekerja untuk mendefinisikan dan memperjuangkan visinya tentang negara multi-ras, berbeda dengan model Malaysia.

Pemimpin dan intelektual India yang condong ke kiri, seperti C.V. Devan Nair dan James Puthucheary, awalnya mendukung kelompok-kelompok sayap kiri yang lebih radikal. Mereka pernah dipenjara oleh Inggris karena aktivisme serikat buruh yang radikal. Kemudian, beberapa dari orang-orang ini bergabung dengan sayap moderat PAP. Devan Nair kemudian membangun gerakan serikat pekerja modern di Singapura, Kongres Serikat Buruh Nasional. Akibatnya, orang India di Singapura cenderung bersekutu, baik secara individu maupun kelompok, dengan partai-partai yang menganjurkan ideologi politik atau ekonomi tertentu, alih-alih berdasarkan garis ras semata.

Sejarah pascakolonial: 1960an – sekarang

[sunting | sunting sumber]

Periode pasca-kolonial segera

[sunting | sunting sumber]

Para akademisi telah mengidentifikasi dua fase dalam perkembangan komunitas India setelah kemerdekaan Singapura pada tahun 1965.[18] Fase pertama, dari tahun 1965 hingga awal 1990-an, mengalami penurunan proporsi komunitas dari 9% pada tahun 1957 menjadi titik terendah 6,4% pada tahun 1980. Salah satu alasannya adalah penarikan pasukan militer Inggris pada awal 1970-an, yang menyebabkan pemulangan banyak pekerja pangkalan militer India. Faktor lainnya adalah pensiunnya para pria tua, yang memilih kembali ke keluarga mereka di India.Di sisi lain, pembatasan imigrasi pasca-1965 menghentikan migrasi baru dari India. Lebih lanjut, terjadi peningkatan emigrasi orang India Singapura ke Barat pada akhir 1980-an. Selama periode ini, populasi India secara absolut terus meningkat karena pertambahan alami. Meskipun secara proporsional menjadi lebih kecil, komunitas ini juga menjadi lebih mapan, dengan beberapa generasi baru lahir secara lokal. Novel sejarah berjudul 'Sembawang: A Novel' mengeksplorasi gagasan ini serta menelusuri kehidupan para migran India yang tinggal di kantong India di luar Pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Inggris pada 1960-an.[19]

Pada dekade 1960 hingga 1980an, pemerintah Partai Aksi Rakyat (PAP) berusaha untuk menumbuhkan identitas nasional yang sama dan mengakhiri kecenderungan historis warga Singapura untuk mengidentifikasi diri dengan politik nasional – dan seringkali nasionalistis – dari tanah air leluhur mereka. Meskipun kelompok etnis yang berbeda diizinkan dan terkadang didorong untuk mempertahankan identitas budaya mereka, mereka juga didorong untuk berintegrasi secara sosial, politik, dan ekonomi lintas etnis.Pemerintah menjalankan kebijakan untuk mengintegrasikan ras di perumahan umum dan sekolah nasional. Para pemuda menjalani wajib militer selama dua tahun di kamp militer atau kepolisian yang beragam etnis. Bisnis keluarga tradisional digantikan oleh badan pemerintah atau perusahaan multinasional asing, yang mempekerjakan tenaga kerja multi-etnis berdasarkan kemampuan meritokratis daripada kekerabatan atau etnis. Akibatnya, "penanaman identitas Singapura sebagian besar berhasil mengubah migran India menjadi India-Singapura.""[18]Secara umum, pola sosial dan aktivitas politik etnik India menjadi selaras dan terintegrasi dalam arus utama nasional sejak tahun 1960an.

Meskipun pemerintah Singapura mengusung kebijakan publik dan wacana politik tentang integrasi ras dan identitas nasional, mereka akhirnya mengakui bahwa perbedaan penting dalam profil sosial-ekonomi dari ketiga ras utama tetap ada di periode pasca-kolonial. Awalnya, pemerintah membentuk Mendaki, sebuah kelompok swadaya masyarakat Melayu semi-otonom untuk mendorong kemajuan pendidikan dalam komunitas tersebut guna mengatasi prestasi rendah siswa Melayu. Pada 1980-an, pendekatan ini – yang awalnya dilihat sebagai tindakan luar biasa yang diambil untuk komunitas Melayu – menjadi terjalin dengan retorika "Nilai-nilai Asia". Retorika ini mendorong kesadaran dan kebanggaan yang lebih besar terhadap warisan etnis masing-masing warga negara, sebagai benteng melawan pengaruh budaya Barat yang dianggap negatif. Akibatnya, pemerintah membentuk Asosiasi Pengembangan India Singapura (Singapore Indian Development Association -SINDA) pada tahun 1991 untuk mengatasi masalah pendidikan dan sosial masyarakat India. Tak lama kemudian, badan serupa dibentuk untuk komunitas mayoritas Tionghoa.

Selain keberadaan kelompok swadaya masyarakat berdasarkan etnis seperti SINDA (yang masih kontroversial di Singapura), pemerintah pada dasarnya menerapkan kebijakan yang menekankan integrasi ras dan identitas nasional. Dengan latar belakang inilah kebijakan imigrasi dilonggarkan pada 1990-an, yang menyebabkan masuknya banyak orang asing ke Singapura, khususnya warga negara India. Hal ini menandai fase baru dalam sejarah komunitas India di Singapura.

Periode Kontemporer: 1990an – sekarang.

[sunting | sunting sumber]

Periode kedua dimulai pada awal 1990-an, ketika kebijakan imigrasi dilonggarkan untuk menarik profesional asing guna meningkatkan jumlah dan keterampilan tenaga kerja lokal. Pemerintah ingin menarik migran berpendidikan tinggi dari negara-negara Asia yang diharapkan mau dan mampu menetap secara permanen. Hal ini juga mengatasi masalah tingkat kelahiran Singapura yang sangat rendah. Selain para profesional ini, pekerja asing tidak terampil direkrut sebagai tenaga kerja manual berbiaya rendah untuk lokasi konstruksi dan sektor kebersihan, meskipun tanpa prospek menetap permanen. Akibat dari kebijakan ini, populasi India tumbuh lebih cepat dibandingkan kelompok lain. Proporsi warga negara India dan penduduk tetap meningkat dari 6,4% pada tahun 1980 menjadi 9,23% pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan jumlah warga negara India yang memperoleh kewarganegaraan atau residensi permanen Singapura.

Beberapa tahun belakangan, Departemen Statistik Singapura telah berhenti menyediakan data etnis tentang warga negara asing jangka pendek atau 'non-penduduk' yang tinggal di Singapura (yaitu mereka yang tidak memiliki Permanent Residence Singapura). Per akhir Juni 2007, terdapat sekitar 1.005.500 orang tersebut, atau 21,5% dari total populasi..[20] Kelompok ini termasuk pemegang izin kerja dua tahun serta pemegang Izin Kerja, Tanggungan, dan Pelajar yang dapat diperpanjang.[21]Pada tahun 2005, Dr Rajesh Rai dari Universitas Nasional Singapura mengamati bahwa "survei independen memperkirakan jumlah orang Asia Selatan dengan izin kerja menjadi… sekitar 90.000–100.000 orang."[22]

Angka rilis awal dari Sensus 2010 Singapura menunjukkan, untuk pertama kalinya, jumlah warga negara Singapura etnis India, dan Penduduk Tetap Singapura etnis India, secara terpisah - alih-alih menggabungkan keduanya. Pada tahun 2010, terdapat 237.473 warga negara Singapura India, atau 7,35% dari populasi warga negara. Terdapat 110.646 PR India, atau 20,45% dari populasi PR. Secara total, etnis India berjumlah 348.119, atau 9,23% dari populasi 'penduduk' warga negara dan PR.

Partisipasi dalam kehidupan negara

[sunting | sunting sumber]
  • Politik
  • Hukum
  • Diplomasi
  • Pendidikan
  • Layanan Sipil
  • Bisnis

Saluran Televisi

[sunting | sunting sumber]
Saluran Frekuensi Nama Saluran virtual Bahasa Format gambar Type Daerah siaran Situs pemancar 24-Jam Multiplex Tanggal pembukaan
31 554MHz Vasantham 5HD Tamil HDTV (1080i 16:9) Saluran Hiburan Umum Singapore
Johor Bahru(Malaysia)
Batam/Batam Islands, Riau (Indonesia)
Pusat Transmisi Bukit Batok No MUX2 Mediacorp Pusat Transmisi Bukit Batok 19 October 2008; 16 tahun lalu (19 October 2008)
Frekuensi (Johor Bahru, Singapore dan Batam City/Batam Islands) TRP (kW) Station RDS Bahasa Genre Daerah siaran Situs pemancar Tanggal pembukaan
96.8 MHz (Johor Bahru, Singapura dan Batam City/Batam Islands) 10 Oli 968 OLI_968_ Tamil Musik kontemporer dewasa
Informasi hiburan
Singapura
Johor Bahru (Malaysia)
Batam/Batam Islands, Riau Islands (Indonesia)
Pusat Transmisi Bukit Batok 1 March 1937; 87 tahun lalu (1 March 1937) sebagai Radio Singapore dan Tamil Service (di bawah British Malaya Broadcasting Corporation)

Koran harian

[sunting | sunting sumber]
Koran Bahasa Format Slogan, Motto, Tagline dan Tema Didirikan Siratan rata-rata harian Posisi (Peringkat)
Tamil Murasu (தமிழ் முரசு) Tamil Lembar lebar Singapore's #1 Tamil Daily Newspaper 2 May 1936; 88 tahun lalu (2 May 1936) 999,995,991 (cetak + digital) #1
  1. ^ "Singapore Census 2020" (PDF). Singapore Government. hlm. 43. 
  2. ^ "Singapore in Figures 2018" (PDF). Singapore Government. January 2018. hlm. 16–17. Diakses tanggal 28 September 2018. 
  3. ^ "Census of Population 2010 Statistical Release 1: Demographic Characteristics, Education, Language and Religion" (PDF). Department of Statistics, Singapore. 2010. hlm. 185. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 May 2017. 
  4. ^ Leow, p.16.
  5. ^ Dalam Pidato Hari Nasional 2006, Perdana Menteri Singapura mengatakan "Seorang Tionghoa Tiongkok berbeda dengan seorang Tionghoa Singapura. Seorang India India berbeda dengan seorang India Singapura. Bahkan, ketika saya bertemu dengan Tuan Koizumi tahun lalu dan saya memberi tahu dia, tahukah Anda, kami membawa orang Tionghoa Tiongkok, India India, dia menatap saya, dia berkata, "Tionghoa Tiongkok?" Saya harus menjelaskan, "Ya, memang, mereka berasal dari Tiongkok. Orang Tionghoa Singapura berasal dari Singapura. Kami berbeda." "Transcript of PM's Rally Speech in English: Prime Minister Lee Hsein Loong's NDR 2006 (English speech): Singapore--Our Future, Our Home". singaporeangle.com. 21 August 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2011. Diakses tanggal 6 April 2007. 
  6. ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 October 2016. Diakses tanggal 22 August 2016. 
  7. ^ Hall, pp. 12–24
  8. ^ Low, Cheryl-Ann Mei Gek, 'Singapore from the 14th to 19th Century' in Miksic & Low (2004) p.14
  9. ^ Low, Cheryl-Ann Mei Gek, 'Singapore from the 14th to 19th Century' in Miksic & Low (2004) p.15
  10. ^ Lim, Wei Chean (31 January 2006). "Singapore's Treasures". The Straits Times. 
  11. ^ Turnbull, p.27.
  12. ^ Wright, Arnold; Cartwright, H.A., ed. (1907). Twentieth century impressions of British Malaya: its history, people, commerce, industries, and resources. hlm. 37. 
  13. ^ Turnbull, pp.36–37.
  14. ^ Lal, p.180.
  15. ^ Netto, p.14-17.
  16. ^ Lal, p.178-179.
  17. ^ Lal, p.181.
  18. ^ a b Lal, p.185.
  19. ^ Pillai, Anitha Devi (2020). Sembawang: A Novel (Translation). Marshall Cavendish Editions. ISBN 978-9814893282. 
  20. ^ http://www.singstat.gov.sg/pubn/reference/mdsmar10.pdf [pranala nonaktif permanen]
  21. ^ "Work passes and permits". Ministry of Manpower. Diakses tanggal 18 November 2017. 
  22. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lal-p176

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Brown, Adam (1999). Singapore English in a Nutshell: An Alphabetical Description of its Features. Singapore: Federal Publications. ISBN 981-01-2435-X. 
  • Chew, Ernest C.T.; Lee, Edwin (1991). A History of Singapore. Singapore: Oxford University Press. ISBN 0-19-588565-1. 
  • Hall, D.G.E. (1994). A History of South-East Asia (edisi ke-4th ed.). London: Macmillan Press. 
  • Lal, Brij V.; Reeves (exec. ed.), Peter; Rai, Rajesh (2006). The Encyclopedia of the Indian Diaspora. Singapore: Editions Didier Millet in association with National University of Singapore. ISBN 981-4155-65-9. 
  • Leow, Bee Geok (2001). Census of Population 2000: Demographic Characteristics. Singapore: Singapore Department of Statistics. ISBN 981-04-4448-6. 
  • Leow, Bee Geok (2001). Census of Population 2000: Education, Language and Religion. Singapore: Singapore Department of Statistics. ISBN 981-04-4459-1. 
  • Miksic, John N.; Low, Cheryl-Ann (Mei Gek) (2004). Early Singapore 1300s-1819: Evidence in Maps, Texts and Artefacts. Singapore: Singapore History Museum. 
  • Netto, Leslie (ed.) (2003). Passage of Indians: 1923–2003. Singapore: Singapore Indian Association. ISBN 981-04-8531-X. 
  • Tan, Sylvia (2004). Singapore Heritage Food: Yesterday's recipes for today's cook. Singapore: Landmark Books. 
  • Turnbull, C.M. (Mary) (1989). A History of Singapore, 1819–1988 (edisi ke-2nd ed.). Singapore: Oxford University Press. ISBN 0-19-588943-6. 

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]